Untuk menenangkan dan menyenangkan hati Qiarra, Ramsey bermaksud mengajaknya makan siang di sebuah restoran sederhana dan masih berada di jantung kota Daire York.
Di restoran, mereka duduk agak di pojokan agar tidak tampak terlihat oleh orang banyak.
“Silakan pesan apa yang kau mau, Qiarra.”
“Aku lagi kepingin makan spagetti. Kau juga harus coba, Ramsey.”
“Tentu, aku juga mau makan itu.” Ramsey mengedarkan pandangan ke sekitaran, memindai semua sudut ruangan dan memastikan bahwa tempat ini sudah aman. Di mana pun dan kapan pun, Ramsey selalu menajamkan indera penglihatan dan pendengarannya.
Posisi tegap berdiri, Ramsey selalu dalam kondisi siap dan waspada, tidak akan melewatkan satu momen pun. Jangan sampai satu detik itu bakal membahayakan nyawa Qiarra.
Pada saat makan bersama, tiba-tiba empat orang teman sekelas Qiarra makan juga di restoran yang sama, yang mana mereka ini adalah orang yang paling hobi
Ramsey bergegas menuju lokasi dan mendekati mobil tersebut. Sesampainya di sana, dia dikejutkan atas kehadiran Quinn.Ramsey baru melihat nomor platnya. “Astaga! Mobilnya sama.”“Bos, maaf dari tadi pagi kami belum bisa melakukan pemantauan, baru siang hari ini bisa. Ada urusan pribadi yang mesti kami selesaikan.” Quinn memasang wajah seperti merasa bersalah.“Quinn, ada empat kucing di dalam sana. Cepat kau urus!” Tidak berlama-lama, kemudian Ramsey kembali masuk ke dalam restoran.Ramsey duduk di samping Qiarra dan melanjutkan acara makan mereka.Begitu empat makhluk jahil tadi mulai kembali berceloteh, tiba-tiba saja Quinn bersama manager restoran mendekati mereka.Barusan, Quinn menemui sang manager dan menjual nama Tha Rock Holding Company dan saat itu juga dia ingin agar empat remaja tersebut segera pergi, tidak ada alasan dan protes apa pun.Terang saja, sang manager mengusir mereka berempat.
Di hari pertama, dari siang hingga malam hari ini, Ramsey menyuruh Qiarra untuk mengulangi semua mata pelajaran yang pernah dia pelajari selama duduk di bangku SMA. Semuanya.Berulang kali Ramsey melempar pertanyaan lalu meminta jawaban kepada Qiarra, berharap dengan itu Qiarra bisa membuka memorinya kembali, mengingat apa saja yang pernah dia pelajari.“Lupa!” keluh Qiarra sambil memberengut. “Itu pelajaran sudah lama sekali. Aku lupa, Ramsey!” rengek Qiarra, pasrah.Kemudian, Ramsey memberikan jawabannya. “Heliosentris adalah teori yang mengatakan bahwa matahari adalah pusat jagat raya. Kalau Geo, adalah bumi. Ingat, Helio, matahari.”Qiarra manggut-manggut mengiyakan omongan Ramsey. “Oh iya, aku baru ingat itu!” serunya kegirangan.Kemudian, Ramsey melempar pertanyaan lagi. “Bagaimana menurut mu tentang Teori Darwin?”“Itu, kalau tidak salah tentang evolusi manusia. Entahla
Winsor Energy ingin bekerja sama dengan The Rock Holding Company dalam pembelian Glorisium, akan tetapi upaya tersebut mesti gagal, entah kenapa sebabnya. Karena itulah Robert Winsor kecewa dan tidak mengerti mesti menyalahkan siapa.“Padahal, kami sedang butuh Glorisium dalam jumlah yang banyak untuk kami olah menjadi bahan bakar.” Robert menghembusan napas lelah.Karena usaha yang dia tempuh sepertinya tiada guna, sepertinya dia akan mengurungi rencana tersebut kemudian mengambil langkah lain.Ramsey menatap wajah Robert dengan pandangan yang amat serius lalu bertanya dengan suara yang dingin, “Apa Tuan tahu siapa di balik gagalnya rencana tersebut? Apa mungkin pihak The Rock Holding Company yang menggagalkannya?”Tanpa ragu Robert menjawab, “Aku yakni The Rock Holding Company merupakan mitra bisnis yang solid dan menjunjung integritas. Tidak mungkin mereka yang menggagalkannya. Tapi aku tidak bisa juga memastikan, hanya sa
Begitu Qiarra masuk ke dalam kelas, benar saja dia menjadi pusat perhatian orang-orang.Empat tersangka utama bergegas maju ke depan, sebelum guru masuk dan memberikan materi, mereka ingin bersenang-senang terlebih dahulu.Jansen bertolak pinggang sambil mencerocos, “Wah, ke mana kuncir kudanya ya? Kok hilang? Haha!”Gerry berjalan mengitari Qiarra seraya mengejek, “Kok tidak bawa bonek Barbie? Biasanya bawa, kok sekarang tidak?”Zoe tercengang bukan buatan, mulutnya menganga lebar. “Astaga! Kau sekarang berubah, Qiarra! Biasanya kau pakai lipstik dan tepung di wajah. Kenapa sekarang kau malah tampil natural?”Bola mata Rya membelalak lebar seperti telur mata sapi. “Kau jauh lebih dewasa sekarang. Apa yang telah merasuki mu, Qiarra?”Jika biasanya saat diejek dan ditertawakan Qiarra bersedih dan cuek, sekarang tidak, dia menegarkan diri dan menguatkan hatinya. Dia menegakkan kepalanya dan tetap
Rya menjawabnya. “Kalau kau tidak lulus, kau tidak perlu melakukan apa pun!”Namun, Qiarra tidak setuju. “Tidak adil kalau begitu. Begini saja, kalau aku tidak lulus, aku akan mentraktir kalian semua satu kelas di resto tempat di mana Zoe, Rya, Jansen, dan Gerry kena usir. Bagaimana?” singgung Qiarra.Mendengar pernyataan itu, semua orang pun terkejut heran.Qiarra mengulangi kalimatnya. “Ya, kemarin Zoe, Rya, Jansen, dan Gerry kena usir. Aku sangat kasihan dan prihatin terhadap mereka berempat.” Sengaja, Qiarra membeberkan peristiwa memalukan itu kepada orang-orang di kelas. “Aku tidak tahu, apa mereka tidak bawa uang atau kenapa, namun yang pasti, mereka hanya numpang duduk sebentar. Ups.”Jansen dan Gerry tersentak kaget. Namun, begitu mereka ingin memberikan semacam taruhan pula kepada Qiarra, tiba-tiba mereka ragu untuk melakukannya sebab tidak pernah mereka meliha Qiarra begitu berani dan percaya
Max Rodri mendapatkan info dari seorang informan di sekolahan Qiarra bahwa Qiarra memang akan mengikuti lomba renang yang diadakan di sekolah minggu depan nanti.“Sial! Tidak ada celah untuk melakukan penyergapan terhadap bocah itu. Aku memang harus bersabar,” gumam Max sambil menyeringai gusar.Sebelumnya, Max sudah melakukan pengawasan terhadap Ramsey dan setelah dia pikirkan secara matang-matang, akhirnya dia pun berkesimpulan bahwa memang penjaga Qiarra bukan orang sembarangan.Dulu, Max pernah menjadi pasukan khusus militer namun karena tersangkut kasus narkoba yang besar dan luar biasa, dia pun akhirnya dipecat secara tidak hormat dan melarikan diri sebelum diadili. Max tidak bisa diterima bekerja di mana pun karena namanya sudah di-blacklist, di mana pun.Tidak ada orang mau mempekerjakannya meskipun tukang cuci piring atau petugas kebersihan sekali pun. Nama Max Rodri dan wajahnya sudah menjadi sampah di Dairey York bahkan negara ini.
Jantung Ramsey berdegup kencang, lalu dia menghela napas lagi, semampunya tidak mengeluarkan ekspresi apa pun. Lalu, dia mengangkat Qiarra dengan kedua tangannya, membawa Qiarra menuju kamar.“Cepatlah!” tegas Ramsey kemudian membalik badan dan melangkah lebar kembali menuju kolam renang.Tidak lama berselang, Qiarra pun tiba dengan pakaian renang yang jauh lebih tertutup meskipun karena ketat, tetap tampak juga lekuk tubuhnya yang seksi bukan main.Dengan centilnya sengaja Qiarra menggoda Ramsey, “Bagaimana sekarang? Apa aku sekarang mirip atlet renang sungguhan?”Ramsey hanya menyunggingkan senyuman halus. “Aku lebih suka kau sekarang dari pada yang tadi.”Pertama-tama, Ramsey memberikan contoh teknik renang yang akan diperlombakan nanti, memperlihatkannya kepada Qiarra.Melihat Ramsey begitu lihai dan jago, Qiarra lantas tercengang bukan buatan. “Ha? Kau tidak jauh beda dengan pengajarku, Ramsey.
Perlombaan dimulai.Qiarra dan sembilan peserta lainnya menerjunkan diri dan meluncur deras ke kolam renang. Lalu dibarengi pula oleh teriakan para penonton di tribun.Ketika sedang seru seperti itu, tiba-tiba Ramsey melihat satu orang pria berkaca mata dan bertopi tampak mencurigakan. Konsentrasi Ramsey kembali terpecah. Dia jadi tidak fokus untuk menonton pertandingan, malah sibuk memperhatikan si pria tersebut.Meski sempat kesulitan dan terseok-seok di awal, Qiarra meyakinkan dirinya bahwa dia harus juara. Di tengah dan akhir perlombaan, Qiarra membuktikan konsitensinya kepada Ramsey bahwa latihan selama berhari-hari belakangan jelas tidak sia-sia.Qiarra berhasil menjadi juara pertama. Dia berjalan mengitari pinggiran kolam renang dan mengawas ke arah tempat duduk Rya dan Zoe sambil mengacungkan kedua jempolnya, bahwa dia adalah yang terbaik saat ini. Dua wanita itu pura-pura tidak tahu dan niat mereka untuk mengejek Qiarra pun batal.Namun, b