Home / Romansa / Asmara di Atas Ranjang / Sepenggal Kisah dari Masa Lalu

Share

Sepenggal Kisah dari Masa Lalu

Author: 9inestories
last update Last Updated: 2025-04-05 20:28:05

Elizabeth menonton pewartaan itu dengan sorot nanar. Kedua matanya telah sembab oleh airmata, suaranya serak, hidungnya memerah. Meskipun begitu, ia masih saja menangis. Sedangkan kondisi kamar hotelnya nyaris tak berbentuk. Tisu berserakan di lantai, potato chips berhamburan di ranjang dengan lima botol coke yang telah kosong tersebar di sudut-sudut kamar. Satu koper besar terbuka dan dibiarkan tergeletak begitu saja.

Suara televisi menggema di ruangan, menayangkan sebuah prosesi sakral pernikahan tradisional Jawa. Elizabeth semakin meremas undangan yang tergenggam di tangan saat sesi ijab qobul dimulai.

"Saya terima nikahnya, Rengganis binti Cahyadi dengan mahar seperangkat alat sholat dan sejumlah uang dibayar tunai!"

"Para saksi, bagaimana? Sah?"

Gemuruh sorak bahagia pun menggema. Wajah-wajah mereka begitu sumringah. Turut merestui penyatuan sejoli dalam satu ikatan suci.

Elizabeth memakukan pandangan pada sang suami, pria itu menyentuh dagu Rengganis dan menciumnya mesra. Elizab
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
9inestories
Note: untuk readers, saya mohon maaf ... ada 3 bab yg msh dlm tahap review karena saya mengirim pembaruan, terutama bab berjudul Rahasia Wiwid. Jadi, saya harap kalian kembali membacanya ulang nanti jika bab sdh lolos peninjauan, ini dikarenakan isinya cukup berbeda dari bab yg sdh terkirim awal.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Asmara di Atas Ranjang   Si Kecil Daniyah

    Jemari mungilnya bergerak lincah di atas kertas berukuran 148 × 210 mm, selembar kertas tebal A5 yang separuhnya telah terisi. Mulutnya bersenandung nada-nada tak beraturan, kepalanya manggut-manggut seolah menikmati nada sumbang gumamannya sendiri. Akan tetapi kedua hazelnya awas mengamati gerak jari telunjuk dan jempol yang menjepit sebuah crayon kuning, menggerakkannya untuk membentuk garis melingkar sebelum mewarnainya penuh."Wah, bagus sekali Dani!" Gadis mungil itu menoleh, senyumnya terkembang karena sebuah pujian. Siapa sih yang tidak senang dipuji?"Persis seperti gambar Papa, pintar kamu, Sayang!" lanjutnya memuji sembari membelai surai kecoklatan milik si gadis.Wanita muda itu kemudian meletakan segelas jus jeruk di sisi kanan Daniyah -karena Daniyah duduk beralaskan karpet bulu di ruang anak yang berbatasan langsung dengan ruang tamu. "Ayo diminum dulu, ada cookies untukmu.""Terima kasih, Hana. Aku akan mencuci tangan dahulu." Daniyah meletakan crayon kuningnya, ia berd

    Last Updated : 2025-04-06
  • Asmara di Atas Ranjang   Tante dan Keponakan

    Aya mengamati bagaimana adiknya membujuk Elizabeth untuk makan, gesture yang ia tunjukan mengatakan betapa besar rasa cintanya pada wanita cantik itu. Aya juga membacanya dari perlakuan Wiwid terhadap Rengganis. Jadi, ia menarik kesimpulan jika sang adik sama-sama mencintai kedua istrinya."Aku tak menyangka kau mengikuti Sunnah Rasul," desah Aya. Airmatanya menetes, ia seolah ditampar oleh kenyataan akan perbuatan zina yang ia jalani.Cinta ternyata mempunyai dua sisi koin. Dalam gelap, ia merupakan iblis terkejam yang mampu menjerumuskan manusia pada lembah dosa. Dalam terang, apabila mampu mempergunakan cahayanya untuk menyusuri jalan kebaikan, cinta sanggup menyelamatkanmu. Pernikahannya dengan Beau Prince adalah pernikahan beda agama, Aya tidak terlalu mempermasalahkannya karena itu merupakan nikah kontrak dengan syarat ketat. Terbatas oleh waktu dan dilarang melibatkan hubungan ranjang. Setidaknya, dua poin utama itulah yang tercantum dalam perjanjian kontrak di awal, sebelum ke

