Share

DIMP 60

Penulis: LinDaVin
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-25 13:00:50

“Aku ambil tas tasnya dulu,” pamitku kemudian.

“Aku bantu,” ucap Mas Satria sambil mengangkat sepasang alisnya.

“Nggak usah cuma dikit,” ucapku sambil berlalu menyusul Kak Regina yang sudah masuk terlebih dahulu.

Kak Regina sudah mengambilkan lebih dahulu tas tas yang akan aku bawa kerumah sakit, sebuah ransel berisi barang Arya. Tas pakaian berukuran sedang berisi pakaian dan barang-barang mama dan juga sebuah tas selempang berisi barang- barangku. Aku mengambil tas selempang dan ransel dari tangan Kak Regina. Kami berjalan kembali menuju ke luar dan sesampainya di depan pintu Mas Satria mengambil tas dari kak Regina.

“Berangkat dulu, Assalamualaikum,” pamitku kemudian, demikian juga dengan Mas Satria.

Setelah berpamitan aku dan mas Satria langsung berjalan menuju mobil, dua tas Mas Satria letakkan di kursi belakang. Seperti biasa Mas Satria terlebih dahulu membukakan pintu mobilnya untukku. Jam sepuluh lebih sepuluh mobil mulai meningg
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Owoh Lee Lea
ada rasa pelik aku sama satria
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 61

    “Sama,” ucapku menimpali seraya membalas pelukan mas Satria. Semakin rumit dan berliku semakin membuat aku merasa takut, bagaimanapun hati tidak bisa berbohong kalau aku juga benar-benar mencintainya. Ketika kesempatan bersama hadir untuk kedua kalinya aku tak ingin melewatkan begitu saja. Sejauh apa pun jarak pernah memisah raga, tetap saja hati selalu terpaut. Mungkin benar adanya cinta pertama itu nyata ada, aku merasakan perasaan yang sama dan cinta ini tidak berubah pada Mas Satria.“Kita bisa.” Mas Satria melepaskan pelukannya dan kemudian menangkup wajahku dengan kedua telapak tangannya.Wajah kami berhadapan dengan posisi sangat dekat, pandangan kami beradu dalam diam. Sesaat hanya saling pandang dan menikmati sensasi rasa yang hadir di dalam dada. Tidak perle penjelasan ada cinta yang jelas aku dapati di sorot mata Mas Satria. Dan aku yakin dia bisa menangkap perasaan yang sama yang ada dalam hatiku dan terpancar dari sepasang mataku. Tapi, tid

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-25
  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 62

    “Lah … ini nomor Rania, Mas. Bukan nomor-nya Kak Sisil, kalau mas mau aku kirim kontak Kak Sisil selepas ini.” Pantas saja aku seperti mengenal suara itu, ternyata mas Danta yang salah sambung ke nomor ponselku.“Bo … boleh,” jawab Mas Danta kemudian. “Em … eh kamu lagi ngapain?” tanya Mas Danta setelahnya. Mas Satria yang tadinya terdiam menjawil tanganku yang membuatku langsung menoleh ke arahnya, dagu pria itu terangkat seakan bertanya aku sedang bicara dengan siapa.“Aku lagi makan ini, Mas.” Aku menjawab kemudian. Dengan hanya menggerakkan mulut aku memberitahu Mas Satria.“Oh lagi istirahat ya?!” sambung Mas Danta lagi.“Siapa?” tanya Mas Satria sedikit menyuarakan, di tengah pembicaaraanku dengan Mas Danta. Aku hanya mengangguk sembari mengangkat tanganku sebagai isyarat untuk Mas Satria menunggu sebentar.“Iya, Mas.” Aku menjawab singkat pertanyaan Mas Danta sambil terus melihat ke Mas Satria yang menatapku dengan tatapan ingin Taunya.“Ya sudah kalau gitu, maaf jadi ganggu.

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-30
  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 63

    “Iya … iya, Kak Sisil dan Kak Regi biar rehat juga, sekarang kakak yang jaga.” Kembali aku menjawab.Aku membuka ponsel sebentar dan kemudian meletakkannya kembali saat terdengar azan magrib. Setelah membantu Arya untuk bersiap salat Magrib, aku pun segera aku mengambil wudhu untuk salat Magrib juga. Berbait doa aku langitkan, semoga Allah senantiasa memberikan kelancaran dalam setiap urusan. Berdoa untuk semua agar semua selalu baik-baik saja. Untuk sesaat aku masih belum beranjak dari atas sajadah untuk dapat berdzikir lebih lama dari biasanya.“Kak ponselmu.” Suara Arya memecah fokusku, aku hentikan dzikirku dan mencermati suara dengan pendengaranku. Sengaja memang aku menngecilkan volume nada panggil dan hanya mengunakan getar saja. Benar itu suara ponselku, segera aku beranjak kea rah sofa dan melihat ke layar benda pipih tersebut. Ada nama Mas Satrian yang terpampang di layar ponsel, buru-buru aku mengangkatnya.“Assalamualaikum, Sayang.” Aku langsung mengucap salam saat panggil

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-30
  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 64

    Dalam hitungan detik lift sudah berada di lantai satu, aku dan Mas Danta langsung melangkah keluar sesaat setelah pintu lift terbuka. Aku berjalan mengikuti Mas Danta yang berjalan ke arah kiri, kalau ke kanan kami akan ke lobby rumah sakit. Mas Danta menunjuk dengan dagunya ke sebuah tempat, sebuah area terbuka dan terlihat ada beberapa stan di sana. Meja berwarna kuning berjajar di depan stan- stan tersebut. “Oh itu,” tunjukku kemudian.“Yang di sana.” Mas Danta menunjuk lebih jauh, baru terlihat sebuah café yang berada di samping stan- stan tersebut. Dengan tangan kanan Mas Danta mendorong pintu kaca berwarna gelap itu, di dalam nya terlihat sebuah ruangan yang lumayan luas. Ada set meja berwarna coklat yang berjajar rapi dan sebuah meja konter kafe bar berukuran sedang di ujung ruangan. Pencahayaan sedikit remang-remang yang berasal dari beberapa lampu hias yang mengantung. Di beberapa meja terlihat beberapa orang duduk, ada yang berpasangan, sendirian, dan ada yang penuh empa

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-30
  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 65

    “Permisi silahkan pesanannya.” Obrolanku dengan Mas Danta terjeda oleh kedatangan pelayan yang membawakan makanan dan minuman yang tadi aku pesan.Pelayan pria itu menurunkan dua cangkir coffe latte, seporsi kentang goreng lengkap dengan saos yang disajikan di wadah kecil. Ada saus sambal dan saus mayones yang di tempatkan di dua buah wadah kecil yang berbeda. Satu porsi waffle juga disajikan denga saus coklat sebagai topingnya. “Sudah lengkap semua ya, terima kasih dan selamat menikmati.” Aku dan Mas Danta amengangguk dan tersenyum secara bersamaan.“Makasih, Mas,” ucapku sebelum pelayan itu beranjak yang disambut dengan kalimat ‘sama-sama, permisi’.Aku menarik mendekat cangkir yang berisi minuman hangat yang berada di depanku, aroma harumnya menguar terhidu oleh indra penciumanku. Cangkir berwarna putih itu diletakkan diatas sebuah tatakan kecil berwarna serupa, di samping cangkir ada sendok kecil dan satu saset gula. Mas Danta juga terlihat menggeser mendekat cangkir yang beri

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 66

    Ada apa dengan Mas Satria? kenapa sering sekali membuatku merasa kesal, atau perasaanku saja yang sedang tidak nyaman, tapi, tidak lah. Aku merasa kalau aku baik-baik saja dan sedang tidak memiliki masalah apapun sebelum ini. Fix, semua ini memang karena ulah Mas Satria yang sulit untuk dihubunggi. Dari tadi menelponnya tidak ada respon, saat tersambung sama juga dia berada di panggilan lain dan kenapa itu lama sekali nelponnya. Sedang bicara dengan siapa pria itu, ap aini ada hubungannya dengan Aleya lagi?Pikiranku jadi kemana-mana saat aku mencoba kembali menghubunggi Mas Satria dan dia masih berada di panggilan lain. Aku meletakkan kembali ponsel di atas meja dan menarik gelas minumanku yang masih tersisa meski sudah dingin. Sebelum minum aku mencoba menarik napas dan mengembuskannya berlahan untuk menguranggi tekanan emosi di dalam dadaku. Setidaknya bisa sedikit rileks meski masih saja diriku diselimuti rasa kesal yang teramat sangat.‘Drrrtt … drrt

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 67

    Langkahku gontai menyusuri lorong yang tidak terlalu panjang untuk menuju ke kamar tempat Arya di rawat. Semua hal yang terjadi membuat hatiku begitu lelah, atau hanya aku saja yang merasa egois atas perasaanku. Mas Satria sedang berbuat baik mengurus keluarga Aleya, tapi, aku tidak suka. Mungkin aku yang keterlaluan sebagai manusia, hanya saja aku tidak bisa membohonggi perasaanku sendiri.“Kak,” panggil Arya saat aku masuk ke dalam kamar.“Iya, kenapa?” tanyaku kemudian pada adik bungsuku itu.“Livy tadi ….” Arya seoperti sengaja tidak meneruskan kalimatnya.“Iya, Kakak ketemu mereka di bawah.” Aku menjawab sambil mendekat ke arah Arya.“Mas Satria?” tanya Arya kemudian.“Huum … dia ngurusin itu,” jelasku kemudian. Arya hanya mengangguk pelan dan tidak bicara apa- apa lagi setelahnya. “Kamu rehat, sudah malam.” Aku membetulkan selimut yang berada di ujung kaki Arya.“Kakak juga,” ucap

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 68

    Selepas beristirahat siang aku mulai melanjutkan aktifitasku seperti biasa, berkutat dengan pekerjaan. Beberapa laporan menunggu bergiliran untuk aku kerjakan, kembali fokus pada pekerjaan akan mengalihkan pikiranku dari segala hal yang merisaukan, itu harapanku. Apalagi dengan batas waktu yang diberikan membuatku harus cepat -cepat menyelesaikan setiap laporannya.“Aku tadi kirim data ke WA kamu, tolong buatin proposalnya yah.” Fokusku teralihkan pada sosok yang baru datang. Roni sudah berdiri di depan mejaku, saking fokusnya pada layar monitor aku sampai tidak mengetahui kedatangannya.“Entertaint?” tanyaku sambil meraih ponsel yang aku letakkan di samping printer.“He em, eh ini buat kamu.” Roni menjawab sambil menyerahkan minuman dingin dengan gelas plastik berukuran jumbo.“Buat aku? Makasih … tau aja lagi pengen yang manis-manis.” Aku tersenyum dan mengambil alih minuman dari tangan Roni.“Pak Agus nggak ada, ya?” tanya Roni lagi s

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16

Bab terbaru

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   Xtra 15

    “Mama? kalau mama nyerahin sepenuhnya sama aku. Intinya yang penting aku bisa bahagia dan yang aku pilih juga harus pria baik-baik. Mama tidak netapin kriteria tertentu yang harus gimana-gimana gitu,” jelas AlethaSebuah kabar baik tentunya buat aku saat tidak ada kendalq baik di keluargaku maupun keluarga Aletha. Besar harapan niat baik ini akan berjalam sesuai dengan harapan.“ Mmm ... Apa siang nanti bisa keluar,? aku jemput. Setidaknya kita butuh bicara lagi untuk membahas lebih banyak hal tentang hal ini.”Ini sebuah hal yang perlu pembahasan lebih dalam karena kami akan melangkah ke jenjang yang serius. Akan banyak orang pula yang dilibatkan nantinya teritama keluarga. Perlu juga membangun komitmen lebih jauh antara aku dan Aletha.“Bisa, nggak usah dijemput, sekalian nanti aku ada keperluan keluar jadi Om mau ketemuan dimana?” tanya Aletha.“Di mana?” tanyaku membalikkan pertanyaan karena aku tidak terlalu tahu kafe-kafe

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   Xtra 14

    "Menikah?” tanya ibu kemudian.“Iya,” jawabku sambil mengangguk.“Rania?” tanya Ibu ragu.“Bukan, Dia sudah bahagia dengan kehidupannya. Mungkin sekarang waktunya aku untuk bisa menata kembali kehidupanku. Ibu pernah meminta aku untuk kembali mendapatkan hati Rania karena dia tidak tahu kalau Rania sudah menikah. Aku mengatakan pada Ibu kalau Rania sudah menikah dengan pria lain dan hal itu membuat Ibu merasa semakin bersalah padaku dan juga Rania.“Kamu yakin bisa mencintai perempuan lain?” tanya Ibu kemudian. Sebuah pertanyaan yang wajar karena Ibu tahu aku sangat mencintai Rania dan betapa terpuruknya aku karena patah hati.“Aku harus bisa meski semua membutuhkan waktu. Rania … sampai saat ini aku masih mencintainya, tetapi, aku juga harus melanjutkan kehidupanku. Dia juga sudah bahagia dengan kehidupannya dan tidak seharusnya aku masih berharap untuk dapat bersamanya.”Aku lega melihat Rania bahagia dengan

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   Xtra 13

    “Kamu serius?” tanyaku yang sedikit merasa kaget dengan pertanyaan Aletha. “Nggak,” jawab gadis itu enteng. “Ya seriuslah, Om.”“Beneran?” tanyaku lagi, padahal aku yang membuat pembicaraan ini dan aku sendiri pula yang masih merasa belum percaya.“Iya, ada beberapa point yang aku sepakat dengan pemikiran, Om. Karena dunia akan tetap berjalan bagaimanapun keadaan kita. Tidak akan ada yang peduli pada diri kita selain diri kita sendiri dan hidup juga sebuah pilihan bukan? apakah kita akan tetap berdiam membenamkan diri dalam kesakitan atau kita mulai berusaha membebaskan diri dari sebuah belenggu luka.” Aletha terlihat serius dengan bicaranya.“Sebuah hal baik katanya harus disegerakan, setidaknya untuk menghindari fitnah dan membuang waktu hanya untuk sekedar pengenalan. Setidaknya kita memiliki niat yang sama, sama-sama ingin lepas dari masa lalu dan melangkah ke depan untuk kehidupan baru. Aku berharap ini sebuah keputusan yang tepat dan aku ha

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   Xtra 12

    “Nggak suka becandanya, bisa bahas hal lainnya.” Raut wajah Aletha berubah.Wajar saja dia berpikir demikian sedangkan kami memang belum lama saling mengenal, apalagi aku selalu bersikap ketus padanya selama ini. Aku juga belum yakin denga napa yang aku katakana, tetapi, ada sebuah dorongan yang tidak aku mengerti untuk aku mengatakan hal ini padanya. Aku merasa tidak ada yang buruk dengan pemikiran dari Pak Agus meski aku tidak tahu dia sedang serius atau hanya mencandaiku.Kami sama-sama terluka oleh masa lalu dan kami butuh seseorang untuk saling menguatkan. Tetapi, aku tidak yakin juga apa dia bisa menerimaku. Tetapi, akan lebih baik aku ungkapkan apa yang menjadi keinginanku masalah diterima atau ditolak itu urusan nanti. Setidaknya aku sudah berusaha keluar dari kubangan nestapa masa lalu yang selalu membayangi perjalanan hidupku. “Aku serius,” jawabku kemudian.“Tapi kenapa?” tanya Aletha, kedua tangannya mengenggam gelas minumnya dengan p

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   xtra 11

    Aku belum menjawab pertanyaan Aletha saat terdengar suara panggilan di ponselnya.“Assalamualaikum, Ma.” Terdengar gadis itu mengucapkan salam kepada penelepon yang dipanggilnya dengan sebutan Ma. Mungkin itu telepon dari mamanya.“Iya ditutup nggak bisa lewat, ini aku sama teman pulangnya.” Aku memelankan laju mobilku mengikuti pergerakan kendaraan lainnya yang juga merayap dan mengambil ke arah lurus kanan.“Belakang di tutup juga? Berarti semua di tutup kalau begitu. Ya sudah deh mah, aku nunggu sampai kelar. Paling jam sebelasan ya? Ya sudah nanti aku kabari lagi. Assalamualaikum.” Aletha mengakhiri panggilan dan kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas.“Kadang jalur belakang yang lewat kampung bisa, tapi, kata mama ditutup juga.” Aletha menoleh ke arahku.Rumah kami memang beda kompleks, tapi, arah kami sama saja. Aku juga tidak bisa pulang kalau jalan itu ditutup karena itu akses jalan utama untuk aku sampai di

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   Xtra 10

    pov SatriaDari sebelum berangkat tadi sebenarnya aku sudah mempersiapkan diri, bagaimanapun kemungkinan bertemu dengan Rania pasti lebih besar mengingat dia bekerja di sini. Akan tetapi, tetap saja ada rasa perih yang menyeruak dalam hatiku. Entah mengapa sulit sekali untuk menghempas rasa yang sudah tidak ada artinya ini. Rania terlihat bahagia dengan kehidupannya yang sekarang, harusnya aku ikut bahagia melihatnya. Hanya saja itu tidak semudah seperti harapanku, aku terluka dengan rasaku sendiri.Waktu terasa panjang malam ini dan aku hanya banyak berdiam sambil menunggu acara makan malam selesai. Sesekali tersenyum atau menimpali satu dua patah kata saja atas obrolan yang terjadi selama acara mala mini. Aku sama sekali tidak bisa menikmati baik makanan maupun suasana di tengah atmosfer yang membuat hatiku kacau. “Om sakit?” tanya Aletha yang berada di dekatku.“Kenapa?” tanyaku kemudian sambil menoleh ke arah gadis itu.“Enggak, kok diam saja dari tadi. Ya, biasanya sih memang di

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   xtra 9

    Rania POV•••“Rania.”Suara panggilan membuatku menoleh mencari sumber suara, senyumku langsung terkembang saat melihat sosok yang cukup aku kenal. Namanya Titan, dia teman sewaktu aku bekerja di kantor dulu. Hanya saja sewaktu aku keluar dia sedang ditempatkan di RO Batu seingetku. Aku langsung melangkah mendekati Titan yang terlihat datang bersama tetan-temannya itu.“Hai, apa kabar?” sapaku kemudian dengan mengulurkan tangan untuk bersalaman.“Baik, kamu kerja disini?” tanya pria dengan kulit sawo matang itu.“Huum aku kerja di sini,” jawabku sembari mengangguk dan tersenyum. Tangan kananku berganti menyalami semua teman Titan yang berdiri di sampingnya.“Padahal aku sering kesini, kok nggak pernah ketemu ya?” “Oh, yah. Padahal aku biasa juga keluar-keluar ruangan buat cek,” balasku kemudian. “Oh yah … silahkan, mau di sini atau mau di rooftop?” “Nggak kuat angin di sana saja.” Titan menunjuk sudut rua

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   Xtra 8

    ** Aletha tidak segera menimpali ucapanku sehingga aku menekan tangannya yang tengah aku pegang. Terlihat ketiga orang di depanku itu masih melihat ke arahku dengan tatapan tidak percaya atau curiga entah. Yang jelas bukan tatapan dan ekspresi yang enak untuk dilihat. “I-Iya, tapi, untuk apa ini tidak ada hubungannya dengan mereka, bukan? Tapi, ya sudah berhubung bertemu di sini sekalian saja ini Mas Satria calon suamiku.” Aletha melihatku dengan senyum sedikit canggung. “Bulan depan kami akan menikah,” imbuh Aletha yang membuat aku sedikit kaget juga, mendengar kata pernikahan entah kenapa rasanya tidak enak. “Iya kan, Sayang?!” Aletha sedikit memiringkan kepala melihat ke arahku masih dengan senyum yang sekarang lebih natural. “Apa kita perlu mengundang mereka?” tanya Aletha lagi dan dia sudah mulai masuk dalam perannya dengan cukup baik. Ini hanya sandiwara dan aku yang memulai,

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   Xtra 7

    xtra 7“Ya sudah, ngapain masih disini. Jalan ke atas,” ucapku lagi saat mendapati gadis itu belum beranjak.“Itu punya saya kan?” Aletha menunjuk Name Tag yang tadi aku keluarkan dari saku kemeja.“Iya,” jawabku sambil mengulurkan name tag yang aku bawa dan langsung diraih oleh Aletha. “Lain kali jangan sembarangan taruh, masih muda sudah pikun.”“Iya,” jawab Aletha kemudian memutar sedikit tubuhnya akan beranjak. “Terima kasih,” ucapnya lagi kemudian berjalan cepat meninggalkan aku yang masih berdiri di tempat yang sama.Aku bergegas mengayun langkah mengikuti Aletha yang sudah berjalan terlebih dahulu. Satu jam lagi acara akan dimulai aku harus memastikan semua sudah dipersiapkan dengan baik. Setelah menaiki tangga eskalator aku tiba di tempat acara. Kursi dengan cover kuning dan putih terlihat berjajar rapi, sebuah panggung berukuran sedang juga sudah di dekorasi dengan beberapa ornamen hiasan. Banner yang didominasi warna kuning menj

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status