Share

Bab 32

Penulis: Nanasshi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-24 12:01:45

Jaden.

Jaden.

Jaden.

Nama itu terus bergaung. Mata bahkan sudah terlalu mengantuk dan ingin mengarungi mimpi. Namun sialnya, kembali wajah Jaden Pradipta dan ekspresinya saat dengan lembut meminta Mina meninggalkannya kini yang tergambar jelas.

Mata sayu itu.

Raut terluka itu.

Dan ketegarannya itu.

Menjadi satu hal lagi yang mengisi point 'hebat' milik Jaden dalam ruang hati Lyla Anyelir. Membuatku merasa begitu kagum dan ingin memujinya berkali-kali. Namun sayangnya, sejak kemarin -perjalanan pulang dari sekolah squishy- aku belum melihatnya lagi. Pesanku juga terabai. Meski aku yakin, ia butuh waktu untuk menenangkan diri.

"Heh, Kenapa Kakak ada di portal gosip lagi?"

Mark menerobos masuk ke dalam kamarku tanpa mengetuk pintu. Ia kini telah berdiri dengan raut wajah keheranan, sibuk menggulir isi ponselnya dan duduk di tepi tempat tidurku.

"Apa kau tidak bisa mengetuk pintu lebih dulu?"

"Kak, itu tidak penting. Lihat ini."

"Apa?" tanyaku malas.

Mark menyodorkan ponselnya. Di dalamn
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 33

    Naeema, Dio dan Sella duduk di depanku. Segelas cokelat hangat diberikan Dio. Laki-laki bermata bulat itu mengusap jemariku lembut. Seolah bersiap mendengarkan seluruh keluh kesah dari mulutku."Aku tidak tahu bahwa rumor tentang Mina, Jaden dan kau akan bertahan begitu lama. Orang-orang itu seperti tidak ada bosannya menggunjingkan orang lain," komentar Naeema kesal.Sella hanya mengangguk; membenarkan. "Itu semua karena aku punya catatan buruk di masa lalu," jawabku seraya terkekeh."Apa Mina itu tidak mengatakan yang sebenarnya di Indonesia sana?"Aku menggeleng, "Entahlah. Sepertinya tidak. Aku yakin, dia juga dalam posisi sulit. Kebohongannya tentang belum bersuami pasti menimbulkan banyak keterkejutan bagi publik.""Itu salahnya karena menjadi perempuan yang jahat," pungkas Sella dengan nada penuh kesal."Apa kau baik-baik saja, Nye?" Itu suara Dio. Membuatku menundukkan pandang ke arah gelas cokelat hangat yang sudah dua-tiga kali disesap."Aku rasa; tidak.""Lalu apa yang dil

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 34

    Never love anybody who treats you like you're ordinary – Oscar Wilde.Sepatah kalimat yang diucapkan oleh penyair asal Irlandia membuatku selalu berpikir untuk berhati-hati dengan harapan. Karena bagaimanapun –seperti yang Oscar bilang- jatuh cinta adalah perkara besar. Di mana di dalamnya, semua hal yang awalnya biasa akan berubah menjadi istimewa. Oleh sebab itu, ketika seseorang yang telah kau jatuhkan pilihan padanya dan ia hanya memperlakukanmu secara yah biasa, maka jangan diteruskan. Berhenti. Atau kau akan sakit hati.Dan Jaden tidak demikian.Dia menjadi dari 0,1 % populasi laki-laki di muka bumi yang men-treats pasangannya dengan hal-hal luar biasa. Sehingga, acapkali hati berbisik tentang betapa bodohnya Mina 'membuang' Jaden; dulu.Biar aku jelaskan bagaimana manisnya seorang Jaden Pradipta.Dua minggu lalu, ia membuatkan sebuah sarapan. Hanya pancake dengan siraman sirup maple di atasnya. Namun yang menjadi istimewa, ia melakukannya tepat ketika aku baru saja membuka mata

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Aunty Cantik untuk Daddy   35

    Gaun berwarna hitam dengan motif transparan di bagian lengan menjadi pilihan setelah 3 jam berkutat. Sebagian terserak di lantai, seluruh isi lemari berhamburan keluar. Mark bahkan menghujaniku dengan berbagai kalimat mengejek perihal aku yang 'heboh' sendiri hanya untuk melihat Christmas Illumination dan makan malam di malam natal.Aku tidak pergi sendiri. Bersama Jaden dan dua squishy tentu saja. dan yah ada Mark, Sella, Naeema dan Dio juga. Aku tidak mengerti kenapa mereka harus melihat Christmas Illumination di hari yang sama. Apa mereka memang sengaja ingin mengacaukan kencanku dengan Jaden dan kedua squishy?Sebentar.Kencan?Huh! Kenapa aku harus merona dengan kata 'kencan'?"Kau cantik sekali, Nye."Dan itu kalimat pertama yang diucapkan oleh Jaden tepat ketika pertama kali kami bersitatap. Saat ia dengan cekatan membukakan pintu mobil dan pipiku yang terjalari rasa hangat. Di belakangku, Sella dan Naeema terkekeh."Terima kasih. Aku memang lahir dengan kecantikan ini."Dan se

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 36

    Aku masih di sini. Di tepi sungai Seine dengan dua squishy berlarian. Mereka sibuk berbagi cokelat, meniup gelembung atau membentuk beragam olaf dari gumpalan salju. Sesekali, mereka datang mendekat. Meminta dirapikan syal atau membersihkan rambut dari serpihan salju. Sedang aku; termangu.Jaden dan perasaannya masih menjadi primordial. Aku menjadi satu manusia yang terlalu egois sebab abai dan terlalu mementingkan perasaan sendiri. Padahal, Jaden sudah menjadi manusia paling berusaha. Dengan beragam perlakuan manisnya. Dengan setumpuk keseriusan dalam kata dan perbuatannya.Lalu aku?Batu.Bingung.Buntu.Aku menghela napas. Cup kopi pekat sudah tandas dan pandangan hanya terus berpindah dari Thea, Anna dan sungai Seine. Hingga sebuah suara menginterupsi."Don't let yesterday take up too much of today."Dan aku tahu, itu kalimat milik Will Rogers. Menoleh ke arah pukul 9, Dio dengan coat berwarna cream-nya tersenyum."Mau kopi lagi?"Dan setelah membalas senyumannya, aku menggeleng.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 37

    Taman Suropati, pukul 23 malam.Malam ini cerah. Debu halus sedang tidak terlalu egois dan mengganggu banyak orang. Aku duduk di sebuah kursi taman; sendiri. Sesekali menoleh ke kanan dan kiri, memastikan bahwa 'dia' bisa segera datang. Nyatanya, ini sudah satu jam sejak apa yang dijadwalkan diawal.Mengesalkan.Aku meneguk buble tea rasa taro yang tersisa sedikit hingga tandas. Setelahnya, melemparkan botol kosong ke tong sampah dengan kesal, hingga melesat tidak tepat sasaran dan terlempar ke jalanan. Ketika hendak memungutnya, mata menangkap sepasang kaki yang berdiri tak jauh.Aku mendongak dan benar. Itu; dia."Sudah lama menunggu sayang?""Menurutmu?""Aku minta maaf, Nye. Aku ada sedikit urusan," jawabnya dengan wajah memelas.Ia setengah berlari ke arahku, memeluk. Aku bisa mencium wangi parfum favoritnya namun dahi mengernyit."Kau mengganti parfummu?""Hah? Emm ... yah, aku mencoba merk baru. Seseorang memberikannya sebagai hadiah."Aku mengangguk dan tidak terlalu menggubri

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 38

    Aku ada di sini. Di ruangan serba putih dan aroma obat menyengat. Sebuah tempat di mana bergumul seluruh rasa perih, cemas dan takut. Sebuah tempat yang -siapapun- tidak akan pernah ingin berada di dalamnya.University Hospitals Pitié Salpêtrière- Charles Foix; 21 menit dari Le Marais.Tubuh ini terus gemetar ketika Anna berpindah dari satu ruangan menuju ruangan lainnya. Benturan yang terjadi di kepalanya membuatnya harus segera menjalani operasi. Membuatku bahkan tak diperbolehkan menemani gadis kecil malang itu di dalam ruangan; sendirian.Dan air mataku yang berkejaran bukan hanya satu yang menjadi kawan. Ada Sella, Naeema, Mark, Dio dan nenek Willie. Tentu saja, Jaden juga. Laki-laki itu terus berdiri di depan pintu operasi dengan seluruh wajah yang tak terdeskripsi. Menimbulkan satu keheningan sebab dari mulutnya yang indah, kata demi kata dikunci."Kau seharusnya menjaga cucuku dengan benar!"Aku terhenyak. Suara nenek Willie dengan seluruh tangis yang berderai mengalihkan aten

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Aunty Cantik untuk Daddy   39

    My memories are inside me; They're not things or place. I can take them anywhere. So ... be careful who you make memories with. Those things can last a lifetime. Begitulah aku; kini. Dalam semburat matahari pagi di akhir Desember dari balik jendela besar, kenangan menyeruak. Tatkala mata masih sibuk berpredasi perihal di mana diri kini, satu persatu masa lalu yang telah lewat berujar. Seperti saling berebut untuk berbicara. Ah ... aku kini ingat. Bahwa Paris dan sejuta kepelikannya tak kalah menyakitkan dari Indonesia. Ada wajah Jaden dengan ekspresi dingin dan datar yang kemudian menampar hati. Dia bergeming, menatap punggungku yang berlalu. Tanpa kalimat lain selain dari kata-kata miliknya yang terindikasi benci. Lalu ... ya Tuhan, Squishy? Bagaimana kabar Anna kini? Meski seluruh sendi terasa ngilu dan kepala yang berat menjadi satu, aku memutuskan mencari ponsel. Sialnya, aku yang bahkan tak tahu ini ada dimana, kembali buntu. Ponsel raib. Coat raib. Tas raib. "Kau s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 40

    "Jaden ... tu-tunggu."Terbata-bata dan hampir tak terdengar. Aku mencoba menahan pergerakan Jaden agar tak lagi meninggalkan. Sebab hati, berteriak dengan nelangsa. Perihal Jaden yang kini sedang berbeda.Dia berhenti. Punggungnya yang tegap dan nyaman dijadikan sandaran kini ada di depan mata. Seperti enggan berbalik dan memilih mematung. Memaksa silabel yang susah payah keluar dari dalam mulutku kembali terujar."Jaden ...."Ia berbalik. Menatapku dengan ekspresi yang kembali lagi sulit aku baca. Dingin, datar, juga seperti tanpa rasa. Aku bisa mendengar helaan napasnya."Pulang dan istirahatlah. Kau sakit. Berada di sini hanya akan membuat keadaanmu semakin memburuk."Aku menggeleng. Berkali-kali. Air mata menyeruak disela-selanya."Aku akan di sini dan menunggu Anna.""Anna baik-baik saja. Sekarang lebih baik kau pulang.""Aku -""Aku mohon Nye ...."Dan kembali menjadi perempuan paling cengeng sedunia, aku menangis. Mendapati Jaden menolak keberadaanku di sisinya tepat ketika ia

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27

Bab terbaru

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 89 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Anna tidak pernah menyangka, hanya dalam hitungan detik, dunia yang selama ini ia kenal bisa runtuh begitu saja. Dua hari sudah ia mendiamkan Thea, dan saudari kembarnya itu pun tampaknya menyerah. Biasanya, Thea akan menggedor pintu kamarnya dan memaksa bicara, atau setidaknya menyelinap ke tempat tidurnya dengan alasan ingin tidur bersama seperti dulu. Tapi kali ini berbeda. Thea hanya membiarkan Anna dengan amarah dan kekecewaannya sendiri. Bahkan di kampus, mereka saling menghindar, seolah-olah tidak pernah mengenal satu sama lain. Pagi itu, ketika bel apartemen berbunyi, Anna yang pertama kali membukanya. Dan di sana berdiri ibunya, Anyelir, dengan senyum lembut dan sekantong besar makanan. "Pagi, anak-anak Ibu. Kok cemberut?" tanya Anyelir sambil melangkah masuk. Thea yang baru keluar dari kamar langsung menyambut ibunya, sementara Anna mencoba bersikap biasa, meskipun ada kecanggungan yang tak bisa ia sembunyikan. Anyelir, dengan insting keibuannya, langsung menangkap sesua

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 88 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Suasana apartemen terasa sunyi. Bukan sunyi yang menenangkan, melainkan sunyi yang menggantung, seperti angin sebelum badai. Jaden duduk di sofa, matanya tajam menelisik kedua putrinya yang berdiri di hadapannya. Seolah ini adalah sebuah persidangan, di mana ia adalah hakim, dan kedua putrinya adalah terdakwa yang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Anna, yang biasanya penuh percaya diri, tampak menciut. Punggungnya sedikit membungkuk, kepalanya menunduk, tangannya saling meremas. Sementara itu, Thea duduk di sandaran sofa dengan ekspresi santai. Ia menatap ayahnya dengan mata jernih, tidak gentar sedikit pun. Mungkin karena ia merasa tidak melakukan kesalahan apa pun. Tidak seperti kembarannya yang terlihat seperti tertangkap basah melakukan sesuatu yang dilarang. Jaden menghela napas panjang, lalu bersuara. Suaranya dalam, berwibawa, namun ada nada marah yang berusaha ia tahan. “Siapa laki-laki itu?” Anna menelan ludah. “Dia... Dylan Louise. Salah satu mahasiswa di ENS,” j

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 87 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Angin malam berembus pelan di Paris, membawa aroma tanah yang masih lembap setelah hujan sore tadi. Dari balik jendela apartemen, lampu-lampu kota menyala seperti kunang-kunang yang menari di antara bangunan tua nan kokoh. Anna duduk bersila di sofa, matanya berbinar, bibirnya tak henti-hentinya berceloteh tentang sesuatu yang membuatnya begitu bersemangat. Atau lebih tepatnya, seseorang. "Thea, kamu nggak ngerti! Ini takdir!" seru Anna sambil merentangkan tangannya dramatis. Thea, yang tengah bersandar dengan sebuah buku di pangkuannya, hanya mengangkat sebelah alis. "Takdir? Kamu baru ketemu dia sekali, Anna." Anna mendesah panjang. "Bukan masalah berapa kali ketemu. Tapi gimana rasanya saat pertama kali melihat dia. Dadaku langsung berdebar, kakiku melemah, dan dunia serasa berhenti berputar!" Thea menahan tawa. "Kamu yakin itu bukan karena kamu kelaparan?" Anna melempar bantal ke arah saudara kembarnya. "Aku serius! Ini yang namanya cinta pada pandangan pertama!" Thea menan

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 86 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Pagi di Paris selalu indah, dengan angin musim gugur yang berhembus lembut membawa aroma kopi dari kafe-kafe di sepanjang jalan. Anna dan Thea berjalan berdampingan menuju ENS Paris, universitas tempat mereka menimba ilmu. Di tangan masing-masing, ada setumpuk buku dan catatan, seolah menjadi perpanjangan dari diri mereka yang haus akan ilmu.“Aku masih belum terbiasa bangun pagi di sini,” keluh Thea sambil menguap, sesekali menyesap kopi dari gelas kertas yang ia bawa.Anna tertawa kecil. “Makanya, jangan begadang nonton film terus.”Thea hanya mendengus. “Bukan salahku kalau inspirasi datangnya pas malam.”Mereka akhirnya sampai di halaman kampus yang luas dan klasik. Gedung-gedung tua dengan pilar-pilar tinggi berdiri megah, membawa aura akademik yang serius namun menggoda untuk dieksplorasi. Saat mereka melewati gerbang utama, Thea menoleh ke arah Anna.“Oke, sampai sini kita berpisah. Jangan lupa makan siang,” pesan Thea.“Kamu juga,” jawab Anna sambil melambaikan tangan sebelum

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 85 (Season 2 : Anna - Thea Story)

    Hari itu, apartemen Anna dan Thea terasa lebih ramai dari biasanya. Aroma makanan yang menggugah selera memenuhi udara ketika Anye sibuk mengeluarkan berbagai bekal dari tas belanjaannya. Bhumi, adik bungsu mereka, sudah tak sabar ingin bermain, sementara Jaden—meski masih memasang wajah dingin—duduk di sofa, matanya mengamati setiap sudut ruangan dengan seksama. “Kenapa Mama bawa makanan sebanyak ini?” keluh Thea, melipat tangan di dada sambil melihat tumpukan kotak makanan di meja makan. Anye tersenyum lembut. “Kalian pasti belum terbiasa masak sendiri. Lagipula, Mama kan tahu makanan kampus itu nggak selalu enak.” Anna tertawa kecil sambil membuka salah satu kotak. “Astaga, ini ayam woku favoritku! Thanks, Ma!” Bhumi, yang sejak tadi sudah berseliweran, menarik tangan Anna dengan penuh semangat. “Kak Anna, Kak Thea, kita main game, yuk! Aku bawa console biar seru!” Thea mengacak rambut adiknya dengan gemas. “Ya ampun, Bhumi. Kamu pikir kita di rumah?” “Tapi ini juga rumah Kak

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 84 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Paris pagi itu menyambut Anna dan Thea dengan matahari yang masih malu-malu. Cahaya keemasan menyelinap masuk melalui jendela besar apartemen mereka yang baru, menyorot tumpukan kardus yang belum sepenuhnya dibongkar. Aroma roti panggang yang mulai menghangus di toaster membuat Thea mengerutkan hidungnya.“Astaga, Anna, roti bakarmu gosong!” seru Thea, buru-buru mengambil roti dari toaster dan meniupinya seakan itu bisa mengembalikan kelezatannya.Anna, yang sedang sibuk berbicara di telepon, hanya melambai tanpa benar-benar mendengar peringatan adiknya. Ia bersandar di meja dapur dengan ponsel menempel di telinganya, suaranya terdengar lembut dan penuh kerinduan.“Iya, Bhumi, Kakak janji bakal sering pulang. Jangan nangis terus, ya?” katanya, senyum tersungging di wajahnya.Dari seberang, terdengar suara rengekan Bhumi yang merajuk. “Tapi rumah jadi sepi banget, Kak…”Anna terkekeh. “Ya, kan ada Mama dan Papa. Lagian, kamu juga bisa video call Kakak kapan aja.”Thea, yang sejak tadi

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 83 : (Season 02 : Anna-Thea Story)

    Suara resleting koper menggema di kamar yang selama hampir dua dekade menjadi tempat paling aman bagi Anna dan Thea. Cahaya bulan menyelinap masuk melalui jendela, membentuk siluet dua gadis yang tengah sibuk mengemasi barang-barang mereka. Rak buku yang penuh dengan novel klasik, meja rias yang selama ini menjadi saksi bisu kebersamaan mereka, semua tampak sama—hanya saja, malam ini, kamar itu terasa lebih sepi.Anna melipat sweater birunya dengan hati-hati, sementara Thea menyusun buku-bukunya ke dalam tas ransel hitam. Tak ada kata-kata yang terucap di antara mereka, hanya hembusan napas panjang dan detak jantung yang bergemuruh.Pintu kamar berderit pelan. Anyelir berdiri di ambang pintu, wajahnya penuh dengan harapan yang terselubung oleh kecemasan. Ia memandang putri-putrinya, dua gadis yang dulu digendongnya saat bayi, kini berdiri di hadapannya dengan tekad yang tak bisa digoyahkan."Anna, Thea... Mama mohon, pikirkan lagi keputusan kalian," suara Anyelir terdengar lembut, sep

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 82 (Season 2 : Anna-Thea Story)

    Langit Paris pagi itu mendung, tetapi jalanan tetap hidup dengan suara langkah kaki dan deru mobil yang melintas. Di apartemen bergaya klasik di arrondissement ke-7, keluarga Jaden baru saja memulai rutinitas harian mereka. Aroma kopi yang baru diseduh memenuhi dapur, menyatu dengan wangi croissant dari oven Anye."Anna, Thea, ayo cepat! Papa nggak mau terlambat ngantar kalian," suara Jaden menggema dari ruang tamu. Ia berdiri di depan pintu dengan mantel panjang hitamnya. Seperti biasa, ia memegang kendali penuh atas jadwal kedua putrinya, memastikan mereka selalu tiba tepat waktu di kampus."Kami tahu, Papa," jawab Anna malas sambil menuruni tangga. "Tapi kalian harus percaya, kami bisa naik metro sendiri."Jaden menggelengkan kepala. "Tidak ada diskusi. Papa nggak mau sesuatu terjadi di luar sana. Kalian masih muda, dunia tidak seaman yang kalian pikir."Thea hanya melirik ke arah Anna dengan tatapan jengkel, tetapi keduanya tak berkata apa-apa lagi.Papanya selalu saja begitu. Men

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 81

    Di ruang interogasi yang pengap, Mina duduk dengan tangan terborgol di depan meja besi. Wajahnya yang dulu angkuh kini tampak penuh guratan penyesalan dan lelah. Namun, tatapan matanya tetap menunjukkan ketidaksukaan saat Jaden dan Anyelir masuk ke dalam ruangan.Jaden, yang mengenakan setelan sederhana, terlihat dingin dan penuh dendam. Di sampingnya, Anyelir mencoba tetap tenang meski hatinya terasa berat melihat perempuan yang telah menghancurkan keluarganya.“Mina,” Jaden membuka percakapan dengan nada rendah namun tegas. “Aku tidak akan membuang waktumu—dan waktuku. Aku hanya ingin kamu tahu, gugatanmu soal hak asuh Anna dan Thea sudah dibatalkan. Pengadilan akhirnya melihat kebenaran setelah semua yang kamu lakukan.”Mina tersenyum tipis, penuh kepahitan. “Jadi kamu di sini untuk menyombongkan kemenanganmu, Jaden? Setelah semua yang kita lalui, kamu tetap saja ingin menjatuhkanku lebih dalam.”Jaden mengepal tangannya. Rasa marah bercampur jijik membuatnya sulit berkata-kata. "K

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status