    Last Updated : 2025-04-07
  • Asmara di Atas Ranjang   Ipar

    Daniyah tertidur diiringi storytelling dadakan dari Aya mengenai si kucing Oren -setelah ia lelah menangis. Aya menceritakan kisah tragedi, alih-alih kisah bahagia sehingga membuat dirinya diomeli oleh sang adik."Biarkan dia mengenal pahitnya dunia sejak dini!""Mbak, dia belum genap empat tahun, di usia segitu apapun yang kau ajarkan pasti akan membekas. Dan aku tidak mau putriku mempunyai trauma buruk.""Oh, astaga! Kau terlalu membesarkan masalah kecil ini. Ini sebagai pembelajaran agar Dani belajar merawat Rara dengan baik.""Tapi, bisakan diakhiri dengan happy ending?""Keracunan bagi kucing adalah hal mematikan. Itu berlangsung sangat cepat, tidak lebih dari seperempat hari. Bahkan di beberapa kasus, kucing bisa mati dalam hitungan 2 jam jika racun tertelan dalam jumlah banyak. Kau ingin menyodorkan harapan palsu pada putrimu?""Aish! Kau sungguh menyebalkan!"Oren Little pernah menjadi milik Aya dan Wiwid, kisah sedih yang membekas karena kehilangan si pandai nan cerewet. Kuci

    Last Updated : 2025-04-08
  • Asmara di Atas Ranjang   Aya Raya

    Liam membelai punggung telanjang yang tertelungkup itu. Ia menindih tubuh bagian bawah sang kekasih dengan menggerakkan pinggulnya dalam tempo sedang. Si wanita menoleh, kedua alisnya menyatu menyiratkan ketidak puasan."Kau bergerak seperti pria tua, Li! Apa perlu aku lagi yang mengambil kendali?"Sial! Liam bermaksud untuk menahan permainan lebih lama, tapi kekasihnya itu merupakan seorang penuntut. Keliarannya di atas ranjang sering membuat Liam kepayahan, walaupun ia selalu ketagihan."Baiklah, jika itu maumu, Sayang!" Liam menghentikan belaiannya, kedua tangannya bergeser ke samping kedua sisi bahu sang kekasih, menumpukan kepalannya di atas ranjang. Tanpa aba-aba, Liam mulai menghentak keras hingga membuat wanita berkulit eksotis di bawahnya meracaukan kenikmatan."Oh! Ini yang kumaksud!"Kata Ah yang terlontar secara konsisten membuat kewarasan Liam tergerus, memacu dirinya untuk mempercepat laju. Apalagi saat sang kekasih memakukan pandangannya pada satu benda bulat dengan tit

    Last Updated : 2025-04-09
  • Asmara di Atas Ranjang   Permusuhan

    "Raya itu siapa?"Katakanlah Liam itu manipulatif, itu memang benar. George Henderson sangat mengenal sosok putra kandungnya sendiri, pria itu pandai memanipulasi keadaan dan perasaan seseorang. Tapi, panggilan yang lolos dari bibir Liam murni karena kelepasan. Liam sempat terdiam beberapa saat sebelum ia kepikiran untuk memanfaatkan perasaan bersalah Aya."Setidaknya aku hanya menyebut nama random lain, bukan mengijinkan wanita lain naik ke ranjang!"Dingin dan datar. Ia mempergunakan ekspresi ini untuk mengelabui Aya. Kemudian, dengan cepat Liam beranjak dari atas tubuh Aya dan melenggang ke kamar mandi. Benar-benar akting yang sempurna!Aya terkejut. Ia tahu sarkasme itu tertuju untuk dirinya. Ini memang salahnya. Aya sudah berjanji memberi Liam kesempatan. Ia akan belajar mencintai Liam dan membuang perasaannya terhadap Beau. Ia berjanji untuk tidak lagi mengijinkan Beau membawanya ke atas ranjang. Tapi, apa daya pesona sang suami kontrak masih menjeratnya. Aya telah melanggar jan

    Last Updated : 2025-04-10
  • Asmara di Atas Ranjang   Pemerasan

    Aya tak hentinya memandang takjub Elizabeth Rodney. Mutiara hijau terpancar cantik, menatap fokus ke depan. Rambut pirang yang berkilau bak keemasan karena sinar terik mentari yang tertembus melalui kaca mobil. Rona merah terbubuh di kedua pipi putihnya dan bibir sesegar buah plum terpoles lipstick tipis. Apabila ia berdiri, pahatan lekuk tubuhnya akan terasa memabukan bagi netra kaum Adam. Sungguh kesempurnaan fisik yang mengagumkan! Belum lagi aura yang begitu kuat mendominasi, anggun dan tangguh dalam sekali tempo. Ditambah kekuasaan tergenggam erat di tangan. Benar-benar jelmaan karakter utama wanita dari novel."Sekarang, aku paham kenapa adikku begitu mencintaimu, Liz." Aya menggeleng. "Sebulan mengenalmu dan langsung menikahimu, kurasa pengaruhmu terhadap adikku begitu dahsyat."Elizabeth terkekeh, kilau hijaunya berkilat jenaka. Ia menoleh sebentar ke arah Aya yang duduk di sampingnya sebelum kembali fokus ke depan. Mereka sedang berada dalam perjalanan menuju Mansion Henderso

    Last Updated : 2025-04-11
  • Asmara di Atas Ranjang   Siapa itu Raya?

    "Liam! Aku bilang lepaskan Elizabeth!"Liam menggeram bak seekor serigala yang mencengkeram mangsanya di tangan, tapi ia terpaksa melepaskan karena sebuah hirarki kepemimpinan. Dengan memalingkan wajah -berusaha menyelamatkan gengsinya- Liam mendorong kepala Elizabeth secara kasar. Beruntung tangan kiri Elizabeth berpegang erat pada sandaran belakang sofa sehingga ia bisa mencegah laju kepalanya yang akan membentur pegangan sofa. Seringai memuakan dari bibir Elizabeth -yang masih setia mengejek Liam- tertangkap oleh ekor mata Liam."Jangan lagi kau ikut campur Rodney! Aku tahu rahasiamu!"Wanita berambut pirang itu tertawa keras, "Sungguh? Kenapa tak kau beberkan dari dulu?" Ia berdiri lalu berjalan perlahan menghampiri Liam yang berdiri membelakanginya. "Kau berhutang nyawa padaku! Jauhi Aya!"Sret!Baik Liam maupun George terkejut, sebilah pisau perak kecil yang biasanya digunakan untuk mengupas kulit buah mengalung di leher Liam. Ujungnya yang runcing seolah memamerkan ketajamanny

    Last Updated : 2025-04-12
  • Asmara di Atas Ranjang   Setiap Rencana Mereka

    "Bukankah sudah kuberitahu mengenai dirinya?"Aya dan Liam bersitatap, mereka seolah mengirimkan sinyal luka satu sama lain. "Tapi, kau bilang kau tidak lagi mencintainya! Lantas kenapa nama itu tersebut?""Aku sudah melupakannya, tapi kau memaksaku untuk mengingatnya!"Kedua mata Aya terbelalak ketika mendapati Liam berkaca-kaca, airmata sudah menggenangi kedua mutiara hijau tersebut. Selama Aya mengenal Liam, tidak pernah sekalipun Aya memergoki Liam menangis."Aku mencintaimu Aya, tapi kau masih saja memberikan tubuhmu padanya," dan airmata itu pun lolos."Itu hanya sebuah sandiwara," lirih, bahkan nyaris tak terdengar. Sorot luka yang Liam sajikan di hadapannya bagaikan sebuah vonis, bahwa Ayalah sang villain dalam cerita ini."Aku tidak buta, Aya! Kau terlalu menikmati setiap gerakan yang ia ciptakan untuk tubuhmu dan itu terlalu mustahil untuk disebut sebagai sebuah sandiwara!" Liam menghembuskan napas, suaranya terdengar bergetar di ujung kalimat. Tangannya terangkat mengelus p

    Last Updated : 2025-04-13

Latest chapter

  • Asmara di Atas Ranjang   Setiap Rencana Mereka

    "Bukankah sudah kuberitahu mengenai dirinya?"Aya dan Liam bersitatap, mereka seolah mengirimkan sinyal luka satu sama lain. "Tapi, kau bilang kau tidak lagi mencintainya! Lantas kenapa nama itu tersebut?""Aku sudah melupakannya, tapi kau memaksaku untuk mengingatnya!"Kedua mata Aya terbelalak ketika mendapati Liam berkaca-kaca, airmata sudah menggenangi kedua mutiara hijau tersebut. Selama Aya mengenal Liam, tidak pernah sekalipun Aya memergoki Liam menangis."Aku mencintaimu Aya, tapi kau masih saja memberikan tubuhmu padanya," dan airmata itu pun lolos."Itu hanya sebuah sandiwara," lirih, bahkan nyaris tak terdengar. Sorot luka yang Liam sajikan di hadapannya bagaikan sebuah vonis, bahwa Ayalah sang villain dalam cerita ini."Aku tidak buta, Aya! Kau terlalu menikmati setiap gerakan yang ia ciptakan untuk tubuhmu dan itu terlalu mustahil untuk disebut sebagai sebuah sandiwara!" Liam menghembuskan napas, suaranya terdengar bergetar di ujung kalimat. Tangannya terangkat mengelus p

  • Asmara di Atas Ranjang   Siapa itu Raya?

    "Liam! Aku bilang lepaskan Elizabeth!"Liam menggeram bak seekor serigala yang mencengkeram mangsanya di tangan, tapi ia terpaksa melepaskan karena sebuah hirarki kepemimpinan. Dengan memalingkan wajah -berusaha menyelamatkan gengsinya- Liam mendorong kepala Elizabeth secara kasar. Beruntung tangan kiri Elizabeth berpegang erat pada sandaran belakang sofa sehingga ia bisa mencegah laju kepalanya yang akan membentur pegangan sofa. Seringai memuakan dari bibir Elizabeth -yang masih setia mengejek Liam- tertangkap oleh ekor mata Liam."Jangan lagi kau ikut campur Rodney! Aku tahu rahasiamu!"Wanita berambut pirang itu tertawa keras, "Sungguh? Kenapa tak kau beberkan dari dulu?" Ia berdiri lalu berjalan perlahan menghampiri Liam yang berdiri membelakanginya. "Kau berhutang nyawa padaku! Jauhi Aya!"Sret!Baik Liam maupun George terkejut, sebilah pisau perak kecil yang biasanya digunakan untuk mengupas kulit buah mengalung di leher Liam. Ujungnya yang runcing seolah memamerkan ketajamanny

  • Asmara di Atas Ranjang   Pemerasan

    Aya tak hentinya memandang takjub Elizabeth Rodney. Mutiara hijau terpancar cantik, menatap fokus ke depan. Rambut pirang yang berkilau bak keemasan karena sinar terik mentari yang tertembus melalui kaca mobil. Rona merah terbubuh di kedua pipi putihnya dan bibir sesegar buah plum terpoles lipstick tipis. Apabila ia berdiri, pahatan lekuk tubuhnya akan terasa memabukan bagi netra kaum Adam. Sungguh kesempurnaan fisik yang mengagumkan! Belum lagi aura yang begitu kuat mendominasi, anggun dan tangguh dalam sekali tempo. Ditambah kekuasaan tergenggam erat di tangan. Benar-benar jelmaan karakter utama wanita dari novel."Sekarang, aku paham kenapa adikku begitu mencintaimu, Liz." Aya menggeleng. "Sebulan mengenalmu dan langsung menikahimu, kurasa pengaruhmu terhadap adikku begitu dahsyat."Elizabeth terkekeh, kilau hijaunya berkilat jenaka. Ia menoleh sebentar ke arah Aya yang duduk di sampingnya sebelum kembali fokus ke depan. Mereka sedang berada dalam perjalanan menuju Mansion Henderso

  • Asmara di Atas Ranjang   Permusuhan

    "Raya itu siapa?"Katakanlah Liam itu manipulatif, itu memang benar. George Henderson sangat mengenal sosok putra kandungnya sendiri, pria itu pandai memanipulasi keadaan dan perasaan seseorang. Tapi, panggilan yang lolos dari bibir Liam murni karena kelepasan. Liam sempat terdiam beberapa saat sebelum ia kepikiran untuk memanfaatkan perasaan bersalah Aya."Setidaknya aku hanya menyebut nama random lain, bukan mengijinkan wanita lain naik ke ranjang!"Dingin dan datar. Ia mempergunakan ekspresi ini untuk mengelabui Aya. Kemudian, dengan cepat Liam beranjak dari atas tubuh Aya dan melenggang ke kamar mandi. Benar-benar akting yang sempurna!Aya terkejut. Ia tahu sarkasme itu tertuju untuk dirinya. Ini memang salahnya. Aya sudah berjanji memberi Liam kesempatan. Ia akan belajar mencintai Liam dan membuang perasaannya terhadap Beau. Ia berjanji untuk tidak lagi mengijinkan Beau membawanya ke atas ranjang. Tapi, apa daya pesona sang suami kontrak masih menjeratnya. Aya telah melanggar jan

  • Asmara di Atas Ranjang   Aya Raya

    Liam membelai punggung telanjang yang tertelungkup itu. Ia menindih tubuh bagian bawah sang kekasih dengan menggerakkan pinggulnya dalam tempo sedang. Si wanita menoleh, kedua alisnya menyatu menyiratkan ketidak puasan."Kau bergerak seperti pria tua, Li! Apa perlu aku lagi yang mengambil kendali?"Sial! Liam bermaksud untuk menahan permainan lebih lama, tapi kekasihnya itu merupakan seorang penuntut. Keliarannya di atas ranjang sering membuat Liam kepayahan, walaupun ia selalu ketagihan."Baiklah, jika itu maumu, Sayang!" Liam menghentikan belaiannya, kedua tangannya bergeser ke samping kedua sisi bahu sang kekasih, menumpukan kepalannya di atas ranjang. Tanpa aba-aba, Liam mulai menghentak keras hingga membuat wanita berkulit eksotis di bawahnya meracaukan kenikmatan."Oh! Ini yang kumaksud!"Kata Ah yang terlontar secara konsisten membuat kewarasan Liam tergerus, memacu dirinya untuk mempercepat laju. Apalagi saat sang kekasih memakukan pandangannya pada satu benda bulat dengan tit

  • Asmara di Atas Ranjang   Ipar

    Daniyah tertidur diiringi storytelling dadakan dari Aya mengenai si kucing Oren -setelah ia lelah menangis. Aya menceritakan kisah tragedi, alih-alih kisah bahagia sehingga membuat dirinya diomeli oleh sang adik."Biarkan dia mengenal pahitnya dunia sejak dini!""Mbak, dia belum genap empat tahun, di usia segitu apapun yang kau ajarkan pasti akan membekas. Dan aku tidak mau putriku mempunyai trauma buruk.""Oh, astaga! Kau terlalu membesarkan masalah kecil ini. Ini sebagai pembelajaran agar Dani belajar merawat Rara dengan baik.""Tapi, bisakan diakhiri dengan happy ending?""Keracunan bagi kucing adalah hal mematikan. Itu berlangsung sangat cepat, tidak lebih dari seperempat hari. Bahkan di beberapa kasus, kucing bisa mati dalam hitungan 2 jam jika racun tertelan dalam jumlah banyak. Kau ingin menyodorkan harapan palsu pada putrimu?""Aish! Kau sungguh menyebalkan!"Oren Little pernah menjadi milik Aya dan Wiwid, kisah sedih yang membekas karena kehilangan si pandai nan cerewet. Kuci

