Irene menyembunyikan kepanikannya.Yasmin tercengang menatap Daniel, lalu dia melihat Irene.Mereka berdua berdiri bersama dan berada di pihak yang sama.Kalau Yasmin melakukan tes DNA lagi, apa Daniel akan memanipulasi hasil tesnya untuk Irene?Helen bekerja untuk Daniel, jangan-jangan ....Kecurigaan muncul di hati Yasmin."Aku ingin memilih dokter lain dan mengawasi seluruh prosesnya." Yasmin berkata, "Kalau ... kalau hasilnya sama, aku akan menyerahkan wasiat ayahku."Maksudnya adalah dia tidak percaya pada Helen dan Daniel.Daniel menatapnya dengan ekspresi datar dan tatapan dingin.Irene merasa itu konyol, lalu dia mencoba menghentikannya dengan berkata, "Yasmin, kamu juga mencurigai Daniel? Kalau kamu mengawasi seluruh prosesnya, bisa jadi nanti kamu memanipulasi hasil tes?"Yasmin tidak merasa ada yang salah dengan ucapannya. Dia berkata, "Ini sangat penting, jadi lebih baik kita berhati-hati. Tentu saja, kalian juga boleh mencari orang untuk melihat seluruh prosesnya."Irene b
Setelah Klara melihat hasil tesnya, dia sangat senang sehingga air matanya mengalir. "Aku sudah bilang aku nggak mungkin salah. Kamu adalah putrinya Andy. Andy juga nggak mungkin salah ...."Wajah Dahlia memucat. Ketika dia melihat wajah murung Irene yang kemudian masuk, dia tahu semuanya sudah berakhir.Pada akhirnya, harta-harta itu jatuh ke tangan Yasmin dan Klara ....Setelah Yasmin menenangkan ibunya, dia menghampiri Daniel. Dia memperlihatkan hasil tes DNA kepada Daniel dan berkata, "Ini baru hasil yang benar. Kalau begitu, aku mau menyelidiki hasil tes DNA sebelumnya dan orang yang disebut sebagai saksi itu."Dokter itu merinding dan tampak sedikit gugup.Daniel melihat hasil tes DNA, lalu bertanya dengan santai, "Apa kamu mencurigaiku?"Yasmin tidak berkata apa-apa. Jelas kalau dia mencurigai Daniel.Kalau tidak, bagaimana mungkin Helen bisa mengeluarkan hasil tes DNA yang seperti itu?Helen buru-buru berjalan mendekat, kemudian berkata, "Tuan Daniel, memang saya sendiri yang m
Irene menghampiri Daniel dengan gugup, lalu dia menjelaskan, "Daniel, bukan seperti itu. Aku nggak tahu apa-apa. Ketika hasil tes DNA menunjukkan Yasmin bukan adik kandungku, aku merasa marah dan sedih. Dia nggak seharusnya menipu kita semua dan membuat keluargaku kecewa. Tentu saja, aku lebih marah karena siapa pun nggak mau ditipu. Tapi, aku bisa bersumpah kalau aku nggak tahu tentang ini. Daniel, kamu harus percaya padaku!"Yasmin melihat Irene tampak gelisah saat menjelaskan diri, jadi dia bertanya dengan nada dingin, "Apa kamu seperti ini untuk harta Ayah?""Aku sudah bilang aku nggak tahu!" kata Irene dengan emosi kepada Yasmin."Kamu paling tahu apa kamu benar-benar nggak tahu atau nggak." Bagaimana mungkin Yasmin memercayai Irene. "Tiap kali hal buruk terjadi, kamu selalu mengatakan itu. Aku sudah sering melihatnya.""Kamu ...." Irene tidak ingin berdebat dengan Yasmin. Dia melihat Daniel dan berkata, "Daniel, kamu paling mengerti aku. Kamu harus percaya padaku.""Pulang dan re
"Aku sangat berharap keributan tadi bisa membuat Ayah sedikit bereaksi ...." Mata Yasmin memanas. "Aku tahu aku putrinya Ayah. Perasaan keluarga ini nggak mungkin palsu.""Ayahmu akan bangun, pasti." Klara berkata, "Tapi, sekarang kamu perlu mengurus perusahaan ayahmu, 'kan? Yasmin, bekerjalah dengan baik. Ibu bisa menjaga Ayah.""Saat Ayah bangun, aku akan mengembalikan harta dan perusahaannya," kata Yasmin.Dia tidak menginginkan barang-barang. Dia hanya mau ayahnya bangun."Bu, kamu belum makan, 'kan? Aku akan membeli makanan untukmu.""Setelah keributan tadi, rasa laparku menghilang," kata Klara."Kamu masih perlu makan." Yasmin pun keluar untuk membelikan Klara makanan.Dia juga menelepon Jasper untuk berbicara tentang perusahaan.Jasper berkata besok dia akan membawa Yasmin ke perusahaan.Sebelum ayahnya mengalami kecelakaan, Yasmin tidak pernah pergi ke perusahaan karena Dahlia dan Irene.Besok pagi, Yasmin pergi ke perusahaan untuk menjenguk Andy. "Ayah, ini hari pertamaku perg
"Yang penting kamu tahu cara menanganinya. Kalau kamu kewalahan, kamu harus memberi tahu Ibu, oke? Ibu juga bisa membantumu.""Aku tahu."Terdengar suara ketukan pintu, lalu pintu terbuka. Martin masuk dengan wajah datar. Tangannya juga sedang membawa sebuah keranjang buah.Klara terkejut, lalu dia melirik Yasmin."Kenapa kamu datang ke sini," tanya Yasmin."Padahal aku ingin bilang akhirnya kamu mau melepaskan diri dari Daniel karena kamu pergi ke luar negeri. Ternyata, kamu tetap kembali." Martin meletakkan keranjang buah di meja. Dia melihat Andy dan bertanya, "Apa kata dokter?""Dokter masih memikirkan cara untuk mengobatinya," jawab Yasmin.Martin tidak berkata apa-apa. Dia menatap Yasmin dan berkata, "Ayo pergi makan."Yasmin ragu sejenak. Dia melihat ibunya dan berkata, "Aku keluar sebentar."Klara tidak begitu menyukai Martin, tapi karena putrinya berkata seperti itu, dia terpaksa menyetujui Irene.Yasmin bersedia makan bersama Martin karena dia ingin bantuan Martin. "Apa kamu
"Kamu benar, tapi aku nggak bisa menerima ini. Kenapa harta ayahmu harus diberikan kepada dua wanita jalang itu? Seharusnya kita mendapatkannya! Kalau kita nggak punya Daniel, apa yang kita miliki?" Cita-cita seumur hidup Dahlia adalah menikah dengan pria kaya.Andy adalah "pria kaya" yang berada di luar dugaan Dahlia, maka itu dia memikirkan segala cara untuk mereka menikah lagi.Dia melihat kekayaan Andy makin bertambah. Itu bisa memuaskan ambisinya sebagai nyonya kaya.Pada akhirnya, harta Andy malah diambil Klara dan Yasmin. Bagaimana mungkin Dahlia bisa menerimanya?"Nggak ada kalau-kalau!" Irene terlihat sangat emosional. Cangkir kopi di tangannya membentur meja kopi dengan keras. Setelah itu, cangkirnya terjatuh ke lantai dan mengeluarkan suara yang keras.Dahlia pun terkejut."Kenapa Ibu bilang kalau? Daniel hanya bisa menikahiku! Nggak ada yang boleh mengambil posisiku!" Tatapan mata Irene terlihat sangat galak. "Mau itu kecantikan atau talenta, aku lebih unggul daripada Yasmi
"Kalau aku tahu ini akan terjadi ... aku nggak akan pergi ke luar negeri. Kenapa aku pergi ke luar negeri?" Yasmin menyesal. Matanya memanas dan berlinang air mata."Siapa yang bisa menebak hal seperti ini akan terjadi? Ini bukan salahmu." Klara merasa sedih dan dia juga mengasihani Andy.Terkadang di antara mereka, Klara tidak tahu harus merasa kasihan pada siapa. Sebenarnya, hidupnya sendiri juga buruk.Namun, ketika dia memikirkannya sekarang, semua hidup mereka susah."Setelah aku berpisah dengan ayahmu, aku pernah mengutuknya setiap hari. Kenapa dia bisa memiliki hidup yang bahagia, sedangkan aku harus hidup susah dan melahirkan anaknya? Terutama pada hari aku melahirkanmu, aku kesakitan sepanjang hari. Aku ingin sekali mencari Andy dan menamparnya .... Selama ini aku mengira setelah ayahmu menikah lagi dan memiliki istri, dia senang. Aku nggak pernah berpikir dia juga hidup susah ...." Mata Klara menjadi merah. Makin lama dia berbicara, dia makin sedih. "Waktu itu aku nggak sehar
"Nggak. Coba kamu ceritakan padaku tentang Pak Ronaldo." Yasmin berkata, "Aku ingin memahaminya.""Baik." Mike mulai memberi tahu Yasmin berbagai kesukaan Pak Ronaldo.Setelah Mike keluar, Yasmin mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Daniel. Bagaimanapun juga, dia akan mengetes keberaniannya dulu.Telepon baru diangkat setelah nada dering berbunyi beberapa kali. "Kak, apa kamu sedang sibuk?""Kamu memanggilku 'kak', itu berarti kamu mau meminta sesuatu." Suara Daniel yang rendah menyambut telinga Yasmin.Yasmin berusaha berbicara dengan nada lembut. "Iya. Apa kamu bisa membawa anak-anak ke kamar pasien untuk menjenguk kakek mereka? Mungkin Kakek akan bangun ketika dia mendengar suara cucu-cucunya. Permintaanku ... nggak keterlaluan, 'kan?"Setelah itu, dia tidak mendengar suara Daniel.Itu membuat Yasmin sedikit gelisah. Daniel tidak akan menolaknya, 'kan?Apa Daniel tidak setuju karena ibunya ada di sana?Pada saat ini, apa Daniel masih belum melepaskan ibunya?"Apa nanti sore kamu m
"Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus
"Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar
Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu
Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran
Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L
"Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati