Beranda / Young Adult / Atlet Sekolah Menyebalkan Jadi Suamiku / Dipanggil Ke Kantor Kepala Sekolah

Share

Dipanggil Ke Kantor Kepala Sekolah

Penulis: Bibiefenimmm
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-14 21:23:48
Bibir merah merona dan alisnya yang melengkung sempurna. Alina menahan napas.

'Itu Clarissa...'

Pagi ini beneran sial..

'Dari semua mobil kenapa harus mobil Clarissa sih?'

“Ah, orang-orang ini..." ujar Vera

"Nggak bisa berhati-hati apa?—Eh, Ya Tuhan..." Vera hampir terjatuh dari kursinya saat melihat Clarissa. Matanya membelalak.

"Bukannya itu ‘Clar si influencer viral’ itu, ya?!”

“Vera, lo harus pergi. Jangan lama-lama di sini!"

Alina mendesah bukannya cepat pergi Vera malah seru menonton seolah tidak mau melewatkan kejadian langka.

Clarissa menatap mereka dengan tatapan jijik. Alina tahu, Clarissa pasti bukan tipe yang bisa terima begitu saja, dan dia pasti nggak dapat SIM dengan cara yang benar.

“Gue udah bilang hati-hati,” Vera berbisik sambil mematikan mesin mobilnya.

'Ya Tuhan, tolonglah.. Gue masih mau hidup sampai hari kelulusan.' Alina meringis dalam hati.

Dalam pikirannya, kejadian itu jelas-jelas salah Clarissa. Saat mereka mendekati tempat parkir,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Atlet Sekolah Menyebalkan Jadi Suamiku    Tersesat di Dunia Para Siswa Kaya

    “Saya baru saja mendapat penjelasan bahwa situasi di tempat parkir tadi... Ah, ternyata, kamu hanya berusaha menghindar. Sempit sekali ruangnya, ya?” Alina menelan ludah dan mengangguk pelan. “I..iya, Pak. Saya cuma berusaha parkir, dan... ya, agak sempit,” katanya, memilih kata-kata hati-hati. Dr. Gustav menatapnya beberapa detik, seolah mempertimbangkan sesuatu. “Baiklah. Hati-hati di lain waktu, ya? Dan kalau lain kali ada masalah seperti ini, lapor saja ke bagian keamanan atau guru piket.” Alina nyaris tak mempercayai telinganya. Dengan sedikit ragu, ia mengangguk. “Baik, Pak. Terima kasih.” Dr. Gustav mengangguk. “Baik, kamu boleh kembali ke kelas.” Alina mengangguk sekali lagi, tersenyum kecil, lalu berbalik menuju pintu dengan hati-hati. Ternyata Dr. Gustav tidak sekeras yang dia kira—mungkin. Tapi satu hal yang jelas, ini pertama kalinya ia merasa selamat dari teguran kepala sekolah. Saat Alina sudah hampir mencapai pintu, Dr. Gustav memanggilnya kembali. "Alina, s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Atlet Sekolah Menyebalkan Jadi Suamiku    Obrolan dengan Dua Murid Lama

    Darren melambaikan tangan sebelum berbalik dan berjalan menuju lorong di arah yang berlawanan. Alina menyaksikannya pergi, menguatkan dirinya dengan sebuah senyuman kecil. Dia nggak bisa bergantung pada Darren untuk jadi pelindungnya sepanjang tahun ajaran ini. Langkahnya berasa lebih berat ketika dia mulai memperhatikan tatapan-tatapan itu—lebih mencolok sekarang karena dia sendirian, tanpa Darren sebagai tamengnya. Bisikan dari dua murid perempuan terdengar di belakangnya, pelan tetapi cukup tajam untuk bikin telinganya berdenging. "Gue denger dia cuma di sini karena memeras Direktur," bisik seorang gadis dengan nada penuh racun. "Ya, siapa lagi yang bisa dapetin beasiswa kayak gitu?" balas temannya, suaranya dipenuhi tawa sinis. "Dia rela ngelakuin apa aja demi tetap di sini. Dasar licik." Alina menegakkan bahu, berusaha nggak terpengaruh. Dia udah dengar desas-desus itu sebelumnya—semua tuduhan nggak berdasar yang dilemparkan untuk menjatuhkannya. Tapi dia nggak akan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Atlet Sekolah Menyebalkan Jadi Suamiku    Menghindar Dari Serangkaian Penghinaan

