"Betul!" Yasmin mencolek hidung Julia.Selesai mandi, ketika mereka di kamar, Yasmin melihat ketiga anaknya yang sedang berbaring di tempat tidur dengan menggemaskan. Yasmin terlihat bimbang sejenak sebelum dia bertanya, "Apa kalian suka tinggal di sini?"Tidak peduli mereka tinggal di mana, Yasmin tidak pernah menanyakan pendapat mereka.Anak-anak juga tidak pernah bertanya apa-apa.Ini membuat Yasmin tidak enak.Mereka seolah-olah tidak punya rumah. Sebentar tinggal di sana, sebentar pindah ke sini."Suka!""Suka!""Suka sekali!"Yasmin tertawa, lalu dia tidak bertanya apa-apa lagi.Julia menempelkan pipinya yang lembut ke wajah Mama. "Selama ada Mama, tinggal di mana pun nggak masalah.""Benar!" sahut Julian."Mama nggak perlu mengkhawatirkan kami," kata Julius.Anak-anak merasa sangat puas dengan jawaban mereka ketika mereka melihat senyuman di wajah Yasmin.Mama sudah bekerja keras demi menghindari Papa.Sekarang mereka tinggal di lantai yang berbeda. Yasmin pun merasa jauh lebih
Yasmin merasa gawat.Pesan itu pasti bukan dia yang kirim!Dia mengingat ketika dia kembali ke kamar setelah dia mandi, Julia sedang bermain ponselnya.Yasmin juga tidak berpikir apa-apa. Dia tidak menyangka Julia akan mengirim pesan seperti itu yang kebetulan kepada Daniel.Dia benar-benar tidak tahu harus bagaimana menyelesaikan ini."Kalau kamu bukan mau mengirimkannya ke aku, berarti kamu salah kirim. Kepada siapa kamu ingin mengirimkannya?""Aku nggak salah kirim ..." ucap Yasmin dengan canggung."Kalau begitu, kamu merindukanku." Daniel mendekat, kemudian langsung mendorong Yasmin ke dinding."Emm ...." Aura Daniel yang kuat membuat wajah Yasmin memerah. Yasmin memalingkan mukanya dan berkata, "Jangan begini. Ini nggak seperti yang kamu pikirkan ....""Aku sedang menunggu penjelasanmu," kata Daniel.Yasmin buru-buru berkata, "Aku hanya asal mengetik, kemudian tanganku nggak sengaja ....""Kamu rasa apa aku akan percaya?"Yasmin ingin berkata kalau dia sendiri juga tidak percaya!
Helen tidak mengatakan apa-apa lagi.Sebagai seorang dokter, tentu saja dia tahu bahaya dari obat itu.Setelah Helen memeriksa Yasmin, dia tidak menemukan apa-apa, jadi dia pergi. Yasmin ingin mengantar Helen, tapi ditolak.Setelah mendengar suara pintu ditutup, Yasmin kembali berbaring dan dia menatap langit-langit.Dia pasti bukan hamil.Ada perubahan di udara. Aura bahaya menyebar ke setiap sudut kamar.Yasmin buru-buru menoleh. Tubuh Daniel memancarkan aura yang sangat kuat. Dia sedang berdiri di samping tempat tidur dan menatap Yasmin.Yasmin duduk. Dia menatap Daniel dengan waswas. "Aku baik-baik saja. Kamu nggak perlu memanggil Dokter Helen ...." Dia tidak akan berterima kasih pada Daniel.Karena Daniel yang sudah melukainya.Ekspresi Daniel yang datar membuat orang sulit untuk memahaminya. Dia mendekat, lalu mencengkeram rahang Yasmin. Daniel menatap Yasmin dengan tajam sambil berkata, "Jangan rusak atau lain kali bagaimana aku bisa menggunakanmu, hm?"Yasmin sama sekali tidak
Yasmin tidak bisa menyalahkan anak-anak karena sebuah kebetulan ....Meskipun dia tidak boleh menyalahkan mereka, hal seperti ini tidak boleh terjadi lagi."Yang kali ini Mama lupakan. Tapi, lain kali nggak boleh melakukannya lagi, ya?" Yasmin memperingati mereka, "Mengirim pesan seperti ini akan membuat orang salah paham dan itu sangat merepotkan ....""Mama, kenapa orang bisa salah paham?" tanya Julia.Kenapa orang bisa salah paham? Kalau bukan karena Yasmin tidak enak badan, sekarang dia pasti tidak bisa bangun!"Orang jahat akan mencari kita." Yasmin berkata, "Pokoknya, ini nggak boleh dilakukan lagi, ya? Julian, Julius, kalian adalah seorang kakak. Harus mengawasi adik.""Baik!" sahut Julian dan Julius dengan serempak.Yasmin baru melepaskan mereka.Lalu, dia makan bersama anak-anak.Yasmin baru makan dua suap, kemudian dia merasa mual. Dia pun menutup mulutnya dengan tangan dan wajahnya langsung memucat."Mama, ada apa?" tanya Julian."Nggak apa-apa. Makan." Yasmin menekan rasa m
