Bahkan masih ada noda darah di pakaian Klara. Tidak ada yang menggantikan bajunya.Yasmin mengelapnya sambil menangis.Dia benci.Dia membenci Daniel dan membenci dirinya sendiri. Kenapa dia membiarkan ibunya tinggal sendirian di sini?Yasmin tidak bisa melakukan apa-apa kalau terjadi sesuatu pada Klara.Kalau bukan berkat temannya Andy, siapa yang membantu Klara membayar biaya rumah sakit? Apa Klara akan langsung dibuang ke suatu koridor ...?Makin Yasmin memikirkannya, dia makin merasa sangat sedih.Ada yang mengetuk pintu kamar pasien, kemudian masuklah seorang wanita paruh baya. Wanita itu sedang menggandeng anak kecil laki-laki berusia tujuh tahun. Begitu dia masuk, dia langsung berlutut di hadapan Yasmin."Siapa kamu? Yasmin tercengang."Aku datang untuk meminta maaf. Suamiku yang sudah menabrak orang. Maaf, aku minta maaf ...."Yasmin tidak bisa merasa kasihan kepada keluarga si pelaku.Ibunya sedang berbaring dan tak sadarkan diri!"Apa gunanya kamu meminta maaf? Kalau kamu mem
Ponsel di saku Andy berdering. Setelah dia melihat layarnya sekilas, dia keluar untuk mengangkat telepon.Yasmin sudah menebak siapa yang menelepon Andy.Sekarang langit sudah gelap, tapi Andy belum pulang rumah. Keluarganya pasti akan meneleponnya.Andy adalah pria yang mempunyai keluarga. Dia tidak bisa terus di sini.Tidak apa-apa, Yasmin bisa menemani ibunya ....Meskipun hatinya tidak tenang ....Tak lama kemudian, Andy masuk. "Ayah akan pergi beli makanan. Ada yang ingin kamu makan?""Aku nggak punya selera ...." Yasmin benar-benar tidak punya nafsu makan. Dia juga tidak lapar."Nggak bisa. Kamu tetap harus makan. Jangan membuat ibumu khawatir." Andy tidak mengizinkan Yasmin kelaparan.Yasmin hanya bisa menganggukkan kepalanya, lalu dia bertanya, "Ayah, kapan kamu pulang? Aku bisa menemani Ibu di sini. Nggak apa-apa.""Aku sudah memberi tahu keluargaku. Beberapa hari ini aku akan tinggal di Kota Cantem.""Apa boleh?" Yasmin ingin ayahnya tinggal, tapi dia tidak ingin mempersulitk
Tidak tertulis pesan ini dari siapa, tapi Yasmin tahu siapa orangnya.Tidak ada orang lain selain Dahlia.Yasmin mengenal nomor Irene.Kata-kata Dahlia sangat kejam dan keterlaluan.Jadi, ketika ada telepon masuk dari nomor asing, Yasmin menolaknya.Yasmin langsung menghapus pesan tadi. Dia tidak ingin berdebat dengan orang busuk seperti Dahlia.Kemudian, dia menelepon Bibi dan memintanya untuk menjaga anak-anak.Dia juga berbicara sebentar dengan anak-anak di telepon. Dia memberi tahu mereka kalau dia sedang dalam perjalanan bisnis.Tidak apa-apa selama dia bukan tiba-tiba menghilang seperti waktu itu.Anak-anak sangat patuh. Mereka berkata mereka akan menunggu Mama pulang.Pada malam hari, Andy memesan kamar pasien sebelah dan menyuruh Yasmin tidur di sana."Ayah saja yang pergi tidur. Aku tidur di sini," ucap Yasmin.Kamar ini ada sofa, tapi Andy tinggi, jadi dia tidak bisa berbaring dengan leluasa. Andy pasti tidak bisa tidur dengan nyaman. Lebih baik Yasmin yang tidur di sini kare
Karena Klara tidak sadarkan diri, dia tidak bisa merespons dan tentu saja dia tidak bisa menjawab Yasmin.Yasmin tinggal di rumah sakit selama dua hari lagi. Klara tidak menunjukkan tanda-tanda dia akan bangun. Andy juga belum kembali.Yasmin mengusap ponselnya. Dia ingin menelepon Andy, tapi dia juga ragu.Sebenarnya, dia tidak perlu menelepon Andy.Kalau Andy bisa datang, dia tidak perlu ditelepon Yasmin.Jadi ... apa telah terjadi sesuatu?Apa urusan Andy belum kelar?Pasti. Dahlia dan Irene tidak mudah ditangani.Ketika Yasmin sedang melamun, ada yang membuka pintu kamar pasien dengan kuat.Yasmin terperanjat dan mendongak. Dia sangat terkejut ketika dia melihat Dahlia masuk.Untuk apa wanita ini datang?Apa Andy sudah kembali? Namun, tidak ada siapa-siapa di belakang Dahlia."Sepertinya kamu kecewa dengan kedatanganku?" Dahlia memperhatikan setiap perubahan pada ekspresi Yasmin. Kemudian, dia melihat ke arah Klara yang sedang memakai masker oksigen. "Belum mati? Tapi, sepertinya s
Perasaan sudah jatuh ditimpa tangga membuat Yasmin marah dan sedih.Dia tahu siapa yang benar-benar mengkhawatirkannya dan siapa yang merayakan malapetakanya.Namun, mereka juga tidak perlu sekejam itu!Sekarang Yasmin tidak punya uang dan dia tidak bisa berharap pada Andy lagi.Dia juga tidak mungkin mencari Raymond.Martin? Namun, kenapa dia harus meminjam uang pada Martin? Yasmin hanya akan mencari masalah.Dan masalah yang dimaksud tentu saja adalah Daniel.Jadi, apa dia hanya bisa mencari Daniel?Yasmin tahu bagi Daniel, uang hanyalah masalah kecil.Namun, dia tahu dengan jelas kalau dia tidak bisa mendapatkan uang Daniel dengan mudah meskipun dia hanya meminta seribu!Setelah Yasmin berpikir-pikir, dia menelepon Irene.Irene sangat terkejut saat dia melihat siapa yang meneleponnya.Dia tahu bagaimana situasi Yasmin sekarang dan tahu kalau Dahlia telah pergi mencari Yasmin.Yasmin tidak mengira menelepon Irene dan memohon padanya berguna, ‘kan?Namun, Irene akan merasa sangat sena
Dengan begini, masalah uang sudah selesai.Yasmin juga tidak perlu memohon pada Daniel.Dia juga tidak khawatir Irene akan memberi tahu Daniel. Dia sama sekali tidak merasa terancam. Dia hanya meminjam uang.Di masa depan Yasmin akan membayar kembali Irene.Malam hari, ada suster yang berjaga. Suster itu diatur oleh Andy sebelum dia pergi.Jadi, Yasmin masih tidur di kamar pasien sebelah.Seperti yang dikatakan Andy, dia tidak tahu kapan Klara akan bangun. Jadi, Yasmin tidak boleh kelelahan dan kekurangan tidur.Yasmin tahu kalau Andy menyayanginya.Oleh karena itu, Andy tidak mungkin tidak memedulikan Yasmin, tapi dia hanya sedang punya masalah.Dahlia dan Irene ingin sekali Klara mati, tapi Yasmin tidak akan membiarkan itu terjadi.Ada satu hal yang sangat tidak dipahami Yasmin. Ketika Klara menyeberang jalan atau melakukan apa pun itu, dia selalu sangat berhati-hati. Bagaimana dia bisa ditabrak mobil?Jarak hotel ke tempat tujuannya juga dekat.Dia tahu ada taksi yang akan berlalu-l
Yasmin tersenyum, lalu dia melingkarkan lengannya di leher Daniel. Dia bertanya, "Kamu kangen aku, 'kan?"Mata Daniel menjadi gelap dan tampak makin berbahaya. "Aku kangen tubuhmu.""Besok aku masih mau keluar ....""Diam." Kemudian, Daniel mencium bibir Yasmin dengan agresif.Yasmin tidak melawan. Dia mencium kembali Daniel dan membiarkannya melakukan apa pun.Untungnya, Daniel tidak kehilangan kendali pada akhirnya. Dia memeluk pinggang Yasmin, kemudian tertidur seperti itu.Tubuh Yasmin pun menjadi rileks, tapi dia tidak mengantuk.Wajah tampan Daniel begitu dekat, tapi Yasmin benar-benar tidak mengerti.Dia juga tidak ingin mengerti perasaan apa yang disembunyikan Daniel.Pokoknya, Yasmin dikontrol oleh orang ini.Tak lama kemudian, Yasmin tertidur.Ketika dia bangun, sosok Daniel sudah menghilang di sampingnya. Ketika Yasmin keluar dari kamar pasien, dia juga tidak melihat Daniel.Yasmin memasuki kamar pasien sebelah. Perawat masih ada dan dia memberi tahu Yasmin tentang kondisi K
Yasmin menyandarkan kepalanya di paha Daniel, lalu dia bergumam, "Aku agak kantuk. Panggil aku bangun setelah kita sampai."Daniel diam saja.Yasmin memuji dirinya sendiri. Bisa-bisanya dia tidur di dalam helikopter.Seharusnya karena dia tidak tidur nyenyak semalam.Meskipun Daniel telah mengontrol dirinya, Yasmin tetap kelelahan meladeninya.Helikopter langsung berhenti di atap Grup Naga dan di atas huruf H yang besar.Kemudian, Yasmin naik lift ke bawah sendirian.Ketika pintu lift terbuka, Yasmin melihat Irene yang barusan turun dari mobil di pintu depan. Yasmin pun kaget.Dia mengulurkan tangannya, lalu segera menekan tombol tutup.Pintu lift perlahan-lahan tertutup dan Yasmin menekan tombol lantai atas.Dia menghela napas lega.Dia benar-benar terkejut.Dia baru memeras satu miliar dari Irene. Kalau dia masih datang untuk "mengganggu" Daniel, Irene pasti tidak akan melepaskannya.Namun, saat perjalanan pulang, Yasmin memikirkan tentang kecelakaan mobil yang terjadi di Kota Cantem
"Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus
"Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar
Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu
Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran
Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L
"Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati