Share

Bab 3

Author: Fira Adra
Aku membersihkan telapak tangan anakku, lalu meletakkannya kembali ke dalam peti mati. Akhirnya, tubuhnya utuh kembali. Tubuhku yang telah berusaha bertahan seharian, akhirnya tak mampu bertahan lagi dan aku jatuh pingsan.

Dalam mimpiku, anakku kembali. Dia menangis tersedu-sedu sambil bertanya, "Mama, kenapa Papa nggak suka sama aku?"

"Mama, Papa nggak cinta sama aku ya?"

Aku hanya bisa memeluk tubuh kecilnya erat-erat, air mata mengalir deras di wajahku.

Zayn, ini semua salah Mama. Kalau bukan karena Mama, Papa tidak akan memperlakukanmu seperti ini ....

Pernikahanku dengan Shawn berawal dari sebuah kebetulan. Di sebuah pesta dansa, dia dipengaruhi obat dan aku juga mabuk. Saat itu, aku merasa ini adalah takdir yang sudah digariskan. Namun sekarang, aku menyadari bahwa ini hanyalah sebuah hubungan yang penuh kemalangan.

Kami terlibat satu malam bersama dan setelah itu tidak pernah bertemu lagi. Siapa sangka aku mengandung anaknya? Demi memberikan keluarga yang utuh untuk anakku dan juga karena aku diam-diam menyukai Shawn, keluargaku mendatangi keluarganya untuk memberitahukan situasiku.

Setelah itu, kami menikah dan punya anak. Semuanya berjalan mulus. Shawn memang tidak pernah benar-benar menyukaiku, tetapi dia selalu bersikap sopan padaku.

Cukup lama aku mengira bahwa suatu hari aku akan bisa meluluhkan hatinya. Bagaimanapun, cinta bisa tumbuh seiring waktu.

Sampai akhirnya Christine kembali ke negara ini. Semuanya berubah.

Dia tak pernah punya waktu untuk liburan bersamaku dan anak kami, tetapi bisa meninggalkan pekerjaannya yang berat demi menemani Christine melukis di alam selama dua minggu.

Dia yang selalu merasa membeli hadiah itu tidak penting, malah membeli sebuah kristal yang sudah lama kuidamkan di pelelangan dengan harga sangat tinggi hanya untuk Christine.

Ketika anak kami demam tinggi, dia hanya berkata, "Christine sudah batuk beberapa hari dan belum sembuh."

"Zayn punya kamu yang merawatnya, jadi aku nggak khawatir. Tapi Christine cuma punya aku sebagai temannya di negara ini. Aku harus memastikan dia benar-benar membaik supaya aku bisa tenang."

Sejak saat itu, hatiku benar-benar hancur. Akhirnya aku sadar, tak peduli seberapa keras pun aku berusaha, aku tidak akan pernah bisa mendapatkan hati Shawn. Namun mengingat pernikahan kami melibatkan dua keluarga besar, aku tetap tidak mengajukan cerai.

Tak disangka, keputusan itu justru mencelakai anakku ....

Aku terbangun dari mimpi dengan tangisan. Dengan wajah penuh air mata, ibuku menyerahkan sesuatu padaku. "Kayla, ini ditemukan di kamar Zayn."

Aku menerima gambar itu. Sebuah lukisan sederhana yang dibuat oleh tangan mungil anakku. Lukisan itu menggambarkan kami bertiga dan di atasnya tertulis sebuah kalimat.

[ Selamat ulang tahun, Papa. Aku akan selalu mencintai Papa. ]

Itu adalah hadiah ulang tahun yang dipersiapkan Zayn untuk Shawn. Namun, dia tak akan pernah bisa menyerahkan hadiah itu langsung ke tangan ayahnya.

Aku menangis hingga hampir kehilangan suara dan ibuku meletakkan surat cerai yang selalu kubawa di sisiku ke hadapanku. "Kalau mau pisah, lakukanlah. Nggak perlu mikirin perusahaan."

....

Surat cerai itu langsung dikirimkan ke perusahaan Shawn secepat mungkin. Shawn pun segera datang ke rumah sakit. Betapa ironisnya, sudah hampir seminggu sejak aku mengalami keguguran, dia bahkan tidak pernah menelepon sama sekali. Namun karena Christine terkena flu ringan, dia mampir ke kamarku di rumah sakit.

Christine membawa bunga, katanya untukku. Namun ketika matanya menangkap lukisan yang terletak di samping tempat tidur, dia tiba-tiba panik dan gemetaran "Gambar itu ... gambar itu ...."

Christine berlutut, lalu menutup kedua telinganya dengan kuat dan menangis terisak. "Shawn, tolong bakar gambar itu untukku!"

Shawn sangat khawatir dan tanpa berpikir panjang, dia melempar bingkai gambar itu ke lantai dan menyalakan korek api.

Mataku memerah, aku mencabut jarum infus dari tanganku dan berlari ke arahnya. Kakiku yang telanjang tertusuk pecahan kaca hingga meneteskan darah di lantai.

"Kembalikan! Itu punyaku!" Aku menarik ujung baju Shawn, "Itu lukisan Zayn, itu lukisan Zayn ...."

Mata Shawn menunjukkan sejenak keraguan, tetapi Christine menjerit, "Kak Shawn, aku takut sekali. Gimana kalau nanti aku nggak bisa pegang kuas lagi?"

Shawn mengernyitkan alisnya memandangku dari atas, "Ini cuma sebuah gambar, bukan berarti dia nggak bisa melukis lagi!"

"Lagian, ini semua karena kesalahan Zayn! Sebenarnya Christine akhir-akhir ini kehilangan inspirasi, jadi dia merasa agak terbebani untuk melukis. Tapi Zayn malah merusak tangannya, sekarang setiap kali melihat lukisan, dia gemetar ketakutan!"

"Ssshhh ...." Shawn menyalakan korek apinya.

"Kumohon ... anggap saja ini permohonanku. Jangan lakukan ini ...." Aku berlutut memohon padanya dengan memukul-mukulkan kepalaku ke lantai. Pecahan kaca menusuk dahiku hingga meneteskan darah.

Namun, api kecil itu tetap melahap habis lukisan Zayn. Aku berteriak keras sambil mengulurkan tangan untuk merebutnya, tapi sudah terlambat. Api terlalu besar dan lukisan itu telah berubah menjadi abu dalam sekejap.

Aku memeluk sisa-sisa abu itu sambil terduduk di atas pecahan kaca, merasakan setiap tusukan yang merobek kulitku.

"Nggak ada lagi ... semuanya sudah hilang .... Lukisan terakhir Zayn juga sudah hilang ...."

Zayn, ini semua salah Mama ....

Related chapters

  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 4

    Shawn menatapku dengan ketidakpedulian saat melihat penderitaanku, malah terlihat sangat tidak sabar, "Cukup, jangan berpura-pura lagi! Hanya sebuah gambar."Hanya sebuah gambar ....Itu adalah harapan terindah Zayn, satu-satunya kenangan terakhir yang dia tinggalkan untukku. Namun sekarang, semuanya lenyap ....Shawn tidak peduli dan malah melemparkan surat cerai ke wajahku, "Bicarakan hal yang penting."Aku menatapnya dengan putus asa, "Kamu mau apa sebenarnya?"Dia mengernyit dan tersenyum sinis, "Kenapa? Sudah ketemu orang baru? Jadi sekarang kamu mau bicara soal perceraian?"Tanpa ekspresi, aku menjawab, "Shawn, jangan asal bicara."Dia menatapku dengan penuh ejekan, "Kupikir kamu cuma pura-pura pendarahan, ternyata benar-benar keguguran! Anak itu bukan anakku, 'kan?"Mataku membelalak tak percaya, "Shawn, kamu keterlaluan!"Dengan tawa dingin, dia membuka surat cerai itu dengan nada bicara yang jengkel, "Siapa yang akan mengasuh Zayn? Operasinya sudah selesai, 'kan? Hanya penyamb

  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 5

    "Kamu ... jangan bercanda!"Dalam sekejap, suara Shawn terdengar bergetar halus. Urat di pelipisnya tampak menegang dan suaranya menjadi pelan, "Berapa yang diberikan Kayla padamu sampai kamu mau kerja sama dengannya untuk menipuku?"Asistennya menjawab dengan penuh penyesalan, "Pak Shawn, aku benar-benar nggak bohong.""Hari itu, Tuan Muda pergi membeli salep luka bakar sambil menangis. Saking kesakitan, pandangannya jadi kabur dan ia nggak melihat jalan di depannya .... Akhirnya, dia jatuh ke danau dan tenggelam ....""Nyonya seharusnya ada di dekat Anda sekarang? Dialah yang mengurus jenazah Tuan Muda ...."Shawn terdiam, napasnya tertahan saat dia menatapku.Aku tertawa kecil, "Shawn, saat anakmu meninggal, kamu justru sibuk mencemaskan Christine. Mana mungkin kamu punya waktu untuk mengurusnya?"Ponsel di tangan Shawn terhempas keras ke lantai. Dia mencengkeram pergelangan tanganku dengan sangat kuat, seolah-olah putus asa, "Kenapa kamu nggak bilang sama aku?"Aku menatapnya tanpa

  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 6

    Peti Zayn ditempatkan di pinggiran kota, tetapi akhirnya tetap ditemukan oleh Shawn. Selama ini, dia tidak bisa makan ataupun tidur, terus mencoba mencari tahu keberadaan anaknya dariku. Namun, aku menahan diri dan tidak mengatakan sepatah kata pun.Namun, dia tetap datang ke upacara pemakaman Zayn.Di dalam peti, tubuh mungil anak kami terbaring dengan pucat. Tangan yang terputus sudah dijahit kembali oleh ahli pemakaman atas perintahku. Namun, bekasnya tetap terlihat jelas."Sudah lihat, 'kan? Kalau begitu, kamu sudah bisa pergi sekarang," kataku menyindir Shawn, "Lagi pula, ini bukan anak kandungmu."Namun siapa sangka, tubuh Shawn tiba-tiba melemas, dia langsung jatuh terduduk. Tangannya mencengkeram tepi peti mati dengan begitu kuat hingga ujung jarinya memucat. Dia terdiam, lalu bergumam dengan suara bergetar, "Hanya karena kehilangan setengah telapak tangan ... kenapa bisa dia mati?"Setelah berkata demikian, setetes air mata jatuh dari sudut matanya. Selama bertahun-tahun menik

  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 7

    Penampilannya tampak sangat menyedihkan dan kacau. Sang pewaris Grup Tanuwijaya yang biasanya berwibawa dan berkarisma, kini menjadi kurus kering dalam waktu satu malam. Wajahnya menjadi tirus, matanya tampak memerah, dan di bawah matanya terdapat lingkaran hitam yang mengerikan.Bahkan saat berbicara sekalipun, suaranya sangat serak. "Kayla, aku ... nggak mau cerai." Setelah hening sejenak, dia berkata dengan susah payah, "Aku ... aku mengaku salah untuk masalah Zayn. Selain itu, aku juga bersalah pada anak dalam kandunganmu itu ...."Dia menundukkan pandangan dengan tubuhnya yang gemetaran karena kesakitan. "Tapi ... aku sudah pikirkan dengan baik. Aku bisa menebus kesalahanku."Aku tersenyum sinis. "Menebus kesalahan? Gimana caranya? Kamu bisa hidupkan Zayn kembali?""Aku ...." Shawn mengepalkan tangan dengan kuat, tetapi akhirnya melepaskannya dengan pasrah, "Aku nggak bisa melakukannya, tapi ...."Saat mengangkat pandangannya lagi, matanya penuh dengan harapan yang nyaris memohon,

  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 8

    Shawn mengalami pendarahan lambung akibat terlalu banyak minum alkohol. Dia dirawat di rumah sakit selama tujuh hari dan selama itu aku tidak pernah menjenguknya. Kudengar Christine berkali-kali datang ke rumah sakit untuk membuat keributan, tetapi selalu diusir oleh pengawalnya.Pada hari Shawn keluar dari rumah sakit, dia datang mencariku. Hari itu tepat sebulan sejak Zayn meninggal. Aku tidak pulang ke rumah, melainkan tinggal di apartemen kecil yang pernah kusewa sebelumnya. Sejak Christine kembali, aku dan Zayn sering menghabiskan waktu di sini.Saat pintu terbuka, Shawn tampak sangat rapuh di ambang pintu dengan wajah yang putus asa. Dia bertanya pelan, "Kayla, kenapa kamu nggak datang menemuiku?"Saat aku hendak menjawab, tiba-tiba seseorang bergegas mendekat. Sebelum aku bisa bereaksi, Shawn menahanku dan mendorongku ke lantai dengan keras.Setelah terdengar suara percikan, sebuah cairan kental menyiram wajah Shawn dan membuatnya menjerit kesakitan. Christine muncul dengan tamp

  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 9

    Christine dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Ketika menyadari bahwa semua perbuatannya menjadi bahan olok-olok dan hinaan di media sosial, entah bagaimana dia mendapatkan sebuah pisau dan mengakhiri hidupnya dengan menggorok lehernya sendiri.Shawn yang seluruh tubuhnya terluka parah akibat siraman cairan asam akhirnya dilarikan ke rumah sakit. Wajahnya hancur dan untuk memperbaikinya diperlukan serangkaian operasi yang menyakitkan. Meskipun begitu, hasil akhirnya tidak mungkin bisa mengembalikan wajahnya seperti semula.Setelah semua skandalnya dengan Christine terungkap, harga saham Grup Tanuwijaya anjlok dalam semalam hingga nyaris bangkrut.Setelah operasi pertamanya, Shawn hampir kehilangan nyawa. Ketika akhirnya dia sadar, ibu Shawn mengatakan bahwa dia terus-menerus memanggil namaku dan Zayn. Oleh karena itu, ibu Shawn datang mencariku sambil menangis pilu, "Kayla, mengenai masalah Zayn ... keluarga kami memang bersalah pada kalian.""Tapi, keluarga kami cuma punya Shawn seb

  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 1

    Putraku yang nakal dan menggemaskan itu kini tubuhnya telah memucat dan bahkan membengkak. Darah dari setengah telapak tangannya yang terputus telah membeku dan tidak bisa pulih lagi. Semua orang menasihatiku untuk menangis jika merasa sedih.Namun, aku tidak menangis. Sebaliknya, aku mengurus segala keperluan untuk anakku dan mengantarnya ke dalam peti mati yang dingin dengan tenang.Pada saat ini, telepon dari Shawn masuk."Salep untuk luka bakarnya belum dibeli? Sepertinya dia bukan cuma kejam, tapi juga bodoh! Beli satu barang saja sampai selama ini. Christine itu pelukis. Kalau sampai nggak bisa melukis lagi nanti, apa kalian bisa tanggung jawab?"Nada bicaranya terdengar jengkel dan tidak merasa bersalah sama sekali terhadap putra kami. Aku diam saja, tapi kesabarannya sudah habis, "Cepat bawa dia ke sini! Suruh dia berlutut di depan Christine dan minta maaf! Ini nggak bisa dibiarkan begitu saja!"Tanganku perlahan-lahan menyentuh telapak tangan anakku yang telah terputus setenga

