Karena Raymond berkata sedemikian, Yasmin pun menerima undangannya.Yasmin juga tidak bisa pergi dan membiarkan orang makan sendirian di sini.Itu akan menunjukkan betapa tidak sopannya Yasmin ....Raymond memberikan Yasmin sebuah menu, tapi Yasmin buru-buru menolak, "Kamu saja yang pesan. Aku makan apa saja ....""Apa ada yang nggak boleh kamu makan?""Aku ... aku alergi seafood, tapi nggak apa-apa. Kamu pesan saja sesuka hatimu, aku bisa makan sayuran," ujar Yasmin dengan canggung.Raymond tersenyum tipis. Dia tidak menjawab apa-apa dan langsung memesan makanan.Ketika hidangan keluar, Yasmin menyadari tidak ada satu pun makanan seafood. Dia bisa memakan semuanya.Raymond berkata, "Aku juga nggak begitu makan seafood. Terlalu merepotkan."Yasmin tidak tahu apa Raymond mengatakan yang sebenarnya atau tidak. Namun, Raymond membuatnya merasa sangat nyaman. Pria itu elegan dan sopan. Setiap gerakan yang dilakukan terlihat anggun.Akan tetapi, Yasmin tetap merasa sedikit gugup.Mungkin ka
Yasmin tidak berani melihat wajah Daniel. Meskipun dia tidak melihatnya, udara yang berat di tempat ini saja sudah membuatnya kesulitan bernapas. Yasmin pun mengumpulkan keberaniannya, lalu berkata dengan takut-takut, "Ini nggak seperti yang kalian pikirkan ....""Jadi, seperti apa?" sindir Kezia.Raymond melihat wajah Daniel dengan cuek.Raymond tidak takut, tapi dia masih mengerutkan dahinya sedikit.Pria itu sangat berbahaya.Sekelompok orang itu keluar dari restoran, masuk ke dalam mobil, lalu pergi.Raymond menoleh. Saat dia melihat Yasmin sedang melamun, dia bertanya, "Apa kamu baik-baik saja?"Yasmin pun tersadar. Bibirnya sedikit gemetar saat dia menjawab, "Ya. Ayo pergi ...."Setelah Yasmin masuk mobil, matanya tertuju pada jalanan di luar. Namun, sebenarnya dia sama sekali tidak fokus. Matanya yang jernih penuh dengan ketakutan dan kegelisahan.Kenapa dia bisa berpapasan dengan Daniel?Apa yang akan dipikirkan Daniel? Seharusnya bukan yang tidak-tidak, 'kan?Yasmin hanya kelu
Bagaimana mungkin Jason tidak tahu?Tidak ada orang yang memiliki keberanian seperti itu kecuali Daniel!Jason mengira Daniel membencinya hanya sebuah kiasan. Ternyata Daniel sangat kejam!Apa dia ingin membuat Keluarga Guntur bangkrut?Jason tidak mempunyai pilihan lain. Dia hanya bisa merendahkan egonya dan mencari Daniel.Siapa sangka Jason bahkan sama sekali tidak dapat menyentuh pintu masuk Grup Naga. Dia langsung diusir oleh satpam dengan tongkat.Kalau Jason terlambat selangkah, kakinya akan patah.Yasmin yang tidak pernah membaca berita menemukan artikel yang sedang banyak dibahas orang di internet.Dia juga mendengar rekan-rekan kerjanya bergosip tentang Grup Guntur hampir bangkrut.Di Kota Imperial, tidak ada orang yang tidak tahu Grup Guntur.Bagaimana sebuah perusahaan berskala besar bisa bangkrut?Akan tetapi, itulah kenyataannya.Yasmin terkejut, kemudian dia ditelepon oleh tantenya.Di ujung telepon, Klara sedang menangis. "Ini pasti perbuatan Daniel! Kecuali dia, siapa
