Carlos mengedarkan pandangan ke sekitar. “Sumbernya masih tak jauh dari sini, tidak lebih dari radius dua ratus meter.” Ketika ingin memastikan lokasi dari sumber bau tersebut, akhirnya Carlos memejamkan mata sembari menyedot udara sekali-sekali, layaknya anjing pelacak, dia pun beraksi. Sebagai mantan pencandu berat, aroma tertawa itu sudah seperti bau badannya sendiri. Carlos kaya akan pengalaman.Adrian yang mengekor berjalan di belakang mereka hanya terheran-heran. Meski dia lama dalam dunia kriminal, namun skill penciumannya masih jauh di bawah Carlos. Adrian hanya menang nama karena uang, tetapi Carlos itu underrated dan memang tidak layak diremehkan.Carlos berhenti. Dia menyepak-nyepak rumput di bawah kakinya. Hal itu tentu menarik perhatian Ramsey dan Adrian.Trang!“Aduh!”Carlos tak sengaja menyepak bongkahan besi berkarat dan ternyata itu adalah sebuah baut besar untuk membuka pintu rahasia.“Di bawah sini!”
Empat pemuda ini punya track record yang cukup bagus, yakni sewaktu masih mengenyam pendidikan, mereka kerap ikut tawuran antar pelajar sehingga ketika berada dalam situasi sulit, mereka tak akan gugup.Mathieu menatap penuh rasa angkuh. “Sangat mudah untuk menghabisi nyawa kalian bertiga. Kami pernah mengeroyok dua orang preman sekaligus. Kalian harus tahu itu!”Adrian dan Carlos tersenyum tipis dan hampir tertawa tatkala menyaksikan empat pemuda itu sudah sangat sok jagoan. Adrian dan Carlos menjadi saksi mata betapa hebatnya Ramsey dalam bertarung meskipun berhadapan dengan pelaku kriminal kelas kakap sekali pun.Tetap santai, Ramsey berkata tanpa ada kesan sombong sedikit pun. “Sebagian teman kalian yang menjadi pengawal dan pengaman bos kalian, itu mereka telah kami pulangkan ke rumah mereka masing-masing. Kami tahu jumlah kalian sekitar belasan. Di bawah sini masih ada orang, bukan? Sebaiknya kalian menyusul teman-teman kalian yang sudah pulang
“Deprie! Sori aku tidak sengaja!” Mathieu melemparkan rantai besi sialan itu ke tanah.Sementara itu, korban salah sasaran itu memegangi kepalanya yang bocor. Sudah dipastikan telah hilang sebagian sel otak si Deprie selepas tumbukan keras berusan. Namun, Deprie berbesar hati, dia mempersilakan kepada Mathieu agar segera meneruskan perkelahian.Di seberang sana, Carlos tertawa riang. “Kocak! Kok bisa kena ya? Haha. Mampus. Belum tanding saja sudah keok satu. Bagaimana itu?”Tidak ingin menanggung malu, Mathieu harus menyelamatkan muka yang telah hilang keharuman pada hari ini. Dia mendengkus geram, mengambil kembali rantai tadi, lalu melakukan gerakan baling-baling helikopter lagi, seolah belum jera.Uing...Ramsey mundur tiga langkah sambil menunggu momen pas sebelum melakukan serangan. Jika dia tidak cekatan, kepalanya bakar meletus juga seperti kepala Deprie. Dengan sangat hati-hati, Ramsey menunggu waktunya tiba.Maka dalam s
Pada saat belasan orang yang baru saja keluar dari bawah ingin memberondong dengan tembakan menggunakan senjata laras pendek, tiba-tiba dua mobil jeep hitam mengkilat berhenti dan ngesot di sekitar sana.Ciit....Zion dan semua anak buahnya turun dari dalam mobil sudah siap dengan senjata tempur yang jauh lebih lengkap, AK12, pistol, dan rompi anti peluru. Mereka lebih baik dari pada institusi keamanan negara. Kehadiran Mafia Morgan menciutkan nyali para pemuda di sana.Belasan remaja dan dewasa muda tiba-tiba kikuk dan gelagapan. Ada di antara mereka yang sampai terkencing-kencing di celana dan sebagaian malah turun lagi ke bawah. Usia yang sangat muda dan kurangnya soliditas di antara mereka membuat mereka jadi tak kompak.Mathieu malah tercengang heran. Sebagai kepala, dia harus bisa mengarahkan semua anak buahnya. “Woi! Kenapa kalian tidak menyerang?! Ayo cepat serang!”Perintah itu tak digubris. Nyawa mereka jauh lebih diutamak
