Hingga akhirnya lebih dari tiga puluh orang sudah hadir dan menyesaki toko. Mereka semua dengan begitu semangatnya memborong baju, jaket, celana, topi, aksesoris dan lainnya.
Jansen ingin marah menyaksikan ini semua namun ketika dia melihat ayahnya tidak bertindak apa pun, dia lantas memilih diam dan hanya bisa pasrah atas apa yang ada sekarang.
Dunia makin aneh .....
Seiring berjalannya waktu yang amat cepat itu, Quinn dan tiga anak buahnya masuk ke dalam toko. Quinn mencari seseorang. “Siapa di antara kalian yang bernama Lita?”
Lita tidak tidak tanggap karena kurang fokus. Begitu Qiarra menyenggolnya, lamunannya pun buyar. “Eh! Ya, ada apa?” ucapnya gelagapan.
“Oh, kau rupanya wanita bernama Lita. Baiklah, silakan suruh tiga pria di dekat kasir itu untuk menjauh atau kalau kau ingin mengusir mereka pergi, silakan saja.” Quinn jongkok di hadapan Lita yang sedang duduk di bangku.
“Ha? Mengusir Jansen
Hukuman tersebut jauh lebih pedas dari pada dua tamparan tadi. Sangat memalukan.Quinn mempersilakan mereka pergi. “Semua masalah sudah clear. Tidak ada lagi yang perlu kita persoalkan. Sekarang, silakan pergi dari sini!”“Baik Tuan, baik. Kami akan pergi segera,” ucap Kay lalu menyeret Jansen dan Gerry agar pergi dari sini.Pihak mall sudah menutup rapat K-Store karena sudah tidak ada lagi barang di dalamnya.Qiarra menenteng tujuh kantong besar dan Lita menenteng lima kantong besar plus uang seratus tiga puluh ribu dollar.***Di rumah Lita.Keluarganya yang miskin tercengang dan bahagia.“Apa yang harus kami lakukan?” ibunya Lita menatap bingung. Seumur-umur, mereka tidak punya uang lebih dari seratus ribu dollar. Itu adalah uang yang sangat banyak bagi mereka yang miskin.Ramsey menjawabnya dengan nada yang penuh keakraban. “Selama ini, Lita menjad
Hari pun berganti hari.Ini adalah hari terakir bagi Max Rodri, jika hari ini dia kembali gagal, tidak akan ada kesempatan lagi baginya. The Darky sudah memberikan ultimatum tegas bahwa Qiarra harus segera ditangkap pada hari ini juga. Selama beberapa hari belakangan Max melakukan pengintaian dan menggali informasi dan sesuai dengan informasi yang dia dapatkan bahwa Qiarra akan pergi bersama Ramsey pada hari senin ini.Bertepatan dengan hari dilaksanakannya tes ujian masuk di Daire University. Max sangat kualahan menghadapi Ramsey. Selama bergelut dalam perkara kriminal yang terselubung, baru kali ini dia sangat kesulitan, sebelumnya tidak pernah dia menemukan orang setangguh dan secerdas Ramsey. Dan hari ini adalah waktu terakhir bagi dirinya untuk pembuktian kepada The Darky bahwa dia bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik.“Max, ingat, ini adalah hari terakhir bagi mu!” Terdengar halus suara di ujung telepon.“Baik, Bos. Aku mengerti
TAR!Peluru panas itu memecahkan kaca mobil.Dor!Tembakan kedua juga kembali memecahkan kaca mobil.Merasa terancam, akhirnya Ramsey mencengkeram lengan kanan Max dan memelintirnya.Krk!Tulang lengan Max langsung patah dan tidak bisa digerakkan sama sekali. Dia mengerang kesakitan. Sakitnya tidak tahan-tahan.Tersadar bahwa di hadapannya adalah orang yang selama ini ditunggu-tunggu, akhirnya Ramsey semangat sekaligus beringas, lalu mendorong Max sehingga Max terjengkang ke belakang. Pistolnya terlempar cukup jauh. Saat itulah Ramsey menghajar Max habis-habisan.Gedebak! Gedebuk!Lubang hidung dan bibir Max mengeluarkan darah segar tapi kotor. Dia tetap tidak bisa berbuat banyak meskipun sempat juga memberikan perlawanan. Hari ini, Max pun tamat.Di kantor kepolisian, Ramsey bersama sejumlah anggota kepolisian pun menginterogasi Max. Dari barang bukti yang ada, yakni dari ponsel Max, terdapat chat dan panggilan t
Ketika pihak kepolisian menghubungi nomor Grey, tidak bisa tersambung karena di saat bersamaan, Grey sudah mendapat info bahwa Max tertangkap dan berada di kantor kepolisian. Nomor Grey sudah tidak aktif lagi. Dia langsung kabur ke luar negeri. Liciknya, Grey sudah tidak bisa terlacak di mana di sekarang.Mengetahui kabar bahwa Grey tidak diketahui keberadaannya, Ramsey mendenguskan napas kekecewaan yang sangat berat. Tugasnya melakukan penjagaan terhadap Qiarra selama berminggu-minggu hanya untuk bisa bertemu dengan Max dan orang yang menyuruhnya, tetapi, semua pupus.“Bosku adalah Nona Grey. Dia yang menyuruhku dan membayarku. Bisa jadi, dia yang tahu di mana keberadaan The Darky sekarang.” Lalu dengan entengnya Max bicara, mengingat bahwa selama ini para pihak berwajib tidak bisa menemukan The Darky yang amat misterius. “Sudahlah, lupakan saja The Darky! Dia tidak akan pernah diketemukan, selamanya! Tidak ada yang becus dari negara ini dalam bekerj
Qiarra berlari-lari kecil ke arah mobil. Ramsey segera keluar dan membukakan pintu.“Bagaimana, apa semua berjalan lancar, Qiarra? Apa kau yakin akan lulus?” tanya Ramsey antusias, berusaha menghilangkan apa pun yang tadi mengacaukan suasana hatinya. Meski jiwanya sedang agak buruk, wajahnya tetap ceria.“Apa yang kita pelajari selama ini, hampir semuanya masuk dalam soal. Aku bisa menjawab semua soal dengan sangat percaya diri. Aku yakin bakal lulus,” balas Qiarra dengan nada yang penuh semangat.Selama dalam perjalanan pulang, Ramsey meyakinkan kepada Qiarra bahwa dia memang akan lulus. Mendengar itu, Qiarra pun semakin optimis bahwa dia akan menjadi mahasiswa Material Science di Daire University.Namun, ketika Ramsey mengatakan bahwa tugasnya telah selesai, tiba-tiba Qiarra bersedih.“Ramsey, apa maksud mu? Kenapa kau berkata bahwa kita akan berpisah? Tugas mu telah selesai?”“Pelakunya sudah tert
Tibalah hari pengumuman para peserta yang lulus masuk Daire University. Pihak penyelenggara hanya mengumumkannya di kampus dan tidak melalui media internet atau pun melalui pesan singkat.Seperti biasa, Ramsey mengantarkan Qiarra menuju kampus. Pada hari-hari sebelumnya, Qiarra masih belum bisa berdamai atas keputusan Ramsey untuk tidak lagi menjadi bodyguardnya, hanya saja Qiarra mulai membiasakan diri menjadi pribadi yang lebih dewasa.Begitu turun dari mobil, Qiarra menatap Ramsey dengan pandangan harap-harap cemas. “Ramsey, doakan aku.”Ramsey pun senyum dan menjawab, “Semoga kau lulus, Qiarra. Doa terbaik selalu untukmu.”Qiarra membalik badan lalu segera menghubungi Lita. Tidak lama berselang, mereka pun akhirnya bertemu. Mereka berdua bergandengan tangan, melangkah cukup lebar, dan membaur dengan para calon mahasiswa lainnya.“Lita, aku deg-degan. Aku khawatir kalau tidak lulus dan harus menunggu lagi tahun depa
Seiring berjalannya waktu, Ramsey masih menetap di Daire York sampai nantinya ketemu titik terang tentang tugas besar yang dia bawa untuk menemukan anaknnya lalu membawanya pulang kembali. Di apartemen mewahnya, dia sibuk berada di depan laptop, mengurusi dan memantau The Rock Holding Company yang sejauh ini terus menanjaki tren positif.Keluarganya di Gloriston memintanya agar segera pulang. Masih cukup banyak urusan yang telah menunggu. Namun, sebelum ketemu titik terang, Ramsey belum mau pulang ke Gloriston, dia masih berusaha untuk mengupas teki teki yang sungguh misterius di Daire York.Sudah lebih dari tiga bulan lamanya Ramsey berada di sini. Lalu, bagaimana kabar anaknya? Apakah dia masih ada? Atau, dia telah dibunuh? Ramsey tidak tahue. Lela bekerja, dia membuka ponsel dan melihat foto-foto anak bayinya yang masih merah dan mungil. Sungguh menggemaskan.“Brockley, di mana kau sekarang? Ayah merindukan mu .....”Ramsey menghela napas p
Levon menjawabnya dengan cukup antusias. “Ya, kau tahu sendiri aku merupakan CEO Luxor, perusahaan perhiasan terbesar dan paling populer di seluruh dunia. Aku sangat sibuk, Ramsey.”Menyadari bahwa di hadapannya sekarang bukan orang sembarangan, Levon perlahan menelan ludahnya yang pahit, berusaha untuk tetap tenang dan terkesan bingung apalagi kalah sedikit pun. Bagaimana pun, dia merupakan CEO dan Ramsey merupakan mantan sopir ekspedisi yang bekerja di Luxor. Dia selalu merasa tinggi.Padahal, di bagian kepalanya yang lain, dia tidak bisa memungkiri bahwa dominasi Ramsey yang sesungguhnya jauh lebih besar. Seisi Luxor tidak ada apa-apanya sama sekali jika dibandingkan dengan Glorisium yang terpendam di bawah tanah milik Keluarga Ramsey di Gloriston. Levon sadar bahwa sejatinya dia masih kalah jauh dari Ramsey, hanya saja dia tidak ingin tampak rendah sekarang.Levon menepuk pundak Ramsey beberapa kali, karena tidak bisa dan bahkan tidak mungkin mem