Share

Bab 276

Author: Desti Angraeni
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Tidak perlu. Aku akan menanganinya sendiri!” tolak tegas Erland walaupun belum tentu William mendengarkan, tetapi seharusnya saudaranya tidak melakukan apapun pada Emliy toh dia tidak terlibat dalam masalah ini.

William bangkit dari duduknya. “Baiklah. Good job!” Senyumannya memang mengandung banyak sekali dukungan, hanya saja membuat Erland grogi.

“Semoga saja William tidak melakukan apapun pada Emily,” ucap Erland saat saudara kembarnya telah berlalu.

Di sisi lain, Emily menemui kediaman Cristy yang barusaja direnopasi. “Astaga ... untung keuangan kamu mendukung. Yang paling pasti sih untung mental kamu kuat,” kekeh wanita ini tidak dapat ditebak oleh Cristy apakah sedang memuji atau mengejek.

“Ada apa?” Cristy segera meluncurkan pertanyaan saat Emily masih berada di ambang pintu.

“Ah iya!” Emily segera bereaksi seolah mengingat sesuatu, tetapi sebelum menyampaikannya dia meminta masuk ke dalam rumah milik Cristy dengan manja. Maka, Cristy memersilakan wanita itu menginjakan kaki
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 277

    Saat ini handphone milik Emily berdering, sebuah nomor asing masuk, tetapi dia tetap menyambungkan panggilan masih dengan nada mendayu. “Ya, siapa ya ....” “Aku!” Datar Erland. Suara yang diperdengarkannya hanya seperti ini, tetapi Emily langsung mengenali si peneleponnya. “Erland!” Antuasiasnya meletup-letup.“Aku ingin bicara!” Dingin dan datar Erland, tetapi suaranya selalu memberikan kebahagiaan untuk Emily apalagi raganya. “Ya, tentu!” jawab Emily masih dengan antuasias.“Temui aku di cafe.” “Aku akan segera tiba!” Emily segera meluncur ke cafe yang disebutkan oleh Erland hingga tidak berapa lama dirinya segera tiba. Erland sudah di sana, duduk menantinya. Maka, senyuman wanita ini mengembang. “Ada apa?” Tiba-tiba saja sikapnya berubah anggun dan malu-malu.Erland memandang datar dan dingin ke arah Emily yang duduk di hadapannya. “Polisi meminta izin padaku agar mengusut kasus bom palsu di perusahaan milikku. Aku bisa menyebutkan namamu kapanpun aku mau. Jadi jangan sesekali

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 278

    Selesai makan malam, Erland menggendong Kenzo menuju ke kamarnya sekalian menggiring Amelia. Namun, sebelum beristirahat keluarga kecil ini menjemput bayi mereka terlebih dahulu. “Bi, apa Zeel menangis?” tanya Amelia saat melihat Grizelle yang masih terlelap.“Tidak, Non ...,” jawab bibi bersama senyuman, “Zeel sangat anteng. Tadi bibi juga sudah memeriksa popoknya, ternyata belum basah.”Namun, Amelia mengerutkan dahinya. “Tapi kain bedongnya seperti sudah diganti Bi. Tadi pakai warna hijau loh.”“Masa iya, Non?” Kini bibi yang mengerutkan dahinya, “sejak tadi bibi tidak meninggalkan Zeel. Eu ... apa mungkin non Tara sudah mengganti popoknya ya. Tadi sebelum non Tara menyusul ke ruang makan, non Tara lama di sini, sedangkan bibi mengasuh Kenzo.”“Sepertinya iya, Tara yang sudah mengganti popok Zeel.” Amelia menunjukan senyuman penuh syukur karena kasih sayang Nitara pada putrinya, kemudian berkata santun pada bibi yang selalu menemaninya sejak kelahiran Kenzo, “terimakasih ya Bi ...

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 279

    Amelia menyegerakan membawakan pakaian untuk Grizelle. “Tidak perlu digendong ... nanti juga nangisnya berhenti sendiri, Zeel tidak pernah menangis lama.”“Kasihan ... Zeel kedinginan.” Pelukan Nitara sangat tulus, tetapi dia masih mengabaikan Galaxy. Amelia segera meraih Grizelle dalam pangkuan iparnya. “Kasihan Galaxy menangis, mungkin cemburu,” kekehnya saat berkelakar. Ketika Grizelle sudah berada dalam pangkuan Amelia, barulah Nitara menyadari keberadaan Galaxy hingga bayinya diraup penuh kasih sayang serta penyesalan. “Maaf ya, Sayang ....” Kalimat Nitara yang mewakilkan semua kelalaiannya. Saat ini Amelia melirik sesaat pada Nitara, tidak ada yang aneh apalagi saat wanita itu memainta maaf pada putranya maka hingga saat ini dia tidak tahu jika iparnya telah tenggelam pada putrinya. Selama Amelia memakaian baju pada bayinya, Nitara memerhatikan Grizelle seiring menyusui Kenzo. “Apa Zeel pernah mencakar pipinya?” pertanyaan pertama Nitara. Amelia melirik saat memberikan jawab