Yasmin tersenyum tipis. Kenapa Joshua tampak mendukungnya?"Apa kamu nggak enak badan? Akhir-akhir ini wajahmu terlihat pucat. Kamu baik-baik saja, 'kan? Apa kamu mau cuti?""Tetap digaji, 'kan?""Ya.""Aku mau cuti tiga hari." Setelah Yasmin mengatakan itu, tanpa memberi Joshua kesempatan untuk bereaksi, dia berkata, "Aku akan menghitung ulang datanya. Nanti sore aku pulang."Kemudian, Yasmin keluar.Yasmin duduk di depan komputer, lalu dia berpikir, seharusnya tiga hari sudah cukup untuk melakukan aborsi dan beristirahat, 'kan? Dia tidak pernah aborsi, jadi dia tidak tahu.Dulu dia pernah melihat sebuah iklan yang berkata bisa langsung kerja setelah melakukan aborsi."Wah, apa Irene sedang bersiap-siap untuk masuk ke industri hiburan?""Dia adalah seorang master piano, jadi dia sudah termasuk setengah selebritas.""Dia cantik dan pandai main piano. Pasti banyak yang ingin dia menjadi model iklan.""Dulu Kezia adalah dewi iklan industri hiburan, tapi sekarang dia sudah digantikan oleh
Setelah itu, Yasmin pergi.Irene pergi ke departemen obgyn dan langsung masuk. "Permisi, Dokter. Tadi temanku nggak mengerti, jadi dia memintaku bertanya sekali lagi.""Siapa?""Yasmin Tanoto."Dokter tersebut tidak merasa curiga dan berkata, "Untuk melakukan aborsi, perutnya harus kosong. Mulai jam delapan malam ini, dia nggak boleh makan apa-apa. Besok pagi dia boleh minum air sedikit, tapi nggak boleh makan."Irene tertegun.Aborsi ....Yasmin ... hamil ....Irene tentu tahu Yasmin hamil anak siapa ....Irene memaksakan seulas senyuman, lalu bertanya, "Kenapa ... dia mau melakukan aborsi? Apa dia nggak bisa mempertahankannya?""Dia ada makan pil KB, jadi tentu saja anak itu nggak bisa dipertahankan. Kalaupun anaknya dilahirkan, anak itu akan cacat."Setelah keluar dari kantor dokter, Irene merasa tangan dan kakinya dingin.Tidak ada yang lebih memalukan baginya selain saat ini!Yasmin sedang mengandung anak Daniel!Bukankah Daniel menyukai Irene? Kenapa Daniel mengizinkan Yasmin men
"Aku berharap aku bisa memainkan piano untukmu setiap hari," kata Irene dengan lembut."Kamu nggak mau bekerja?" tanya Daniel sambil mengernyit.Irene meletakkan dagunya di atas bahu Daniel yang lebar, kemudian dia tersenyum dan berkata "Bukankah aku tinggal memberitahumu?"Daniel membelai pipi Irene dengan punggung tangannya. "Lakukan sesuatu yang kamu sukai. Apa pun yang kamu mau, katakan saja padaku."Irene menyunggingkan seulas senyuman yang bahagia.Pada akhirnya, Daniel paling peduli padanya.Selama Irene menginginkannya, Daniel akan memberikannya.Tidak seperti Yasmin yang hanya diperlakukan sebagai mainan murahan. Apa hak Yasmin bersaing dengan Irene?Besok harinya, setelah anak-anak pergi ke sekolah, Yasmin tinggal di dalam rumah untuk beristirahat.Kemarin perutnya sakit sedikit. Namun, setelah satu malam lewat, dia tidak merasakan apa-apa lagi.Darah yang keluar juga tidak banyak.Namun, rasa mualnya masih ada.Ini membuat Yasmin merasa jengkel.Dia mencari tahu di internet.
Daniel menatap anak-anak dengan tajam, kemudian dia bertanya, "Kenapa kalian di sini?"Bibi yang mengikuti anak-anak buru-buru menjelaskan, "Kami ....""Aku bukan menyuruhmu menjawab," ucap Daniel dengan sinis. Bibi pun tidak berani bersuara.Bibi merasa Daniel sedikit mengerikan, tapi dia berpakaian mahal dan mempunyai aura yang kuat ....Anak-anak berbaris dengan rapi, kemudian mereka mendongak. Terlihat sangat menggemaskan."Kami tinggal di sini," kata Julian sambil menunjuk ke atas."Di lantai enam," ucap Julia."Apa kamu mau bertamu?" tanya Julius.Daniel tidak punya kesabaran untuk menjadi tamu anak-anak.Hanya saja, dia sudah berkali-kali berpapasan dengan mereka. Ini kebetulan yang luar biasa."Seingatku, kalian bukan tinggal di sini," ujar Daniel dengan nada datar.Ketiga anak itu menatap Daniel dengan polos. Otak mereka sedang memikirkan jawaban.Bibi hanya bisa membantu dengan menjawab, "Begini, di rumah sedang ada sedikit masalah dan anak-anak nggak tahu apa-apa .... Karena