Tepat jam sembilan, mereka tidur.Yasmin tidak buru-buru kembali ke perusahaan. Lagi pula, perusahaan bukan tidak tahu dengan kondisinya.Dia beristirahat di rumah dengan berani.Meskipun dia merasa Daniel tidak akan datang ke tempatnya, dia masih memperhatikan keberadaan Daniel.Joshua sesekali akan menelepon untuk menanyakan kabar. Itu membuat Yasmin yang hampir sembuh tidak bisa berpura-pura lagi.Yasmin perlu pergi ke perusahaan untuk melihat seberapa banyak kompensasi yang dia terima.Joshua telah pergi ke departemen pajak dan baru kembali pada sore hari.Begitu Joshua masuk, dia melihat Yasmin. Joshua bertanya dengan peduli, "Sudah datang? Kamu sudah sehat, 'kan?""Walaupun aku masih nggak enak badan sedikit, aku nggak bisa membiarkan itu memengaruhi pekerjaanku," kata Yasmin dengan sengaja. Melihat Joshua menuju ke kantornya, Yasmin buru-buru berdiri, lalu menghampirinya. "Pak, apa sekarang Bapak punya waktu?""Ada. Kebetulan ada yang ingin kukatakan padamu. Aku mau pergi ke Gru
Dari awal raut wajah Irene sudah tidak terlihat tenang. Dia tampak panik dan dia memperhatikan wajah Daniel.Yasmin menghentikan rekaman tersebut, lalu dia menaruh kembali ponselnya ke dalam rok kantongnya. Dia menikmati adegan ‘kematian' Irene.Bagaimana Irene tidak kepikiran Yasmin akan merekam percakapan mereka?Saat Yasmin melihat Irene memasuki ruangannya, Yasmin sedang memegang ponselnya. Kemudian, dia langsung merekam percakapan mereka.Irene lengah oleh tindakan Yasmin. Irene pun langsung menjelaskan diri kepada Daniel, "Bukan aku. Aku hanya nggak menyangkalnya. Daniel, kamu harus percaya padaku. Kamu paling mengerti aku."Joshua yang sedang duduk di sisi lain mendorong kacamatanya. Dia bahkan tidak berani bernapas.Tubuh Daniel telah menyebarkan aura yang kuat. Ini jelas bukan hal baik."Yasmin yang sudah memprovokasiku, makanya aku bilang kata-kata seperti itu. Aku sudah dijebak olehnya," kata Irene dengan tampang sedih.Dia sungguh terlihat kasihan.Sayangnya, Yasmin dapat m
Setelah Irene sadar, dia berkata, "Menurutmu, apa rekaman itu berguna? Kalau Daniel percaya padamu, dia tidak akan mengatakan itu padaku. Berhenti berlagak! Kamu nggak mengenalku dan betapa berartinya keluargaku terhadap Daniel, tapi kamu berani mencelakaiku? Nyalimu besar sekali!""Serius sekali. Jelas-jelas kamu yang membuatku makan seafood, kenapa jadi aku yang salah? Irene, apa keluargamu nggak pernah mengajarimu bagaimana menghormati orang lain?" sindir Yasmin."Kamu kira kamu siapa? Berani-beraninya kamu mempertanyakan keluargaku? Yasmin, kuberi tahu kamu, sebaiknya kamu berhati-hati! Orang yang terakhir tertawa barulah pemenangnya!" Setelah Irene menutup telepon, senyuman di wajahnya berubah.Yasmin bahkan tidak tahu dia punya anak cacat di dalam perutnya.Irene benar-benar tidak sabar menunggu hari di mana dia bisa merayakannya!Yasmin menyimpan ponselnya. Irene benar-benar sinting!Suara klakson mobil mengejutkan Yasmin.Itu adalah mobil Joshua.Yasmin pergi membuka pintu mobi
Akhir bulan adalah waktu tersibuk bagi departemen keuangan. Mereka akan lembur beberapa hari berturut-turut."Akhirnya kelar. Besok nggak usah lembur.""Akhir bulan sialan!""Capek sekali."Satu per satu rekan kerja tergeletak di atas meja.Joshua keluar, lalu bertanya, "Sekarang baru jam sembilan. Ada yang mau pergi berpesta?""Ada!" Rekan kerja yang barusan saja tampak sekarat segera duduk dengan tegak dan penuh semangat.Teriakan itu mengejutkan Yasmin.Tunggu, bukankah mereka berkata mereka capek?Apa mereka benar-benar capek?Yasmin tidak ingin ikut pergi berpesta bersama mereka. Dia lebih memilih pulang, mandi dan rebahan. Itu lebih nyaman.Hanya saja, sebelum Yasmin bisa memberi jawaban, dia mendengar Joshua berkata, "Yasmin, aku sudah mengirim alamatnya ke ponselmu. Setengah berjalan bersamamu, setengah naik mobilku."Para rekan kerja senang sekali. Mereka langsung menarik Yasmin. "Ayo, ayo!"Yasmin merasa tak berdaya.Kalau ingin berpesta, ramai adalah kata yang penting!Alama
Daniel menatap Yasmin dengan ekspresi masam. "Kamu berbaring di sini bukankah untuk menunggu disentuh orang?"Yasmin tercengang. Apa pria ini sakit? "Aku hanya beristirahat sebentar."Dia bisa melihat sepertinya Daniel juga sudah minum banyak.Benar juga. Di bar tidak ada yang tidak minum."Siapa Julian?" Raut wajah Daniel tampak sangat sinis. "Kamu mengenal pria baru lagi?"Jantung Yasmin nyaris berhenti berdetak.Bagaimana Daniel bisa tahu Julian? Apa Yasmin mengatakannya saat dia dalam keadaan mabuk?"Itu ...." Yasmin tidak sempat menyelesaikan kalimatnya.Joshua datang, lalu berkata, "Tuan Daniel, Anda juga di sini? Kebetulan sekali. Aku sedang membawa orang departemenku berpesta."Daniel melirik Joshua dengan sinis. Lalu, Daniel tidak melihat Yasmin lagi dan menuju ke toilet pria.Tubuh Joshua menegang saat dia ditatap Daniel.Apa dia muncul di waktu yang tidak tepat?Sementara saat ini Yasmin sedang mengerutkan keningnya.Dia sudah hampir sebulan tidak bertemu dengan Daniel, lalu
Daniel menggendong Yasmin pulang, kemudian dia melempar Yasmin ke tempat tidur.Daniel berdiri di tepi tempat tidur sambil melihat separuh wajah Yasmin yang terkubur di dalam bantal.Karena Yasmin mabuk, seluruh tubuhnya merah. Dia tampak memesona dan polos.Kerah kemejanya sedikit terbuka karena dari tadi dia bergerak dan itu mengekspos kulitnya yang sedikit merah.Yasmin bersiap-siap untuk tidur seperti itu."Kamu bau alkohol. Pergi mandi sana," perintah Daniel yang mengandung nada mengancam.Sayangnya, jangankan perintah yang mengerikan itu, meskipun Daniel meletakkan pisau di leher Yasmin, Yasmin juga tidak akan bereaksi.Palingan Yasmin mengelak sedikit karena rasa dingin dari bilah pisau.Daniel pergi menarik Yasmin.Namun, Yasmin makin mengubur dirinya ke dalam selimut.Daniel mencengkeram muka Yasmin dan berkata, "Aku bilang sekali lagi, pergi mandi.""Nggak mau .... Pergi, aku mau tidur ...." Yasmin mendorong tangan yang memegang wajahnya, lalu dia menjatuhkannya kepalanya ke
"Apa?" Yasmin tidak memahami cara berpikir Daniel. "Aku nggak berpikir seperti itu."Saat muncul suara ketukan pintu, tubuh Yasmin mematung.Siapa yang mengetuk pintu? Bukan anak-anaknya, 'kan?"Pergi buka pintu," perintah Daniel dengan tajam.Yasmin ragu sejenak. Bagaimana dia bisa pergi membuka pintu?Dia sendiri telanjang!Kalau dia harus pergi mengambil pakaian, bukankah dia harus berjalan telanjang di depan Daniel?Ini ...."Untuk apa kamu menutupi dirimu?" Setelah mengatakan itu, Daniel langsung menarik selimutnya."Aaa!" teriak Yasmin sambil memeluk tubuhnya sendiri."Diam!"Setelah Yasmin memakai pakaiannya, dia pergi membuka pintu dengan wajah merah. Dalam hatinya, dia terus-menerus mengumpat Daniel.Setelah orang yang di luar mengetuk pintu dua kali, tidak ada suara lagi.Orangnya seakan-akan sudah pergi.Yasmin membuka pintu dan menunjukkan seorang pengawal yang sedang menunggu. Pengawal itu memegang kantong tas yang berisi pakaian. Yasmin pun paham apa yang terjadi.Setelah
Ketika Daniel keluar dari koridor, raut wajahnya tampak masam.Celananya bahkan ada bekas tangan kecil.Dia sendiri tidak mengerti kenapa dia mau pergi ke lantai enam untuk melihat anak-anak.Apa karena kata-kata Yasmin?Suasana hati Daniel menjadi makin jelek.Yasmin melihat mobil Daniel melaju pergi dari balkon, setelah itu dia baru berani pergi ke lantai enam.Begitu dia masuk, dia langsung mengunci pintu.Yasmin bersikap seperti pencuri.Melihat anak-anaknya ingin memeluknya, dia segera menahan tangan-tangan kecil mereka. "Nggak boleh, nggak boleh. Nanti baju Mama kotor ....""Mama, orang ... orang itu mencari kami," kata Julian."Apa dia bersama Mama?" tanya Julia."Apa semalam kalian tidur bersama?" tanya Julius dengan penasaran.Tebakan mereka akurat sekali sehingga Yasmin merasa sangat bersalah. "Nggak. Dia kebetulan lewat ...."Apa lagi yang bisa dikatakannya? Dia hanya bisa merahasiakannya.Setelah dia menyuruh anak-anak pergi bermain, dia berbisik kepada Bibi, "Dia nggak men