Yasmin yang takut bertanggung jawab pun melarikan diri.Dia juga takut dilihat oleh tetangga, jadi dia tidak berani membuat terlalu banyak suara.Setelah dia sampai di bawah, dia takut sopir menyadari perbuatan jahatnya, jadi dia berpura-pura tenang dan naik mobil.Dia gelisah. Selama perjalanan, dia berpikir apa yang akan terjadi padanya setelah Daniel mengetahuinya.Tangan di sebelah pahanya tidak berhenti gemetar ....Ketika dia kembali sadar, mobil sudah sampai di Taman Royal.Yasmin turun dari mobil dan tampak panik. Saat dia ingin melihat apa mobil Rolls Royce ada di rumah atau tidak, Susan menghampirinya. "Nyonya, Anda sudah pulang? Nyonya, ada apa dengan Anda? Wajah Anda terlihat pucat. Apa sudah terjadi sesuatu?"Apa itu sangat jelas? Yasmin menyentuh mukanya dengan kedua tangannya. Dia tidak ingin orang lain mengetahuinya.Susan berpura-pura baik dan berkata, "Nyonya, jangan khawatir. Beri tahu saya kalau terjadi apa-apa. Saya akan membantu Anda."Saat ini Yasmin hanya bisa m
Meskipun Yasmin sedang di dalam mobil, dia merasa tidak tenang.Dia mengeluarkan ponselnya dan menurunkan jendela mobil, kemudian dia membuangnya.Ponselnya jatuh ke tanah dan hancur berkeping-keping karena kecepatan mobil."Pak, lebih cepat!""Kamu belum memberitahuku ke mana kamu mau pergi." Sopirnya tidak bisa berkata-kata."Ke ... kampung.""Kampung mana?"Yasmin tidak tahu. Dia tidak tahu apa-apa tentang kampung."Kamu ... terus menyetir saja." Mereka pasti akan melihat sebuah kampung.Selesai bekerja, Daniel kembali ke kantornya. Kini sudah hampir jam tiga.Dia mengambil ponselnya untuk menelepon Yasmin, tapi tidak ada yang menjawab panggilan.Lalu, dia ditelepon Evan. "Aku nggak menemukan wanita itu. Apa kamu yakin dia ada di Kota Greya?"Awalnya Daniel yakin, tapi dia tidak yakin sekarang. Bagaimanapun juga, beberapa hari sudah berlalu. Bisa jadi Rachel sudah berpindah tempat."Kalau dia nggak ada di Kota Greya, itu berarti dia mempunyai teman," kata Daniel.Siapa yang berani m
Yasmin melihat persimpangan jalan di sebelahnya, kemudian dia berbelok dan berjalan sekitar sepuluh menit. Ada ladang di pinggir jalan dan ada desa di atas ladang.Di mana dia harus bersembunyi?Dia menuju ke desa tersebut. Dia tidak tahu apa bisa tinggal di sini atau tidak.Melihat ada orang asing datang ke desa, orang-orang yang lewat akan melihat Yasmin beberapa kali.Saat Yasmin melihat seorang wanita sederhana, dia buru-buru menghampirinya. "Permisi, apa ada tempat tinggal di sini?""Apa?" Wanita itu tidak mendengar dengan jelas."Apa ada tempat tinggal di sini?" tanya Yasmin lagi.Wanita itu berkata, "Kamu sedang mencari tempat tinggal?""Benar.""Nona, kamu berasal dari mana? Bagaimana kalau kamu tinggal di tempat kami?"Yasmin mencari alasan kalau dia adalah seorang turis. Wanita itu pun menerimanya dengan baik hati.Wanita itu tinggal sendirian dan mempunyai satu kamar kosong. Dia memberikannya kepada Yasmin.Untuk berterima kasih kepada wanita itu, dia memberi wanita itu uang
Rafael yang sedang duduk di kursi penumpang berkata, "Saya sudah bertanya pada sopir. Dia bilang Nyonya tampak sangat gelisah saat naik mobil dan bahkan melemparkan ponselnya ke luar jendela. Setelah dia naik mobil, dia nggak memberi tahu alamat yang detail. Dia hanya menyuruh sopir menuju ke kampung. Apa ingatan Nyonya sudah kembali?"Karena hanya ketika ingatannya sudah pulih, baru dia berpikir untuk melarikan diri.Dan Yasmin menyuruh sopir mengantarnya ke kampung jelas untuk sengaja mencari tempat yang terpencil. Dengan begitu, akan lebih mudah untuknya bersembunyi.Tatapan mata Daniel menjadi tajam dan masam. Tak peduli apakah ingatan Yasmin sudah kembali atau tidak, dia harus membawa Yasmin pulang!"Kamu serius? Yasmin hilang?" Irene di rumah terus menunggu telepon dari Susan. Dia sangat senang ketika dia mendengar kabar baik ini."Ya! Tuan Daniel sangat marah dan sudah keluar untuk mencarinya." Susan terdengar khawatir. "Apa dia akan menemukan Yasmin? Kalau dia menemukannya, ren
Setelah bertelepon dengan Susan, Yasmin sendirian. Dia juga tidak tahu kapan Susan akan datang untuk melihatnya.Dia hanya berharap ketika Susan datang, Susan bisa memberinya kabar baik.Wanita itu adalah seseorang yang cerewet dan suka bertanya.Yasmin juga tidak bisa sepenuhnya mengabaikannya. Pada akhirnya, dia benar-benar sudah tidak tahan dan mencari alasan untuk keluar.Wanita itu di belakang berseru, "Jangan pergi ke sembarangan tempat. Hati-hati tersesat."Yasmin tidak mendengarnya. Dia merasa dia tidak akan tersesat.Ada jalan kecil di belakang gunung, jadi dia menuju ke sana.Di sini sangat hening dan pepohonan ada di mana-mana.Namun, hatinya tidak bisa tenang.Begitu dia memikirkan Daniel dan teleponnya dengan Susan, hatinya akan samar-samar terasa perih.Hatinya seakan-akan dicelupkan ke asam sulfat. Matanya berkaca-kaca dan sedikit bergetar.Apa Daniel tidak bisa marah dengan memikirkan anak-anak mereka?Apa Yasmin tidak boleh kembali dan mengakui kesalahannya? Apa Daniel
"Aa!" Wanita itu mundur ketakutan. "A ... aku benaran nggak pernah melihatnya!"Rafael membuka pintu sepenuhnya, lalu Daniel masuk ke dalam rumah.Dia dapat melihat dalamnya dengan jelas.Ada satu dapur dan dua kamar.Dia membuka pintu kamar, tapi tidak ada orang di dalam.Rafael bertanya pada wanita itu lagi, "Kamu benar-benar nggak pernah melihatnya?""Ng ... nggak ...." Wanita itu bahkan tidak berani mengangkat kepalanya. Dia menundukkan kepalanya sambil melihat pengawal-pengawal yang berdiri di luar rumah. Dia sama sekali tidak berani berbicara.Bukankah wanita itu berkata dia adalah seorang turis?Apa dia sudah menyinggung orang?Daniel melihat dalam kamar sekilas, kemudian dia hendak pergi.Namun, kakinya berhenti.Di bawah selimut tempat tidur, ada sebuah tas. Kebetulan Daniel dapat melihatnya dari sudutnya.Dia mengambil tas tersebut. Saat Daniel melihatnya, napasnya menjadi kasar.Ini adalah tas Yasmin. Itu berarti dia ada di sini!Saat Rafael melihat itu, dia langsung mengang
"Tenang saja. Aku pasti akan memberikannya padamu. Aku nggak memiliki yang lain, tapi uang bukan masalah.""Terima kasih, Nona Irene!" Susan sangat senang.Setelah Irene menutup telepon, ekspresinya menjadi sinis. Semua bawahan seperti itu, gila uang.Namun, ketika dia mengingat Yasmin sudah mati, dia menari-nari di ruang tamu dengan gembira."Akhirnya dia mati. Ancamanku sudah tiada. Ke depannya aku adalah Nyonya Guntur! Bu, kamu sedang melindungiku, ya? HAHAHAHAHA! Aku ingin melahirkan anak untuk Daniel, setidaknya empat anak. Bagaimanapun juga, aku ingin anakku lebih banyak daripada anak Yasmin dan lebih pintar dari anaknya!"Yasmin tidak tahu sudah berapa lama dia tidur. Ketika dia membuka matanya, semuanya begitu gelap sehingga dia tidak bisa melihat tangannya sendiri.Di mana ini?Apa dia sudah mati atau masih hidup?Yasmin meletakkan jarinya di bawah hidungnya. Napasnya hangat, itu berarti dia belum mati.Dia mengingat dia jatuh ke dalam sungai. Apa dia telah diselamatkan orang?
Wanita tua itu menyunggingkan seulas senyuman jahat.Yasmin gemetar ketakutan. Dia mengulurkan tangannya untuk memegang kaki wanita tua itu. "Lepaskan aku. Aku ini istri orang dan nggak bisa melahirkan anak untuk kalian. A ... aku sendiri mempunyai anak. Aku mempunyai tiga anak ....""Kamu sudah melahirkan tiga anak?" Wanita tua itu benar-benar tidak menyangka ternyata Yasmin sudah pernah melahirkan."Apa dia masih bisa?" Beni tampak jijik."Dia sudah melahirkan tiga anak. Apa artinya itu? Itu berarti dia bisa melahirkan anak! Lakukan saja! Kita memang ingin mencari perempuan yang bisa melahirkan anak. Karena dia bisa, dia pasti bisa melahirkan tiga anak untuk keluarga kita," ujar wanita tua itu.Beni berpikir sejenak. Dia juga merasa yang penting Yasmin bisa melahirkan anak.Di desanya, wanita adalah alat untuk meneruskan keturunan dan tidak memiliki status."Nggak mau .... Nggak bisa ...." Yasmin menggelengkan kepalanya dengan gelisah."Bersiap-siaplah. Malam ini putraku akan menidur
"Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus
"Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar
Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu
Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran
Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L
"Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati