Daniel yang hendak naik mobil berhenti, dia menoleh dan berjalan ke depan Yasmin.Yasmin mengira ada pesan yang ingin disampaikan Daniel. Ternyata Daniel menutupi mata anak-anak dengan kedua tangannya yang besar sambil mencium bibir Yasmin dan bahkan menggigitnya dengan genit. Setelah itu, baru dia melepaskan Yasmin.Anak-anak tidak tahu apa-apa. Mereka hanya tahu penglihatan mereka menjadi gelap, lalu menjadi terang lagi.Daniel sudah naik mobil, sedangkan wajah Yasmin tampak merah seperti apel.Siang hari, Yasmin menemani anak-anak bermain di aula.Ponselnya di sebelah berdering. Dia melihat itu telepon masuk dari Daniel.Dia mengambil ponsel, lalu berjalan ke luar aula. Dia berjalan sambil mengangkat telepon. "Daniel ....""Aku nggak akan pulang untuk makan siang.""Oh. Kamu makan di perusahaan?" tanya Yasmin."Iya. Kalau aku nggak sibuk sore ini, aku akan pulang lebih cepat.""Nggak apa-apa.""Patuh sekali ....""A ... Aku bukan anak kecil ...." Yasmin terus merasa Daniel mengangga
Kaki Yasmin yang hendak pergi ke kamar istirahat berhenti dan dia mematung. Wajahnya memucat dan bahkan napasnya menjadi berat."Kemarin kita sudah seharian bersama di Kota Greya. Hari ini kamu mencariku lagi. Kalau kita keseringan bersama, kita akan ketahuan oleh Yasmin." Suara Irene terdengar cemas. "Daniel, aku tahu ini membuatmu sangat sedih. Kamu harus selalu bertahan untuk anak-anak dan berpura-pura menjadi ayah yang penyayang dengan Yasmin. Aku juga sangat sedih. Hari itu seharusnya aku nggak memaksamu menikahi Yasmin. Jadi, sekarang aku menyetujui cara yang kamu ungkit sebelumnya. Menceraikan Yasmin ketika saat yang tepat sudah datang. Yang terpenting adalah aku terlalu mencintaimu dan nggak bisa hidup tanpamu. Yasmin pasti nggak akan berebutan denganku. Bagaimanapun juga, dia nggak akan berakhir dengan baik karena kamu nggak mencintainya ...."Yasmin melangkah mundur dan matanya berkaca-kaca.Dia tidak bisa mendengarkannya lagi. Dia mengambil kotak makan di meja kopi, kemudian
"Nyonya, Anda nggak akan memberi tahu orang lain, 'kan? Atau Tuan Daniel nggak akan memaafkan saya," ucap Susan.Meskipun Yasmin merasa jantungnya sudah mau terbelah dua, dia tetap memikirkan keamanan Susan. Dia berkata, "Aku nggak akan memberi tahu siapa-siapa. Ada begitu banyak orang di Taman Royal. Selain kamu, nggak ada yang pernah memberitahuku ini. Terima kasih.""Saya juga nggak berani mengatakannya. Tapi, saya nggak bisa melihat Nyonya ditindas, makanya saya mengatakannya." Susan berkata, "Saya nggak mengerti. Tuan Daniel jelas-jelas mencintai Nona Irene, tapi kenapa dia masih ingin menikahi Nyonya? Dia melukai dua orang!"Yasmin melihat ke kejauhan dengan sedih.Kenapa Daniel mau menikahinya?Dia mendengar dengan jelas di kantor kalau Daniel dipaksa oleh Irene untuk menikahinya.Dari awal, dia mengira setidaknya Daniel melakukannya untuk anak-anak. Ternyata bukan ....Pernikahannya adalah sebuah anugerah dan dapat diambil kembali kapan saja ....Susan bertanya dengan khawatir,
Muka Yasmin dan Julia muncul di video, kemudian kepala Julian dan Julius berdempet untuk memanggil Papa.Pemandangan itu membuat mata Daniel menjadi sedikit gelap.Ketika Yasmin melihat Daniel, dia tahu kalau Daniel sedang di kantor dari latar belakangnya.Kemudian, dia mengingat hal Daniel dan Irene di kamar istirahat. Rasa sakit muncul di hatinya.Irene sudah pergi pada saat ini, 'kan? Kalau tidak, Daniel tidak akan meneleponnya."Papa, kami dan Mama sedang menangkap kupu-kupu," kata Julian dengan penuh semangat.Julia berkata, "Aku dan Mama sedang memfoto kupu-kupu.""Ada banyak sekali kupu-kupu dan sangat cantik," ucap Julius.Tiga anak kecil bercerita tentang kesenangan mereka. Mereka terus berbicara."Kirim kasih aku setelah kalian memfoto kupu-kupu. Jangan mengambil ponsel Mama," ujar Daniel."Oke!" sahut anak-anak dengan riang. Mereka segera mencari Tony untuk meminta ponsel.Di video tinggal Daniel dan Yasmin yang saling bertatapan.Yasmin tidak tahu harus mengatakan apa karen
Daniel baru menjadi mengerikan kalau ada hal yang berkaitan dengan Irene.Setelah anak-anak bermain beberapa menit di tempat tidur, mereka mulai menguap. Setelah itu, mereka ketiduran.Yasmin tidur bersama mereka.Saat dia bangun, anak-anak sudah menjadi Daniel dan dia berada di dalam pelukan Daniel.Entah kapan Daniel pulang.Yasmin melihat mata Daniel tertutup dan mengira dia sedang tidur, jadi dia mencoba bangun dari pelukan Daniel.Hanya saja, dia baru saja bergerak, lalu tangan di sekitar lengannya mengerat."Jangan bergerak."Yasmin berkata, "Aku sudah nggak mau tidur.""Bukankah sudah kubilang jangan tidur dengan anak-anak. Ini hukuman." Daniel sudah tertidur, tapi dia terbangun begitu Yasmin bergerak.Yasmin diam saja. Dia tidak mengerti kenapa Daniel ingin begitu perhitungan ...."Apa yang sedang kamu pikirkan?" Daniel memegang dagu Yasmin, lalu mengangkatnya agar Yasmin menatapnya.Tatapan itu langsung membuat waktu berhenti.Kepala Yasmin terasa kosong. Dia menggelengkan kep
Pupil mata Yasmin bergerak dan dia menggigit bibirnya. Dia tidak mau berbicara.Kemudian, dia mendengar suara tawa Daniel.Dia melihat Daniel dengan bingung. "Ng ... nggak boleh ketawa.""Aku nggak ketawa.""Ada ....""Apa kamu melihatnya?" ejek Daniel."Aku mendengarnya ...." Yasmin tiba-tiba merasa tidak yakin.Karena Daniel adalah orang yang tidak akan menunjukkan ekspresinya dengan mudah. Seharusnya Daniel tidak akan tertawa padanya.Daniel mengusap air mata Yasmin. Wajah Yasmin bahkan tidak sebesar telapak tangan Daniel. Yasmin tampak sedih dan kasihan, itu membuat hati Daniel perih."Aku nggak pergi. Aku pergi mengambil makanan untukmu."Mata Yasmin tertuju pada meja samping tempat tidur. Dia melihat ada sebuah mangkuk di sana.Kalau tebakannya tidak salah, itu sarang burung.Sore hari, selain kue, dia harus memakan sarang burung."Apa kamu sudah menaruh gula?" bisik Yasmin.Daniel mengambil mangkuk tersebut, kemudian dia menyuap Yasmin. "Cobalah."Yasmin memakannya. Manis. "Kamu
Awalnya, Winston melihat seorang wanita turun. Kemudian, Evan turun dari mobil.Saat Winston melihat Evan, dia makin menyembunyikan tubuhnya sehingga hanya tersisa matanya.Itu benar-benar dia!"Yasmin." Lauren berjalan ke depan Yasmin.Yasmin melihatnya dan tahu kalau ini adalah Lauren. "Lauren." Kemudian, dia menoleh ke Evan yang berjalan ke arahnya. "Paman."Kemarin Lauren baru tahu Yasmin hilang ingatannya setelah mengalami kecelakaan mobil. Dan Evan yang memberitahunya. Maka itu, dia buru-buru kemari."Yasmin, apa kamu mengingatku?" tanya Lauren.Yasmin tahu kecelakaan mobilnya bukan sebuah rahasia. Dia menjawab, "Maaf, aku sudah melupakan semua ingatan lamaku. Karena kamu dan Paman ada di buku kontakku, aku bertanya pada Mike.""Yasmin, kamu nggak usah meminta maaf pada kami. Aku yang salah karena selama ini aku nggak menghubungimu. Seharusnya aku lebih cepat datang untuk melihatmu." Lauren tampak sangat bersalah.Dia bekerja di Grup Samson untuk mencari rahasia Evan yang tak dik
Ekspresi Evan tidak membaik setelah mendengar penjelasan Lauren.Dia mengira Lauren pasti bisa hamil tanpa alat kontrasepsi.Lauren mencoba berkata, "Kak Gilbert, apa kamu bisa meminta orang membelikanku pembalut? Aku nggak membawanya."Evan berbalik dengan ekspresi masam.Lauren mendengar suara pintu di luar ditutup, kemudian Lauren segera menutup pintu kacanya.Dia tidak bisa membiarkan Evan tahu kalau sebenarnya dia ada meminum obat kontrasepsi.Waktu itu dia membeli dua macam obat kontrasepsi untuk berjaga-jaga.Satu adalah obat kontrasepsi dalam botol vitamin yang ditemukan oleh Evan, sedangkan yang satu lagi disembunyikan di lemarinya.Evan pasti tidak menduga itu.Kalau tidak, dengan pengekangan Evan tanpa akhir, Lauren pasti akan hamil.Dia tidak bisa melakukan apa-apa dengan kehamilan pertamanya. Untuk kedua kalinya, dia bisa mencegahnya.Evan bukan orang normal. Bagaimana dia bisa melahirkan anak orang tidak normal? Itu hanya akan menjadi sebuah tragedi.Pintu kaca buram terb
"Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus
"Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar
Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu
Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran
Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L
"Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati