Share

Keping 44a

Aku memandangnya, sedikit takut. Terasa gemetar. Ia seperti merunduk, jemarinya memainkan rambutku. Punggungku terasa dingin, badan kulkas ini begitu dingin. Mungkin karena pendingin ruangan yang seperti disetel rendah.

Aku waspada, dan melihat celah, aku merunduk dan melewati merendahkan kepalaku dari tangan Biru. Lepas begitu saja, seperti kuda buruan yang tunggang langgang. Aku mendengar tawanya di kejauhan. Tawanya masih terasa merdu.

Kakiku memantul-mantul seperti bola bekel. Aku seperti mengelili playground. Tempat bermain ini adalah miliknya. Tempat aku memandang dengan takjub ke sekeliling jendela besar-besar, yang terlihat begitu dekat dengan langit yang berkilauan bintang. Ada kerlip-kerlip lampu metropolis di sana. Ada kilau yang sempurna. Warna-warni.

Aku menoleh, dan aku memasuki ruang kerjanya. Bagus benar, jika kakiku tidak lepas dari sepatu berhak setinggi langit itu. terasa lincah, ya kan?

Aku tertegun, dari kelokan ke bagian dinding lainnya.

Kubuka pintu kaca hi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status