Amelia dan Erland menceritakan rencana kepergian mereka pada Adhinatha dan Sopia hingga keduanya terhenyak kaget mendengar kabar mendadak seperti ini. “Kapan kalian akan pergi?” tanya Adhintha yang tidak akan melarang walaupun dia akan sangat mencemaskan Amelia karena lagi-lagi putrinya harus melahirkan tanpa kehadiran orangtua di sisinya.Erland memberikan jawaban dengan lugas, “Saat mendekati kelahiran.”Sopia menyahut cemas, “Tapi apa tidak berbahaya bepergian saat mendekati waktu melahirkan. Lagipula Amei tidak bisa pergi begitu saja, Amei harus memeriksakan kandungannya dulu untuk memastikan keamanan ibu dan bayi.” Berbeda dengan Adhinatha, Sopia mencoba menahan.“Erland tidak akan melupakan itu, Ma.” Senyumannya ditambahkan bersama pembawaan santai berharap Sopia tidak lagi mencemaskan putrinya.Amelia melanjutkan, “Ma ... kalaupun Amei tinggal di luar negeri, Amei akan baik-baik saja kok. Amei sudah melakukannya saat mengurus Kenzo.”“Tapi kan Sayang ....” Sopia hendak berbicar
“Wil,” sapa Cristy saat dirinya nekad ingin menemui Erland karena sudah sejak lama pria itu selalu menolak kehadirannya.“Hi,” sapa kecil William yang sedang tidak berminat bertemu dengan siapapun.“Kamu di sini. Bukankah kalian memiliki gedung berbeda?” Tatapan Cristy mengarah pada bola mata William yang diisi kalut, wanita ini mampu melihatnya hanya saja dirinya mengira jika William sedang terlalu sibuk dengan bisnisnya.“Ya, kami memiliki gedung berbeda. Aku hanya sedang berkunjung. Eu ... maaf, aku tidak dapat berlama-lama di sini.” William ingin menghindari percakapan panjan lebar.“Eh, tunggu!” Cristy segera mencegah saat William hendak melangkahkan kakinya. “Apa Erland ada di dalam. Aku ingin memberikan hadiah untuk Kenzo.” Sebuah paper bag berukuran kecil diacungkan. Kemarin, niatnya ingin memasak makan siang untuk Erland, tetapi mungkin Amelia sudah membuatkan makan siang dan mungkin makan siang darinya berakhir di tangan oranglain atau di tempat sampah. Maka, hari ini Cristy
Pada sore harinya, Erland memang mengunjungi butik milik Cristy. Heran, itu yang ada di dalam benak Erland saat ini karena sahabatnya terlihat berbeda, kali ini penampilan Cristy sangat feminim dan manis dengan balutan dress padahal biasanya penampilannya selalu elegant.“Selamat sore ... akhirnya kamu datang juga,” sambut Cristy dengan ramah dan manis sebagaimana penampilannya.Erland menunjukan senyuman kecil untuk menyahut, “Aku pasti datang karena aku sudah mengatakannya.” Kekeh kecil menjadi penambah kalimatnya, tetapi justru di mata Cristy raut wajah Erland yang seperti itu sangat memesona hingga membuat kekaguman dalam hatinya semakin membuncai saja.“Baiklah ... aku percaya kalau kamu tipe pria yang dapat dipercaya. Hihi ....” Sikap manis Cristy semakin manis saja. “Duduklah.” Pun untuk sikap yang ini, dirinya sangat manis dan anggun. “Mau minum apa?” Senyuman ditambahkan di atas permukaan wajah berseri dan indah, Cristy menjamu Erland layaknya seorang istri.“Apa saja.” Senyu
Erland kembali menyuap potongan cake untuk menghargai Cristy, saat ini sahabatnya semakin sering mengatakan supaya dia menghabiskan cakenya hingga Erland merasa penat. “Maaf, aku tidak dapat menghabiskan cakenya, aku sudah minum kopi kalau ditambah banyak makan cake akan terlalu banyak asupan gula ke dalam tubuh,” kekeh hangatnya saat menolak perintah Cristy yang selalu menyuruhnya menghabiskan semua cake.“Tenang saja semua gulanya aman kok!” Cristy segera melontarkan alasan.“Walaupun aman, aku harus tetap berjaga-jaga,” kekeh Erland lagi. Totalnya setengah dari potongan cake yang di makan Erland hingga membuat Cristy tidak puas.‘Seharusnya tadi aku menambahkan dua tablet!’ Gerutunya.Erland mulai berpamitan, “Aku harus pergi sekarang, lagi-lagi aku harus meminta maaf karena tidak dapat berlama-lama. Terimakasih suguhannya.” Pamitnya ini termasuk isyarat agar Cristy segera memberikan hadiahnya, jadi dia bisa pergi dengan cepat.“Sayang sekali ....” Cristy mulai merajuk, tetapi kemu
Kini, Erland tertidur seolah dalam keadaan pingsan hingga dua orang satpam harus membantu memindahkan tubuhnya. Hal ini membuat Bagaswara dan Miranda cemas. “Pa, apa yang terjadi pada Erland ....” Wanita ini seolah tercekik kekhawatiran saat melihat kondisi putranya.“Mama tenang dulu, Papa akan memanggil perawat untuk memeriksa Erland.” Bagaswara merasakan cemas yang bertumpuk, tetapi dirinya harus tetap tenang.‘Apa, perawat! Kalau orang medis mungkin akan dengan mudah menebak penyebab Erland tertidur sampai seperti ini. Gawat!’ Cristy sangat cemas, tetapi dalam keadaan mendadak seperti ini membuatnya tidak dapat memikirkan alasan tepat. ‘Astaga ... bagaimana ini ....’Panggilan sudah terhubung, Bagaswara mengundang perawat yang dulu menemani masa pemulihan Erland. “Tidak biasanya Erland tertidur seperti orang pingsan, tolong periksa putra kami!” Suaranya memang terkesan santai, tetapi wajahnya tidak sesantai itu.“Apakah ada ciri-ciri khusus? Tolong sebutkan hal-hal janggal yang mu
Ingin sekali menghubungi Amelia, tetapi William menempel padanya. Jadi Nitara tidak dapat melakukan apapun. Setelah menyesap kopinya, William berkata, “Sayang, kalau Erland menginap besok pagi aku akan ke rumah papa.”Nitara mengeryitkan dahinya heran, “Kenapa tiba-tiba ke rumah papa?”“Ada yang harus aku bicarakan dengan Erland,” kekeh William saat sikapnya dibuat tenang.“Oh ....” Nitara tidak curiga sama sekali karena memang Erland dan William sedang menata perusahaan masing-masing jadi pasti kedua saudara itu sibuk dengan urusan bisnis. Sebuah kue kering disodorkan. “Aku barusaja membuat kue tadi siang.” Senyuman manisnya. William segera menerima karena ini sangat spesial.“Pasti sangat enak.” Sedikitnya, suasana hati William terobati. Kehadiran Nitara memang menjadi salah satu orang yang dapat menjadi obat di kala kalut.Erland terbangun pukul sepuluh malam, matanya terbuka perlahan, tetapi segera tubuhnya bangkit. “I, ini ...!” Tatapannya menyusuri sekeliling.“Selamat malam, Tu
Cristy mendapatkan kamar yang sangat baik, bukan di kamar tamu tetapi kamar untuk keluarga maka wanita itu menghuni lantai atas bersamaan dengan keluarga Erland. “Astaga ... mimpi apa aku semalam? Keluarga Erland memperlakukanku sangat spesial karena mereka menganggapku telah menyelamatkan Erland. Sekarang lihatlah nasib baikku ini, aku mendapatkan kamar yang sangat baik dan berdekatan dengan kamarnya Erland.”Jarak antara kamar yang dihuni Cristy dan Erland memang hanya berjarak dua kamar saja. Wanita ini merasa sudah sangat dekat dengan Erland walaupun tidak dapat berinteraksi langsung dengan pujaan hatinya. “Aku harus memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin, tapi apa yang harus aku lakukan?” Dia memutar otak untuk mendekati Erland.Cristy mengirimkan char pada Erland saat tengah malam. [Apa kamu sudah tidur? Apa kita bisa bicara, aku ingin bercerita padamu.]Erland membaca chat dari Cristy karena dirinya sedang kesulitan menutup mata akibat berjauhan dengan Amelia yang sedang ha
Keluarga Bagaswara berkumpul di ruang makan, menyantap sarapan mereka dengan satu orang anggota tambahan. Di saat seperti ini Cristy semakin merasa menjadi bagian dari keluarga, merasa menjadi istrinya Erland, sekaligus iparnya William. ‘Tuhan ... terimakasih atas takdir baik yang Kau berikan padaku. Aku sangat bersyukur atas nikmat yang Kau berikan ini.’ Tak henti dia mengucapkan syukur pada Tuhannya bersama senyuman manis yang selalu menjadi lukisan di wajahnya.Seusai sarapan, William mengajak Erland berbicara empat mata. Kalimatnya disampaikan bersama kekeh hangat di hadapan saudara kembarnya serta kedua orangtuanya. Maka saat ini Erland tidak dapat menolak ajakan William. Keduanya bergegas menuju halaman rumah dengan sikap hangat, kemudian menjadi dingin setelah dinding membatasi keduanya serta keluarganya. “Aku sedang tidak ingin membicarakan apapun denganmu!” Erland memulai kalimat, sikap dinginnya mendominasi karena dapat menebak yang akan dibicarakan oleh William, bahkan pria