Detak jantung Yasmin pun tanpa sadar mencepat.Pria itu adalah pengawal Daniel ....Yasmin membuka pintu mobil, kemudian masuk ke dalam.Dia duduk sendirian di kursi belakang dan merasa sangat tidak aman. Yasmin merasa dia akan mati.Yasmin tidak menyangka akan ada mobil yang datang untuk menjemputnya.Apa pun yang terjadi, yang penting dia dapat membantu tantenya.Akan tetapi, apa membantu tantenya sama dengan membantu ibunya?Yasmin sangat takut kepada bahaya yang tidak terduga ini. Jadi, ketika dia turun dari mobil, kakinya terasa sedikit lemas.Dia mengangkat kepalanya untuk melihat gedung pencakar langit yang menjulang tinggi dan tampak berkelas serta megah itu.Itu juga merupakan simbol kekuatan ....Yasmin yang dituntun oleh pengawal itu memasuki Grup Naga. Mereka naik lift dan langsung ke lantai teratas.Kemudian, Eric dari departemen sekretaris membawa Yasmin ke kantor.Setelah Eric mengetuk pintu, dia membiarkan Yasmin masuk sendiri.Lalu, Eric menutup pintunya.Ini membuat Y
Yasmin menoleh ke arah Kezia yang tampak sombong dan merasa dirinya benar-benar sial.Dia tidak ingin bertengkar dengan Kezia.Kezia berkata dengan sombong, "Yasmin, kamu sungguh hebat. Apa kamu bisa lebih nggak tahu malu lagi? Orang sudah mengusirmu, tapi kamu malah masih bersikeras masuk. Kamu gatal sekali?""Aku ada perlu mencarinya." Ekspresi Yasmin datar. Dia tidak perlu menghabiskan napasnya untuk berbicara dengan Kezia."Ada perlu apa? Pasti tentang Keluarga Guntur! Kamu nggak usah mencarinya. Kak Daniel pasti nggak akan melepaskan Keluarga Guntur. Nggak ada gunanya meskipun kamu memohonnya sampai menangis. Apa kamu tahu kenapa Kak Daniel nggak mau bertemu denganmu? Karena aku sudah datang. Tentu saja dia nggak punya waktu untuk memedulikanmu."Setelah satpam menekankan tombol lift untuk Kezia, dia berjalan masuk.Yasmin menatap wajah sombong Kezia saat pintu lift tertutup.Yasmin tahu hari ini dia harus dapat bertemu Daniel, karena dia belum pasti dapat bertemu pria itu besok.
Setelah Kezia keluar, dia makin marah saat memikirkannya.Dia ingin makin dekat dengan Daniel, tapi bagaimanapun juga, dia gagal.Apa dia kurang memesona?Kalau begitu, apa Daniel pernah menyentuh Yasmin?Kezia tertawa oleh pikirannya sendiri. Bagaimana mungkin? Yasmin adalah orang yang paling dibenci Daniel.Makan bersama Yasmin dan membeli Rumah Sakit Bedah Plastik Jelita demi wanita itu hanyalah cara Daniel menyiksanya.Kalau tidak, Daniel tidak mungkin menyerang Keluarga Guntur.Kezia tidak akan mengakui Yasmin adalah orang yang spesial bagi Daniel.Melihat perusahaan Keluarga Guntur berada di ambang kematian, Jason dan David pun terpaksa pergi ke panti jompo Tuan Besar Guntur di pinggiran kota.Tuan Besar Guntur sedang duduk di kursi utama. Dia sudah berusia delapan puluhan. Selain rambutnya yang putih, kondisinya lumayan sehat.Namun, saat ini Tuan Besar Guntur terlihat sangat marah dan sedang mendelik pada kedua anaknya."Kalian sudah didesak oleh anak dan keponakan sendiri samp
Pada siang hari, Yasmin pergi ke apotek.Dia hampir lupa minum obat.Dia tidak berani hamil dan lebih tidak ingin hamil.Ketika Yasmin membeli obat, dia membeli obat yang dimakan untuk jangka waktu panjang. Setidaknya itu tidak akan membahayakan tubuhnya.Lagi pula, Daniel tidak akan begitu cepat melepaskannya.Pria itu tidak bisa diprediksi dan kapan saja bisa berubah menjadi binatang buas.Setelah Yasmin membeli air mineral, dia berjalan sambil menelan obat.Muncul suara mobil di belakang. Yasmin mengira dia telah menghalangi mobil itu, jadi dia bergeser.Pada akhirnya, mobil itu tetap berhenti di sebelah Yasmin.Pada saat ini, dia mengira Daniel ingin menemuinya lagi.Ternyata, pria yang turun dari kursi pengemudi adalah seorang pria yang hampir berusia 40 tahun."Nona Yasmin, apa Nona masih mengingat saya? Saya adalah pelayan yang menjaga Tuan Besar Guntur, Hans Wijaya."Yasmin tercengang.Pantas saja pria itu terlihat tidak asing."Tuan Besar Guntur ingin bertemu dengan Anda.""Ak
