Kalau mereka sudah menikah, memakai cincin adalah hal yang sangat normal, 'kan?"Ya," jawab Daniel dengan singkat."Di mana punyamu?" Yasmin tidak melihat jari Daniel memakai cincin.Daniel memberikannya cincin pria. "Bantu aku memakaikannya."Yasmin mengambil cincin tersebut, lalu menyelipkannya ke jari manis Daniel.Ini seperti jam tangan mereka. Sama-sama satu set.Yasmin berpikir sejenak, lalu dia bertanya, "Apa kamu mau mengganti jam tanganmu?"Daniel melepaskan jam tangan di pergelangannya yang berarti dia ingin Yasmin membantunya memakaikannya.Yasmin mengambil jam tangan pria dari kotak, lalu membantu Daniel memakainya.Tangan kiri Daniel meraih tangan kanan Yasmin, lalu dia menatap lurus mata Yasmin.Wajah Yasmin memerah, kemudian dia menundukkan kepalanya untuk melihat tangannya dan Daniel.Tangannya tampak kecil di telapak tangan Daniel. Itu terlihat seperti Yasmin tidak akan bisa bebas dari genggaman Daniel.Namun, dia tidak membencinya dan bahkan merasa ini sedikit manis.
Keesokan harinya, Yasmin pergi ke perusahaan naik mobil Daniel.Setelah langsung mengantarkannya ke kantor, Daniel baru pergi.Yasmin sudah tidak mengingat semua yang dia lakukan di perusahaan sebelumnya. Kemudian, Mike memberitahunya, terutama bagaimana dia menangani Raffie dari departemen penjualan.Mike juga menunjukkan laporan saat itu padanya.Yasmin berpikir dirinya yang sebelumnya lumayan hebat. Kalau begitu, dia harus lebih rajin belajar.Sepanjang hari, dia mempelajari operasi dan proposal perusahaan, terutama kerja sama baru-baru ini dengan Grup Samson.Begitu Joshua dan Mike melihat Yasmin, mereka langsung memperhatikan perhiasan di tangannya.Mereka mengerti apa yang telah terjadi.Sepertinya Yasmin sudah dipastikan menjadi "Nyonya Guntur".Joshua menggaruk keningnya dengan pulpen. Bukankah ini termasuk Daniel memanfaatkan kecelakaan Yasmin?Yasmin melihat tangga, lalu dia bertanya pada Mike dan Joshua, "Apa aku yang menyetujui negosiasi ini?"Mike tercengang sebelum dia me
Martin mengalihkan pandangannya lagi, lalu matanya mendarat di cincin di jari Yasmin.Itu lebih bukan gaya Yasmin.Dia selalu berpenampilan polos dan tidak menyukai memakai perhiasan.Cincin itu bahkan dikenakan di jari manisnya. Apa yang ingin dia ungkapkan?"Lepaskan aku!" Yasmin menarik kembali tangannya dengan kuat. "Siapa kamu? Kenapa kamu memasuki kantorku?"Martin menyadari tatapan mata asingnya, lalu dia bertanya dengan alis berkerut, "Kamu nggak mengenaliku?"Yasmin tercengang, kemudian dia merasa seharusnya orang ini dan dia saling mengenal.Kalau tidak, orang ini tidak akan menerobos masuk ke kantornya."Ingatanku hilang karena kecelakaan mobil. Apa kamu ... temanku?" tanya Yasmin.Teman? Kurang ajar sekali?Martin tidak pernah menyangka Yasmin akan melupakan semuanya.Sepertinya itu karena cedera di kepalanya.Dia berjalan ke depan Yasmin, tapi Yasmin tetap melangkah mundur dan melirik ke arah pintu kantor. Sepertinya dia sedang berpikir haruskah dia menjerit meminta tolong
Yasmin Tanoto perlahan-lahan bangun, dia merasa tubuhnya sangat sakit seolah-olah dia telah diinjak-injak oleh binatang buas.Saat dia membuka matanya, dia terkejut ketika melihat ada seorang pria berambut tebal di sebelahnya dan hampir berteriak. Namun, Yasmin buru-buru menutup mulutnya.Ketika ingatan-ingatan dari kejadian semalam muncul di otaknya, Yasmin ingin sekali membunuh dirinya!Karena pacarnya selingkuh, Yasmin pergi ke bar untuk minum sampai mabuk. Maka itu, terjadilah kejadian ini!Dia tidak berani mengingat kembali dengan detail, bahkan lebih tidak berani lagi melihat wajah pria itu. Yasmin diam-diam turun dari tempat tidur, mengambil pakaiannya yang di lantai, lalu pergi tanpa menoleh kembali ....Dua tahun kemudian ....Yasmin sedang duduk di dalam pesawat kembali ke negaranya sambil menonton video di ponselnya. Itu adalah video anaknya dari lahir sampai sekarang berusia dua tahun. Semuanya ada di dalam ponsel ...."Mama!""Mama!""Mama!"Suara menggemaskan dari ponsel
Kalau Yasmin berlari masuk ke gang itu, dia hanya akan bertemu dengan jalan buntu.Jadi, Yasmin berlari ke jalan raya pintu masuk gang. Selama dia bisa menghentikan taksi di jalan, dia akan bebas!Akan tetapi, setelah Yasmin tiba di jalan raya, menghentikan taksi bukanlah hal yang mudah.Namun, orang-orang di belakang tidak berhenti mengejarnya.Yasmin berusaha mencari tempat untuk bersembunyi.Dalam keadaan panik, dia melihat ada sebuah mobil Rolls Royce hitam parkir di seberang jalan. Mobil yang seperti binatang buas yang sedang tidur dalam kegelapan itu pun tiba-tiba menarik perhatian Yasmin.Tanpa berpikir panjang, dia berlari ke arah situ lalu bersembunyi di sisi lain mobil.Yasmin bersandar pada mobil itu dengan napas yang terengah-engah. Seluruh mobil itu hitam gelap sehingga dia hanya bisa melihat bayangannya sendiri yang panik.Ponsel yang berada di dalam tasnya tiba-tiba berdering. Yasmin yang terkejut segera mengeluarkan ponselnya untuk mengangkat telepon. Kemudian, dia diam
Daniel melemparkan mantelnya di atas sofa dengan asal. Kemeja hitam yang dikenakan menunjukkan tubuhnya yang jangkung dengan jelas, tapi dia tampak sangat dominan.Mata Yasmin pun tertuju ke arah bawah. Ingatan dari dua tahun yang lalu belum sepenuhnya hilang. Dia tahu betapa seksi, liar dan berototnya tubuh di balik kemeja itu.Dengan takut-takut, Yasmin bertanya, "Kenapa ... kamu membawaku kemari?"Di depan Daniel yang sangat dominan, Yasmin tidak akan memberontak karena itu sama dengan cari mati.Akan tetapi, setelah Yasmin selesai bicara, perutnya berbunyi.Raut wajah Yasmin berubah menjadi canggung. Sejak turun dari pesawat hingga sekarang, dia bahkan belum minum air, apalagi makan malam. Lalu, sepanjang jalan dia ketakutan, jadi dia merasa sangat lelah."Sepertinya kamu lapar." Daniel berkata dengan suara sinis, "Keluarkan makanan!"Di sisi lain, seorang pria paruh baya berseragam berjalan keluar, lalu meletakkan sebuah mangkuk di atas meja kopi. Di dalam mangkuk itu berisi mi ya
"Aku sudah bilang kamu pasti belum pergi. Paspor dan KTP-mu ada padaku!"Yasmin tercengang, lalu bertanya, "Pasporku sama Tante?""Ya. Aku nggak bisa menghubungimu, jadi aku pergi ke hotelmu. Kenapa kamu meninggalkan paspor di hotel tak berbintang? Bahaya sekali. Aku sudah check-out kamarmu. Untuk apa kamu menginap di hotel? Tidur di rumah Tante saja."Walaupun Yasmin ingin tidur di rumah tantenya, dia juga sudah tidak bisa. Dia sama sekali tidak bisa membebaskan diri dari genggaman Daniel."Tante, aku nggak bisa pergi ke rumahmu. Aku akan menginap di rumah teman selama beberapa hari. Nanti setelah aku mengambil pasporku, aku akan langsung pergi," kata Yasmin."Kamu sudah berapa tahun nggak pulang? Teman dari mana?""Teman SMA ...." Alasan Yasmin terdengar agak tidak realistis."Tante tahu kamu seperti ini karena hubunganmu dengan Daniel. Tapi, hal itu sudah bertahun-tahun yang lalu. Kalian sudah dewasa, 'kan? Kamu juga jangan terlalu memikirkannya lagi."Yasmin tersenyum sinis. Mereka
Daniel menggenggam bahu Yasmin, kemudian mendorongnya dengan kasar."Aaa!"Yasmin jatuh ke sudut meja kopi. Dua gelas yang berada di atas meja pun terdorong sampai jatuh. Satu yang gelas berisi bir tumpah mengenai wajah dan rambut Yasmin. Daniel duduk di sofa, lalu menyilang kakinya. Dia menatap Yasmin yang tampak kasihan dengan sinis dan masam.Tuan Bobby yang hendak menuangkan bir berkata, "Tuan Daniel, silakan minum.""Tuangkan!" perintah Daniel dengan sinis.Tangan Tuan Bobby langsung berhenti. Dia mengerti maksud Daniel, jadi dia menyerahkan botol bir kepada Yasmin.Yasmin gemetaran, dia seakan-akan baru saja jatuh ke dalam air dingin.Dia tahu Daniel begitu untuk mempermalukan dirinya sendiri. Jika Yasmin tidak mendengar perintah Daniel, dia tidak akan bisa pergi dari ruang VIP ini.Yasmin yang memikirkan ketiga anaknya yang lucu di rumah hanya bisa menggertakan gigi. Dia menerima botol bir tersebut dengan tangan yang gemetar, lalu menuangkannya ke gelas.Setelah Daniel mengambil