Max Rodri mendapatkan info dari seorang informan di sekolahan Qiarra bahwa Qiarra memang akan mengikuti lomba renang yang diadakan di sekolah minggu depan nanti.
“Sial! Tidak ada celah untuk melakukan penyergapan terhadap bocah itu. Aku memang harus bersabar,” gumam Max sambil menyeringai gusar.
Sebelumnya, Max sudah melakukan pengawasan terhadap Ramsey dan setelah dia pikirkan secara matang-matang, akhirnya dia pun berkesimpulan bahwa memang penjaga Qiarra bukan orang sembarangan.
Dulu, Max pernah menjadi pasukan khusus militer namun karena tersangkut kasus narkoba yang besar dan luar biasa, dia pun akhirnya dipecat secara tidak hormat dan melarikan diri sebelum diadili. Max tidak bisa diterima bekerja di mana pun karena namanya sudah di-blacklist, di mana pun.
Tidak ada orang mau mempekerjakannya meskipun tukang cuci piring atau petugas kebersihan sekali pun. Nama Max Rodri dan wajahnya sudah menjadi sampah di Dairey York bahkan negara ini.
Jantung Ramsey berdegup kencang, lalu dia menghela napas lagi, semampunya tidak mengeluarkan ekspresi apa pun. Lalu, dia mengangkat Qiarra dengan kedua tangannya, membawa Qiarra menuju kamar.“Cepatlah!” tegas Ramsey kemudian membalik badan dan melangkah lebar kembali menuju kolam renang.Tidak lama berselang, Qiarra pun tiba dengan pakaian renang yang jauh lebih tertutup meskipun karena ketat, tetap tampak juga lekuk tubuhnya yang seksi bukan main.Dengan centilnya sengaja Qiarra menggoda Ramsey, “Bagaimana sekarang? Apa aku sekarang mirip atlet renang sungguhan?”Ramsey hanya menyunggingkan senyuman halus. “Aku lebih suka kau sekarang dari pada yang tadi.”Pertama-tama, Ramsey memberikan contoh teknik renang yang akan diperlombakan nanti, memperlihatkannya kepada Qiarra.Melihat Ramsey begitu lihai dan jago, Qiarra lantas tercengang bukan buatan. “Ha? Kau tidak jauh beda dengan pengajarku, Ramsey.
Perlombaan dimulai.Qiarra dan sembilan peserta lainnya menerjunkan diri dan meluncur deras ke kolam renang. Lalu dibarengi pula oleh teriakan para penonton di tribun.Ketika sedang seru seperti itu, tiba-tiba Ramsey melihat satu orang pria berkaca mata dan bertopi tampak mencurigakan. Konsentrasi Ramsey kembali terpecah. Dia jadi tidak fokus untuk menonton pertandingan, malah sibuk memperhatikan si pria tersebut.Meski sempat kesulitan dan terseok-seok di awal, Qiarra meyakinkan dirinya bahwa dia harus juara. Di tengah dan akhir perlombaan, Qiarra membuktikan konsitensinya kepada Ramsey bahwa latihan selama berhari-hari belakangan jelas tidak sia-sia.Qiarra berhasil menjadi juara pertama. Dia berjalan mengitari pinggiran kolam renang dan mengawas ke arah tempat duduk Rya dan Zoe sambil mengacungkan kedua jempolnya, bahwa dia adalah yang terbaik saat ini. Dua wanita itu pura-pura tidak tahu dan niat mereka untuk mengejek Qiarra pun batal.Namun, b
Qiarra langsung panik dan menjerit histeris. “Aaahhhh!!!!”Dan inilah momen yang ditunggu-tunggu.Dalam satu gerakan yang sangat cepat, Ramsey melangkah maju seraya mengeluarkan pukulan uppercut pas ke arah tangan Max sehingga pistol di tangan Max tersebut terpental cukup jauh.Di luar perhitungannya, Max sangat tidak menduga bahwa Ramsey bakalan bisa melepaskan pistol tersebut dari genggamannya hanya dengan satu pukulan saja.Rencana Max adalah terpenting bisa membawa Qiarra pergi dari sini tanpa ada pertumpahan darah sama sekali. Namun, prediksinya meleset sangat jauh, semua rencananya gagal total.Parahnya, Max mesti terlibat adu jotos dengan Ramsey di saat dia berpikir seharusnya melarikan diri saja. Sebagai mantan pasukan militer yang tangguh, Max tentu tidak akan mengalah begitu saja.Ramsey mengeluarkan ultimate level satu meskipun semua serangannya mampu ditepis dengan baik oleh Max. Sementara Max yang menerima serangan t
Satu per satu orang-orang pun membubarkan diri, takut kena damprat oleh si pahlawan kesiangan. Polisi tersebut telat datang. Dia mendapat laporan dari seseorang bahwa telah terjadi keributan di lokasi tersebut namun belum sempat berada di lokasi, dia melihat si pelaku sudah pergi melarikan diri.“Aku telah berkoordinasi dengan para polantas di jalan yang sedang bertugas. Mudah-mudahan Max berhasil ditangkap.”Ramsey mendengus marah, lalu membalik badannya dan melangkah ke mobil. Di dalam mobil, dia menggerutu kesal karena telah melewatkan satu kesempatan besar. Dia yakin bahwa Max merupakan pesuruh The Darky.Saat sedang berkendara, Ramsey malah tak tenang. Tiap kali ada kendaraan di depan, samping, dan belakangnya, dia berharap itu adalah Max Rodri. Akhirnya dia pun tahu bahwa ternyata Max Rodri merupakan mantan pasukan khusus militer yang dipecat secara tidak hormat. Polisi tadi yang menceritakannya.“Ramsey, kita mau ke mana? Sebaikny
Ramsey memberikan info kepada Quinn tentang ciri-ciri Max dan jika nanti Quinn bertemu dengan orang yang dimaksud, dia harus menangkapnya hidup-hidup. Ramsey sangat yakin bahwa Max tahu tentang keberadaan The Darky.Sementara itu, sore harinya, tepat ketika Ramsey sedang beristirahat di kamarnya, tiba-tiba Robert mengetuk pintu kamarnya. Tumben Robert ingin berbicara sesuatu bersama Ramsey.Ramsey membuka pintu kamarnya lalu berkata, “Ada apa, Tuan?” Ramsey kira, Robert ingin membahas soal kejadian tadi siang di sekitar halaman parkir, ternyata bukan. Dia memperhatikan mimik wajah Robert yang tampak riang gembira, itu berarti tidak mungkin membahas tentang kejadian tadi siang.“Ramsey, The Rock Holding Company akhirnya mencapai kesepakatan dengan Winsor Energy terkait jual beli Glorisium dalam jumlah besar,” ungkap Robert dengan mata yang berseri-seri.Mengetahui berita gembira itu, Ramsey tersenyum dan menjawab dengan antusi
“Kau juara satu, Nak? Luar biasa! Ayah sangat senang mendengarnya. Selamat ya!” Robert menciumi pipi anaknya beberapa kali sebelum bertanya, “Jadi, siapa orang yang mengajari mu? Bukankah kau memang kursus renang?”Qiarra berjingkrak-jingkrak heboh seperti kuda yang kakinya patah satu, rambutnya yang terurai panjang pun ikut terpantul-pantul mengiringi langkahnya yang anggun. Dia pun duduk pas di samping ayahnya.“Siapa lagi kalau bukan Ramsey?” Qiarra menaikkan kedua alisnya dan memperlihatkan gigi serinya yang putih bersih. “Ayah, Ramsey lebih jago dari pada pengajarku selama ini. Berkat pengajarannya, aku bisa jadi juara satu. Bukan main!” Qiarra tidak bisa menahan rasa senang yang meledak di wajahnya.Bagi Robert, tidak pernah dia melihat anaknya sangat senang seperti sekarang ini. Bahkan, dia sangat jarang duduk berdua pas di samping anaknya. Entah kapan terakhir dia duduk ngobrol berdua dengan penuh kehangata
Malam harinya, Ramsey mengajak Qiarra berjalan ke mall. Setidaknya, ada dua tujuan yakni selain menghibur Qiarra, dia pun ingin agar dipertemukan kembali dengan Max, sangat berharap agar kiranya Max tetap melakukan pengincaran terhadap Qiarra malam ini.Namun, begitu berada di dalam mall, Qiarra mendapat kabar bahwa Lita sedang berada di dalam mall yang sama dan mendapat perlakuan yang kurang pantas dari Jansen dan Gerry.Dua pria yang merupakan saudara sepupu tersebut sengaja mengundang Lita. Kata mereka, toko baju milik keluarga Jansen sedang ada diskon besar-besaran bagi teman sekolahan yang sebentar lagi akan tamat dan masuk universitas.Lita yang merupakan orang kurang mampu tersebut lantas pergi ke mall dan berharap memang mendapatkan diskon besar-besaran. Dia ingin punya beberapa setel pakaian untuk kuliah nanti.Namun, Jansen dan Gerry telah menipu Lita. Alasannya karena dua pria tersebut tidak suka dengan sikap baik Lita selama ini terhadap
Jansen menampakkan wajah sedihnya. “Uh, kasihan sekali. Tapi, untunglah teman mu satu-satunya sudah tiba tepat waktu.”Gerry menimpali sembari menerbitkan senyuman licik yang intimidatif. “Ya, karena kalau telah sedikit saja, kau akan kena seret oleh security.”Jansen dan Gerry kaget karena lagi-lagi Qiarra berada di samping pria hitam manis bertubuh cukup kekar di sampingnya.“Qiarra, kenapa kau selalu bersama satpam pribadi mu?” Jansen mengoles dagu dan pandangannya nanar ke arah Ramsey. “Aneh, apa kau takut kena bully sampai-sampai ke mana-mana kau selalu bawa satpam? Hahaha!”Gerry tidak bisa menahan geli yang menggelitik di perutnya. “Ya, dia sekarang sudah dijaga ketat oleh seorang satpam. Boleh juga! Jangan-jangan, pas dia masuk wc, satpam itu malah masuk juga. Hehe.”Jansen dan Gerry menikmati candaan murah itu tanpa peduli terhadap sekitar. Sebagai dua pria bengal yang hobi mem-bu