Di lantai dua, Tuan Besar Guntur menatap wanita yang sedang duduk sendirian itu. Kemudian, dia berkata, "Dia cantik."Hans berpikir sejenak sebelum berkata, "Maksud Tuan Besar ....""Nggak peduli apa yang mereka pikirkan, Keluarga Guntur nggak boleh terlibat. Itu adalah batasku.""Ya. Keluarga Guntur bisa berjaya berkat Anda. Tapi, Tuan Muda Daniel sangat kuat ...." Dalam beberapa hari saja, Daniel dapat menghancurkan fondasi yang telah Tuan Besar Guntur bangun seumur hidupnya.Hans tidak menyelesaikan kalimatnya, tapi Tuan Besar Guntur mengerti."Dia membenciku ..." ucap Tuan Besar Guntur sambil memandang ke kejauhan."Apa Tuan Muda Daniel akan datang?" Begitu Hans selesai berbicara, terdengar suara beberapa mesin mobil yang mendekat.Tuan Besar Guntur menjawab, "Bukankah dia sudah datang."Setelah Yasmin melihat matahari terbenam dan langit menggelap, dia baru berjalan kembali.Sebelum dia mencapai rumah, dia melihat seorang pelayan sedang buru-buru berjalan ke belakang rumah sambil
"Kenapa kamu banyak bertanya? Lanjut awasi dia."Setelah panggilan dimatikan, Susan tampak tidak senang. "Apaan, sih? Nanti setelah aku menjadi Nyonya Guntur, aku mau melihat apa kamu masih berani memerintahku?"Yasmin sedang bekerja dengan serius di kantor ketika dia mendengar suara ketukan pintu.Intan masuk, lalu berkata, "Bu Yasmin, apa Anda ingin memakan kue?"Yasmin mengangkat kepalanya, lalu dia melihat ada jus, kue dan aneka kacang-kacangan kesukaannya.Dia langsung tahu kalau itu bukan kue yang dibeli di luar."Kamu yang membuatnya?" tanya Yasmin."Bukan. Orang dari Taman Royal yang mengantarnya. Mereka bilang mereka langsung mengantarnya setelah ini selesai dibuat." Intan berkata, "Tuan Daniel sangat baik pada Anda. Ketika makanan ini dibawa ke sini, resepsionis sangat iri."Yasmin mengalihkan pandangannya dan lanjut melihat laptop di depannya.Intan merasa sedikit canggung melihat Yasmin tidak membalasnya dan bahkan menunjukkan sedikit pun ekspresi, jadi dia berinisiatif kel
Yasmin tidak menyangka reaksi Daniel akan sebesar ini."Kemari. Buat aku tenang." Daniel duduk di tempat tidur, lalu memiringkan kepala sambil menatap Yasmin.Yasmin mengerti apa maksud Daniel. Wajahnya pun memucat. "Nggak bisa ....""Kenapa nggak bisa? Apa alasannya?""Dokter Helen sudah bilang aku harus beristirahat selama seminggu," kata Yasmin."Lima hari sudah berlalu. Itu sudah cukup."Yasmin menggelengkan kepalanya dengan panik sambil melangkah mundur. "Nggak bisa. Aku nggak sanggup ....""Kamu nggak sanggup atau nggak mau?""Tung ... tunggu beberapa hari lagi, ya?""Sekarang! Sini!"Yasmin sudah mau gila. Kenapa Daniel harus begini kejam?Apa Daniel tidak tahu kalau lukanya belum sembuh?Dulu Daniel masih bisa bertahan, sekarang dia sudah tidak bisa bertahan sama sekali. Kenapa?Apakah perbuatan Yasmin sudah membuatnya marah? Namun, itu hanya hal sepele!"Apa kamu nggak mendengarku?""Kamu tenangkan dirimu sendiri! Aku nggak mau!" Yasmin tidak hanya tidak menuruti Daniel, melai