  • Asmara di Atas Ranjang   Tante dan Keponakan

    Aya mengamati bagaimana adiknya membujuk Elizabeth untuk makan, gesture yang ia tunjukan mengatakan betapa besar rasa cintanya pada wanita cantik itu. Aya juga membacanya dari perlakuan Wiwid terhadap Rengganis. Jadi, ia menarik kesimpulan jika sang adik sama-sama mencintai kedua istrinya."Aku tak menyangka kau mengikuti Sunnah Rasul," desah Aya. Airmatanya menetes, ia seolah ditampar oleh kenyataan akan perbuatan zina yang ia jalani.Cinta ternyata mempunyai dua sisi koin. Dalam gelap, ia merupakan iblis terkejam yang mampu menjerumuskan manusia pada lembah dosa. Dalam terang, apabila mampu mempergunakan cahayanya untuk menyusuri jalan kebaikan, cinta sanggup menyelamatkanmu. Pernikahannya dengan Beau Prince adalah pernikahan beda agama, Aya tidak terlalu mempermasalahkannya karena itu merupakan nikah kontrak dengan syarat ketat. Terbatas oleh waktu dan dilarang melibatkan hubungan ranjang. Setidaknya, dua poin utama itulah yang tercantum dalam perjanjian kontrak di awal, sebelum ke

  • Asmara di Atas Ranjang   Si Kecil Daniyah

    Jemari mungilnya bergerak lincah di atas kertas berukuran 148 × 210 mm, selembar kertas tebal A5 yang separuhnya telah terisi. Mulutnya bersenandung nada-nada tak beraturan, kepalanya manggut-manggut seolah menikmati nada sumbang gumamannya sendiri. Akan tetapi kedua hazelnya awas mengamati gerak jari telunjuk dan jempol yang menjepit sebuah crayon kuning, menggerakkannya untuk membentuk garis melingkar sebelum mewarnainya penuh."Wah, bagus sekali Dani!" Gadis mungil itu menoleh, senyumnya terkembang karena sebuah pujian. Siapa sih yang tidak senang dipuji?"Persis seperti gambar Papa, pintar kamu, Sayang!" lanjutnya memuji sembari membelai surai kecoklatan milik si gadis.Wanita muda itu kemudian meletakan segelas jus jeruk di sisi kanan Daniyah -karena Daniyah duduk beralaskan karpet bulu di ruang anak yang berbatasan langsung dengan ruang tamu. "Ayo diminum dulu, ada cookies untukmu.""Terima kasih, Hana. Aku akan mencuci tangan dahulu." Daniyah meletakan crayon kuningnya, ia berd

  • Asmara di Atas Ranjang   Sepenggal Kisah dari Masa Lalu

    Elizabeth menonton pewartaan itu dengan sorot nanar. Kedua matanya telah sembab oleh airmata, suaranya serak, hidungnya memerah. Meskipun begitu, ia masih saja menangis. Sedangkan kondisi kamar hotelnya nyaris tak berbentuk. Tisu berserakan di lantai, potato chips berhamburan di ranjang dengan lima botol coke yang telah kosong tersebar di sudut-sudut kamar. Satu koper besar terbuka dan dibiarkan tergeletak begitu saja.Suara televisi menggema di ruangan, menayangkan sebuah prosesi sakral pernikahan tradisional Jawa. Elizabeth semakin meremas undangan yang tergenggam di tangan saat sesi ijab qobul dimulai."Saya terima nikahnya, Rengganis binti Cahyadi dengan mahar seperangkat alat sholat dan sejumlah uang dibayar tunai!""Para saksi, bagaimana? Sah?"Gemuruh sorak bahagia pun menggema. Wajah-wajah mereka begitu sumringah. Turut merestui penyatuan sejoli dalam satu ikatan suci.Elizabeth memakukan pandangan pada sang suami, pria itu menyentuh dagu Rengganis dan menciumnya mesra. Elizab

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status