Mathieu kagum terhadap Ramsey dengan segala kelebihan dan kebaikannya, maka dari itu Mathieu berusaha untuk membalas kebaikan tersebut. “Tentang kasus penyanderaan istri seorang petinggi kepolisian.”Ramsey melangkah maju hingga posisinya dengan Mathieu hanya terpaut tiga meter saja, lalu berkata dengan sangat penasaran. “Kau tau di mana mereka berada, Math? Katakan pada kami.”Di saat bersamaan, Adrian, Carlos, Zion beserta anak buahnya sudah mengamankan belasan anak buah Mathieu. Para remaja dan dewasa muda itu pasrah, tidak berkutik sedikit pun, dan rela tangan mereka terikat tali dan tersambung satu sama lain.Lalu Adrian, Carlos, dan Zion masuk ke dalam ruangan bawah tanah. Mereka sangat kaget begitu melihat apa yang ada di dalam sana. Mereka melihat berkelilin dengan perasaan takjub dan terheran-heran.Puluhan senjata api, mulai dari pistol, shotgun, senjata laras pendek, sampai senapan sniper, semuanya lengkap tersusun dengan rapi. Semua s
Di waktu bersamaan dan di tempat yang berbeda, seorang anak bayi menangis dan merengek.“Howeek ... Howeek ....”Lord Darky yang sedang menikmati secangkir kopi dan cerutu, mendengar cukup jelas tangisan dan rengekan itu.“Baby sitter, cepat kasih dia susu! Aku malas mendengar suara melengking itu!” perintah Lord Darky.Sebentar lagi, dia akan keluar dari mansion mewahnya, lalu melakukan aktivitas seperti biasanya. Hampir setiap hari dia selalu mendengar suara bayi yang sangat menggelisahkan itu.Seorang ajudannya menunduk sedikit lalu berkata pelan, “Bos, kenapa tidak kita bunuh saja anak itu?”Lord Darky yang masih sangat muda mengangkat kaki sembari menghembuskan asap cerutunya dengan sangat angkuh. “Aku mendapatkan info bahwa Marvin Rock telah keluar dari Gloriston dan melakukan pencarian terhadap anaknya. Aku tidak mau membunuh bayi tersebut karena bagaimana pun darah bayi itu mengalir darah Keluarga Rock yang sangat te
Siang hari itu, Ramsey mengenakan jas warna cokelat dan celana warna cokelat, serta topi koboi warna cokelat. Kaca mata hitamnya semakin menutupi identitasnya aslinya. Lalu, dia terus menahan pedal gas Ferrari merah terang, menuju kantor pemasaran Blue Beach Hills. Sebagian besar rumah-rumah mewah di sini menghadap pantai secara langsung.***Di dalam kantor, seorang wanita bernama Caroline sedang membolak-balikkan sebuah berkas kerjanya. Dari sekian banyak pekerja agen properti, hanya wanita yang mirip Gal Gadot itu saja yang belum mendapatkan satu pembeli selama satu bulan terakhir. Selain itu, Caroline sedang butuh uang untuk kebutuhan keluarganya.Dia menyugar rambut blonde panjangnya sehingga tampaklah leher putih nan mulus itu, lalu merapikan blazer hitamnya, beranjak pergi. Kesal, dia ingin menghibur diri, entah ke mana, bisa jadi di sebuah bar dia akan bertemu seorang tajir yang ingin membeli satu properti di Blue Beach.Caroline
Caroline memastikan bahwa pria tampan dan keren di hadapannya ini pasti orang berduit. Jika dilihat dari segi apa pun dan apa saja yang melekat di tubuh pria itu, tentu Caroline memastikan bahwa pria ini memiliki sebuah kepentingan di Pulau Latya.Sambil menutupi bagian yang koyak, dia menundukkan kepala dan berbicara kepada Ramsey, “Tuan, sepertinya kau ingin berkunjung ke kantor Blue Beach. Perkenalkan namaku Caroline, aku bekerja sebagai agen properti di sini. Mungkin aku bisa membantu mu?” Dia sangat gelisah kalau-kalau ada orang yang memperhatikan bokongnya.Ramsey menoleh ke kiri. “Agen properti? Kau adalah orang yang aku cari. Baiklah, masuklah ke dalam!” ajak Ramsey tanpa ragu.Lalu, Caroline melangkah pendek sembari memegangi bagian belakang anderoknya kemudian duduk pas di sebelah Ramsey.Caroline menutupi wajahnya yang merah. “Astaga! Aku sangat malu. Aku harus mengganti pakaianku segera.”“Nanti saja, setelah kau melakuka