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 280

    Jawaban Tio bukanlah jawaban, tetapi peringatan hingga Cristy bungkam selama beberapa saat. Lalu melanjutkan pertanyaan karena penasaran pada alasan si pria, “Kenapa?”“Seharusnya kamu tidak perlu bertanya kenapa. Sudah jelas kan, kalau aku ingin selalu melihat Amei tersenyum. Amei bahagia dengan Erland, apalagi ada anak-anak di tengah-tengah mereka, aku tidak ingin siapapun menghancurkan kebahagiaan Amei!” tutur tegas Tio disertai dengan pengakuan.Cristy membuang udara cukup panjang. ‘Aku mencintai orang yang tidak boleh aku cintai. Ternyata ... kamu juga melarangku!’Kini, Cristy kembali mengajukan pertanyaan sensitif, “Apa sampai detik ini kamu masih mencintai Amei?”“Tidak!” jawaban tegas dan lugas Tio.“Heuh!” Cristy mengerjap mendengar jawaban Tio yang seakan mustahil.“Level perasaanku sudah melebihi dari sekedar cinta,” penuturan Tio dengan santai, “tapi aku juga tidak tahu apa itu, hanya saja aku akan membahagiakan Amei dengan cara apapun termasuk membiarkannya bahagia denga

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 281

    Nitara barusaja menyusul bersama Galaxy. “Mei, sedang apa? Tadi aku ke kamar kamu, tapi kamu tidak ada, ternyata di sini,” kekeh kecil Nitara.“Aku sedang mengasuh Zeel, takutnya bosan kalau terus di kamar.”“Iya sih, gerah juga kan karena udara kamar biasanya lebih hangat dari ruangan lain walaupun sudah pakai ac dan membuka jendela,” sahut hangat Nitara.“Begitulah ...,” kekeh kecil Amelia. Saat ini Nitara mengganti saluran.“Aku sedang mencari acara musik. Aku sedang ingin mendengarkan musik,” ungkap Nitara saat tanpa ragu mengambil alih remot tv, tetapi Amelia memang tidak keberatan toh tidak ada acara khusus yang sedang disaksikannya. “Mungkin kita harus mendengarkan lagu santai, bermanfaat juga buat Galaxy sama Zeel,” saran Amelia. “Aku akan mencarinya.” Saat ini Nitara memang sudah menguasai gaya hidup berkelas. Televisi adalah hal mudah, semua peralatan canggih di rumah ini sudah dia kuasai walaupun tidak ada alat semacam itu di rumahnya bahkan hingga saat ini karena Sania d

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 282

    Di ruangan lain, William juga melarang Nitara untuk hamil di waktu dekat. “Kamu harus melakukan pemulihan secara maximal walaupun misalnya dokter mengizinkan untuk hamil. Aku tidak mau akhirnya kamu merasakan efek samping, apalagi kalau misalnya akhirnya kasih sayang kita terbagi begitu cepat pada adiknya Galaxy.”Nitara tidak keberatan sama sekali pada keputusan William. “Baiklah, kita sayangi Galaxy tanpa harus terbagi dengan adiknya.”“Iya, Sayang ....” William memberikan pelukan hangat nan penuh kasih sayang. ‘Bukannya aku tidak mau memberikan Galaxy seorang adik, hanya saja keadaan Galaxy membutuhkan kasih sayang dan perhatian penuh. Aku tidak mau akhirnya Galaxy merasa kurang disayangi karena mungkin anak kita akan berpikir semuanya karena keadaan fisiknya. Apalagi jika fisik adiknya normal. Biarkan saja Galaxy merasakan kebahagiaan menjadi anak satu-satunya hingga dia sendiri yang meminta seorang adik.’William mencoba merasakan isi hati putranya, maka mungkin itu yang dirasaka

