Ketika Juan Samson melihat gadis itu, ekspresinya berubah.Tentu saja dia tahu siapa gadis di depannya ini. Evan sudah memberitahunya dan dia sudah mempersiapkan diri.Namun, ketika mereka benar-benar bertemu, Juan merasa sangat emosional."Ayah," panggil Evan. "Ini Yasmin, putrinya Kakak. Yasmin, ini kakekmu."Yasmin tahu seharusnya dia memanggil Juan kakek, tapi dia tidak bisa mengeluarkan suaranya.Juan menunjuk di sebelahnya dan berkata, "Duduklah."Setelah Yasmin duduk, Juan menatapnya sambil berkata, "Kamu nggak mirip dengan ayahmu."Ketika Juan bertemu dengan cucu kandungnya, dia malah tidak bisa bersikap ramah dan mengatakan sesuatu yang seperti itu.Yasmin juga tidak tersinggung. Dia bertanya, "Apa kamu masih mengingat bagaimana wajah ayahku?"Mereka sudah tidak berbicara selama puluhan tahun, seharusnya Juan sudah melupakan wajah Andy."Dia putraku. Meskipun bertahun-tahun sudah berlalu, aku nggak akan melupakannya." Juan berkata, "Aku tahu kamu membenciku karena masalah ayah
Eric tercengang dan buru-buru keluar. Kemudian, dia mengejar Daniel. "Tuan Daniel, ada apa?""Ada yang menaruh obat ke dalam gelasku. Suruh orang menyelidikinya," Suara Daniel terdengar seram. Dia akan membuat orang yang berani memberikannya obat menyesal!"Apa?" Eric terkejut. Dia segera memerintahkan pengawal di belakang untuk pergi ke ruangan pribadi itu dan menyelidikinya. Setelah itu, dia menelepon sopir untuk pergi mengambil mobil.Ketika dia barusan menutup telepon, mereka berpapasan dengan Irene yang datang kemari bersama teman-temannya.Begitu Irene melihat wajah Daniel, dia langsung tersenyum dengan lembut. "Daniel, kamu juga makan di sini?""Iya." Daniel sedang menekan rasa tidak nyaman di tubuhnya, jadi dia tidak ingin berbicara lama dengan Irene.Akan tetapi, Irene hanya fokus pada Daniel. "Apa kamu sudah mau pulang? Sebenarnya nggak apa-apa meskipun aku nggak makan. Aku akan pulang bersamamu.""Nggak perlu. Aku mau kembali ke perusahaan."Eric tidak mengerti. Kalau tebaka
Irene menyetir mobil ke Taman Royal. Dia berlari masuk dan ketika dia melihat Tony, dia bertanya, "Di mana Daniel?"Tony tercengang. "Tuan Daniel belum pulang.""Dia belum pulang?" Irene terkejut. Daniel tidak mungkin pergi ke perusahaan, 'kan? Irene tidak berani menunda waktu dan segera kembali naik mobil. Dia langsung menginjak pedal gas dan pergi.Tak peduli di mana Daniel, Irene harus menemukannya.Saat ini hanya Irene yang boleh berada di sisinya! Tidak ada wanita yang boleh mengambil kesempatannya!Akan tetapi, ketika dia tiba di Grup Naga, dia diberi tahu kalau Daniel tidak ada di sini.Kenapa? Daniel tidak ada di Taman Royal dan perusahaan. Kalau begitu, di mana dia?Apa dia berada di rumah sakit?Irene langsung pergi ke rumah sakit. Tanpa mengetuk pintu, dia memasuki kantor Helen.Helen yang sedang melihat catatan medis mendongak, lalu dia bertanya, "Nona Irene? Apa ada yang bisa kubantu?""Apa Daniel datang ke sini untuk mencarimu?""Tuan Daniel nggak mencariku. Ada apa? Apa
Kota Imperial? Yasmin tercengang. Besok dia sudah pulang, jadi kenapa saat ini orang dari Kota Imperial mencarinya?Yasmin tidak bertanya apa-apa dan langsung turun ke bawah.Evan sedang duduk di sofa. Orang yang sedang berdiri di samping dengan penuh hormat adalah Rafael.Yasmin segera menghampirinya. "Apa yang terjadi? Jangan-jangan ayahku ...." Ketika dia memikirkan itu, detak jantungnya hampir berhenti.Rafael ragu sejenak sebelum berkata, "Ini tentang anak-anak."Yasmin terkejut. Dia bertanya dengan suara gemetar, "A ... apa sesuatu telah terjadi pada mereka?""Nona Yasmin, ayo ikut saya naik pesawat. Saya akan menjelaskan pada Anda dengan pelan-pelan," ujar Rafael.Yasmin sudah tidak memikirkan hal lain karena anak-anak. Dia ingin segera pergi.Dia baru menyadari Evan berada di sampingnya, tapi Evan hanya melambaikan tangannya yang berarti dia mengizinkan Yasmin pulang.Helikopter Daniel diparkir di luar.Yasmin mengikuti Rafael naik helikopter dengan tergesa-gesa. Pikirannya kac
