Setelah Irene sadar, dia berkata, "Menurutmu, apa rekaman itu berguna? Kalau Daniel percaya padamu, dia tidak akan mengatakan itu padaku. Berhenti berlagak! Kamu nggak mengenalku dan betapa berartinya keluargaku terhadap Daniel, tapi kamu berani mencelakaiku? Nyalimu besar sekali!""Serius sekali. Jelas-jelas kamu yang membuatku makan seafood, kenapa jadi aku yang salah? Irene, apa keluargamu nggak pernah mengajarimu bagaimana menghormati orang lain?" sindir Yasmin."Kamu kira kamu siapa? Berani-beraninya kamu mempertanyakan keluargaku? Yasmin, kuberi tahu kamu, sebaiknya kamu berhati-hati! Orang yang terakhir tertawa barulah pemenangnya!" Setelah Irene menutup telepon, senyuman di wajahnya berubah.Yasmin bahkan tidak tahu dia punya anak cacat di dalam perutnya.Irene benar-benar tidak sabar menunggu hari di mana dia bisa merayakannya!Yasmin menyimpan ponselnya. Irene benar-benar sinting!Suara klakson mobil mengejutkan Yasmin.Itu adalah mobil Joshua.Yasmin pergi membuka pintu mobi
Akhir bulan adalah waktu tersibuk bagi departemen keuangan. Mereka akan lembur beberapa hari berturut-turut."Akhirnya kelar. Besok nggak usah lembur.""Akhir bulan sialan!""Capek sekali."Satu per satu rekan kerja tergeletak di atas meja.Joshua keluar, lalu bertanya, "Sekarang baru jam sembilan. Ada yang mau pergi berpesta?""Ada!" Rekan kerja yang barusan saja tampak sekarat segera duduk dengan tegak dan penuh semangat.Teriakan itu mengejutkan Yasmin.Tunggu, bukankah mereka berkata mereka capek?Apa mereka benar-benar capek?Yasmin tidak ingin ikut pergi berpesta bersama mereka. Dia lebih memilih pulang, mandi dan rebahan. Itu lebih nyaman.Hanya saja, sebelum Yasmin bisa memberi jawaban, dia mendengar Joshua berkata, "Yasmin, aku sudah mengirim alamatnya ke ponselmu. Setengah berjalan bersamamu, setengah naik mobilku."Para rekan kerja senang sekali. Mereka langsung menarik Yasmin. "Ayo, ayo!"Yasmin merasa tak berdaya.Kalau ingin berpesta, ramai adalah kata yang penting!Alama
Daniel menatap Yasmin dengan ekspresi masam. "Kamu berbaring di sini bukankah untuk menunggu disentuh orang?"Yasmin tercengang. Apa pria ini sakit? "Aku hanya beristirahat sebentar."Dia bisa melihat sepertinya Daniel juga sudah minum banyak.Benar juga. Di bar tidak ada yang tidak minum."Siapa Julian?" Raut wajah Daniel tampak sangat sinis. "Kamu mengenal pria baru lagi?"Jantung Yasmin nyaris berhenti berdetak.Bagaimana Daniel bisa tahu Julian? Apa Yasmin mengatakannya saat dia dalam keadaan mabuk?"Itu ...." Yasmin tidak sempat menyelesaikan kalimatnya.Joshua datang, lalu berkata, "Tuan Daniel, Anda juga di sini? Kebetulan sekali. Aku sedang membawa orang departemenku berpesta."Daniel melirik Joshua dengan sinis. Lalu, Daniel tidak melihat Yasmin lagi dan menuju ke toilet pria.Tubuh Joshua menegang saat dia ditatap Daniel.Apa dia muncul di waktu yang tidak tepat?Sementara saat ini Yasmin sedang mengerutkan keningnya.Dia sudah hampir sebulan tidak bertemu dengan Daniel, lalu
Daniel menggendong Yasmin pulang, kemudian dia melempar Yasmin ke tempat tidur.Daniel berdiri di tepi tempat tidur sambil melihat separuh wajah Yasmin yang terkubur di dalam bantal.Karena Yasmin mabuk, seluruh tubuhnya merah. Dia tampak memesona dan polos.Kerah kemejanya sedikit terbuka karena dari tadi dia bergerak dan itu mengekspos kulitnya yang sedikit merah.Yasmin bersiap-siap untuk tidur seperti itu."Kamu bau alkohol. Pergi mandi sana," perintah Daniel yang mengandung nada mengancam.Sayangnya, jangankan perintah yang mengerikan itu, meskipun Daniel meletakkan pisau di leher Yasmin, Yasmin juga tidak akan bereaksi.Palingan Yasmin mengelak sedikit karena rasa dingin dari bilah pisau.Daniel pergi menarik Yasmin.Namun, Yasmin makin mengubur dirinya ke dalam selimut.Daniel mencengkeram muka Yasmin dan berkata, "Aku bilang sekali lagi, pergi mandi.""Nggak mau .... Pergi, aku mau tidur ...." Yasmin mendorong tangan yang memegang wajahnya, lalu dia menjatuhkannya kepalanya ke
"Apa?" Yasmin tidak memahami cara berpikir Daniel. "Aku nggak berpikir seperti itu."Saat muncul suara ketukan pintu, tubuh Yasmin mematung.Siapa yang mengetuk pintu? Bukan anak-anaknya, 'kan?"Pergi buka pintu," perintah Daniel dengan tajam.Yasmin ragu sejenak. Bagaimana dia bisa pergi membuka pintu?Dia sendiri telanjang!Kalau dia harus pergi mengambil pakaian, bukankah dia harus berjalan telanjang di depan Daniel?Ini ...."Untuk apa kamu menutupi dirimu?" Setelah mengatakan itu, Daniel langsung menarik selimutnya."Aaa!" teriak Yasmin sambil memeluk tubuhnya sendiri."Diam!"Setelah Yasmin memakai pakaiannya, dia pergi membuka pintu dengan wajah merah. Dalam hatinya, dia terus-menerus mengumpat Daniel.Setelah orang yang di luar mengetuk pintu dua kali, tidak ada suara lagi.Orangnya seakan-akan sudah pergi.Yasmin membuka pintu dan menunjukkan seorang pengawal yang sedang menunggu. Pengawal itu memegang kantong tas yang berisi pakaian. Yasmin pun paham apa yang terjadi.Setelah
Ketika Daniel keluar dari koridor, raut wajahnya tampak masam.Celananya bahkan ada bekas tangan kecil.Dia sendiri tidak mengerti kenapa dia mau pergi ke lantai enam untuk melihat anak-anak.Apa karena kata-kata Yasmin?Suasana hati Daniel menjadi makin jelek.Yasmin melihat mobil Daniel melaju pergi dari balkon, setelah itu dia baru berani pergi ke lantai enam.Begitu dia masuk, dia langsung mengunci pintu.Yasmin bersikap seperti pencuri.Melihat anak-anaknya ingin memeluknya, dia segera menahan tangan-tangan kecil mereka. "Nggak boleh, nggak boleh. Nanti baju Mama kotor ....""Mama, orang ... orang itu mencari kami," kata Julian."Apa dia bersama Mama?" tanya Julia."Apa semalam kalian tidur bersama?" tanya Julius dengan penasaran.Tebakan mereka akurat sekali sehingga Yasmin merasa sangat bersalah. "Nggak. Dia kebetulan lewat ...."Apa lagi yang bisa dikatakannya? Dia hanya bisa merahasiakannya.Setelah dia menyuruh anak-anak pergi bermain, dia berbisik kepada Bibi, "Dia nggak men
Martin meninggalkan David yang sangat marah.Mereka berjalan sampai ke kantor Martin.Yasmin menarik kembali tangannya. "Untuk apa kamu menarikku ke sini? Aku kembali dulu.""Sekarang dia masih emosi. Aku khawatir dia akan mengganggumu." Martin menuju ke sofanya, lalu duduk sambil menyilangkan kakinya.Yasmin pun berhenti.David tidak bisa memecatnya, tapi bagaimana kalau nanti David memukulnya?Pria itu seolah-olah akan memukulnya.Yasmin pun duduk sembari meminum airnya dengan perlahan."Apa kamu selalu bertindak dengan sembrono?" Martin melihat Yasmin minum air. Bibir Yasmin menjadi merah karena air hangat yang diminumnya.Yasmin tahu apa maksud Martin. Yasmin ingin menyangkalnya, tapi saat Yasmin mengingat kembali kehidupannya, hampir semuanya hasil dari perbuatannya yang sembrono.Kalau dia tidak pergi ke bar, tidak akan ada yang terjadi antaranya dengan Daniel. Kalau dia tidak melahirkan, dia tidak akan terus terjerat dengan Daniel.Semua itu konsekuensi dari perbuatan sembronony
Selesai mandi, Yasmin melihat anak-anak sedang memegang ponselnya lagi.Julian mengangkat ponsel tersebut sambil bertanya, "Mama, apa kode sandinya?""Mama sudah mengganti kode sandinya," kata Julia dengan sedih."Kenapa," tanya Julius.Yasmin tertawa, lalu menjawab, "Kode sandi sebelumnya kurang bagus, jadi Mama menggantikannya. Mau bermain?""Aku mau menonton kartun," kata Julian.Yasmin mengambil ponselnya untuk memasukkan kode sandinya.Ketika kepala anak-anak mendekat, Yasmin sudah membuka kunci ponselnya.Mereka tampak bingung karena mereka tidak melihatnya.Ingatan mereka sangat bagus. Mereka dapat mengingatnya hanya dengan melihat sekali saja. Maka itu, Yasmin tidak mau mereka melihatnya.Nanti jangan sampai mereka mengirim pesan kepada Daniel lagi di belakangnya. Atau menelepon Daniel. Yasmin akan terkena serangan jantung.Ketika anak-anak sedang menonton kartun, ada yang menelepon ponsel Yasmin."Mama mengangkat telepon dulu, ya." Yasmin berdiri, kemudian keluar dari kamar.A