  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 2

    Zayn terdiam sejenak. Namun, yang muncul kemudian adalah kemarahan yang lebih hebat. Dengan cepat, dia menamparku.Dadaku terasa sesak dan darahku seakan bergejolak. Tubuhku terhantam pada sudut meja dan rasa sakit yang hebat langsung menyerangku."Demi melindunginya, kamu bahkan berani mengarang kebohongan begini?" Shawn menatapku dengan sinis. "Kayla, seandainya saja kamu bisa selembut dan sebaik Christine, kita juga nggak akan sampai di tahap seperti ini.""Kamu terus memanjakan Zayn, apa nggak takut dia akan jadi pembunuh ke depannya?"Setiap kata dari Shawn bagaikan jarum yang menusukku. Tubuhku gemetar tak terkendali, keringat ingin membasahi kulit kepalaku. Bau anyir darah terasa di udara dan darah merah mengalir di antara kakiku.Shawn malah hanya menggenggam erat tangan Christine. "Christine, tenang saja. Aku akan carikan dokter terbaik untukmu. Aku nggak akan biarkan ada bekas luka di tanganmu."Aku terkulai lemas di lantai. Namun, Shawn hanya peduli pada lepuhan kecil di tan

Latest chapter

  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 9

    Christine dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Ketika menyadari bahwa semua perbuatannya menjadi bahan olok-olok dan hinaan di media sosial, entah bagaimana dia mendapatkan sebuah pisau dan mengakhiri hidupnya dengan menggorok lehernya sendiri.Shawn yang seluruh tubuhnya terluka parah akibat siraman cairan asam akhirnya dilarikan ke rumah sakit. Wajahnya hancur dan untuk memperbaikinya diperlukan serangkaian operasi yang menyakitkan. Meskipun begitu, hasil akhirnya tidak mungkin bisa mengembalikan wajahnya seperti semula.Setelah semua skandalnya dengan Christine terungkap, harga saham Grup Tanuwijaya anjlok dalam semalam hingga nyaris bangkrut.Setelah operasi pertamanya, Shawn hampir kehilangan nyawa. Ketika akhirnya dia sadar, ibu Shawn mengatakan bahwa dia terus-menerus memanggil namaku dan Zayn. Oleh karena itu, ibu Shawn datang mencariku sambil menangis pilu, "Kayla, mengenai masalah Zayn ... keluarga kami memang bersalah pada kalian.""Tapi, keluarga kami cuma punya Shawn seb

  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 8

    Shawn mengalami pendarahan lambung akibat terlalu banyak minum alkohol. Dia dirawat di rumah sakit selama tujuh hari dan selama itu aku tidak pernah menjenguknya. Kudengar Christine berkali-kali datang ke rumah sakit untuk membuat keributan, tetapi selalu diusir oleh pengawalnya.Pada hari Shawn keluar dari rumah sakit, dia datang mencariku. Hari itu tepat sebulan sejak Zayn meninggal. Aku tidak pulang ke rumah, melainkan tinggal di apartemen kecil yang pernah kusewa sebelumnya. Sejak Christine kembali, aku dan Zayn sering menghabiskan waktu di sini.Saat pintu terbuka, Shawn tampak sangat rapuh di ambang pintu dengan wajah yang putus asa. Dia bertanya pelan, "Kayla, kenapa kamu nggak datang menemuiku?"Saat aku hendak menjawab, tiba-tiba seseorang bergegas mendekat. Sebelum aku bisa bereaksi, Shawn menahanku dan mendorongku ke lantai dengan keras.Setelah terdengar suara percikan, sebuah cairan kental menyiram wajah Shawn dan membuatnya menjerit kesakitan. Christine muncul dengan tamp

  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 7

    Penampilannya tampak sangat menyedihkan dan kacau. Sang pewaris Grup Tanuwijaya yang biasanya berwibawa dan berkarisma, kini menjadi kurus kering dalam waktu satu malam. Wajahnya menjadi tirus, matanya tampak memerah, dan di bawah matanya terdapat lingkaran hitam yang mengerikan.Bahkan saat berbicara sekalipun, suaranya sangat serak. "Kayla, aku ... nggak mau cerai." Setelah hening sejenak, dia berkata dengan susah payah, "Aku ... aku mengaku salah untuk masalah Zayn. Selain itu, aku juga bersalah pada anak dalam kandunganmu itu ...."Dia menundukkan pandangan dengan tubuhnya yang gemetaran karena kesakitan. "Tapi ... aku sudah pikirkan dengan baik. Aku bisa menebus kesalahanku."Aku tersenyum sinis. "Menebus kesalahan? Gimana caranya? Kamu bisa hidupkan Zayn kembali?""Aku ...." Shawn mengepalkan tangan dengan kuat, tetapi akhirnya melepaskannya dengan pasrah, "Aku nggak bisa melakukannya, tapi ...."Saat mengangkat pandangannya lagi, matanya penuh dengan harapan yang nyaris memohon,

  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 6

    Peti Zayn ditempatkan di pinggiran kota, tetapi akhirnya tetap ditemukan oleh Shawn. Selama ini, dia tidak bisa makan ataupun tidur, terus mencoba mencari tahu keberadaan anaknya dariku. Namun, aku menahan diri dan tidak mengatakan sepatah kata pun.Namun, dia tetap datang ke upacara pemakaman Zayn.Di dalam peti, tubuh mungil anak kami terbaring dengan pucat. Tangan yang terputus sudah dijahit kembali oleh ahli pemakaman atas perintahku. Namun, bekasnya tetap terlihat jelas."Sudah lihat, 'kan? Kalau begitu, kamu sudah bisa pergi sekarang," kataku menyindir Shawn, "Lagi pula, ini bukan anak kandungmu."Namun siapa sangka, tubuh Shawn tiba-tiba melemas, dia langsung jatuh terduduk. Tangannya mencengkeram tepi peti mati dengan begitu kuat hingga ujung jarinya memucat. Dia terdiam, lalu bergumam dengan suara bergetar, "Hanya karena kehilangan setengah telapak tangan ... kenapa bisa dia mati?"Setelah berkata demikian, setetes air mata jatuh dari sudut matanya. Selama bertahun-tahun menik

  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 5

    "Kamu ... jangan bercanda!"Dalam sekejap, suara Shawn terdengar bergetar halus. Urat di pelipisnya tampak menegang dan suaranya menjadi pelan, "Berapa yang diberikan Kayla padamu sampai kamu mau kerja sama dengannya untuk menipuku?"Asistennya menjawab dengan penuh penyesalan, "Pak Shawn, aku benar-benar nggak bohong.""Hari itu, Tuan Muda pergi membeli salep luka bakar sambil menangis. Saking kesakitan, pandangannya jadi kabur dan ia nggak melihat jalan di depannya .... Akhirnya, dia jatuh ke danau dan tenggelam ....""Nyonya seharusnya ada di dekat Anda sekarang? Dialah yang mengurus jenazah Tuan Muda ...."Shawn terdiam, napasnya tertahan saat dia menatapku.Aku tertawa kecil, "Shawn, saat anakmu meninggal, kamu justru sibuk mencemaskan Christine. Mana mungkin kamu punya waktu untuk mengurusnya?"Ponsel di tangan Shawn terhempas keras ke lantai. Dia mencengkeram pergelangan tanganku dengan sangat kuat, seolah-olah putus asa, "Kenapa kamu nggak bilang sama aku?"Aku menatapnya tanpa

  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 4

    Shawn menatapku dengan ketidakpedulian saat melihat penderitaanku, malah terlihat sangat tidak sabar, "Cukup, jangan berpura-pura lagi! Hanya sebuah gambar."Hanya sebuah gambar ....Itu adalah harapan terindah Zayn, satu-satunya kenangan terakhir yang dia tinggalkan untukku. Namun sekarang, semuanya lenyap ....Shawn tidak peduli dan malah melemparkan surat cerai ke wajahku, "Bicarakan hal yang penting."Aku menatapnya dengan putus asa, "Kamu mau apa sebenarnya?"Dia mengernyit dan tersenyum sinis, "Kenapa? Sudah ketemu orang baru? Jadi sekarang kamu mau bicara soal perceraian?"Tanpa ekspresi, aku menjawab, "Shawn, jangan asal bicara."Dia menatapku dengan penuh ejekan, "Kupikir kamu cuma pura-pura pendarahan, ternyata benar-benar keguguran! Anak itu bukan anakku, 'kan?"Mataku membelalak tak percaya, "Shawn, kamu keterlaluan!"Dengan tawa dingin, dia membuka surat cerai itu dengan nada bicara yang jengkel, "Siapa yang akan mengasuh Zayn? Operasinya sudah selesai, 'kan? Hanya penyamb

  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 3

    Aku membersihkan telapak tangan anakku, lalu meletakkannya kembali ke dalam peti mati. Akhirnya, tubuhnya utuh kembali. Tubuhku yang telah berusaha bertahan seharian, akhirnya tak mampu bertahan lagi dan aku jatuh pingsan.Dalam mimpiku, anakku kembali. Dia menangis tersedu-sedu sambil bertanya, "Mama, kenapa Papa nggak suka sama aku?""Mama, Papa nggak cinta sama aku ya?"Aku hanya bisa memeluk tubuh kecilnya erat-erat, air mata mengalir deras di wajahku.Zayn, ini semua salah Mama. Kalau bukan karena Mama, Papa tidak akan memperlakukanmu seperti ini ....Pernikahanku dengan Shawn berawal dari sebuah kebetulan. Di sebuah pesta dansa, dia dipengaruhi obat dan aku juga mabuk. Saat itu, aku merasa ini adalah takdir yang sudah digariskan. Namun sekarang, aku menyadari bahwa ini hanyalah sebuah hubungan yang penuh kemalangan.Kami terlibat satu malam bersama dan setelah itu tidak pernah bertemu lagi. Siapa sangka aku mengandung anaknya? Demi memberikan keluarga yang utuh untuk anakku dan j

  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 2

    Zayn terdiam sejenak. Namun, yang muncul kemudian adalah kemarahan yang lebih hebat. Dengan cepat, dia menamparku.Dadaku terasa sesak dan darahku seakan bergejolak. Tubuhku terhantam pada sudut meja dan rasa sakit yang hebat langsung menyerangku."Demi melindunginya, kamu bahkan berani mengarang kebohongan begini?" Shawn menatapku dengan sinis. "Kayla, seandainya saja kamu bisa selembut dan sebaik Christine, kita juga nggak akan sampai di tahap seperti ini.""Kamu terus memanjakan Zayn, apa nggak takut dia akan jadi pembunuh ke depannya?"Setiap kata dari Shawn bagaikan jarum yang menusukku. Tubuhku gemetar tak terkendali, keringat ingin membasahi kulit kepalaku. Bau anyir darah terasa di udara dan darah merah mengalir di antara kakiku.Shawn malah hanya menggenggam erat tangan Christine. "Christine, tenang saja. Aku akan carikan dokter terbaik untukmu. Aku nggak akan biarkan ada bekas luka di tanganmu."Aku terkulai lemas di lantai. Namun, Shawn hanya peduli pada lepuhan kecil di tan

  • Ayah yang Salah Untuk Anakku   Bab 1

    Putraku yang nakal dan menggemaskan itu kini tubuhnya telah memucat dan bahkan membengkak. Darah dari setengah telapak tangannya yang terputus telah membeku dan tidak bisa pulih lagi. Semua orang menasihatiku untuk menangis jika merasa sedih.Namun, aku tidak menangis. Sebaliknya, aku mengurus segala keperluan untuk anakku dan mengantarnya ke dalam peti mati yang dingin dengan tenang.Pada saat ini, telepon dari Shawn masuk."Salep untuk luka bakarnya belum dibeli? Sepertinya dia bukan cuma kejam, tapi juga bodoh! Beli satu barang saja sampai selama ini. Christine itu pelukis. Kalau sampai nggak bisa melukis lagi nanti, apa kalian bisa tanggung jawab?"Nada bicaranya terdengar jengkel dan tidak merasa bersalah sama sekali terhadap putra kami. Aku diam saja, tapi kesabarannya sudah habis, "Cepat bawa dia ke sini! Suruh dia berlutut di depan Christine dan minta maaf! Ini nggak bisa dibiarkan begitu saja!"Tanganku perlahan-lahan menyentuh telapak tangan anakku yang telah terputus setenga

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status