Yasmin menjawab, "Aku nggak tahu.""Aku mendengar rekan kerjaku pernah pergi ke rumah Tuan Daniel untuk kasus ini. Ini karena waktu itu Evan yang tersangka berada di sana. Setelah itu, mereka kembali tanpa hasil."Yasmin tidak tahu tentang hal ini. "Kalian mencurigai pamanku yang membunuh mereka?""Evan Samson adalah pamanmu?" Tatapan mata Winston menjadi tajam."Iya. Pamanku nggak mungkin melakukan hal seperti itu," ujar Yasmin.Winston berpikir Yasmin benar-benar tidak mengenal pamannya. Evan pasti menyembunyikan banyak rahasia besar."Kedua orang yang meninggal itu pernah berkonflik dengan Evan sebelumnya, lalu mereka pergi ke motel dan jantung serta ginjal mereka dicabut.""Itu nggak membuktikan kalau pamanku yang melakukannya, 'kan?"Winston berkata, "Itu hanya penyelidikan rutin."Yasmin merasa kalau itu sangat normal."Aku mengingat kamu bilang kamu amnesia, 'kan?" tanya Winston."Iya. Aku mengalami kecelakaan mobil. Ingatanku sampai sekarang belum pulih," kata Yasmin.Winston m
Setelah Evan kembali ke hotel, dia menyingkirkan jasnya, kemudian bertanya pada Lauren yang sedang berbaring di sofa. "Kamu ingin makan apa siang ini?"Lauren belum menjawab, tapi Evan sudah duduk di sebelahnya. Dia mengangkat dagu Lauren. Saat dia melihat wajah pucat Lauren, dia bertanya, "Masih sakit sekali?""Sudah baikan. Setidaknya aku sudah bisa bertahan di satu posisi," jawab Lauren. Kemarin seharian berbaring pun salah, berdiri salah dan duduk juga salah. "Karena aku sudah nggak sangat sakit, bagaimana kalau kita pergi makan bersama Yasmin?""Apa kamu bisa makan?""Aku sudah baik-baik saja. Selain itu, bukankah kamu bilang kita hanya tinggal selama dua hari? Aku nggak tahu lain kali itu kapan," kata Lauren.Evan mengeluarkan ponselnya, lalu dia menelepon Daniel untuk mengundangnya makan bersama.Mereka membuat reservasi di sebuah restoran kelas atas dan langsung memesan semuanya agar tidak ada orang lain."Bukankah aku menyuruhmu membawa anak-anak?" tanya Evan.Daniel berkata,
Evan mendadak mencondongkan tubuhnya sehingga wajahnya langsung berada di depan Lauren. Lauren menahan napas dan tidak berani bergerak."Hal seperti itu nggak perlu persiapan.""Aku mengerti," kata Lauren.Evan menatapnya dan bertanya, "Kamu nggak melakukan apa-apa di belakangku, 'kan?""Bagaimana mungkin?""Lebih baik jangan sampai aku tahu kamu sedang minum obat kontrasepsi. Kesabaranku hanya ada sekali!""Nggak. Aku sudah menjelaskannya padamu. Apa lagi yang kamu ingin aku lakukan?" kata Lauren sambil menstabilkan napasnya.Dia seolah-olah merasa tercekik.Raut wajah Evan yang menyeramkan kembali normal. Dia membelai pipi Lauren, lalu berkata, "Tenang saja. Bulan depan aku pasti akan membuatmu hamil. Kamu suka anak laki-laki atau perempuan? Berapa banyak anak yang ingin kamu lahirkan? Setidaknya dua, ya? Sepasang anak laki-laki dan perempuan. Kalau anak perempuan kita mirip kamu setelah dia besar, pasti sangat lucu ...."Jantung Lauren berdetak dengan cepat saat mendengar itu. Wajah
Bos melirik Lauren sekilas, kemudian dia mengeluarkan ponselnya."Terima kasih." Lauren mengambil ponsel itu dan berjalan ke samping. Dia menelepon nomor ponsel yang sudah dihapalnya. "Halo, Pak Aston. Ini Lauren.""Oh, kamu. Ada apa?""Aku ingin bertanya padamu apa kamu mengenal seorang polisi bernama Winston Utama?""Winston Utama? Aku mengenalnya. Kenapa?""Kamu mengenalnya?" Awalnya Lauren hanya ingin mencoba keberuntungannya, tapi ternyata mereka benar-benar saling kenal."Ya. Sebelumnya dia tinggal di Kota Greya, tapi kemudian dia dipindahkan ke Kota Imperial karena sudah menyinggung Keluarga Samson.""Dia menyinggung Keluarga Samson? Apa yang terjadi?""Winston ingin menyelidiki Keluarga Samson. Dia gila. Apa yang perlu diselidiki? Pada akhirnya, dia malah menjadi sasaran Evan. Dari awal aku sudah menasihatinya, tapi dia nggak mau mendengarku.""Pak Aston, Pak Winston sedang menyelidiki kasus pembunuhan seorang pria dan wanita di motel Kota Imperial. Karena aku dan Evan pernah m
Lauren berhenti dan mematung di sana."Aku menyuruhmu merendahkan diri, tapi kamu malah langsung menempatkannya di perusahaan. Ngapain kamu?"Evan melirik Lauren sekilas sebelum berkata, "Dia hanya makan dan tidur gratis di rumah. Tentu dia harus melakukan sesuatu.""Kamu bisa menempatkannya di perusahaan cabang. Kenapa dia harus menjadi asistenmu? Kalian berhubungan setiap hari, kenapa kamu nggak langsung menikahinya saja?" Juan bukan orang yang mudah ditipu. Dia terlihat marah.Hanya Evan dan Lauren yang tahu kalau mereka sudah menikah. Dalam sekejap, suasana menjadi hening yang mencekam."Pada hari ulang tahun Sofia, kamu makan bersamanya dan memberinya hadiah. Bukankah perbuatanmu akan membuatnya salah paham?" Juan sengaja mengatakannya untuk Lauren.Evan berkata, "Nggak ada apa-apa lagi. Kamu pulanglah."Lauren tahu Evan sedang berbicara dengannya. Dia membungkuk kepada Juan, kemudian membuka pintu dan keluar sebelum menutupinya.Juan menatap Evan dengan tegas. "Evan selalu mengen
Lauren minum kopi sambil melamun. Sebenarnya, dia sedang menunggu orang.Dia sudah duduk selama satu jam. Kenapa dia belum melihat Calvin?Tunggu, kalau Calvin muncul begitu saja, bukankah ada bahaya mereka akan ketahuan?Lauren berpikir sejenak, lalu dia pergi ke toilet.Dia memasuki toilet wanita, lalu menutup pintu. Pria yang sedang bersandar di dinding dengan tangan terlipat di depan dada itu mengejutkannya.Lauren menduga dia akan melihat Calvin bersembunyi di sini, tapi dia tidak menyangka Calvin akan berada di toilet wanita!Saat Calvin melihat reaksi Lauren, dia berkata, "Tenang saja. Nggak ada orang lain di dalam.""Aku sudah menyelidiki Evan. Apa kamu bisa memberitahuku sesuatu?" tanya Lauren."Susah untuk kita bisa ketemuan. Aku berharap setelah aku mengatakannya, kamu nggak memberi tahu siapa-siapa," ujar Calvin."Baik." Jantung Lauren berdebar karena dia melakukan hal ini secara diam-diam."Evan yang sekarang bukanlah Evan yang sebenarnya. Dia sedang menyamar dan adalah an
"Kamu tahu kalau dulu Grup Samson nggak memulai dengan bisnis legal, 'kan? Walaupun sekarang Grup Samson sudah berdiri, saat mereka baru mulai, mereka melakukan bisnis ilegal. Orang normal pasti nggak akan menerima mereka. Bagaimana Andy yang merupakan orang hangat dan baik bisa melakukannya? Pada akhirnya, karena pendapatnya berbeda dengan Tuan Besar Samson, mereka berpisah."Saat Lauren mendengar Calvin berkata dulu Grup Samson adalah perusahaan yang melakukan bisnis ilegal, rasa takut memenuhi hatinya. Dia merasa dirinya dan mereka dari dua dunia yang berbeda.Dia bersandar ke dinding dengan lemas."Jadi, hentikan saja kalau kamu ingin menyelidikinya," kata Calvin."Aku kira kamu datang untuk membantuku." Lauren tidak ingin berhenti begitu saja. Dia tidak mungkin bersama Gilbert!"Kenapa aku bisa menetap di Grup Samson adalah karena aku selalu berperilaku baik," kata Calvin.Dia berutang budi kepada Samson, tapi dia tetap mau hidup.Apa akhirnya kalau dia menyinggung Grup Samson? Di
"Kini kamu sudah hilang ingatanmu dan nggak mengingat apa-apa. Tapi, sebelum kamu mengalami amnesia, kamu memberitahuku kalau aku mengetahui sesuatu tentang Keluarga Samson dan ayahmu, aku harus memberitahumu. Aku sudah tahu sedikit kenapa dulu ayahmu putus hubungan dengan Keluarga Samson ...."Yasmin tercengang dan tidak percaya ketika dia mendengar apa yang dikatakan Lauren kepadanya tentang 'bisnis' lama Keluarga Samson melalui telepon.Walaupun dia sudah lupa orang seperti apa ayahnya dulu, tidak ada orang normal yang mau menerima hal seperti itu, apalagi diminta mengambil alih!"Yang penting kamu mengetahuinya sekarang. Kamu nggak usah peduli dengan yang lainnya," kata Lauren.Dia bisa menangani Evan sendiri."Bagaimana denganmu?" tanya Yasmin padanya. "Kamu memberitahuku semua ini. Pamanku ....""Nggak apa-apa. Aku adalah istrinya, dia nggak akan melakukan apa-apa padaku." Selama dia menemukan perbuatan jahat Evan, dia pasti akan membawa Evan ke pengadilan.Karena Evan adalah Gil
"Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus
"Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar
Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu
Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran
Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L
"Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati