Dua jam kemudian, hari sudah senja.Daniel turun, kemudian naik mobil. Dia terlihat segar ketika dia meninggalkan kompleks.Saat Irene yang sedang bersembunyi melihat itu, dia menggertakkan giginya kuat-kuat. Kalau ada orang yang melewatinya, mereka pasti akan kaget oleh raut wajahnya yang sangat masam.Irene menerima panggilan dari Klara dan diberi tahu kalau Daniel sedang di kompleks Yasmin.Dia tidak ingin memikirkannya, tapi pada akhirnya dia masih datang.Dia tidak menyangka Daniel yang sudah bertunangan dengannya masih akan diam-diam menjumpai Yasmin.Berapa lama Daniel bersama Yasmin sama dengan berapa lama Irene berdiri di sini.Ponselnya berdering. Setelah Irene mengangkat telepon, dia mendengar suara sombong Klara yang berkata, "Bagaimana? Aku nggak mengecewakanmu, 'kan?""Yasmin sama jalangnya denganmu!"Klara tidak terpancing oleh provokasi Irene dan berkata dengan santai, "Kamu yang nggak bisa mengontrol priamu."Lagi pula, dia sudah terbiasa karena sudah bertahun-tahun or
Irene marah-marah di sebelah. "Yasmin yang duluan menggoda Daniel. Lihat tubuhnya yang penuh dengan cupang! Dasar nggak tahu malu!""Itu karena Yasmin-ku hebat. Kalau kamu hebat, kenapa kamu nggak bisa mengontrol Daniel? Aku menyuruhmu berbicara dengannya, tapi kamu malah kemari dan menindas Yasmin. Kalau kamu berani, cari Daniel sana! Kamu nggak berani, 'kan?" Klara menghempaskan rambut Dahlia dengan kuat.Dahlia hampir pingsan.Rambutnya sudah berantakan seperti sarang burung."Bu!" Irene kaget, kemudian buru-buru menarik Dahlia.Klara menunjuk Dahlia dan Irene sambil berkata dengan sangat galak, "Aku nggak pernah takut berantem! Saat Yasmin masih sekolah, aku akan menghajar orang yang berani menindasnya tanpa peduli siapa orang itu!"Yasmin tahu itu. Saat itu, dia hanya punya "tante" sebagai pendukungnya.Setelah orang-orang itu diperingati, tidak ada teman sekolah yang berani menindasnya lagi."Klara, aku sudah lama nggak menyukaimu! Kamu kira hanya kamu yang bisa melindungi anak?
"Apa yang terjadi?" tanya Yasmin."Mobil Irene menabrak pagar. Dahinya terluka dan dia mengalami sedikit gegar otak. Dia baik-baik saja. Nggak usah khawatir." Andy mengangkat telepon di koridor luar ruang pasien.Di dalam ruang pasien, Irene sedang setengah bersandar di tempat tidur. Dahinya diperban dan dia tampak sangat murung.Dahlia yang di samping tempat tidur bertanya, "Bagaimana perasaanmu? Nggak kesakitan, 'kan?"Irene tidak menjawabnya."Aku akan menelepon Daniel untuk menyuruhnya menemanimu." Dahlia pergi mengambil ponselnya."Jangan." Akhirnya Irene bereaksi."Kenapa jangan?" Dahlia tidak mengerti. Meskipun orang tua penting, Irene akan merasa lebih baik kalau tunangannya menemaninya. "Biar dia tahu apa yang terjadi hari ini. Biar dia tahu bagaimana Yasmin dan Klara memperlakukanmu. Dia pasti nggak akan memaafkan mereka.""Sebagai istrinya, aku nggak bisa selalu meminta bantuannya. Itu hanya akan membuatnya merasa istrinya nggak berguna." Kilat kejam melintasi tatapan matany
Yasmin tahu. Andy ingin membahas masalah Yasmin dan Irene dengan Daniel.Sekarang internet sedang heboh dan satu-satunya korban adalah Yasmin.Para wartawan dan penggemar pun muncul seperti hewan yang mencium bau darah."Apa kamu mau aku menjemputmu? Atau nanti kamu nggak bisa keluar," kata Martin.Yasmin menoleh ke anak-anaknya yang sedang di ruang tamu dengan gugup.Setelah mengakhiri panggilan, dia berkata kepada anak-anak, "Mama ada urusan, jadi Mama keluar dulu. Nanti malam kalian cepat tidur, ya?""Sudah malam sekali. Mama mau pergi ke mana?" tanya Julia dengan penasaran."Mama ada urusan kerja." Yasmin menyerahkan anak-anak kepada Bibi, kemudian dia bergegas pergi.Begitu dia sampai lantai satu, para wartawan dan penggemar mengerumuninya."Yasmin, apa kamu benar-benar tertangkap basah di tempat tidur seperti yang dikatakan di internet?""Dengar-dengar kamu adalah pelakor profesional. Apa itu benar?""Apa ada yang ingin kamu katakan pada kami?"Yasmin didorong sehingga dia tidak
Yasmin berpikir. Dia merasa seharusnya Andy meneleponnya untuk memahami situasi.Atau mungkin Andy khawatir ....Meskipun bukan seperti itu, Andy sudah sengaja mencari Daniel demi Yasmin ...."Halo?""Bagaimana kabarmu sekarang? Apa kamu sudah aman?""Sudah. Aku sedang bersama teman," jawab Yasmin.Tanpa perlu bertanya, dia tahu kalau video itu sudah viral di internet.Berapa banyak orang yang telah menontonnya? Bagaimana dia bisa menghapuskan gelar "pelakor"-nya?"Baguslah." Andy pun tenang. Setelah diam beberapa detik, dia bertanya lagi, "Apa kamu pernah berpikir untuk meninggalkan Daniel?""Aku nggak mengerti maksudmu.""Dengar-dengar sebelumnya Daniel sudah menyuruhmu pergi dari Kota Imperial, tapi kamu menolak?""Waktu itu ibuku, yaitu tanteku, sudah dibunuh orang. Sampai sekarang pembunuhnya belum ditemukan, makanya aku belum pergi," jelas Yasmin."Irene bilang dulu kamu pernah mengancamnya dengan anak di dalam perutmu?" tanya Andy.Begitu ditanya, raut wajah Yasmin menjadi masam
Yasmin buru-buru mengelap tubuhnya sebelum memakai jubah mandi.Dia berjalan keluar dengan rambut basah, kemudian dia melihat Martin berada di dalam kamarnya dan sedang melipat kedua lengannya di depan dada."Aku kira kamu bersiap-siap untuk mandi semalaman."Wajah Yasmin sudah tidak sepucat tadi karena dia baru mandi, melainkan tampak halus dan mulus.Yasmin menuju ke sofa untuk duduk sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk."Untuk sementara waktu, apa yang terjadi di internet nggak bisa dihentikan," kata Martin."Terserah," ucap Yasmin dengan cuek. "Pokoknya, ini adalah tujuan Daniel. Biarkan dia merasa bangga.""Daniel benar-benar sinting," ucap Martin.Dalam hati Yasmin berpikir, 'Kamu nggak jauh berbeda darinya.'Bagaimanapun juga, mereka dari keluarga yang sama."Masalah seperti ini susah ditangani untuk saat ini." Martin berkata, "Aku hanya bisa mencari berita viral lain untuk menggantikannya dan menghabiskan duit untuk menyewa penulis konten. Tapi, Irene pasti punya pengala
Saat ini, Klara sedang bertelepon dengan Dahlia.Suasananya penuh ketegangan.Dahlia yang berada di ujung telepon berteriak seperti orang yang sudah kehilangan akal sehat, "Klara, ada masalah dengan otakmu, ya? Demi membalas dendam, kamu bisa mengatakan hal-hal yang nggak benar. Kamu kira akan ada orang yang memercayaimu? Kamu bisa melakukan apa pun demi bisa kembali dengan Andy!""Kalau kamu nggak percaya, untuk apa kamu seemosional ini?" Dibandingkan dengan Dahlia, Klara jauh lebih tenang.Hanya dia yang tahu penderitaan macam apa itu."Kamu bilang pada Andy, kalau dia nggak percaya, dia boleh melakukan tes DNA. Bagaimana kalau aku saja? Aku akan mengirimkannya kepada kalian setelah hasil tesnya keluar." Tanpa menunggu Dahlia menjawabnya, Klara langsung menutup telepon.Awalnya dia ingin cepat-cepat pergi bersama Yasmin.Alhasil, malah terjadi kejadian seperti ini.Semalam Klara sudah menonton video di internet itu.Dia tidak tidur sepanjang malam, lalu dia telah membuat keputusan.K
Kalau memang begitu, itu terlalu ironis dan mengecewakan.Terutama saat Yasmin mengingat Andy meneleponnya semalam.Andy jelas tahu kalau Yasmin adalah anaknya, tapi Yasmin malah dicurigai.Ya, menurut semua orang, bagaimana dia bisa dibandingkan dengan anak orang kaya?Bahkan orang tua kandung akan pilih kasih.Yasmin paham.Kalau begitu, dia akan lanjut pura-pura tidak tahu ....Dering ponselnya berhenti, kemudian Yasmin melempar ponselnya ke samping.Martin yang dari tadi di dalam kamar melihat ponselnya dan berkata, "Hanya dalam waktu singkat, semua pencarian terpopuler sudah menghilang. Kakakku sungguh hebat. Seharusnya dari semalam aku menyeret Keluarga Suharly.""Aku pulang dulu. Terima kasih sudah membiarkanku menginap di sini semalam." Yasmin mengambil pakaiannya di meja samping tempat tidur sebelum memasuki kamar mandi.Ketika dia keluar, dia telah mengenakan pakaiannya yang semalam."Aku nggak punya pakaian wanita di sini." Maksud Martin adalah tidak ada wanita yang pernah m
"Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus
"Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar
Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu
Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran
Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L
"Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati