TAR!
Peluru panas itu memecahkan kaca mobil.
Dor!
Tembakan kedua juga kembali memecahkan kaca mobil.
Merasa terancam, akhirnya Ramsey mencengkeram lengan kanan Max dan memelintirnya.
Krk!
Tulang lengan Max langsung patah dan tidak bisa digerakkan sama sekali. Dia mengerang kesakitan. Sakitnya tidak tahan-tahan.
Tersadar bahwa di hadapannya adalah orang yang selama ini ditunggu-tunggu, akhirnya Ramsey semangat sekaligus beringas, lalu mendorong Max sehingga Max terjengkang ke belakang. Pistolnya terlempar cukup jauh. Saat itulah Ramsey menghajar Max habis-habisan.
Gedebak! Gedebuk!
Lubang hidung dan bibir Max mengeluarkan darah segar tapi kotor. Dia tetap tidak bisa berbuat banyak meskipun sempat juga memberikan perlawanan. Hari ini, Max pun tamat.
Di kantor kepolisian, Ramsey bersama sejumlah anggota kepolisian pun menginterogasi Max. Dari barang bukti yang ada, yakni dari ponsel Max, terdapat chat dan panggilan t
Ketika pihak kepolisian menghubungi nomor Grey, tidak bisa tersambung karena di saat bersamaan, Grey sudah mendapat info bahwa Max tertangkap dan berada di kantor kepolisian. Nomor Grey sudah tidak aktif lagi. Dia langsung kabur ke luar negeri. Liciknya, Grey sudah tidak bisa terlacak di mana di sekarang.Mengetahui kabar bahwa Grey tidak diketahui keberadaannya, Ramsey mendenguskan napas kekecewaan yang sangat berat. Tugasnya melakukan penjagaan terhadap Qiarra selama berminggu-minggu hanya untuk bisa bertemu dengan Max dan orang yang menyuruhnya, tetapi, semua pupus.“Bosku adalah Nona Grey. Dia yang menyuruhku dan membayarku. Bisa jadi, dia yang tahu di mana keberadaan The Darky sekarang.” Lalu dengan entengnya Max bicara, mengingat bahwa selama ini para pihak berwajib tidak bisa menemukan The Darky yang amat misterius. “Sudahlah, lupakan saja The Darky! Dia tidak akan pernah diketemukan, selamanya! Tidak ada yang becus dari negara ini dalam bekerj
Qiarra berlari-lari kecil ke arah mobil. Ramsey segera keluar dan membukakan pintu.“Bagaimana, apa semua berjalan lancar, Qiarra? Apa kau yakin akan lulus?” tanya Ramsey antusias, berusaha menghilangkan apa pun yang tadi mengacaukan suasana hatinya. Meski jiwanya sedang agak buruk, wajahnya tetap ceria.“Apa yang kita pelajari selama ini, hampir semuanya masuk dalam soal. Aku bisa menjawab semua soal dengan sangat percaya diri. Aku yakin bakal lulus,” balas Qiarra dengan nada yang penuh semangat.Selama dalam perjalanan pulang, Ramsey meyakinkan kepada Qiarra bahwa dia memang akan lulus. Mendengar itu, Qiarra pun semakin optimis bahwa dia akan menjadi mahasiswa Material Science di Daire University.Namun, ketika Ramsey mengatakan bahwa tugasnya telah selesai, tiba-tiba Qiarra bersedih.“Ramsey, apa maksud mu? Kenapa kau berkata bahwa kita akan berpisah? Tugas mu telah selesai?”“Pelakunya sudah tert
Tibalah hari pengumuman para peserta yang lulus masuk Daire University. Pihak penyelenggara hanya mengumumkannya di kampus dan tidak melalui media internet atau pun melalui pesan singkat.Seperti biasa, Ramsey mengantarkan Qiarra menuju kampus. Pada hari-hari sebelumnya, Qiarra masih belum bisa berdamai atas keputusan Ramsey untuk tidak lagi menjadi bodyguardnya, hanya saja Qiarra mulai membiasakan diri menjadi pribadi yang lebih dewasa.Begitu turun dari mobil, Qiarra menatap Ramsey dengan pandangan harap-harap cemas. “Ramsey, doakan aku.”Ramsey pun senyum dan menjawab, “Semoga kau lulus, Qiarra. Doa terbaik selalu untukmu.”Qiarra membalik badan lalu segera menghubungi Lita. Tidak lama berselang, mereka pun akhirnya bertemu. Mereka berdua bergandengan tangan, melangkah cukup lebar, dan membaur dengan para calon mahasiswa lainnya.“Lita, aku deg-degan. Aku khawatir kalau tidak lulus dan harus menunggu lagi tahun depa
Seiring berjalannya waktu, Ramsey masih menetap di Daire York sampai nantinya ketemu titik terang tentang tugas besar yang dia bawa untuk menemukan anaknnya lalu membawanya pulang kembali. Di apartemen mewahnya, dia sibuk berada di depan laptop, mengurusi dan memantau The Rock Holding Company yang sejauh ini terus menanjaki tren positif.Keluarganya di Gloriston memintanya agar segera pulang. Masih cukup banyak urusan yang telah menunggu. Namun, sebelum ketemu titik terang, Ramsey belum mau pulang ke Gloriston, dia masih berusaha untuk mengupas teki teki yang sungguh misterius di Daire York.Sudah lebih dari tiga bulan lamanya Ramsey berada di sini. Lalu, bagaimana kabar anaknya? Apakah dia masih ada? Atau, dia telah dibunuh? Ramsey tidak tahue. Lela bekerja, dia membuka ponsel dan melihat foto-foto anak bayinya yang masih merah dan mungil. Sungguh menggemaskan.“Brockley, di mana kau sekarang? Ayah merindukan mu .....”Ramsey menghela napas p
Levon menjawabnya dengan cukup antusias. “Ya, kau tahu sendiri aku merupakan CEO Luxor, perusahaan perhiasan terbesar dan paling populer di seluruh dunia. Aku sangat sibuk, Ramsey.”Menyadari bahwa di hadapannya sekarang bukan orang sembarangan, Levon perlahan menelan ludahnya yang pahit, berusaha untuk tetap tenang dan terkesan bingung apalagi kalah sedikit pun. Bagaimana pun, dia merupakan CEO dan Ramsey merupakan mantan sopir ekspedisi yang bekerja di Luxor. Dia selalu merasa tinggi.Padahal, di bagian kepalanya yang lain, dia tidak bisa memungkiri bahwa dominasi Ramsey yang sesungguhnya jauh lebih besar. Seisi Luxor tidak ada apa-apanya sama sekali jika dibandingkan dengan Glorisium yang terpendam di bawah tanah milik Keluarga Ramsey di Gloriston. Levon sadar bahwa sejatinya dia masih kalah jauh dari Ramsey, hanya saja dia tidak ingin tampak rendah sekarang.Levon menepuk pundak Ramsey beberapa kali, karena tidak bisa dan bahkan tidak mungkin mem
Sembari menikmati anggur termahal, Levon duduk dengan begitu gagahnya. Sekarang, dia benar-benar yakin bahwa di hadapannya merupakan seorang Rocky yang berasal dari Gloriston sebab begitu dia menawarkan minuman, Ramsey menolaknya.“Aku bekerja untuk Tuan Robert Winsor selama beberapa minggu. Semua orang tidak mau menganggur,” Ramsey menjawab apa adanya, menutupi pesan sebenarnya yang dia tutupi selama ini.Namun, Levon peka dan tidak pula bodoh. Dia akhirnya tahu untuk apa Ramsey bekerja dan tentu ada korelasinya dengan Mafia Darky, hanya saja Levon berpura-pura tidak tahu. Ingat, Levon menjamin karir yang bagus bagi Ramsey di Luxor tetapi kenapa malah mau menjadi seorang bodyguard dengan bayaran rendah?Saat ini juga akhirnya terbayang sejumlah kejadian-kejadian aneh yang pernah Levon ketahui, seperti di Hotel Seven Stars, dikalahkannya Mafia Vox, lalu Ramsey sering mendapatkan bantuan dari para pria asing, belum lagi uang Ramsey yang sangat banyak,
Tepatnya di sebuah villa yang cukup mewah. Qiarra sengaja mengundang teman-teman sekelasnya untuk merayakan kemenangan besarnya, yakni bisa lulus masuk Daire University dan satu lagi, bisa membalaskan dendamnya terhadap Zoe dan Rya.Taruhannya waktu itu adalah jika Qiarra gagal, dia akan mentraktir semua teman-teman satu kelas dan meskipun dia lulus, dia tetap memberikan traktiran. Pesta kecil itu berlangsung cukup meriah dan semarak.Di pengujung acara, Qiarra mengangkat telapak sepatunya sedikit ke atas ketika dia berada di atas meja besar. “Rya, Zoe, dan kita semua tidak lupa dengan omongan kalian berdua. Jika aku lulus, kalian berdua akan menjilat telapak sepatuku.”Jansen, Gerry, Lita, dan lebih dari tiga puluh orang lainnya tidak mungkin lupa dengan taruhan itu.Dengan sangat berat hati, Zoe dan Rya terpaksa melakukannya. Sebelum itu, Qiarra membersihkan telapak sepatunya dengan tisu biar agar sedikit bersih.“Silakan!&rdquo
“The Darky!” gumam Ramsey menyeringai marah.The Darky sadar bahwa keberadaan Ramsey sangat berbahaya dan sering menggagalkan semua rencananya. Oleh karena itu, kematian Ramsey adalah hal yang sangat penting.Ramsey meninggalkan tempat acara tanpa berpamitan lagi dengan Adrian. Baru kali ini Ramsey agak tergesa-gesaa dan dia tidak bisa menyembunyikan kepanikan yang meledak di dadanya namun sebisa mungkin dia tetap tenang meskipun berada dalam situasi yang begitu mencekam.Baginya, nyawa Qiarra sangat penting.Tiga puluh menit kemudian, saat dia telah tiba di sebuah halaman rumah tua yang berada di ujung kota, Ramsey turun dari mobil. Dia mengedarkan pandangan, ada beberapa mobil terparkir dan memang benar itu mobil yang pernah dia bawa ketika mengantar jemput Qiarra.Ponsel Ramsey berdering.“Ya, aku sudah sampai.”“Baik. Tunggu sebentar.”Tidak lama berselang, pintu rumah itu pun terbuka. Qi