"Kemari."Setelah Yasmin yang sedang melamun mendengar suara Daniel, dia mendekat. "Kenapa?"Daniel menarik Yasmin, kemudian dia meletakkan gulungan layangan di tangan Yasmin.Yasmin menatap gulungan layangan di tangannya dengan tercengang. Saat dia mengangkat kepalanya, dia melihat layang-layangnya telah terbang jauh lebih tinggi daripada sebelumnya."Tarik," ucap Daniel kepadanya.Yasmin pun menarik benangnya. Dia merasa posisi Daniel saat ini seperti sedang memeluknya dari belakang."Wah! Layang-layangnya terbang makin tinggi!" kata Julian sambil melompat-lompat.Ketiga anak itu memandang langit dengan penuh semangat."Mama, lebih tinggi! Lebih tinggi!" seru Julius.Irene benar-benar tidak bisa melihat lagi, jadi dia pergi.Dia menyetir mobilnya keluar dari kompleks.Dia memegang setir mobil dengan erat dan wajahnya berkerut karena marah. Dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan lebih dari 100 km/jam.Alangkah baiknya kalau Yasmin berada di depan mobilnya. Dengan begitu, Irene bisa
Tatapan mata Yasmin menjadi licik dan dia menjawab dengan datar, "Nggak.""Kamu kira aku akan memercayaimu? Kamu memanfaatkan anak-anak untuk menggoda Daniel dan beraninya kamu berkata kepada Ayah kalau kamu menyukai Daniel. Kamu menjijikkan sekali," ujar Irene dengan nada sinis. "Kamu bisa sombong sekarang, tapi ke depannya nggak pasti!""Aku nggak perlu memanfaatkan anak-anak. Kamu sudah berpikir terlalu banyak.""Maksudmu meskipun tanpa anak-anak, Daniel tetap akan mencarimu?" Irene tertawa sinis. "Kamu benar-benar mengira kamu sangat didambakan?"Yasmin bisa langsung mematikan telepon, tapi dia tidak melakukannya.Dia mendengarkan kata-kata arogan Irene dengan sabar."Aku tahu apa niatmu. Kamu ingin menggantikan posisiku dan menjadi Nyonya Guntur yang diirikan orang. Selama aku masih hidup, kamu jangan harap! Kamu dan ibumu sama saja, kalian adalah orang yang memalukan!""Kamu salah. Aku hanya menyukai Daniel," kata Yasmin."Meskipun begitu, aku juga nggak mengizinkanmu!" Suara Ire
Ruang ganti ini memiliki lebih banyak model daripada toko anak-anak.Itu dipenuhi dengan merek mewah yang bahkan tidak berani dibayangkan Yasmin.Inilah perbedaan Papa dan Mama mereka.Bagaikan bumi dan langit.Yasmin berbalik, lalu dia mendapati Julian menutup sebuah lemari dan berdiri di sana dengan ekspresi waswas.Julia pasti sedang bersembunyi di lemari itu."Coba Mama lihat, apa dia di sini ...?" Yasmin juga tidak bisa membiarkan Julia bersembunyi kelamaan atau Julia akan keluar sendiri. Yasmin pun menarik pintu lemari."Aaa! Mama menemukanku!" teriak Julia dengan penuh semangat dan wajah merah.Yasmin berjongkok di depan Julia, kemudian mengusap pipinya. "Hai, kelinci.""Mama ... jangan makan kelinci," ucap Julia dengan imut."Hahahaha. Nggak bisa. Mama harus memakanmu." Yasmin mengikuti gaya Julia dan mengerucutkan bibirnya."Papa!""Ada Papa juga nggak berguna. Biarkan Mama menggigitmu," kata Yasmin sambil mendekatkan kepalanya."Aaaa. Mama, aku nggak enak. Aku sama sekali ngg
"Nanti kita baru membicarakannya. Sekarang tidur." Daniel langsung menutup wajah Julia dengan tangannya.Wajah itu terlihat sangat kecil di bawah telapak tangan Daniel.Menolak barulah jawaban yang benar.Jangan Daniel yang tidak bersedia, Yasmin sendiri juga merasa aneh.Kalau mereka tidur berlima seperti ini setiap hari, bukankah itu sama dengan sebuah keluarga yang saling menyayangi? Mereka mungkin bisa berkompromi demi anak-anak."Nggak mau, aku nggak mau tidur. Papa bercerita, dong," kata Julia dengan imut.Yasmin merasa sangat lucu ketika dia melihat tampang Daniel yang tak berdaya dan terlihat benar-benar ingin "bercerita".Ternyata Daniel punya masalah yang tidak bisa dia selesaikan!Karena hari ini Daniel baik, Yasmin menyelamatkannya. "Matikan lampunya."Daniel pun mengulurkan tangannya untuk mematikan lampu.Kamarnya langsung menjadi gelap."Aa! Papa, Mama, aku nggak bisa melihat kalian!" teriak Julia."Kalian belum bercerita!" kata Julian.Yasmin memeluk Julius yang paling
Daniel baru saja memasuki dapur dan dia melihat susu anak-anak sudah disiapkan.Tony tersenyum dan berkata, "Sudah hampir saatnya mereka bangun, jadi saya barusan selesai menyiapkan susu mereka."Julian memegang botol susunya. Dia menggigit dot botol, kemudian mengisapnya dengan mulut kecilnya. Dia tampak sangat imut.Daniel mengambil dua botol lainnya, lalu kembali ke atas.Saat dia masuk kamar, Julius juga sudah bangun. Dia pun memberikan Julius botol susunya.Julia telah berpindah ke dalam pelukan mamanya yang nyaman dan tertidur dengan sangat nyenyak."Biarkan aku." Julian yang sudah meminum susunya mengambil botol susu dari papanya. Setelah dia turun dari tubuh papanya, dia naik ke tempat tidur.Daniel berpikir apa yang akan dilakukan Julian. Kemudian, dia melihat Julian memasukkan dot botol ke dalam mulut Julia. Julia tanpa sadar membuka mulutnya, kemudian mengisap dot botol dalam keadaan masih tidur.Setelah Julia menghabiskan susunya, dia lanjut tidur.Julian menyerahkan botol
Lengan Yasmin sakit karena cengkeraman Irene. "Lepaskan aku ....""Aa!" Irene tiba-tiba mencondongkan tubuhnya ke belakang, lalu dia terjatuh dari tangga. "Aaa!"Yasmin terkejut dan melihat Irene terjatuh. Dia mengulurkan tangannya, tapi dia tidak sempat menangkap Irene.Dia mendongak, lalu dia melihat ada yang sedang berlari ke arah sini. Itu Daniel.Setelah Irene berguling sampai sudut tangga, dia baru berhenti. Daniel memeluknya dan berkata, "Irene?"Kepala Irene berdarah dan napasnya lemah. Dia mengerahkan seluruh tenaganya untuk menunjuk Yasmin, lalu berkata, "Dia ... mendorong ... ku ...." Setelah itu, dia pingsan.Daniel menoleh ke arah Yasmin. Matanya terlihat tajam dan sinis.Bulu kuduk Yasmin berdiri. Dia menggelengkan kepalanya sambil melangkah mundur. "Bu ... bukan aku ...."Daniel mengabaikan penjelasannya. Dia langsung menggendong Irene yang sedang tidak sadarkan diri dan meninggalkan Taman Royal untuk pergi ke rumah sakit.Yasmin meraih pegangan tangga karena dia hampir
"Sekarang Tuan Daniel sedang sibuk," ucap pengawal itu.Yasmin bertanya, "Apa Irene sudah bangun?""Saya nggak tahu."Yasmin masih ingin memohon pada pengawal itu untuk membiarkannya masuk, tapi pengawal itu juga hanya mendengar perintah Daniel.Daniel tidak mengizinkan siapa pun masuk dan itu termasuk Yasmin.Kalau dia menerobos masuk dan mengganggu Irene yang sedang terluka, hukuman Daniel kepadanya hanya akan makin berat.Yasmin hanya bisa bersabar. Dia berbalik, lalu menuju ke kantor Helen.Dia bertanya tentang keadaan Irene."Parah?""Gegar otak cukup serius, tapi kamu tenang saja, itu nggak mengancam nyawa," ujar Helen.Yasmin tidak tahu apa ini termasuk penghiburan atau bukan. Pokoknya, kali ini dia sial.Karena dia tidak dapat bertemu dengan Daniel, dia menjelaskan kepada Helen dengan tak berdaya, "Dia menggenggam lenganku dan aku hanya ingin melepaskan tangannya. Aku nggak mendorongnya. Dia sendiri yang jatuh ke belakang. Irene mau mencelakaiku!"Helen hanyalah seorang dokter.
Yasmin ketakutan sehingga tubuhnya gemetar dan wajahnya memucat. Air mata berkumpul di kelopak mata bawah.Saat ini, dia merasa takut, sedih dan kecewa."Apa aku sudah memberikanmu pemikiran yang nggak seharusnya kamu miliki?" tanya Daniel dengan nada seram dan tatapan tajam."Aku nggak memiliki pemikiran apa-apa. Aku hanya ingin bersama anak-anak. Apa itu salah?" Yasmin merasa hawa dingin menyelimuti hatinya. "Semalam Irene meneleponku dan mengancamku. Hari ini dia datang dan sengaja jatuh dari tangga untuk mencelakaiku!"Daniel berjongkok, lalu meraih rahangnya. "Kamu kira aku nggak tahu kamu membeli ponsel baru, hm?"Tubuh Yasmin gemetar. Dia tahu?"Kamu tahu ponselmu diawasi, 'kan?" Daniel menatapnya dengan sinis. "Sebenarnya dia yang ingin mengatakan kata-kata itu atau kamu yang memancingnya?"Yasmin tampak ketakutan. "Bukan, bukan aku. Percayalah padaku ....""Kamu menyukaiku? Dengarkan ini baik-baik." Daniel mengeluarkan ponselnya, lalu memutar rekaman di dalam.Setelah itu, mun