Setelah Yasmin naik mobil, Eric mengemudi mobilnya.Eric melihat tampang murung Yasmin dari kaca spion."Sebenarnya, Tuan Daniel akan menyelidiki hal ini dengan jelas," ucap Eric."Aku rasa hasil penyelidikannya pasti nggak ada hubungannya dengan Irene," kata Yasmin sambil melihat ke luar jendela.Setelah dia keluar dari rumah sakit, dia tidak berharap banyak."Bagi Tuan Daniel, kamu berbeda," kata Eric."Menurutku, bujukanmu seperti sudah jatuh tertimpa tangga." Raut wajah Yasmin menjadi sinis. "Kamu nggak usah membantunya bicara. Aku lebih memahaminya daripadamu."Setelah Yasmin sampai rumah, dia langsung menjatuhkan tubuhnya ke sofa.Dia sudah mencapai batasnya.Mau itu fisik atau mental, dia merasa sangat lelah.Yasmin merasa murung sampai Klara datang. "Kenapa wajahnya makin memucat? Apa tadi siang kamu nggak beristirahat?" tanya Klara."Aku menonton TV." Yasmin mencari alasan."Kamu bukannya beristirahat, tapi malah menonton TV? Aku sudah bilang kamu nggak bisa tinggal sendirian,
Daniel hanya mengabaikan yang penting. Dia mengakhiri penyelidikannya karena dia tidak ingin menyakiti kekasihnya.Jadi, dia hanya bisa mengorbankan Yasmin, mainannya yang murahan ini!Untuk sesaat, Yasmin merasa lelah, sedih dan putus asa.Dia menundukkan kepalanya dan terlihat murung. "Pergilah. Aku dan kamu nggak punya hubungan apa-apa. Aku juga berharap kamu nggak datang lagi. Aku nggak menyambutmu."Ekspresi Daniel langsung menjadi masam. Dia melangkah maju, lalu menyeret Yasmin."Jangan .... Lepaskan aku! Jangan sentuh aku. Kamu membuatku jijik."Mereka berdua masuk ke dalam kamar, setelah itu Daniel melempar Yasmin ke tempat tidur."Jijik?" Daniel menahan rahang Yasmin. Tanpa memedulikan penolakan Yasmin, Daniel menciumnya."Mm!" Yasmin tidak percaya ini. Pria ini masih ingin menggunakan cara memalukan ini untuk memaksanya!Daniel mencium Yasmin sampai dia kehabisan oksigen, setelah itu Daniel baru melepaskannya.Yasmin menarik napas dalam-dalam. Wajahnya yang pucat menjadi mera
Raymond menggendong mereka bertiga sekaligus. "Apa kalian kangen Papi?""Kangen!""Aku ada oleh-oleh untuk kalian," kata Raymond.Sopir yang berdiri di belakang membawa berbagai barang kecil dan besar ke ruang tamu.Anak-anak segera mengelilingi barang-barang tersebut sambil bersorak.Yasmin bertanya, "Kenapa kamu pulang lebih awal? Apa urusan di sana sudah selesai?""Iya. Karena nggak ada urusan penting lagi, aku pulang," jawab Raymond. "Seharusnya aku memberitahumu, tapi aku mau memberikanmu kejutan."Yasmin tertawa. "Aku benar-benar terkejut. Martin juga sudah pulang?""Belum. Dia ketua, jadi dia nggak akan cepat pulang." Raymond menatap Yasmin, lalu bertanya, "Kamu sakit, ya? Wajahmu pucat."Yasmin menyentuh mukanya sendiri. "Oh, ya? Aku merasa baik-baik saja."Lima hari yang lalu, tubuhnya terluka parah dan dia baru keluar dari ruangan operasi, jadi pemulihannya tidak secepat itu."Apa kamu sudah makan? Bagaimana kalau aku memasak untukmu?" Yasmin mengalihkan topik pembicaraan."A
Di tengah makan malam, Julia ingin pergi ke toilet.Yasmin tidak meminta Bibi dan membawa Julia sendiri.Ketika mereka kembali dari toilet, mereka melewati ruangan pribadi lain.Kebetulan seorang pelayan keluar, jadi Yasmin tanpa sadar melirik ke dalam. Dia terkejut saat dia melihat Irene dan Kezia. Yasmin segera menggendong Julia dan cepat-cepat pergi.Julia menatap ekspresi gugup Yasmin dengan heran. "Mama?""Nggak apa-apa."Saat mereka masuk, Raymond menyadari ekspresi aneh Yasmin. Raymond bertanya, "Ada apa? Apa kamu berpapasan dengan orang yang kamu kenal?""Irene dan Kezia," jawab Yasmin. "Aku nggak menyangka mereka juga berada di sini.""Mereka nggak melihatmu, 'kan?" tanya Raymond."Nggak. Mereka berada di dalam ruangan.""Kalau begitu, kamu nggak usah khawatir." Lalu, Raymond mengernyit sembari berkata, "Mereka benar-benar pandai mencari tempat."Setelah mereka selesai makan, Raymond pergi mengendarai mobil dulu. Kemudian, Bibi dan anak-anak masuk ke dalam mobil.Yasmin adalah
Manajer itu tercengang sesaat sebelum berkata, "Apa Anda telah kehilangan sesuatu?""Ya, aku kehilangan sesuatu," kata Irene."Barangnya sangat berharga," sahut Kezia.Manajer itu berkata, "Maaf, Nona. Selama dua hari ini ada kerusakan pada kamera CCTV kami, jadi kami sudah membukanya. Kalau barang Anda sangat berharga, kami bisa membantu Anda mencarinya."Raut wajah Irene dan Kezia berubah. Kebetulan sekali?Mereka pun tidak bisa melakukan apa-apa karena kamera CCTV mereka tidak merekam.Yasmin beruntung sekali.Yasmin duduk di dekat jendela sambil menggendong Julia. Dia melihat lampu-lampu di luar jendela mobil yang terlihat seperti mutiara di malam hari.Dia mendengar Julia menghitung dengan tepat, tapi pikirannya malah melayang.Yasmin mengingat apa yang terjadi di restoran.Dia tidak khawatir Raymond dan anak-anak ketahuan.Dia bisa muncul di depan Irene dan Kezia berarti semua bahaya berikutnya sudah dilenyapkan.Ini berkat Raymond telah menyapa pemilik restoran.Irene dan Kezia
Sore ini, Irene yang tidak punya kesibukan apa-apa pergi ke Grup Naga.Grup Naga sedang mengadakan rapat, jadi Daniel tidak ada.Irene sendirian masuk ke kantor Daniel.Setiap Irene datang, dia merasa kuat. Tidak ada yang boleh merebut kebanggaan ini darinya, apalagi hati Daniel.Mau itu Yasmin atau wanita lain, tidak ada.Irene menuju ke meja. Layar komputer hitam, tapi tombol daya layar menyala.Apa ini grafik saham Grup Naga?' pikir Irene.Dia menekan tombol daya dengan penasaran, kemudian layarnya menyala.Ternyata itu rekaman kamera CCTV.Gambarnya dibagi menjadi sembilan kotak.Irene merasa aneh. Kenapa bisa ada rekaman kamera CCTV di kantor Daniel? Bukankah ada departemen khusus untuk memantau perusahaan? Kenapa Daniel peduli pada hal semacam ini?Ketika Irene sedang merasa heran, seseorang yang aneh muncul di video.Kenapa ada David? Setelah itu, muncul karyawan yang dikenal Irene.Lagi pula, dia pernah syuting iklan di Grup Guntur.Pada saat ini, sosok yang Irene kenal dan ben
"Apa kamu sudah tahu kamu mau pergi ke mana?" tanya Martin."Kota Kiagan," jawab Yasmin."Aku setuju."Yasmin tidak ingin mengatakan apa-apa lagi, jadi dia membalikkan tubuhnya.Di belakang, terdengar Martin bertanya, "Apa kamu benar-benar sudah nggak bisa hamil?""Ya. Apa kamu senang?" tanya Yasmin.Setelah mengatakan itu, Yasmin pergi.Ketika dia sedang menunggu lift, dia berpikir apa yang harus dilakukan selanjutnya.Martin telah melebihi ekspektasinya. Yasmin bahkan mengira dia perlu merahasiakannya dari Martin.Pria itu tidak punya udang di balik batu, 'kan?Kalau tidak, kenapa dia tiba-tiba setuju?Martin juga sangat berbahaya, jadi Yasmin harus berhati-hati padanya.Setelah Yasmin mendapatkan KTP dan paspornya, dia akan pergi.Irene tidak akan tidak "bekerja sama" dengannya?Yasmin merasa kalau tidak terjadi hal yang tidak terduga, Irene tidak punya alasan untuk menolaknya.Dia masuk ke dalam lift, kemudian dia melihat angka berwarna merah yang turun itu sambil berpikir.Dia tid
Ekspresi Yasmin tampak sangat masam. Sepertinya seharusnya dia tidak membuat kesepakatan dengan wanita gila ini."Selain itu, aku nggak akan mengganggumu. Aku hanya akan mengganggu Klara. Dengan begitu, kamu akan lebih sengsara, 'kan? Aku sangat senang saat melihatmu menderita. Dengar-dengar setiap sore Klara pergi ke kelab tertentu untuk bermain mahyong. Aku akan pergi mencarinya sekarang juga dan menunjukkan KTP dan paspor yang sudah terpotong-potong ini kepadanya. Menurutmu, bagaimana reaksinya?" Setelah Irene mengatakan itu, dia tertawa dan berdiri.Yasmin merasa gugup.Klara memang suka bermain mahyong di sore hari. Karena dia tidur siang di siang hari dan mau cepat tidur di malam hari, dia hanya bisa bermain di sore hari.Kalau Irene benar-benar menunjukkan barang-barang itu kepada Klara ditambah dengan memprovokasinya, Klara pasti akan naik darah.Kalau Klara memukul Irene, malapetaka akan terjadi sekali lagi!Yasmin segera berdiri, kemudian dia hendak menarik Irene. "Tunggu ...