Jansen menampakkan wajah sedihnya. “Uh, kasihan sekali. Tapi, untunglah teman mu satu-satunya sudah tiba tepat waktu.”
Gerry menimpali sembari menerbitkan senyuman licik yang intimidatif. “Ya, karena kalau telah sedikit saja, kau akan kena seret oleh security.”
Jansen dan Gerry kaget karena lagi-lagi Qiarra berada di samping pria hitam manis bertubuh cukup kekar di sampingnya.
“Qiarra, kenapa kau selalu bersama satpam pribadi mu?” Jansen mengoles dagu dan pandangannya nanar ke arah Ramsey. “Aneh, apa kau takut kena bully sampai-sampai ke mana-mana kau selalu bawa satpam? Hahaha!”
Gerry tidak bisa menahan geli yang menggelitik di perutnya. “Ya, dia sekarang sudah dijaga ketat oleh seorang satpam. Boleh juga! Jangan-jangan, pas dia masuk wc, satpam itu malah masuk juga. Hehe.”
Jansen dan Gerry menikmati candaan murah itu tanpa peduli terhadap sekitar. Sebagai dua pria bengal yang hobi mem-bu
Jansen sangat kaget. “Apa?” Dia menuding ke arah Ramsey tanpa rasa hormat sedikit pun. “Kau! Apa-apaan kau bicara seperti itu ha?! Tidak, tidak ada diskon sama sekali di sini!”Ketika Qiarra membuka dompet dan mau membayar sebesar seribu dua ratus dollar, Ramsey langsung mencegahnya.“Tidak usah, Qiarra! Tidak perlu. Tunggu sampai teman-teman mu datang saja. Jangan pedulikan mereka.” Santai, Ramsey duduk pas di samping Qiarra dan di waktu bersamaan, Jansen dan Gerry semakin bingung dibuatnya, kira-kira apa yang mau dilakukan si satpam?“Apa-apaan kau, Satpam?!” seloroh Jansen, darahnya mulai naik. “Biarkan Qiarra memberikan uangnya kepada kami, lalu pergilah kalian semua dari sini.”Masa bodoh, Ramsey malah bersikap dingin dan tidak begitu peduli. Berulang kali dia mengingatkan kepada Qiarra dan Lita agar tetap tenang dan tidak terintimidasi.Jansen dan Gerry sudah keterlaluan, tidak hanya
Kay menyeret Jansen agar segera masuk lagi ke dalam toko. Di dalam, dia berbicara di depan kuping anaknya. “Apa yang kau bicarakan bersama pria itu? Jansen, aku mendapat telepon dari perwakilan The Rock Holding Company. Kalau saja kita melukai perasaan pria bernama Ramsey itu, hidup kita bakal melarat dan kau tidak akan pernah menjadi mahasiswa, selamanya!”Setelah menceramai putranya yang bengal, lalu Kay mendekati Ramsey dengan pandangan penuh iba. Kay memelas, meminta maaf jika anaknya barusan ada salah. Dia bingung bagaimana cara menjelaskannya.Dari dalam, Jansen dan Gerry terbengong-bengong saat menyaksikan Kay seperti orang yang sedang tertangkap basah menjual narkoba di hadapan polisi. Kelakuan Kay sangat aneh. Jansen dan Gerry sangat tidak mengerti atas apa yang terjadi.“Hm, Kay. Tenanglah terlebih dahulu. Kami sedang menunggu kehadiran teman-teman satu kelas mereka.” Ramsey menepuk-nepuk pundak Kay dan menyuruhnya agar berhenti
Hingga akhirnya lebih dari tiga puluh orang sudah hadir dan menyesaki toko. Mereka semua dengan begitu semangatnya memborong baju, jaket, celana, topi, aksesoris dan lainnya.Jansen ingin marah menyaksikan ini semua namun ketika dia melihat ayahnya tidak bertindak apa pun, dia lantas memilih diam dan hanya bisa pasrah atas apa yang ada sekarang.Dunia makin aneh .....Seiring berjalannya waktu yang amat cepat itu, Quinn dan tiga anak buahnya masuk ke dalam toko. Quinn mencari seseorang. “Siapa di antara kalian yang bernama Lita?”Lita tidak tidak tanggap karena kurang fokus. Begitu Qiarra menyenggolnya, lamunannya pun buyar. “Eh! Ya, ada apa?” ucapnya gelagapan.“Oh, kau rupanya wanita bernama Lita. Baiklah, silakan suruh tiga pria di dekat kasir itu untuk menjauh atau kalau kau ingin mengusir mereka pergi, silakan saja.” Quinn jongkok di hadapan Lita yang sedang duduk di bangku.“Ha? Mengusir Jansen
Hukuman tersebut jauh lebih pedas dari pada dua tamparan tadi. Sangat memalukan.Quinn mempersilakan mereka pergi. “Semua masalah sudah clear. Tidak ada lagi yang perlu kita persoalkan. Sekarang, silakan pergi dari sini!”“Baik Tuan, baik. Kami akan pergi segera,” ucap Kay lalu menyeret Jansen dan Gerry agar pergi dari sini.Pihak mall sudah menutup rapat K-Store karena sudah tidak ada lagi barang di dalamnya.Qiarra menenteng tujuh kantong besar dan Lita menenteng lima kantong besar plus uang seratus tiga puluh ribu dollar.***Di rumah Lita.Keluarganya yang miskin tercengang dan bahagia.“Apa yang harus kami lakukan?” ibunya Lita menatap bingung. Seumur-umur, mereka tidak punya uang lebih dari seratus ribu dollar. Itu adalah uang yang sangat banyak bagi mereka yang miskin.Ramsey menjawabnya dengan nada yang penuh keakraban. “Selama ini, Lita menjad
Hari pun berganti hari.Ini adalah hari terakir bagi Max Rodri, jika hari ini dia kembali gagal, tidak akan ada kesempatan lagi baginya. The Darky sudah memberikan ultimatum tegas bahwa Qiarra harus segera ditangkap pada hari ini juga. Selama beberapa hari belakangan Max melakukan pengintaian dan menggali informasi dan sesuai dengan informasi yang dia dapatkan bahwa Qiarra akan pergi bersama Ramsey pada hari senin ini.Bertepatan dengan hari dilaksanakannya tes ujian masuk di Daire University. Max sangat kualahan menghadapi Ramsey. Selama bergelut dalam perkara kriminal yang terselubung, baru kali ini dia sangat kesulitan, sebelumnya tidak pernah dia menemukan orang setangguh dan secerdas Ramsey. Dan hari ini adalah waktu terakhir bagi dirinya untuk pembuktian kepada The Darky bahwa dia bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik.“Max, ingat, ini adalah hari terakhir bagi mu!” Terdengar halus suara di ujung telepon.“Baik, Bos. Aku mengerti
TAR!Peluru panas itu memecahkan kaca mobil.Dor!Tembakan kedua juga kembali memecahkan kaca mobil.Merasa terancam, akhirnya Ramsey mencengkeram lengan kanan Max dan memelintirnya.Krk!Tulang lengan Max langsung patah dan tidak bisa digerakkan sama sekali. Dia mengerang kesakitan. Sakitnya tidak tahan-tahan.Tersadar bahwa di hadapannya adalah orang yang selama ini ditunggu-tunggu, akhirnya Ramsey semangat sekaligus beringas, lalu mendorong Max sehingga Max terjengkang ke belakang. Pistolnya terlempar cukup jauh. Saat itulah Ramsey menghajar Max habis-habisan.Gedebak! Gedebuk!Lubang hidung dan bibir Max mengeluarkan darah segar tapi kotor. Dia tetap tidak bisa berbuat banyak meskipun sempat juga memberikan perlawanan. Hari ini, Max pun tamat.Di kantor kepolisian, Ramsey bersama sejumlah anggota kepolisian pun menginterogasi Max. Dari barang bukti yang ada, yakni dari ponsel Max, terdapat chat dan panggilan t
Ketika pihak kepolisian menghubungi nomor Grey, tidak bisa tersambung karena di saat bersamaan, Grey sudah mendapat info bahwa Max tertangkap dan berada di kantor kepolisian. Nomor Grey sudah tidak aktif lagi. Dia langsung kabur ke luar negeri. Liciknya, Grey sudah tidak bisa terlacak di mana di sekarang.Mengetahui kabar bahwa Grey tidak diketahui keberadaannya, Ramsey mendenguskan napas kekecewaan yang sangat berat. Tugasnya melakukan penjagaan terhadap Qiarra selama berminggu-minggu hanya untuk bisa bertemu dengan Max dan orang yang menyuruhnya, tetapi, semua pupus.“Bosku adalah Nona Grey. Dia yang menyuruhku dan membayarku. Bisa jadi, dia yang tahu di mana keberadaan The Darky sekarang.” Lalu dengan entengnya Max bicara, mengingat bahwa selama ini para pihak berwajib tidak bisa menemukan The Darky yang amat misterius. “Sudahlah, lupakan saja The Darky! Dia tidak akan pernah diketemukan, selamanya! Tidak ada yang becus dari negara ini dalam bekerj
Qiarra berlari-lari kecil ke arah mobil. Ramsey segera keluar dan membukakan pintu.“Bagaimana, apa semua berjalan lancar, Qiarra? Apa kau yakin akan lulus?” tanya Ramsey antusias, berusaha menghilangkan apa pun yang tadi mengacaukan suasana hatinya. Meski jiwanya sedang agak buruk, wajahnya tetap ceria.“Apa yang kita pelajari selama ini, hampir semuanya masuk dalam soal. Aku bisa menjawab semua soal dengan sangat percaya diri. Aku yakin bakal lulus,” balas Qiarra dengan nada yang penuh semangat.Selama dalam perjalanan pulang, Ramsey meyakinkan kepada Qiarra bahwa dia memang akan lulus. Mendengar itu, Qiarra pun semakin optimis bahwa dia akan menjadi mahasiswa Material Science di Daire University.Namun, ketika Ramsey mengatakan bahwa tugasnya telah selesai, tiba-tiba Qiarra bersedih.“Ramsey, apa maksud mu? Kenapa kau berkata bahwa kita akan berpisah? Tugas mu telah selesai?”“Pelakunya sudah tert