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 283

    Bukan hanya William saja yang mengkhawatirkan keadaan Galaxy di masa depan, tetapi Nitara juga. Apalagi wanita itu adalah orang yang melahirkan sang buah hati, tentu saja rasa cemas yang bersemayam dalam dadanya melebihi William. Hanya saja wanita ini tidak mengungkapkannya karena terlalu takut akan mempengaruhi pola pikir otaknya dengan sugesti dirinya sendiri, apalagi jika mendengar kata orang. Nitara tidak akan menyukai hal seperti itu. Saat ini Galaxy dan Grizelle akan mengunjungi posyandu di daerah setempat. Ini adalah lingkungan elit, maka tentu saja anak-anak yang hadir adalah keturunan keluarga berkelas. Ini adalah pengalaman pertama Nitara akan bertatap muka dengan para ibu-ibu istri dari suami mereka yang bergelimang harta. Maka untuk menjaga nama William, dia memakai pakaian terbaik walaupun semua sandang miliknya adalah yang terbaik. “Ma, Tara sudah siap.” Senyuman indah nan manis dipasang.“Ya Tuhan ... cantik sekali menantu Mama,” pujian Miranda yang justru berpakaian b

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 284

    Hari ini bukan hanya William dan Erland saja yang berada dalam area yang sama, tetapi Tio dan Cristy juga walaupun wanita itu sedikit menggerutu karena lagi-lagi terlibat dalam urusan Tio. “Waktuku tidak banyak, aku tidak bisa banyak membantu.” Kalimatnya segera dilontarkan saat barusaja selesai packing makanan untuk acara amal.Tio menoleh bersama tatapan lembut dan teduh. “Ya, terimakasih sudah membantu.” Senyuman menjadi penambahnya hingga membuat Cristy sedikit merasa tidak biasa karena sikap Tio yang ini. ‘Dia sudah banyak berubah. Selain menjadi jauh lebih dewasa, dia juga sering sekali tersenyum seperti itu seolah aku adalah pasangannya padahal dari dulu dia tidak pernah menunjukan senyuman seperti itu. Tio yang dulu hanya akan cengengesan!’ Cristy sibuk bermonolog seiring memandangi Tio yang sedang memerintahkan beberapa karyawannya untuk merapihkan semua makanan di dalam mobil. “Sampai kapan kamu akan melakukan hal seperti ini?” tanya lantang Cristy yang cukup berjarak deng

Latest chapter

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 294

    “Eu ... lumayan. Tidak salah kan, Zeel berdekatan sama tantenya.” Saat ini jantung Amelia mulai tidak tenang karena mungkin dirinya salah telah membicarakan hal ini dengan Erland. “Tidak, tidak salah sama sekali. Yang salah adalah jika terlalu dekat. Jangan sampai Zeel menganggap Tara sebagai ibunya. Kamu tahu sendiri seorang bayi akan mengenali aroma ibunya, jika Tara terlalu dekat dan sering berdekatan dengan Zeel bukankah ada kemungkinan Zeel akan nyaman dengan tubuh Tara dan salah mengenali aroma tubuh tantenya sebagai aroma tubuh ibunya.” Tatapan Erland sangat serius kala membahas hal yang tidak disukainya. “I-ya. Tapi itu tidak akan terjadi.” Senyuman hambar Amelia yang mulai gagap hingga Erland mampu membaca hal tidak beres, tetapi dia tidak akan menginterograsi Amelia karena tidak seharusnya seorang istri yang telah melahirkan anak-anaknya mendapatkan pertanyaan memojokan. Justru Erland memberikan kecupan hangat di dahi Amelia. “Beristirahatlah ..., tapi aku tinggal sebenta

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 293

    Amanda kembali pada Amelia, tetapi tidak mengatakan apapun walaupun mungkin keputusannya kurang tepat. “Kak?” sapa Amelia yang melihat kebingungan di wajah Amanda, “ada apa? Kakak lagi bingung ya, kenapa? Eh, tapi bukan Amei mau ikut campur ya Kak. Hihi ... tapi Kakak bisa berbagi apapun kok sama Amei. Jangan sungkan.”Amanda mendesah. “Iya, ada hal yang membuat Kakak bingung. Apa itu terlihat sangat jelas?” Bukan hanya raut wajahnya saja yang mengatakan isi hatinya, tetapi juga tatapan matanya.Amelia terkekeh sebelum berkata, “Iya Kak, terlihat sangat jelas. Apalagi kita sudah sangat dekat, jadi sepertinya Amei bisa melihat hal sekecil apapun dari Kakak. Hihi ....” Kekeh kecilnya ditambahkan, kemudian memandangi Amanda penuh peduli, “Apa itu, Kak? Cerita saja sama Amei. Jangan sungkan.”Amanda kembali mendesah. “Itu ... tentang hal besar Mei. Kakak masih memikirkannya karena Kakak tidak yakin apa prasangka Kakak benar. Tapi ... Kakak rasa memang benar.”“Ikuti saja kata hati Kakak,

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 292

    Saat ini Nitara sedang menyaksikan Amelia saat bersama dengan Grizelle. Miranda sudah turun lebih dulu, tetapi wanita ini ingin menyaksikan malaikat kecil dari atas sini karena wajahnya begitu manis dan cantik dengan sentuhan kehangatan. Dia menilai jika bayi perempuan itu akan tumbuh menjadi manusia yang sangat ramah. “Sayang ...,” panggilan Miranda saat beberapa anak tangga sudah dipijaknya seiring menggendong Galaxy. “Eu-iya Ma.” Nitara segera bergegas menuju punggung Miranda. Tangga rumah ini cukup luas, bisa langsung dipijak tiga sampai empat orang sekaligus, hanya saja Nitara tetap ingin berada di belakang mertuanya dibandingkan di sisinya supaya tetap dapat menyaksikan wajah Grizelle. ‘Andai kamu menjadi anakku. Bagaimanapun caranya, jadilah anakku.’Kini, Nitara dan Miranda sudah bergabung dengan Amelia dan Sopia yang asik mengasuh Grizelle. Saat Galaxy tiba, tentunya semua orang merasa lebih bahagia. Saat ini Sopia menyisipkan kata pamitannya pada sang besan. “Saya akan pu

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 291

    Saat ini hati Cristy bergetar, entah mengapa?“Astaga ... sepertinya karena aku sering bertemu Tio jadi sekalinya tidak bertemu akhirnya seperti ini. Aku memikirkannya. Ck!” Cristy tidak menyukai perasaan seperti ini, tetapi terpaksa harus menjalaninya karena sudah menjadi ketentuan alam. Wanita ini sedang merias bunga kertas di rumahnya untuk nantinya sekalian dijajakan di butik. “Tio bisa melibatkanku dalam acara amalnya, tapi aku tidak mau bukan tidak bisa melibatkan Tio dalam kegiatanku, biarkan saja dia beristirahat di masa pemulihannya.” Udara panjang dibuang.Namun, karena isi kepalanya sering mengarah pada Tio akhirnya Cristy mencoba menghubungi saat menuju butiknya. “Hi, apa kabar hari ini?” kekeh kecilnya.Di luar dugaan Cristy, karena Tio terkekeh ceria, “Aku suka mendapatkan panggilan darimu. Jadi sudah dapat disimpulkan jika aku baik-baik saja.”“Ayolah ... yang serius, jangan menggoda. Bukan waktunya!” Cristy tidak luluh karena saat ini dia sedang ingin mendengar kabar p

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 290

    Bibi tidak meninggalkan kamar Amelia karena Kenzo asik bermain mobilannya di sana. Maka, saat Amelia menyelesaikan mandinya wanita ini kembali bertemu dengan anak sulungnya. “Kenzo lagi apa ... Mama jemput Zeel ya sebentar biar kalian main berdua,” kekeh bahagianya karena kehidupannya penuh warna dan cerita. Amelia segera menuju anak keduanya setelah wanita ini membersihkan diri, tetapi dia belum memompa asi, lagipula Grizelle barusaja menyusu pada Nitara, asinya juga belum terkumpul banyak, terlalu tanggung jika harus dipompa sekarang. Di ambang pintu, dia kembali menyaksikan jika Nitara bersenandung untuk putrinya walaupun Grizelle terlelap sangat nyenyak. Senyuman melengkung. “Sesayang itu Tara sama Zeel ....” Amelia merasa sosok Nitara tidak akan ditemuinya pada diri orang lain. Saat ini Galaxy menangis, maka Nitara segera menyuruh babysitter menggendong putranya sekalian menghangatkan susu. Saat ini Amelia sedikit keheranan karena seharusnya Galaxy bisa menyusu langsung pada ib

