Namun, sekarang rasa sakitnya sudah berakhir dan semuanya sepadan.Lain kali Yasmin tidak usah menghilang lagi.Ketika anak-anak ingin bertemu dengannya, dia akan segera muncul.Taksi memasuki Taman Royal, kemudian Yasmin turun dari mobil. Dari jauh, dia sudah melihat mobil Rolls Royce yang tidak dimasukkan ke garasi itu.Itu berarti Daniel ada di rumah.Yasmin mengira Daniel pergi untuk menghibur Irene.Setelah Yasmin masuk ke dalam rumah, dia tidak melihat anak-anak. Namun, dia melihat Tony yang sedang berjalan ke arahnya. "Nona Yasmin ....""Di mana anak-anak?" tanya Yasmin dengan semangat.Tony tersenyum dan berkata, "Di belakang. Tuan Daniel juga sedang menemani anak-anak."Yasmin langsung berlari ke belakang.Taman Royal adalah tempat yang besar. Perlu beberapa menit untuk Yasmin sampai di halaman belakang.Dia mengumpat di dalam hati kenapa rumah ini sangat besar. Sekarang dia merasa satu detik saja terasa sangat lama.Setelah dia tiba di halaman belakang, dia kelelahan dan napa
"Mama, kamu harus menghentikan bola Kakak!" seru Julia."Dia baru bisa merasa puas!" kata Julius."Ha? Aku harus menghentikannya?" Yasmin tercengang. "Kalau begitu, sekali lagi, ya?"Dia mengambil bola, lalu menendangnya ke arah anak-anak.Anak-anak segera mengejar bola.Julia tidak tahu cara menyepak bola. Dia hanya ikut bermain.Yasmin berdiri di depan gawang sekalian menjadi kiper anak-anak."Mama, ini bolanya!" teriak Julian.Yasmin memperhatikan bola dan bersiap-siap menyepaknya.Kemudian, dia langsung menendang bola keluar dari gawang.Yasmin menoleh dan tercengang.Karena bola itu menggelinding ke arah Daniel.Daniel menginjak bola itu, baru bolanya berhenti."Papa, kembalikan bola kami!" teriak anak-anak.Ketiga anak itu berlari. Ketika mereka sudah mau tiba di depan Daniel, dia baru menendang bolanya."Aa! Bolaku!"Yasmin memanyunkan bibirnya. Apa Daniel sedang mempermainkan anak-anak?Namun, pemandangan anak-anak berlari dengan kaki kecil mereka terlihat sangat menggemaskan!
Daniel menyipitkan matanya yang tampak berbahaya ke Yasmin.Yasmin tidak peduli dengan telepon Daniel, tapi ketika mata itu mendarat ke dirinya, dia berhenti bergerak.Dia mulai menebak siapa yang menelepon? Apa itu ada kaitannya dengannya?Apa Ayah sudah bangun?Tidak, itu berbeda dengan ekspresi Daniel."Apa kamu yakin?" tanya Daniel dengan sinis."Iya. Sejak aku mengambil darah mereka, nggak ada yang menyentuhnya," jawab Helen dengan pasti.Daniel tidak mengatakan apa-apa dan langsung mematikan telepon.Dia lanjut makan.Yasmin ingin bertanya, tapi dia bersabar karena ada anak-anak."Mama, apa nanti sore kamu akan menemani kami?" tanya Julia."Apa hari ini kamu nggak perlu pergi bekerja?" tanya Julius."Papa kerja, Mama juga kerja. Menyebalkan sekali!" kata Julian dengan galak sambil mengangkat sendoknya.Yasmin berkata dengan lembut, "Nanti sore Mama ada urusan. Tapi, Mama akan kembali setelah urusan Mama selesai."Dia tidak akan menginap di Taman Royal dan hanya menemani anak-anak
Pada akhirnya, Yasmin bertanya, "Apa kamu begini kepadaku karena Irene? Itu adalah keputusan ayahku. Aku sendiri juga nggak menduganya. Aku harap kamu nggak melampiaskan amarah padaku.""Kamu bilang aku melampiaskan amarah padamu?" Daniel mengerutkan alisnya dengan kesal.Yasmin menggigit bibirnya. Kalau begitu, kenapa Daniel seperti ini?Yasmin mengingat sesuatu. "Aku mau membeli makanan untuk ibuku. Apa ... kamu bisa menurunkanku di pinggir jalan?"Ibunya pasti sudah lapar.Bisa-bisanya Yasmin melupakannya begitu dia bersama anak-anak."Kenapa kamu nggak bilang apa-apa di Taman Royal?" tanya Daniel dengan ekspresi masam."Itu untuk ibuku. Apa kamu mau?" tanya Yasmin.Ekspresi Daniel tampak sangat masam. Aura menakutkannya membuat Yasmin merinding. Kemudian, Daniel berkata dengan dingin, "Berhenti."Mobil Rolls Royce itu berhenti di pinggir jalan.Yasmin turun di depan sebuah restoran.Dia berjalan masuk. Saat dia menoleh, mobil Daniel masih ada di sana. Setelah itu, Yasmin pun pergi
"Tuhan nggak peduli dengan hal-hal seperti ini," sindir Irene. Dia menatap Yasmin dengan sinis dan menginjak-injak Yasmin dengan bangga. "Kamu sudah menipu ayahku dengan berpura-pura menjadi putrinya. Kamu sudah mendapatkan banyak manfaat darinya, 'kan? Apa pun yang sudah diberikan ayahku dulu dan di surat wasiatnya menjadi nggak sah!""Kalian bermimpi!" Klara tidak mungkin akan melakukan itu."Hasil tes DNA sudah sangat jelas. Kalian nggak bisa mengelak," kata Dahlia.Yasmin berbalik. Dia menatap Andy yang berbaring di ranjang.Mungkinkah ini kesalahpahaman?Wajah Yasmin lebih mirip dengan ibunya. Bisa dikatakan dia mirip dengan Andy di beberapa tempat atau bisa dikatakan mereka cuman memiliki jiwa yang sama. Dia tidak seperti Julian dan Julius yang sama persis dengan Daniel, melihat mereka saja langsung tahu kalau mereka adalah anak kandung Daniel. Jadi, Yasmin tidak bisa membuktikan apa-apa.Namun, kenapa hati Yasmin terasa sangat perih?Dia sangat peduli pada Andy dan menyukai Andy
Klara tampak gugup. Dia tidak ingin Yasmin menandatangani kontrak itu.Kalau Yasmin menandatanganinya, mereka tidak akan memiliki apa-apa.Selain itu, menandatangani kontrak itu sama dengan mengakui kalau Yasmin dan Andy tidak mempunyai hubungan apa pun.Bagaimana mungkin mereka tidak mempunyai hubungan apa pun?Bagaimana mungkin ...?Yasmin mendekati meja, lalu mengambil dokumen tersebut.Klara baru ingin menghentikan Yasmin, tapi kemudian dia melihat Yasmin mengoyak dokumen itu."Yasmin!" Ekspresi Irene menjadi masam. "Kamu kira mengoyaknya bisa membantumu?""Aku nggak akan mengakui hasil tes DNA kalian," kata Yasmin sambil menatap Dahlia dan Irene dengan sinis."Kalaupun kamu nggak percaya pada kami, apa kamu juga nggak percaya pada Helen?" tanya Dahlia. "Klara sendiri saja nggak yakin sebenarnya kamu anak Andy atau bukan!"Pikiran Klara terasa sangat kacau. Hasil tes DNA dan ingatan masa lalunya membuatnya tidak bisa berpikir dengan jernih.Dia hanya pernah bersama Andy dan Jason.
Irene menyembunyikan kepanikannya.Yasmin tercengang menatap Daniel, lalu dia melihat Irene.Mereka berdua berdiri bersama dan berada di pihak yang sama.Kalau Yasmin melakukan tes DNA lagi, apa Daniel akan memanipulasi hasil tesnya untuk Irene?Helen bekerja untuk Daniel, jangan-jangan ....Kecurigaan muncul di hati Yasmin."Aku ingin memilih dokter lain dan mengawasi seluruh prosesnya." Yasmin berkata, "Kalau ... kalau hasilnya sama, aku akan menyerahkan wasiat ayahku."Maksudnya adalah dia tidak percaya pada Helen dan Daniel.Daniel menatapnya dengan ekspresi datar dan tatapan dingin.Irene merasa itu konyol, lalu dia mencoba menghentikannya dengan berkata, "Yasmin, kamu juga mencurigai Daniel? Kalau kamu mengawasi seluruh prosesnya, bisa jadi nanti kamu memanipulasi hasil tes?"Yasmin tidak merasa ada yang salah dengan ucapannya. Dia berkata, "Ini sangat penting, jadi lebih baik kita berhati-hati. Tentu saja, kalian juga boleh mencari orang untuk melihat seluruh prosesnya."Irene b
Setelah Klara melihat hasil tesnya, dia sangat senang sehingga air matanya mengalir. "Aku sudah bilang aku nggak mungkin salah. Kamu adalah putrinya Andy. Andy juga nggak mungkin salah ...."Wajah Dahlia memucat. Ketika dia melihat wajah murung Irene yang kemudian masuk, dia tahu semuanya sudah berakhir.Pada akhirnya, harta-harta itu jatuh ke tangan Yasmin dan Klara ....Setelah Yasmin menenangkan ibunya, dia menghampiri Daniel. Dia memperlihatkan hasil tes DNA kepada Daniel dan berkata, "Ini baru hasil yang benar. Kalau begitu, aku mau menyelidiki hasil tes DNA sebelumnya dan orang yang disebut sebagai saksi itu."Dokter itu merinding dan tampak sedikit gugup.Daniel melihat hasil tes DNA, lalu bertanya dengan santai, "Apa kamu mencurigaiku?"Yasmin tidak berkata apa-apa. Jelas kalau dia mencurigai Daniel.Kalau tidak, bagaimana mungkin Helen bisa mengeluarkan hasil tes DNA yang seperti itu?Helen buru-buru berjalan mendekat, kemudian berkata, "Tuan Daniel, memang saya sendiri yang m
"Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus
"Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar
Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu
Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran
Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L
"Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati