"Ibu sudah siap memasak. Sebentar, ya." Sofia buru-buru menyeka air matanya.Mereka berdua makan di meja makan. Kemudian, Yasmin berkata, "Nanti sore aku yang jemput anak-anak.""Mereka sudah mulai sekolah, 'kan? Sebelumnya aku berkata seperti itu karena takut kamu nggak punya waktu menjaga anak-anak. Kamu juga nggak bisa meninggalkan mereka sendirian di rumah. Jangan menghabiskan uang itu lagi. Sekarang aku sudah nggak apa-apa, aku bisa fokus menjaga mereka.""Nggak apa-apa. Ada baiknya bagi anak-anak untuk sering-sering berteman dengan anak lain," kata Yasmin.Meskipun Yasmin miskin, dia masih mau menyekolahkan anak-anaknya.Pada sore hari, Yasmin pergi ke sekolah. Di depan jendela, dia langsung menemukan anak kembar tiganya.Julius sedang berlutut sambil mengikat rambut Julia. Sementara Julian sedang bermain mainan dinosaurus dengan anak-anak lain. Julian duduk di punggung dinosaurus sambil mengayunkan pisau di tangannya.Yasmin tersenyum. Mereka lumayan mampu beradaptasi. Yasmin ya
Mereka telah memastikan diri sendiri. Hebat!Mereka pergi ke taman hiburan. Yasmin pun menemani mereka bermain komidi putar dan beberapa wahana yang cocok untuk anak-anak.Setelah bermain beberapa kali, Yasmin membawa mereka ke wahana selanjutnya.Yasmin berjalan beberapa langkah, kemudian ketika dia menoleh, dia menyadari anak-anak di belakangnya telah hilang.Ternyata, ketiga anak kecil sedang memegang es krim sambil mendongakkan kepala ke langit dengan ekspresi bengong.Yasmin pun melihat wahana kora-kora di kejauhan yang makin meninggi pada setiap goyangan. Orang-orang yang menaiki wahana itu berteriak heboh.Dia juga tercengang.Sofia melihat Yasmin dan tertawa. Ekspresi Yasmin benar-benar mirip dengan anak-anak."Mama! Aku mau main itu!" kata Julian sambil menunjuk.Yasmin segera menghentikan Julian. "Itu bukan wahana untuk anak-anak. Ayo kita main yang lain!" Dia dan Sofia langsung menarik anak-anak pergi.Yang benar saja? Lebih lucu melihat orang bermain kora-kora.Mereka berma
Setelah pintu lift tertutup, Julian masih berdiri di tempatnya dan melihat dengan penasaran.Mata Daniel berkilau sedikit. Orang dewasa saja menghindari tatapannya, apalagi anak kecil.Akan tetapi, anak kecil di hadapan Daniel ini lumayan berani. Berani-beraninya anak kecil itu menatapnya.Eric yang berdiri di belakang berpikir apa yang sedang dilakukan kedua orang ini?"Lihat apa?" ucap Daniel dengan datar.Julian terkejut oleh suara yang sinis itu. Akan tetapi, dia masih memasang ekspresi kesal dan menjawab, "Siapa yang melihatmu?!" Kemudian, dia berdiri di samping dan bersikap sangat sombong.Daniel terdiam. "Apa kamu nggak tahu naik lift harus ditemani orang dewasa?"Daniel terkejut karena dia yang selama ini merasa risih dengan anak-anak malah berinisiatif berbicara dulu.Julian berkata, "Aku bukan anak kecil!"Daniel diam saja. Itu kalimat yang biasanya diucapkan oleh anak kecil. Kalau Daniel menindasnya, dia pasti menangis, 'kan?Pintu lift terbuka, Julian pun keluar.Setelah be
Julian mengangkat tangannya tinggi-tinggi sampai mencapai plafon mobil.Jantung Yasmin berdebar. Apa benar-benar mirip sekali seperti yang dikatakan Julian? Siapa orang itu?Jangan-jangan Daniel?Apa dia telah datang ke mal?"Apa dia adalah papa kita?" tanya Julius.Julia mengingatkan kakaknya, "Papa sudah mati!"Julian bertanya, "Mama, mana foto Papa?""Aku akan menunjukkannya kepada kalian di rumah." Yasmin terdiam sejenak sebelum lanjut berkata, "Orang yang mirip dengan kalian belum tentu adalah Papa. Mungkin dia adalah orang jahat. Lain kali kalian melihatnya, kalian harus menghindar. Kalian terutama harus menyembunyikan wajah kalian. Paham?""Oke!" Ketiga anak itu ragu, tapi pada akhirnya mereka masih mendengarkan kata mama mereka.Setelah mereka sampai di rumah, ketiga anak kecil itu melihat Yasmin mengeluarkan selembar foto. Mereka pun segera mendekat untuk melihat pria di foto tersebut.Sofia menarik Yasmin, kemudian bertanya, "Siapa itu?""Nggak tahu. Orang toko fotografi yang
"Tentu saja kamu nggak akan mengatakannya. Kamulah pencurinya!" kata Klara dengan kesal."Terserah kamu. Pokoknya, orang yang bersalah saat itu bukan aku." Sofia tidak takut pada Klara, lalu dia pun beranjak pergi.Saking emosinya, Klara melempar tasnya ke lantai.Itu adalah satu-satunya kesempatan Klara. Dia mengira masalah itu sudah selesai begitu Sofia masuk penjara.Tidak disangka, Sofia sudah keluar setelah baru dikurung beberapa hari?Tanpa perlu berpikir, Klara juga tahu apa yang telah terjadi.Yasmin pasti meminta Daniel membantunya. Kalau tidak, bagaimana mungkin Yasmin yang sama sekali tidak berpengaruh dapat membebaskan Sofia?Akan tetapi, Klara sungguh tidak menduga Daniel akan membantu Yasmin.Klara tidak percaya Daniel bisa menyelesaikan semua masalah. Dia sudah muak dengan tekanan Daniel.Dua hari kemudian, Yasmin ditelepon Klara. "Mau makan bersama?""Ya. Ayo makan bersamaku. Tante sudah pesan ruang pribadi di restoran."Yasmin bertanya dengan bingung, "Apa ini hari spe
Karena Raymond berkata sedemikian, Yasmin pun menerima undangannya.Yasmin juga tidak bisa pergi dan membiarkan orang makan sendirian di sini.Itu akan menunjukkan betapa tidak sopannya Yasmin ....Raymond memberikan Yasmin sebuah menu, tapi Yasmin buru-buru menolak, "Kamu saja yang pesan. Aku makan apa saja ....""Apa ada yang nggak boleh kamu makan?""Aku ... aku alergi seafood, tapi nggak apa-apa. Kamu pesan saja sesuka hatimu, aku bisa makan sayuran," ujar Yasmin dengan canggung.Raymond tersenyum tipis. Dia tidak menjawab apa-apa dan langsung memesan makanan.Ketika hidangan keluar, Yasmin menyadari tidak ada satu pun makanan seafood. Dia bisa memakan semuanya.Raymond berkata, "Aku juga nggak begitu makan seafood. Terlalu merepotkan."Yasmin tidak tahu apa Raymond mengatakan yang sebenarnya atau tidak. Namun, Raymond membuatnya merasa sangat nyaman. Pria itu elegan dan sopan. Setiap gerakan yang dilakukan terlihat anggun.Akan tetapi, Yasmin tetap merasa sedikit gugup.Mungkin ka
Yasmin tidak berani melihat wajah Daniel. Meskipun dia tidak melihatnya, udara yang berat di tempat ini saja sudah membuatnya kesulitan bernapas. Yasmin pun mengumpulkan keberaniannya, lalu berkata dengan takut-takut, "Ini nggak seperti yang kalian pikirkan ....""Jadi, seperti apa?" sindir Kezia.Raymond melihat wajah Daniel dengan cuek.Raymond tidak takut, tapi dia masih mengerutkan dahinya sedikit.Pria itu sangat berbahaya.Sekelompok orang itu keluar dari restoran, masuk ke dalam mobil, lalu pergi.Raymond menoleh. Saat dia melihat Yasmin sedang melamun, dia bertanya, "Apa kamu baik-baik saja?"Yasmin pun tersadar. Bibirnya sedikit gemetar saat dia menjawab, "Ya. Ayo pergi ...."Setelah Yasmin masuk mobil, matanya tertuju pada jalanan di luar. Namun, sebenarnya dia sama sekali tidak fokus. Matanya yang jernih penuh dengan ketakutan dan kegelisahan.Kenapa dia bisa berpapasan dengan Daniel?Apa yang akan dipikirkan Daniel? Seharusnya bukan yang tidak-tidak, 'kan?Yasmin hanya kelu
Bagaimana mungkin Jason tidak tahu?Tidak ada orang yang memiliki keberanian seperti itu kecuali Daniel!Jason mengira Daniel membencinya hanya sebuah kiasan. Ternyata Daniel sangat kejam!Apa dia ingin membuat Keluarga Guntur bangkrut?Jason tidak mempunyai pilihan lain. Dia hanya bisa merendahkan egonya dan mencari Daniel.Siapa sangka Jason bahkan sama sekali tidak dapat menyentuh pintu masuk Grup Naga. Dia langsung diusir oleh satpam dengan tongkat.Kalau Jason terlambat selangkah, kakinya akan patah.Yasmin yang tidak pernah membaca berita menemukan artikel yang sedang banyak dibahas orang di internet.Dia juga mendengar rekan-rekan kerjanya bergosip tentang Grup Guntur hampir bangkrut.Di Kota Imperial, tidak ada orang yang tidak tahu Grup Guntur.Bagaimana sebuah perusahaan berskala besar bisa bangkrut?Akan tetapi, itulah kenyataannya.Yasmin terkejut, kemudian dia ditelepon oleh tantenya.Di ujung telepon, Klara sedang menangis. "Ini pasti perbuatan Daniel! Kecuali dia, siapa