"Kalau kamu ingin berterima kasih padaku, bagaimana kalau kamu duduk dan menemaniku minum?"Lauren tahu dirinya tidak pandai minum.Dan ketika dia melihat alkohol yang diminum Evan, dia tahu itu alkohol yang mahal dan kuat. Bagaimana Lauren bisa meminumnya?"Aku nggak berniat membuatmu mabuk. Anggap saja kamu menemaniku mengobrol." Evan mengambil gelas kosong, lalu menuangkannya untuk Lauren.Setelah Lauren duduk, dia bertanya, "Aku minum sedikit ini saja, ya?""Ya."Lauren mengangkat gelasnya, kemudian dia meminumnya dalam sekali teguk. Rasa pedas membuatnya buru-buru menutup mulutnya. Air matanya pun hampir keluar. "Mm!"Evan menatapnya lekat-lekat, lalu dia menuangkan setengah gelas lagi untuk Lauren."Tuan Evan?""Kamu minum terlalu cepat. Kamu nggak boleh meminum alkohol ini seperti itu."Lauren ingin pergi setelah dia menghabiskan alkoholnya.Jelas sekali kalau Evan tidak mudah ditangani.Maka itu, ketika Lauren melihat gelasnya, dia tidak meminumnya lagi."Sebenarnya, aku pernah
Foto pernikahan?Kenapa Evan mau menunjukkannya pada Lauren?Lauren seolah-olah kesurupan dan berjalan ke dinding itu. Dia mengangkat tangannya untuk meraih salah satu sudut kain, kemudian dia langsung menariknya.Kain itu jatuh dengan lembut ke lantai.Foto pernikahan itu pun terungkap.Begitu Lauren melihat wajah pria dan wanita di foto itu, dia seolah-olah baru melihat hantu. Dia sangat terkejut sehingga wajahnya menjadi sepucat kertas dan dia mundur beberapa langkah.Kenangan masa lalu terlintas di benaknya. Mimpi buruk yang tak terlupakan sekali lagi menyerang mentalnya.Dia memutar lehernya dengan takut-takut dan kaku.Ketika dia melihat Evan yang sedang tersenyum dengan sinis, dia ketakutan dan melangkah mundur. "Ka ... kamu ....""Bisa-bisanya kamu nggak mengenal suamimu ketika kamu melihatku. Bagaimana aku harus menghukummu?" Setelah Evan melepaskan penyamarannya, dia menjadi menakutkan."Ng ... nggak mungkin .... Nggak mungkin .... Ka ... kamu sudah mati. Nggak ...." Lauren m
Sampai saat ini Lauren belum mengerti bagaimana bisa orang di depannya ini adalah Gilbert? Kalau begitu, siapa Evan Samson?Bagaimana Gilbert bisa menjadi Evan?"Kamu nggak usah tahu. Kamu hanya perlu mengingat kalau kamu adalah milikku dan aku adalah suamimu," kata Evan sambil menatapnya dengan tatapan dingin.Lauren sangat ketakutan. Dia memegang lengan Evan dan menangis sambil memohon, "Kak Gilbert, jangan memperlakukanku seperti ini. Aku akan berpura-pura nggak tahu apa-apa. Lepaskan aku, ya? Hubungan kita sudah berakhir ...."Evan mencengkeram muka Lauren dan sepertinya rahang Lauren hampir retak. "Sudah berakhir? Oh, belum! Apa kamu masih mengingat sumpahku? Aku bilang aku mau menghasilkan banyak uang untukmu. Aku nggak mengingkari janjiku, 'kan?"Air mata mengalir dari sudut mata Lauren."Jadi, tetaplah di sisiku. Meskipun kamu sekarat, tetaplah bersamaku!""Nggak mau!" Lauren mendorong tangan Evan. Lauren turun dari tempat tidur, lalu dia mundur ke pintu kamar. "Aku nggak mau b
Leher Lauren menjadi tegang. Dia sama sekali tidak berani bergerak. Dia juga berusaha menjaga tubuhnya tidak gemetar terlalu kencang. Dia khawatir tangan itu akan menancapnya seperti pisau.Karena dia tahu betul betapa menakutkan Gilbert!Suara Lauren bergetar saat dia berkata, "Kak Gilbert ...."Evan menggendong Lauren dengan kesal.Lauren tidak bisa melawan sedikit pun. Tubuhnya menjadi lemas di lengan Evan. Mereka kembali ke rumah.Kemudian, Evan melemparkan Lauren ke tempat tidur."Aa!" Lauren jatuh ke tempat tidur yang empuk itu.Rasa dingin di pergelangan kakinya membuatnya menyusut, tapi dia tidak bisa melepaskan diri dari genggaman Evan.Tangan Evan yang melingkari pergelangan kaki Lauren terasa seperti borgol.Evan menatap luka di telapak kaki Lauren, lalu dia mengusapnya dengan pelan. "Kamu terluka."Lauren menatap Gilbert si orang gila itu. Selain rasa takut, Lauren tidak bisa merasakan perasaan lain lagi."Sakit?" Saat Evan mengangkat kepalanya, dia terlihat lembut lagi. Di
"Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus
"Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar
Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu
Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran
Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L
"Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati