Sebagai sekretaris yang serbabisa, Eric tidak mungkin tidak tahu.Yasmin bertanya dengan curiga, "Apa kamu sedang mengurus sesuatu di sini? Kenapa aku nggak tahu Grup Naga juga punya bisnis rumah sakit?"Eric menyunggingkan seulas senyuman yang profesional. "Ada apa Nona Yasmin datang ke rumah sakit? Apa Nona perlu bantuanku?"Yasmin menatap Eric sambil memiringkan kepalanya sedikit. "Perlu. Misalnya, apa kamu bisa membantuku mencari tahu kenapa bayiku masih di dalam perutku setelah aku melakukan aborsi? Atau apa kita berdua sedang menyelidiki hal yang sama? Apa yang sudah kamu temukan?"Nada interogasi Yasmin membuat Eric merasa dimusuhi, tapi Eric tidak menunjukkan reaksi apa pun. Dia tetap berkata dengan nada profesional, "Aku kemari untuk mengurus hal lain. Aku nggak tahu apa-apa tentang hal Nona Yasmin. Tapi, kalau rumah sakit benar-benar sudah melakukan hal seperti itu, mereka tidak boleh menetap di Kota Imperial.""Karena kamu nggak tahu tentang halku, jangan menghalangiku." Yas
Kenapa dia datang ke sini?Yasmin mengarahkan matanya ke belakang pria itu dan melihat Eric. Akan tetapi, Yasmin tidak mengerti ada apa ini.Jadi, Eric berada di sini benar-benar untuk mengurusi hal lain?"Mau menuntut siapa?" tanya Daniel dengan datar. Namun, suaranya membuat orang merinding.Direktur itu tidak tahu siapa Daniel, tapi aura yang berat itu terasa sangat berbahaya.Eric menjelaskan dengan baik hati, "Ini adalah pemilik Grup Naga, Tuan Daniel."Direktur itu tentu saja pernah mendengar hal itu, tapi dia tidak menyangka Daniel adalah orang yang begitu berwibawa!Dia segera berkata, "Silakan duduk, silakan duduk! Maaf, saya nggak tahu Tuan Daniel akan datang. Saya adalah direktur Rumah Sakit Makmur, Jacky Tanoto."Sambil memasang ekspresi sinis, Daniel melewati Yasmin dan duduk di kursi. Kemudian, dia menyilangkan kakinya yang panjang.Melihat Daniel duduk, direktur itu pun tidak berani duduk. Dia tetap berdiri sambil berkata, "Apa Tuan Daniel ingin minum teh? Saya ada teh b
Alis Yasmin berkerut.Sepertinya Daniel mau ikut campur dalam masalah ini.Namun, Yasmin menebak dalangnya adalah Irene. Dia yakin itu adalah Irene.Apa Daniel tahu?Kalau dia tidak tahu, nanti setelah dia tahu, apakah dia akan mulai membela Irene?Itu adalah akhir perkembangan yang tidak perlu dipertanyakan lagi.Jadi, sekarang hati Yasmin terasa sangat berat.Begitu Daniel membela Irene, Yasmin hanya bisa bergeming.Pada saat ini, ponsel di kantong Daniel bergetar.Dia melirik sekilas sebelum mengangkat telepon. "Ada apa?"Yasmin menyadari Daniel berbicara dengan nada yang lembut. Dia bisa menebak orang yang menelepon Daniel adalah Irene."Di rumah sakit .... Kemarilah."Yasmin berpikir, jadi Irene akan datang?Apa itu berarti mereka akan saling berhadapan?Namun, kenapa Yasmin merasa hal ini tidak sesederhana itu ...?Terdengar suara ketukan pintu sebelum seorang dokter masuk.Kepalanya botak, perutnya buncit dan wajahnya tampak serakah.Dia terkejut ketika dia melihat kerumunan di
"Sejak kamu hamil, aku selalu memperhatikanmu. Jadi, aku tahu kamu datang ke rumah sakit karena apa yang kulakukan sudah ketahuan." Kezia menoleh ke Daniel. "Kak Daniel, aku punya alasan kenapa aku melakukan itu. Yasmin sudah mengandung anakmu tanpa izin, tapi dia malah mau menggugurkannya. Aku merasa dia salah, jadi aku diam-diam menyogok dokter itu. Semua yang kulakukan hanya untuk menjaga anak Kak Daniel. Kalau aku bersalah, Kak Daniel boleh menghukumku. Aku pasti nggak akan mengeluh."Kata-kata cerdas Kezia membuat Yasmin terkejut. Yasmin sama sekali tidak bisa bersuara.Karena Kezia berkata seperti itu, masalah ini pun menjadi salah Yasmin. Kezia malah menjadi orang baik?Pintu kantor terbuka sekali lagi, kemudian Irene masuk.Dia melihat situasi di dalam kantor, kemudian dia berjalan ke sisi Daniel. Irene bertanya dengan bingung, "Apa yang terjadi?""Apa lagi yang terjadi? Yasmin melakukan aborsi di rumah sakit ini, tapi terakhir gagal! Aku mengaku kalau aku yang telah menyogok d
Setelah Yasmin naik mobil, Eric mengemudi mobilnya.Eric melihat tampang murung Yasmin dari kaca spion."Sebenarnya, Tuan Daniel akan menyelidiki hal ini dengan jelas," ucap Eric."Aku rasa hasil penyelidikannya pasti nggak ada hubungannya dengan Irene," kata Yasmin sambil melihat ke luar jendela.Setelah dia keluar dari rumah sakit, dia tidak berharap banyak."Bagi Tuan Daniel, kamu berbeda," kata Eric."Menurutku, bujukanmu seperti sudah jatuh tertimpa tangga." Raut wajah Yasmin menjadi sinis. "Kamu nggak usah membantunya bicara. Aku lebih memahaminya daripadamu."Setelah Yasmin sampai rumah, dia langsung menjatuhkan tubuhnya ke sofa.Dia sudah mencapai batasnya.Mau itu fisik atau mental, dia merasa sangat lelah.Yasmin merasa murung sampai Klara datang. "Kenapa wajahnya makin memucat? Apa tadi siang kamu nggak beristirahat?" tanya Klara."Aku menonton TV." Yasmin mencari alasan."Kamu bukannya beristirahat, tapi malah menonton TV? Aku sudah bilang kamu nggak bisa tinggal sendirian,
Daniel hanya mengabaikan yang penting. Dia mengakhiri penyelidikannya karena dia tidak ingin menyakiti kekasihnya.Jadi, dia hanya bisa mengorbankan Yasmin, mainannya yang murahan ini!Untuk sesaat, Yasmin merasa lelah, sedih dan putus asa.Dia menundukkan kepalanya dan terlihat murung. "Pergilah. Aku dan kamu nggak punya hubungan apa-apa. Aku juga berharap kamu nggak datang lagi. Aku nggak menyambutmu."Ekspresi Daniel langsung menjadi masam. Dia melangkah maju, lalu menyeret Yasmin."Jangan .... Lepaskan aku! Jangan sentuh aku. Kamu membuatku jijik."Mereka berdua masuk ke dalam kamar, setelah itu Daniel melempar Yasmin ke tempat tidur."Jijik?" Daniel menahan rahang Yasmin. Tanpa memedulikan penolakan Yasmin, Daniel menciumnya."Mm!" Yasmin tidak percaya ini. Pria ini masih ingin menggunakan cara memalukan ini untuk memaksanya!Daniel mencium Yasmin sampai dia kehabisan oksigen, setelah itu Daniel baru melepaskannya.Yasmin menarik napas dalam-dalam. Wajahnya yang pucat menjadi mera
Raymond menggendong mereka bertiga sekaligus. "Apa kalian kangen Papi?""Kangen!""Aku ada oleh-oleh untuk kalian," kata Raymond.Sopir yang berdiri di belakang membawa berbagai barang kecil dan besar ke ruang tamu.Anak-anak segera mengelilingi barang-barang tersebut sambil bersorak.Yasmin bertanya, "Kenapa kamu pulang lebih awal? Apa urusan di sana sudah selesai?""Iya. Karena nggak ada urusan penting lagi, aku pulang," jawab Raymond. "Seharusnya aku memberitahumu, tapi aku mau memberikanmu kejutan."Yasmin tertawa. "Aku benar-benar terkejut. Martin juga sudah pulang?""Belum. Dia ketua, jadi dia nggak akan cepat pulang." Raymond menatap Yasmin, lalu bertanya, "Kamu sakit, ya? Wajahmu pucat."Yasmin menyentuh mukanya sendiri. "Oh, ya? Aku merasa baik-baik saja."Lima hari yang lalu, tubuhnya terluka parah dan dia baru keluar dari ruangan operasi, jadi pemulihannya tidak secepat itu."Apa kamu sudah makan? Bagaimana kalau aku memasak untukmu?" Yasmin mengalihkan topik pembicaraan."A
Di tengah makan malam, Julia ingin pergi ke toilet.Yasmin tidak meminta Bibi dan membawa Julia sendiri.Ketika mereka kembali dari toilet, mereka melewati ruangan pribadi lain.Kebetulan seorang pelayan keluar, jadi Yasmin tanpa sadar melirik ke dalam. Dia terkejut saat dia melihat Irene dan Kezia. Yasmin segera menggendong Julia dan cepat-cepat pergi.Julia menatap ekspresi gugup Yasmin dengan heran. "Mama?""Nggak apa-apa."Saat mereka masuk, Raymond menyadari ekspresi aneh Yasmin. Raymond bertanya, "Ada apa? Apa kamu berpapasan dengan orang yang kamu kenal?""Irene dan Kezia," jawab Yasmin. "Aku nggak menyangka mereka juga berada di sini.""Mereka nggak melihatmu, 'kan?" tanya Raymond."Nggak. Mereka berada di dalam ruangan.""Kalau begitu, kamu nggak usah khawatir." Lalu, Raymond mengernyit sembari berkata, "Mereka benar-benar pandai mencari tempat."Setelah mereka selesai makan, Raymond pergi mengendarai mobil dulu. Kemudian, Bibi dan anak-anak masuk ke dalam mobil.Yasmin adalah
Rachel di sebelah menikmati ekspresi kesakitan Yasmin.Setelah Yasmin menenangkan dirinya, dia berkata, "Walaupun begitu, aku nggak akan memberitahumu di mana Martin."Saat Rachel mendengar itu, dia menjadi gelisah. "Di mana Martin?""Kenapa aku harus memberi tahu pembunuh sepertimu?" tantang Yasmin. "Di mata Martin, kamu hanyalah sampah yang menjijikkan ....""Omong kosong!" Rachel menampar muka Yasmin. Lalu, amarahnya seakan-akan belum terlampiaskan, jadi dia menarik kerah baju Yasmin dan mengangkatnya.Sekarang!Menggunakan momentum dia tiba-tiba ditarik bersama sedikit kekuatan yang tersisa di tubuhnya, Yasmin menusukkan batang bambu yang berada di tangannya ke aorta Rachel dengan kuat!"Ugh!" Sekujur tubuh Rachel menjadi tegang. Dia membelalakkan matanya dan darahnya langsung menyembur keluar dari leher.Yasmin menggertakkan giginya dan memegang batang bambu tersebut dengan erat. Kekuatan perlahan-lahan menghilang dari tubuhnya.Sedikit lagi, lebih kuat sedikit lagi. Kalau dia tid
Ini adalah pabrik pembekuan di dekat laut tempat para nelayan menyimpan ikannya setelah ditangkap.Daniel tidak bisa menemukan tempat ini dengan cepat.Rachel mengangkat sebuah kotak ikan lagi, lalu menaburkannya ke atas tubuh Yasmin dengan santai ....Satu ekor per satu ekor ikan, beserta dengan es, jatuh di atas tubuh Yasmin. Itu membuat tubuh Yasmin yang kesakitan tidak tahan.Di lantai juga ada air. Ketika Yasmin berbaring di lantai, dia merasa tubuhnya telah mati rasa. Darahnya juga sudah membeku. Saat dia bernapas, dia merasa udaranya dingin.Pandangannya agak kabur saat dia melihat ke depan, tapi dia juga melihat sebatang bambu setebal jari di antara pecahan es dan ikan beku. Seharusnya itu juga tumpah dari kotak ikan."Kenapa diam saja? Bagaimana kalau kamu memohon padaku?" Rachel terus menerus menendang pinggang Yasmin.Tubuh Yasmin terasa dingin, tapi itu bukan berarti dia sudah tidak bisa merasakan sakit.Kalau dia tidak merasakan sakit, itu berarti dia sudah mati.Yasmin di
Yasmin dipukuli sehingga seluruh tulangnya sakit-sakit.Pisau di wajahnya membuatnya tidak berani bergerak.Dia benar-benar tidak percaya Rachel begitu percaya diri pada dirinya sendiri."Rachel, kamu nggak pernah dicintai, 'kan?" Pertanyaan Yasmin yang mendadak membuat Rachel tertegun."Apa katamu?""Kamu nggak pernah dicintai, tapi kamu tiba-tiba menyukai orang, jadi kamu nggak tahu bagaimana mengungkapkannya. Kamu nggak bisa membedakan benar dan salah. Saat orang baik sedikit padamu, kamu langsung merasa sangat hangat. Kamu benar-benar kasihan.""Kamu ... kamu cari mati!" Rachel langsung menampar Yasmin.Yasmin terjatuh dan terasa pusing. Darah mengalir keluar dari sudut mulutnya. Kemudian, dia bergeming di lantai."Kenapa kamu diam saja? Kamu memprovokasiku hanya untuk mengulur waktu, 'kan? Kuberi tahu kamu, ketika mereka menemukan tempat ini, kamu sudah mati seperti ikan-ikan di sini!"Dingin, dingin sekali ....Udara dingin menembus ke dalam tubuhnya dan darahnya mulai menjadi di
Rumah ini dipenuhi dengan lemari es dan es serut. Di dalam es serut terdapat kotak-kotak berisi ikan beku.Ada termometer yang tergantung di dinding. Suhunya minus 20°C, tapi itu tetap tidak bisa menyembunyikan bau amis di dalam rumah.Yasmin hanya mengenakan kemeja putih, rok span abu-abu dan sepatu flat. Dia berganti menjadi pakaian ini untuk berjalan-jalan dengan anak-anak.Meskipun itu musim dingin, cuaca tidak pernah mencapai minus 20°C. Yasmin yang tidak tahan dingin menyilangkan tangan dan menggosok lengannya. Asap putih keluar dari mulutnya.Ketika dia barusan mengambil beberapa langkah untuk mencari pintu keluar, dia merasakan sesuatu di belakangan.Begitu dia menoleh, sebuah kaki menendang perutnya."Ah!" Yasmin terjatuh. Perutnya sangat sakit untuk beberapa saat."Aku kira kamu nggak akan bangun." Aura membunuh memenuhi tubuh Rachel. Tangannya sedang memegang pisau.Yasmin menggertakkan giginya untuk menahan rasa sakit sambil mengangkat kepala. Saat dia melihat pisau, luka d
"Jangan mendekat!" Bilah pisau di tangan Rachel berkilau. Ujung pisau langsung diletakkan di dekat leher Yasmin. "Jangan mendekat atau aku akan membunuh mama kalian!"Susan langsung menahan anak-anak dan tidak mengizinkan mereka mendekat.Anak-anak menatap pisau di leher Yasmin dengan ketakutan. "Ma ... Mama ....""Aku mau menolong Mama. Lepaskan aku!"Anak-anak meronta saat ditahan Susan dan Susan hampir melepaskan mereka."Nggak apa-apa. Jangan takut. Kalian jangan mendekat. Semuanya baik-baik saja .... Susan, jangan biarkan mereka mendekat ...." Tubuh Yasmin ditahan dan dia kesulitan bernapas. "Rachel, kamu benar-benar belum mati!""Aku tetap hidup untuk membunuhmu!""Jangan melukai anak-anak." Yasmin melihat ketiga anaknya yang sedang menangis. Hatinya terasa perih, tapi dia tidak mau menakuti mereka.Dia tidak bisa membiarkan mereka terluka!"Tenang saja. Aku hanya ingin membunuhmu!" Rachel barusan selesai bicara.Lalu, beberapa pengawal langsung muncul. Ada pengawal yang melindun
"Tinggalkan dulu pekerjaan Mama. Santai saja," ucap Julian."Kami ingin bermain bersama Mama," ucap Julius.Yasmin tahu kalau mereka sudah lama tidak keluar, lalu Daniel meminta mereka mengerjakan berbagai pekerjaan rumah di Taman Royal. Sepertinya Daniel juga telah berencana mencari guru les untuk mengajar mereka.Yasmin merasa itu terlalu cepat. Setelah dia memikirkannya, anak-anak masih kecil dan seharusnya mereka tidak diberikan tekanan yang terlalu berat.Namun, dia setuju untuk keluar bersama mereka.Mereka mengunjungi jalan sebelumnya.Yasmin bisa melihat sekarang, jadi dia merasa jauh lebih aman. Dia dapat mengawasi anak-anak kapan saja.Ini tidak seperti terakhir kali mereka berada di mal di mana dia benar-benar tidak berdaya."Mama, ikan!" Anak-anak berhenti di depan sebuah toko.Mereka melihat ikan-ikan di dalam dengan penasaran.Pemilik toko berkata, "Kalian bisa menangkapnya seharga 60 ribu. Kalau kalian berhasil, ikannya menjadi milik kalian.""Seru sekali!" Julia langsun
Yasmin tanpa sadar menjauh. Sorot matanya tampak ketakutan. "Jangan ...."Daniel menarik Yasmin ke pelukannya dengan kuat. "Jangan apa?"Yasmin menggigit bibirnya yang gemetar."Apa kamu nggak menyukainya?""Bukan ...." jawab Yasmin dengan sangat lemah."Aku nggak akan menyentuhmu. Tidurlah." Daniel menempelkan kepala Yasmin ke dadanya sambil memeluknya.Yasmin berada di pelukan Daniel dan mendengar suara detak jantungnya yang kuat.Dia menyadari Daniel menjadi mudah marah, terutama kalau itu berkaitan dengannya.Yasmin tidak berani bertanya apa itu karena Raymond. Dia bahkan tidak berani mengungkit nama Raymond.Begitu Daniel marah, Yasmin akan mengalami akhir yang mengenaskan.Kalau begitu, bagaimana dengan Irene?Apa Yasmin tidak boleh memiliki pemikirannya sendiri? Dia hanya boleh dikontrol Daniel ...?Setelah Irene tahu kalau Yasmin dan Daniel sedang bertengkar, dia pergi ke Grup Naga.Dia menghampiri resepsionis, lalu bertanya, "Apa Daniel ada di sini?"Semua orang tahu hubungan
Yasmin bahkan tidak berani membuat Daniel menunggunya di dalam mobil.Setelah dia menenangkan kegugupannya dan tubuhnya yang dingin, dia naik mobil.Mobil meninggalkan alun-alun dan melaju pergi.Jalan itu awalnya sangat ramai, tapi ketika orang-orang melihat mobil Rolls Royce, mereka berinisiatif memberi jalan seolah-olah mereka takut akan menjadi miskin kalau mereka menyentuhnya sedikit pun saja."Wajahmu tampak pucat. Apa kamu nggak enak badan?" tanya Daniel."Nggak ...." Setelah Yasmin menjawab, tangan besar Daniel menggenggam tangan kecil Yasmin.Daniel mengerutkan alisnya. "Kenapa kamu dingin sekali? Pergi ke rumah sakit."Sebelum Yasmin sempat menjawab, dia telah mendengar perintah Daniel.Sopir segera menuju ke rumah sakit.Awalnya Yasmin ingin mengatakan sesuatu, tapi dia membatalkan niatnya.Kalau dia tidak enak badan, mungkin Daniel akan melepaskannya malam ini ....Setelah mereka tiba di rumah sakit, Helen memeriksa Yasmin.Tak peduli pemeriksaan apa itu, karena Helen adala
"Kenapa kamu banyak bertanya? Lanjut awasi dia."Setelah panggilan dimatikan, Susan tampak tidak senang. "Apaan, sih? Nanti setelah aku menjadi Nyonya Guntur, aku mau melihat apa kamu masih berani memerintahku?"Yasmin sedang bekerja dengan serius di kantor ketika dia mendengar suara ketukan pintu.Intan masuk, lalu berkata, "Bu Yasmin, apa Anda ingin memakan kue?"Yasmin mengangkat kepalanya, lalu dia melihat ada jus, kue dan aneka kacang-kacangan kesukaannya.Dia langsung tahu kalau itu bukan kue yang dibeli di luar."Kamu yang membuatnya?" tanya Yasmin."Bukan. Orang dari Taman Royal yang mengantarnya. Mereka bilang mereka langsung mengantarnya setelah ini selesai dibuat." Intan berkata, "Tuan Daniel sangat baik pada Anda. Ketika makanan ini dibawa ke sini, resepsionis sangat iri."Yasmin mengalihkan pandangannya dan lanjut melihat laptop di depannya.Intan merasa sedikit canggung melihat Yasmin tidak membalasnya dan bahkan menunjukkan sedikit pun ekspresi, jadi dia berinisiatif kel