    Alina, yang berusaha terlihat nggak peduli, cuma mendengarkan sambil menunduk ke buku catatannya. Jantungnya berdetak sedikit lebih cepat. 'Ya jelas lah nggak nggak datang latihan. Dua hari lalu, dia menikahi gue secara diam-diam.' Alina ingin menampar dirinya sendiri karena pikiran itu. Nggak ada yang bisa tahu, terutama orang tua Arion, apalagi dua anak laki-laki ini. Cuma kakek Arion dan kerabat dekatnya yang tahu. Juga Daniel... lebih tepatnya. Luther menatap Valerian dengan alis terangkat. "Menurut lo dia ke mana?" Valerian mengangkat bahu, "Mungkin dia punya pacar rahasia. Maksud gue, itu ngejelasin kenapa dia nggak pernah cerita soal kehidupan pribadinya lagi ke gue." Alina tersentak sedikit, tapi buru-buru menutupi reaksinya dengan membalik halaman buku catatannya. Luther memperhatikan gerak-geriknya, meskipun dia nggak ngomong apa-apa. "Apa mungkin dia sakit. Tapi, yah, itu emang aneh. Apalagi buat Arion." Valerian menoleh ke Alina ia baru menyadari keberad

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Atlet Sekolah Menyebalkan Jadi Suamiku    Jebakan dan Tatapan yang Menghukum

    Clarissa memulai, suaranya manis tapi penuh sindiran, menggema di kelas yang sunyi. “Alina Sari Mentari,” katanya dengan nada yang super dramatis. Semua mata langsung fokus ke arah Clarissa, dan Alina bisa ngerasain tatapan mereka yang kepo banget, nungguin drama yang bakal dia ceritain. Dalam kondisi lain, mungkin Alina bakal ngerasa sakit hati. Tapi sekarang? Nggak. Setelah semua yang dia lewatin, hinaan dan omongan miring kayak gini udah jadi makanan sehari-hari. “Alina itu, bener-bener gadis paling… kasihan, ya, nggak sih?” suara Clarissa nyerempet sinis. “Kalian tahu, dia tuh sering tidur sama cowok-cowok dewasa.” Clarissa ketawa kecil, diikuti tawa temen-temennya yang duduk di sekelilingnya. “Oh, terus lo pada tahu nggak, siapa yang sempet ngancem bokap gue biar bisa sekolah di sini? Tentu aja, Alina.” Tatapan Clarissa berubah jadi penuh ejekan, matanya menatap Alina dari atas sampai bawah. “Siapa juga yang mau pelihara cewek miskin dan jelek kayak gitu? Malu-maluin ban

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • Atlet Sekolah Menyebalkan Jadi Suamiku    Wawancara dan Permainan Peran

    Alina nggak habis pikir, aneh banget ketemu sama orang yang katanya pernah ‘tidur’ bareng, dan sekarang duduk santai di samping anaknya. Alina sempat melirik Clarissa, mencoba menahan rasa nggak nyaman yang muncul. 'Apa mungkin Clarissa ngira gue ini ibunya?' pikirnya, sambil menahan kesal. “Selamat siang, Pak,” ucap Alina sambil sedikit membungkuk sopan, berusaha menjaga nada suaranya tetap netral. Direktur Eric menoleh, wajahnya langsung kelihatan sumringah begitu lihat Alina. “Alina... akhirnya kita ketemu lagi. Dan… siapa ini?” Darren, yang dari tadi berdiri di sebelah Alina, langsung nyodorin tangan dengan ramah. “Darren, Pak. Terima kasih banget atas beasiswa sepakbola yang saya dapat. Saya sama beberapa teman lainnya sekarang bisa masuk sekolah HIA ini.” Direktur Eric menjabat tangan Darren sambil tetap tersenyum lebar. “Bagus sekali. Tapi, Darren, bisa tunggu sebentar di sebelah sana? Media nasional HorizoNews bakal mulai wawancara sebentar lagi sama Clarissa, Ar

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • Atlet Sekolah Menyebalkan Jadi Suamiku    Hari Yang Penuh Cobaan

    "Alina..." Alina terhenyak dari lamunannya ketika suara Direktur Eric memanggil namanya. Ia mendongak, mendapati pria itu berdiri nggak jauh darinya, ditemani oleh Arion dan Clarissa. Suasana di ruangan itu mendadak terasa lebih berat. Direktur Eric baru saja menyelesaikan pembayaran uang sekolah Alina, termasuk beberapa perlengkapan lainnya. “Baiklah, mari kita selesaikan ini,” ujar Direktur dengan nada ramah, sambil memberikan senyum tipis. Dia merangkul bahu Alina dan mengarahkannya ke bagian administrasi. “Besok kamu masih harus sekolah, jadi pulanglah dan istirahat.” Istirahat. Kata itu menggoda, namun kenyataannya bakal jauh dari itu. Malam-malamnya di rumah bersama teman-temannya jarang tenang. Meskipun begitu, dia tetap memaksakan senyum, ingin secepat mungkin keluar dari situasi ini. Dengan pernikahan rahasia yang nggak diinginkannya bersama Arion, ditambah kebencian yang jelas dari Clarissa, Alina berharap nggak perlu banyak berinteraksi dengan mereka di sekolah es

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Atlet Sekolah Menyebalkan Jadi Suamiku    Siang Itu Bersama Darren

    "Gue... ingin bantu mendobrak pintu saat itu. Luther bilang lo terkunci di dalam sama Clarissa dan grupnya," jelasnya, tampak sedikit menyesal. Alina terkejut, tangannya secara refleks menutupi wajahnya. Ia merasa sedikit malu atas seluruh kejadian itu. "Jadi, Valerian dan Luther tahu?" tanyanya, matanya sedikit melebar, mencoba memahami lebih jauh. "Oh, jadi kalian udah kenalan?" Darren menyeringai, seolah mencoba meringankan suasana. "Jangan khawatir, mereka nggak terlalu suka ribut-ribut. Kecuali Valerian, yah... Lo tahu dia kan. Suka bergosip." "Tapi lo beneran nggak apa-apa kan?" katanya dengan nada serius. Tangannya bergerak cepat, mencari tanda-tanda luka atau kejanggalan lain. Alina sedikit terkejut dengan perhatian Darren yang lebih dari sekadar teman. Dia merasa nggak nyaman tapi juga dihargai. "Darren, nggak ada apa-apa," ujarnya cepat, mencoba menenangkan, meskipun nada suaranya sedikit terburu-buru. "Gue baik-baik saja." Darren mengerutkan kening, tidak sep

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Atlet Sekolah Menyebalkan Jadi Suamiku    Diantar Pulang Sampai Rumah

    "Gue bisa bayangin rasanya kehilangan orang tua. Berat banget, pasti. Gue bahkan nggak sanggup ngebayanginnya. Terus lo harus ke sini… masuk sekolah elit, jadi sorotan kamera, terus Clarissa lagi. Gue tahu itu pasti bikin semuanya makin ribet buat lo. Gue nggak seharusnya jadi cowok nyebelin yang malah bikin lo kesel di tengah semua ini." Alina senyum kecil, berusaha bikin suasana lebih santai. "Lo nggak bikin gue kesel, kok." Dia pura-pura lihat sekeliling. "Lagipula, gue nggak lihat siapa pun yang datang buat bikin gue tambah kesel." "Semoga aja nggak ada. Kalau ada, suasananya bakal makin awkward dari sekarang." Alina terkekeh kecil. Sebagian rasa berat di pundaknya perlahan menghilang. "Tapi serius," Darren lanjut, nurunin tangannya ke samping. "Gue cuma mau lo tahu, gue nggak ada niat jahat. Gue malah seneng bisa ketemu lo di sini. Menurut gue, lo itu menarik, lucu, dan..." Darren mendadak berhenti, nyadar kalau omongannya mulai kedengeran aneh. Dia ketawa gugup. "E

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19

Bab terbaru

  • Atlet Sekolah Menyebalkan Jadi Suamiku    Resmi Jadi Milik Arion

    enin pagi datang, dan Alina masih melayang di awang-awang karena cinta. Sisa liburan mereka habis di rumah kota—nonton film bareng, makan enak, dan ya… ngelakuin hal-hal yang cuma bisa mereka lakuin berdua. Ketika Daniel mengabarkan kalau lamaran kuliahnya ke Universitas Nasional udah di-acc, Alina cuma bisa senyum setengah hati. Dia seneng, tapi juga takut. Rasanya dia belum siap ninggalin “dunia kecil” yang dia punya sama Arion sekarang. Tapi ya namanya juga hidup, kenyataan pasti datang dan menghampiri. Untungnya, mereka sekarang udah nggak perlu ngumpet-ngumpet di sekolah. Mereka jalan bareng, gandengan tangan, dan duduk bareng di kelas. Biasanya Arion duduk di belakang, tapi sekarang dia pindah duduk di sebelah Alina. Valerian yang awalnya duduk di situ, akhirnya ngalah juga. Arion narik Alina biar makin deket dan langsung nyium dia di depan murid lain. Bukan ciuman biasa—yang ini dalem banget sampe bikin lutut Alina lemas dan harus pegangan ke Arion biar nggak ambruk. “Eh,

  • Atlet Sekolah Menyebalkan Jadi Suamiku    Temaram Sungai dan Tenggelam Dalam Cinta

    Direktur Eric. Tatapan pria itu melunak saat menatap tangan Arion dan Alina yang saling menggenggam. Alina mendongak ke belakang, tak menyangka reaksi seperti itu dari ayah Clarissa sendiri. Arion menariknya keluar rumah. Saat pintu tertutup, Alina menarik napas dalam-dalam. “Arion, mungkin kita harus kembali masuk...” “Nggak mungkin,” jawab Arion, menarik Alina ke pelukannya. “Gue cuma butuh lo. Bersama lo adalah tempat yang paling pas buat gue. Gue laper. Yuk, kita cari makan malam yang kayak biasa lo dan nyokap lo masak.” Dada Alina terasa sesak, bukan karena takut, tapi karena emosi yang numpuk. Sejak orang tuanya meninggal, hari-hari libur selalu bikin dia cemas. Dia pengen nginget masa lalu, tapi rasanya nyakitin banget. Tapi bersama Arion, dia ngerasa... bisa. Bisa ngelewatin semuanya. Pikiran buat makan makanan kayak masakan nyokapnya bikin dia ngangguk semangat. “Emangnya ada tempat yang jual makanan gitu di sini?” Arion ketawa. “Ada aja, kok. Cuma bokap-nyokap gue

  • Atlet Sekolah Menyebalkan Jadi Suamiku    Ciuman di Tengah Kekacauan

    Alina melangkah mendekat, meletakkan tangannya di dada Arion. "Gue harus pergi.." Arion mendongak, wajahnya penuh keterkejutan. "Tapi kata Kakek, lo harus tetap di sini." "Lo serius sekarang? Lo benar-benar mau gue disini?" Alina menarik napas dalam, berusaha menenangkan debaran jantungnya yang tak terkendali. "Tapi… mereka ayah dan ibu lo Arion. Lo harus nurutin apa kata mereka," ujarnya lirih. "Kalau saja kedua orang tua gue masih hidup… gue akan melakukan apa pun demi bisa menghabiskan satu liburan lagi bersama mereka." Tidakkah Arion menyadari betapa berharganya keberadaan seorang ayah, walau tak sempurna? Arion tersenyum getir. "Dia nggak pernah bertingkah seperti ayah gue. Ibu tiri gue dan saudara perempuan gue juga nggak pernah benar-benar nganggep gue bagian dari keluarga. Semuanya cuma soal kontrol dan citra di depan publik. Gue nggak akan tinggal disini." Ia mengecup puncak kepala Alina dengan lembut. "Tapi makasih ya… karena udah peduli. Ayo, kita

  • Atlet Sekolah Menyebalkan Jadi Suamiku    Ketika Cinta Harus Dipertahankan

    'Suara itu… suara Kakek…' Semua kepala menoleh ke arah pintu aula yang terbuka perlahan. Di sanalah, Kakek Hadi muncul, duduk di kursi roda, didorong oleh Daniel. “Aku yang menikahkan mereka,” kata Kakek Hadi lantang. Suaranya bergetar, tapi tegas. “Arion dan Alina… sudah sah sebagai suami istri di bawah saksi hukum dan agama.” Keheningan memekakkan telinga. Nyonya Mahendra memegang dada dengan mulut terbuka lebar, “Apa… maksud Ayah?” Nyonya Wijaya yang berdiri di samping suaminya, terbatuk kaget, lalu menatap Alina dari atas ke bawah seolah tak percaya. Dia mengerutkan kening dalam-dalam, seakan berita itu menampar harga dirinya. Clarissa melangkah maju, matanya menyipit penuh kebencian, tapi dengan senyum mengejek di sudut bibir. "Masih berani diem, ya?" "Lo tuh cuma istri gelap Arion, Alina. Dan berani-beraninya 'main’ di villa keluarga Arion. Udah status lo nggak jelas, keluarga Arion juga bahkan nggak ada yang nerima lo. Tapi lo santai aja seolah lo itu siapa."

  • Atlet Sekolah Menyebalkan Jadi Suamiku    Penyelamat Tak Terduga

    Alina gugup setengah mati. Pak Remi udah ngasih tahu kalau Direktur Eric dan keluarganya bakal datang... termasuk Clarissa—orang yang paling nggak dia suka di dunia ini. Tinggal serumah sama keluarga Arion juga bikin Alina serba salah. Satu-satunya waktu yang terasa nggak bikin sesak cuma pas dia lagi berdua sama Arion. Tasha hampir nggak pernah nyapa, tapi itu juga nggak terlalu ngaruh karena dia juga gitu ke Arion. Yang bikin Alina nggak nyaman justru tatapan dari Pak Remi dan istrinya—tatapan yang bilang dengan jelas: 'Anda tidak diterima di sini.' Dan di tengah semua kekakuan itu, Arion malah suka tiba-tiba menyelinap ke kamarnya tiap malam. Alina kesel. Dia tahu, Pak Remi pasti mikir yang macem-macem soal mereka. Padahal, mereka belum ngelakuin apa-apa disini. Pagi itu, Alina turun buat bantu-bantu masak makan malam. Tapi ternyata, dapurnya bukan dapur biasa. Ada koki dan staf segala. Tapi Alina malah disuruh keluar dari dapur. Yah... makin jelas aja siapa yang s

  • Atlet Sekolah Menyebalkan Jadi Suamiku    Terikat oleh Luka, Diuji oleh Takdir

    Alina ingin memeluknya. Ingin bilang kalau dia nggak sendirian. Selama ini, dia pikir Arion cuma hidup di dunia yang penuh dengan kemewahan dan kebebasan. Tapi sekarang, dia sadar kalau hidup cowok itu jauh lebih berantakan daripada yang dia bayangkan. Dan dia benci karena pernah berasumsi sebaliknya. Pak Remi menatap tajam ke arah Arion. “Kamu harus fokus, nak. Sepak bola dan sekolah bakal memastikan kamu punya hidup yang nyaman. Kalau kamu kehilangan konsentrasi bahkan sedetik aja, itu bisa menghancurkan kamu. Kamu nggak punya waktu buat jalanin hubungan yang butuh banyak perhatian. Dan lebih parah lagi, gimana kalau dia hamil?” Arion menggertakkan giginya, kedua tangannya mengepal. “Dia nggak bakal hamil,” bantahnya, nada suaranya tajam. “Kami selalu hati-hati.” Alina ikut angkat bicara. “Terlepas dari apa pun yang Anda pikirin tentang saya, satu hal yang paling nggak saya mau adalah hamil.” Wajahnya menegang saat membayangkan harus membawa seorang anak ke dunia

  • Atlet Sekolah Menyebalkan Jadi Suamiku    Alina Adalah Pilihan yang Tak Direstui

    BRAKK! Pintu kamar terbuka dengan kasar. Arion tetap bersikap santai, sementara Alina tersentak kaget. Jantungnya berdebar kencang, dan ia refleks beringsut menjauh, tapi pegangan Arion di pinggangnya terlalu erat. "Apa-apaan ini, Arion? Kenapa ada dia di kamarmu?" suara Pak Remi terdengar tajam, sorot matanya penuh tekanan. Arion melirik sekilas ke arah ayahnya sebelum menunjuk ke layar TV yang masih menampilkan adegan bersambung. "Aku cuma nonton sama dia. Itu aja. Kalau nggak keberatan, kita mau lanjut," jawabnya santai. Pak Remi semakin kesal, rahangnya mengeras. "Kamu mau bikin masalah apalagi? Clarissa nangis tadi, dia sampai telepon Eric sambil sesenggukan!" Arion menghela napas panjang, lalu meraih remote untuk mematikan TV. "Aku nggak pernah nyuruh dia ngurusin hidupku yah, jadi aku nggak ngerti kenapa ayah malah nyalahin aku." Alina menahan napas. Cara Arion menanggapi ayahnya begitu cuek, seolah ini bukan masalah besar. Padahal, Pak Remi jelas-jelas tidak

  • Atlet Sekolah Menyebalkan Jadi Suamiku    Arion & Alina: Cinta dalam Sembunyi

    Alina menegang. Dia bisa merasakan suasana di ruangan ini berubah drastis—udara jadi lebih berat, dan tatapan Arion menggelap, penuh amarah. "Mulut lo itu," Arion mendekat selangkah, bahunya menegang. "Mau gue bikin diem?" Pria itu hanya menyeringai kecil, ekspresinya sama sekali nggak terpengaruh oleh nada tajam yang keluar dari mulut Arion. "Santai aja kali. Lagian Alina juga kayaknya seneng gue disini... By the way, kok lo balik sama Alina?" "Tch," Arion mendecakkan lidahnya, melepaskan genggaman tangannya dari Alina. "Suka-suka gue mau bawa dia kemana aja." Daniel menyipitkan mata, senyumnya tipis tapi penuh arti. "Kenapa lo bawa dia ke sini?" Dia melipat tangan di dada, menatap Arion dengan penuh minat. "Bukannya dia tinggal bareng Clarissa di villa Direktur Eric?" Alina menahan napas, berharap bisa menghilang saat itu juga. Arion melipat tangan di dada, wajahnya tanpa ekspresi. "Emangnya nggak boleh?" Daniel terkekeh, mengangkat bahu santai. "Boleh-boleh aj

  • Atlet Sekolah Menyebalkan Jadi Suamiku    Pertama Kali Masuk ke Vila Mertua

    Saat Arion menarik dirinya dari Alina, dia hanya melemparkan pandangan tajam ke Clarissa. "Ini cuma awal, Clar. Jangan ganggu hidup kami lagi." Alina, masih terengah-engah, menatap Arion—antara cemas dan bingung, belum sepenuhnya siap untuk apa yang baru saja terjadi. Tapi satu hal yang jelas, dia tahu ini bukanlah akhir dari cerita mereka. Clarissa tertawa sinis, matanya berkilat penuh amarah. "Gila. Ini semua nggak beneran kan?" "Gue nggak peduli apa yang lo pikirin." Arion menghela napas sambil menutup ritsleting koper Alina dengan gerakan cepat, lalu menarik koper itu dan menggulirkannya ke arah pintu. Clarissa masih berdiri di sana, menghalangi jalan. "Apa yang lo pikir lo lakuin?!" "Dia datang ke sini sama gue," lanjut Clarissa, nadanya penuh klaim kepemilikan. Arion menyeringai sinis. "Oh, iya? Kedengerannya lebih kayak lo bawa dia ke sini buat jadi samsak tinju lo." Dia melipat tangan di dada, menatap Clarissa dengan penuh penghinaan. "Dia bakal lebih aman d

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status