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 289

    Bibi menghampiri Amelia yang sedang bersiap-siap mandi sekalian memompa asi. “Non, sedang sibuk?” tanya santai wanita ini seiring menuntun Kenzo masuk ke dalam kamar Amelia.“Tidak Bi, ada apa, Kenzo rewel mau sama Amei?” tebak Amelia karena bibi tiba bersama putranya walaupun itu tidak aneh, Kenzo adalah tanggung jawab bibi selama dirinya dan keluarganya tidak dapat memerhatikan malaikat kecil satu ini. “Tidak Non. Bibi hanya mau bicara sebentar, apa Non Amei ada waktu?” Sedekat apapun wanita ini dengan nyonya muda Amelia, dia tetap harus mengingat posisinya, dan walaupun dirinya mendapatkan kepercayaan penuh menjaga Kenzo. Maka, sikapnya tidak pernah berlebihan, selalu di dalam batas. “Silakan, Bi ....” Amelia tidak akan pernah menolak kehadiran wanita itu. Maka, kini keduanya duduk bersebelahan di atas sofa yang sama, sedangkan Kenzo anteng bermain di karpet empuk di dekat kaki ibunya. Tidak lupa, wanita ini menjamu bibi. Jadi, keduanya meminum teh bersama. “Apa yang akan bibi bi

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 288

    William dan Erland tiba bersamaan ke kediaman Bagaswara. Keduanya membawa makanan buah tangan dari restoran milik Tio hingga Amelia dan Nitara antuasias menyambut karena sudah cukup lama keduanya tidak merasakan cita rasa menu dari restoran berbintang itu. “Aku rasa Tio sukses mengguncang dunia kuliner,” kekeh Erland saat berkelakar. Amelia segera menyahut saat menyuap, “Memangnya kenapa, apa restoran Tio menjadi sangat viral?” Kekeh ditambahkan. “Aku rasa hanya Tio yang mengadakan acara amal di restoran. Itu sangat bagus, gerakan yang dilakukannya sangat bermanfaat untuk banyak orang. Apalagi untuk orang-orang jalanan karena Tio tidak pandang bulu saat memberi,” penjelasan terperinci diberikan Erland bersama pujiannya. “Ya, itu bagus sekali.” Pun, Amelia melanjutkan kalimat pujian suaminya, tetapi saat ini terdapat tatapan tidak suka Sopia.‘Kamu ini Mei. Memuji mantan pacar di hadapan suami!’ Ingin sekali segera menyampaikan kalimat itu, tetapi suasana makan tidak boleh dirusak

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 287

    Sopia barusaja kembali pada sore hari karena kegiatannya hari ini bukan hanya bertemu dengan ibunya Tio saja. Wanita ini menceritakan aksi sosial pemuda itu pada Amelia, tetapi bukan berarti mengagumi, dirinya hanya merasa heran karena Tio membagikan makanan gratis sebanyak itu. Maka, Amelia menyahut sesuai dengan pandangannya. “Bagus kan, Ma. Lagian tidak aneh kok Tio berbagi. Dari dulu Tio memang begitu. Cuma yang Amei tahu tidak sebanyak dan sebesar itu sikap sosialnya.” “Sayang sih kalau menurut Mama. Terlalu mubajir.”“Ya ampun Ma ... tidak ada kebaikan yang mubajir.” Bukan mencerami ibunya, Amelia hanya sedang mengingatkan.Namun, pembahasan Sopia beralih. “Mama jadi khawatir pada pemuda itu. Bukan Mama menyumpahi, hanya saja apakah usianya masih panjang?” ceplosnya bersama keraguan karena kalimatnya cukup kasar.“Ish, Mama. Jangan bilang begitu dong!” Tentu saja Amelia langsung memerotes.“Tiba-tiba saja Mama kepikiran kesana saat mamanya Tio bercerita.” Sopia sudah bisa mene

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 286

    Acara amal yang diselenggarakan Tio berlangsung sangat lancar, banyak sekali peminat, tetapi semuanya berbaris dengan rapih bahkan tidak sedikit orang yang tidak mendapatkan meja, maka pihak restoran mengemas makanannya dengan sangat rapih.Cukup lama Sopia berada di sana karena ibunya Tio mengajaknya berbicara ini dan itu termasuk menanyakan Amelia, “Bagaimana kabar Amei sekarang dan anak keduanya?”“Baik-baik saja ... Grizelle tumbuh dengan pesat,” kekeh bahagia Sopia.“Syukurlah ... saya ikut senang mendengarnya.”“Sudah beberapa hari ini Amei dan Grizelle tinggal di kediaman mertuanya, jadi kali ini saya dan suami menginap untuk melepas rindu pada kedua cucu kami,” kekeh bahagia Sopia lagi.“Pasti kalian tidak dapat berjauhan dengan cucu,” kekeh wanita ini, “andai Tio sudah menikah, kami juga akan menimang cucu,” desahnya kemudian.Sopia tersenyum kecil. “Mungkin tidak akan lama lagi.”Saat ini tanpa sengaja Jesica mendengar kalimat ibunya. Maka hatinya kembali bersedih. ‘Kalau ka

DMCA.com Protection Status