Yasmin menatap Susan. "Aku barusan mau masuk. Kamu sedang bertugas?""Iya. Setelah Tuan Daniel keluar dari ruang kerja, dia kembali ke kamar," kata Susan."Jam berapa dia kembali ke kamar?" Yasmin membuka pintu kamar, lalu melangkah masuk."Jam delapan."Yasmin berpikir berarti Daniel sudah menunggu satu jam lebih.Yasmin memberanikan diri dan masuk.Susan melihat pintu ditutup, kemudian rasa hormat di sorot matanya menghilang.Dia bisa melihat kalau hubungan Daniel dan Yasmin sedang tidak baik.Kalau tidak, kenapa Yasmin berdiri di depan pintu begitu lama dan tidak masuk? Dia juga terlihat gugup.Setelah Yasmin memasuki kamar tidur, dia melihat Daniel sedang duduk di sofa dan telah mengenakan piama. Jelas kalau Daniel sudah selesai mandi.Satu tangan memegang kening dan kedua matanya terpejam. Daniel seolah-olah tidak tahu kalau Yasmin sudah masuk kamar.Yasmin berjalan mendekat. "Tidurlah di ranjang."Daniel membuka mata dan menunjukkan matanya yang jernih. Dia tidak terlihat mengant
Sekujur tubuh Daniel penuh dengan aura menyeramkan. "Jadi, kamu ingin mencari pria lain?""Aku sudah menjawabmu, nggak." Yasmin merasa pria ini sangat posesif sehingga sudah tidak bisa ditolong. Pada saat ini, suasana berubah menjadi makin mengerikan. "Aku sudah bilang aku nggak sengaja berpapasan dengannya di rumah sakit. Apa yang harus kulakukan baru kamu memercayaiku?"Daniel menatap Yasmin lekat-lekat.Yasmin bahkan merasa bulu kuduknya berdiri.Daniel tidak menjadi tenang karena penjelasannya. Aura mengerikannya masih menyebar ke sekeliling.Saat Yasmin merasa jantungnya berdetak dengan cepat dan hampir kehabisan oksigen, dia mendengar suara sinis Daniel berkata, "Pergi temani anak-anak bermain bola."Setelah Yasmin mendengar itu, bulu matanya bergetar dan tubuhnya menjadi rileks.Kemudian, tangannya dipegang yang membuat Yasmin terkejut dan tanpa sadar ingin menariknya.Namun, dia tidak berhasil.Daniel sangat kuat. Ketika dia memegang tangan Yasmin, selama dia tidak ingin melepa
Julius sudah memakannya, tapi dia tidak pergi dan lanjut berdiri di sana. Kemudian, dia bertanya, "Mama, apa terjadi sesuatu di sekolah Papi?"Yasmin tercengang. Setelah Julius bertanya itu, Julian juga berjalan mendekat. Tiga pasang mata tertuju pada Yasmin dan menunggunya menjawab.Meskipun mereka baru berusia dua tahun, mereka dapat bermain laptop dan ponsel. Selain itu, mereka pintar dan dapat mengetahuinya dengan mudah."Sedang ada sedikit masalah, tapi Pak Raymond akan menanganinya. Kalian nggak perlu khawatir." Yasmin tidak menyembunyikannya dari mereka. Karena ada masalah, maka mereka harus berkomunikasi."Internet mengatakan masalahnya sangat serius. Keracunan makanan, 'kan? Apa ada yang meninggal?" tanya Julian."Di sana ada banyak kakak-kakak yang kami kenal ...." Julia tampak cemas."Mama sudah pergi ke rumah sakit hari ini. Dokter bilang kondisi mereka sudah stabil," kata Yasmin."Apa Papi baik-baik saja?" tanya Julius."Ya," jawab Yasmin."Bagaimana kamu bisa tahu?" Suara
"Aku sudah menonton video kecelakaan mobilnya. Itu sebuah kecelakaan.""Baik, itu kecelakaan. Kalau begitu, aku mau bertanya padamu lagi. Bagaimana dengan keracunan makanan di sekolah?" tanya Irene. Melihat Yasmin diam saja, ekspresi Irene pun menjadi licik. "Ada beberapa hal yang kamu nggak tahu, tapi aku tahu. Bisa jadi ... ini ada hubungannya dengan Daniel?""Nggak mungkin!" Yasmin langsung membantah. "Daniel nggak mungkin melakukan itu.""Kenapa nggak mungkin? Dia adalah kekasih lamamu dan Daniel nggak menyukainya!" hasut Irene. "Selain itu, situasi di internet makin intens sekarang. Aku nggak percaya nggak ada yang menghasut mereka.""Orang-orang zaman sekarang suka menjatuhkan orang," kata Yasmin dengan ekspresi sinis.Irene tertawa. "Kamu benar-benar polos. Kalau kamu bersikeras ingin berpikir seperti itu, boleh juga, sih. Sepertinya kamu bersikeras yakin kalau nggak ada apa-apa di antaraku dan Daniel. Pada akhirnya, kamu melihat kami berciuman."Yasmin berdiri di sana dengan ta
"Aku datang untuk mencari direktur rumah sakit," kata Raymond."Apa kamu sudah tahu bagaimana anak-anak bisa keracunan makanan?" tanya Yasmin."Katanya sayuran yang dikirim tercemar. Itu adalah kecelakaan," kata Raymond.Raymond tidak menyembunyikannya dan tidak bisa menyembunyikannya karena masalah ini sudah tersebar di internet.Yasmin menatap Raymond yang terlihat kuyu setelah mereka tidak bertemu selama beberapa hari. Yasmin tahu kalau Raymond sedang mengkhawatirkan masalah ini.Lengan Raymond masih dibalut kain kasa, tapi sudah tidak menggantung dengan lehernya."Bagaimana dengan tanganmu?" tanya Yasmin."Baik-baik saja," kata Raymond. Saat Raymond melihat wajah cemas Yasmin, dia menenangkannya, "Nggak perlu khawatir. Aku bisa menyelesaikan masalah ini."Yasmin juga tidak tahu bagaimana dia bisa membantu Raymond."Setelah kamu pulang kemarin, Daniel nggak melakukan apa-apa padamu, 'kan?" tanya Raymond."Nggak." Yasmin menggelengkan kepalanya. Raymond sendiri sedang memiliki setump
Setelah Yasmin kembali ke kantor, dia membaca berbagai komentar di internet.Akademi Pinokio, rumah sakit, tidak ada yang selamat. Mereka semua dikutuk dengan kasar dan dicap sebagai "pengusaha berhati busuk".Apa dia perlu menelepon Raymond untuk bertanya bagaimana situasinya?Setelah Yasmin memikirkannya sejenak, dia mengurungkan niat.Walaupun dia menelepon Raymond, bantuan apa yang bisa diberikannya?Kalau nanti dia ketahuan oleh Daniel, itu hanya akan makin kacau.Sore hari, Yasmin akan pergi ke rumah sakit bersama manajer penjualan untuk mendiskusikan kerja sama dan kontrak.Saat perjalanan pulang, kebetulan mereka melewati rumah sakit yang terkena masalah itu."Ayo pergi ke rumah sakit itu untuk melihat-lihat," kata Yasmin."Sekarang? Menurutku, mereka sedang nggak niat." Manajer penjualan mempertimbangkannya sejenak. "Selain itu, kalau kita terlihat oleh orang lain, itu akan merugikan perusahaan.""Kita nggak boleh mundur karena sesuatu terjadi pada orang lain. Mari kita mencar
Beberapa menit kemudian, Yasmin turun. Dia melihat mobil Rolls Royce sedang parkir di alun-alun.Sebenarnya dilarang memarkir mobil di alun-alun.Namun, Daniel bersikeras ingin menghentikan mobil di sana.Maka itu, siapa pun yang masuk atau keluar gedung akan memperhatikan mobil Rolls Royce itu yang mewakili kekuatan.Yasmin merasa dia seperti orang jahat ketika dia naik mobil.Setelah Yasmin masuk ke dalam mobil, dia memprotes, "Bisakah kamu nggak menghentikan mobil di sini? Semua orang jadi tahu kamu datang untuk menjemputku."Aura berat langsung memenuhi ruang dalam mobil.Ekspresi Yasmin pun menjadi tegang, terutama saat matanya bertemu dengan mata gelap Daniel, dia mengira dia sudah salah bicara."Kamu takut siapa yang melihatmu?"Yasmin segera berpikir, lalu membalas, "Nggak, aku takut orang cemburu padaku."Tatapan mata Daniel menggelap sedikit. "Kemari."Tangan Yasmin ditarik, lalu dia langsung duduk di atas pangkuan Daniel. Yasmin merasa sedikit tertekan karena jaraknya dengan