Keesokan harinya, Yasmin pergi ke perusahaan naik mobil Daniel.Setelah langsung mengantarkannya ke kantor, Daniel baru pergi.Yasmin sudah tidak mengingat semua yang dia lakukan di perusahaan sebelumnya. Kemudian, Mike memberitahunya, terutama bagaimana dia menangani Raffie dari departemen penjualan.Mike juga menunjukkan laporan saat itu padanya.Yasmin berpikir dirinya yang sebelumnya lumayan hebat. Kalau begitu, dia harus lebih rajin belajar.Sepanjang hari, dia mempelajari operasi dan proposal perusahaan, terutama kerja sama baru-baru ini dengan Grup Samson.Begitu Joshua dan Mike melihat Yasmin, mereka langsung memperhatikan perhiasan di tangannya.Mereka mengerti apa yang telah terjadi.Sepertinya Yasmin sudah dipastikan menjadi "Nyonya Guntur".Joshua menggaruk keningnya dengan pulpen. Bukankah ini termasuk Daniel memanfaatkan kecelakaan Yasmin?Yasmin melihat tangga, lalu dia bertanya pada Mike dan Joshua, "Apa aku yang menyetujui negosiasi ini?"Mike tercengang sebelum dia me
Martin mengalihkan pandangannya lagi, lalu matanya mendarat di cincin di jari Yasmin.Itu lebih bukan gaya Yasmin.Dia selalu berpenampilan polos dan tidak menyukai memakai perhiasan.Cincin itu bahkan dikenakan di jari manisnya. Apa yang ingin dia ungkapkan?"Lepaskan aku!" Yasmin menarik kembali tangannya dengan kuat. "Siapa kamu? Kenapa kamu memasuki kantorku?"Martin menyadari tatapan mata asingnya, lalu dia bertanya dengan alis berkerut, "Kamu nggak mengenaliku?"Yasmin tercengang, kemudian dia merasa seharusnya orang ini dan dia saling mengenal.Kalau tidak, orang ini tidak akan menerobos masuk ke kantornya."Ingatanku hilang karena kecelakaan mobil. Apa kamu ... temanku?" tanya Yasmin.Teman? Kurang ajar sekali?Martin tidak pernah menyangka Yasmin akan melupakan semuanya.Sepertinya itu karena cedera di kepalanya.Dia berjalan ke depan Yasmin, tapi Yasmin tetap melangkah mundur dan melirik ke arah pintu kantor. Sepertinya dia sedang berpikir haruskah dia menjerit meminta tolong
"Kecelakaan mobil? Ketika aku menyeberang jalan, aku ...." Sebelum Yasmin bisa menyelesaikan kalimatnya, Martin sudah menyelanya."Bukan seperti itu! Kamu ingin kabur dari Daniel. Daniel adalah trauma masa kecilmu, jadi kamu ingin kabur darinya!" teriak Martin dengan gelisah.Bagaimana Yasmin bisa memercayai apa yang dikatakan Daniel?Yasmin memperhatikan ekspresi marah Martin dan dia agak tertegun.Apa yang dikatakan orang ini?Daniel adalah trauma masa kecilnya? Bagaimana mungkin?Saat ingatannya melintasi benaknya sejenak, itu adalah pemandangan indah dia bersama anak-anak menunggu Daniel pulang.Bagaimana mungkin Daniel adalah trauma masa kecilnya?"Yasmin, percayalah ...." Sebelum Martin bisa mengucapkan kata "padaku", ada orang yang membuka pintu kantor tanpa izin lagi.Pintu kantor yang tertutup itu tiba-tiba dibuka tanpa peringatan.Daniel membuka pintu, lalu melihat pemandangan di dalam dengan sinis, terutama Martin yang sangat mengganggu.Yasmin tidak menyangka Daniel akan da
Mereka naik mobil Rolls Royce, kemudian mobil meninggalkan tempat parkir dan menuju ke jalan raya.Yasmin melihat darah di punggung tangan Daniel, lalu dia bertanya dengan khawatir, "Kamu berdarah?""Ini bukan darahku." Daniel merentangkan jemarinya dan tangannya tidak terasa sakit.Yasmin mengambil tisu di sebelah, kemudian mengelap darah di punggung tangan Daniel.Setelah Yasmin membersihkannya, punggung tangan Daniel memang tidak terluka.Dia mendongak.Meskipun Martin dihajar lumayan kuat, Daniel juga bukannya tidak terluka.Ada memar di pipi dan sudut mulutnya.Yasmin menyentuh pipi Daniel dengan lembut, lalu bertanya, "Sakit?"Daniel menatapnya dan berkata, "Apa nggak ada yang ingin kamu tanya?"Yasmin menatap balik mata itu yang sangat dalam. Dia merasa seolah-olah akan terisap ke dalam. Kemudian, dia berkata dengan polos, "Bukankah kamu menyuruhku memercayaimu?"Daniel tertegun, kemudian dia berkata, "Benar. Yang penting kamu memercayaiku saja. Ingat, aku adalah satu-satunya or
"Tiga kali." Rachel tahu kalau dia sudah ketahuan oleh Martin, dia tidak bisa merahasiakannya lagi."Hati-hati. Jangan bilang aku nggak mengingatkanmu."Rachel melihat Martin naik ke atas. Dia mengira Martin akan marah.Itu berarti dia juga tidak sepenuhnya menentang apa yang Rachel lakukan.Lagi pula, Rachel bisa melakukan apa yang tidak bisa dilakukan Martin.Setelah Yasmin selesai bekerja pagi itu, dia pergi ke Grup Naga naik mobil.Dia naik lift dan langsung menuju ke lantai kantor Daniel.Setelah dia keluar dari lift, dia melihat punggung Daniel yang tak jatuh darinya dan Irene.Kemudian, Yasmin melihat Irene jatuh ke pelukan Daniel."Daniel, aku sangat kesakitan ...." Irene melihat Yasmin yang mematung, lalu dia memeluk Daniel makin erat.Hati Yasmin terasa perih. Dia diam saja, lalu beranjak pergi.Daniel mendorong Irene. "Kalau kamu sakit, pergi ke rumah sakit."Irene yang sudah mencapai tujuannya menyeka air mata di sudut matanya, kemudian dia berkata, "Daniel, ayo makan siang
"Kantin perusahaan.""Aku lupa bagaimana kantin di perusahaan. Bagaimana kalau kita makan bersama?" tanya Yasmin.Joshua berpikir apa Daniel tidak datang hari ini?Ketika dia melihat jam, sekarang memang sudah lebih siang dari biasanya. Mungkin Daniel memiliki urusan."Ayo. Saya nggak pernah makan bersama Bu Yasmin," kata Joshua.Yasmin selalu makan bersama Daniel, kemudian pulang ke Taman Royal.Ini pertama kalinya Yasmin datang ke kantin perusahaan setelah dia hilang ingatan.Ini kantin prasmanan, tapi makanannya sangat enak. Penuh dengan daging dan sayuran."Hari ini bahkan ada seafood. Kebetulan sekali Bu Yasmin datang ke sini," kata Joshua.Melihat mereka mengambil seafood, Yasmin juga ikut mengambilnya. Itu memang terlihat lezat.Kemudian, dia mengingat dia tidak pernah makan seafood bersama Daniel semenjak dia hilang ingatan.Setelah memilik beberapa lauk, mereka mencari tempat duduk.Mike duduk bersama asisten wanita, sedangkan Joshua dan Yasmin duduk satu meja."Apa nanti sore
Seharusnya Yasmin memercayai Daniel, 'kan?Karena dia memercayai Daniel, dia tidak perlu bertanya."Aku memberitahumu sekali lagi, jangan sentuh seafood, ya." Daniel tidak tenang.Dia mengingat ketika mereka bermain di laut, wanita ini keasikan sehingga dia lupa kalau dia tidak bisa makan seafood.Sekarang Yasmin sudah hilang ingatan, jadi Daniel khawatir ingatannya makin parah."Aku sudah bilang, aku hanya hilang ingatan. Itu bukan berarti ingatanku buruk," ujar Yasmin.Karena perhatian Daniel, rasa berat di hati Yasmin pun menghilang. Seulas senyuman malu tersungging di bibirnya.Daniel mendekatkan wajahnya, lalu mencium bibir Yasmin. Dalam sekejap, dia menjulurkan lidahnya dan mengulum bibir Yasmin dengan kuat.Yasmin langsung tidak bisa bernapas. Kedua tangannya di atas bahu Daniel pun menggenggamnya lebih erat.Irene makan siang di rumah. Dahlia melihat suasana hati Irene lebih baik dari beberapa hari sebelumnya, jadi dia bertanya, "Ada kabar baik apa?"Irene duduk di depan meja,
Yasmin tahu kalau dia menyukai Daniel. Setiap debaran jantungnya adalah bukti.Yasmin keluar dari kantor, lalu menuju ke toilet."Yasmin?"Yasmin menoleh, lalu dia melihat seorang wanita keren berjalan ke arahnya.Reaksi pertamanya adalah dia mengenal wanita ini, tapi dia sudah lupa."Apa kamu nggak mengingatku? Dengar-dengar kamu mengalami amnesia setelah kecelakaan mobil? Apa itu benar?" Meskipun Kezia berkata seperti itu, saat dia melihat tatapan mata asing Yasmin, dia berpikir semua yang dikatakan Irene memang benar. Yasmin sudah melupakan semuanya."Iya. Aku masih dalam masa pemulihan," kata Yasmin.Kezia bertanya, "Ayo pergi minum di bawah."Yasmin tidak menjawab dan tampak penuh dengan kecurigaan."Tenang saja. Aku nggak akan menyakitimu," kata Kezia. Dia mengeluarkan ponselnya, lalu mengetik nama Kezia Kusuma di internet. "Lihat ini ...."Setelah Yasmin melihat berita-berita itu, dia baru tahu kalau orang di depannya adalah seorang selebritas.Yasmin ingin tahu lebih banyak ten
"Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus
"Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar
Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu
Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran
Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L
"Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati