Share

32. Kepanikan Bram

Jakarta, 23 Maret 2018

Tubuh Andra terkulai ke samping. Beruntung Bram cepat menangkapnya. Jika tidak, gadis itu sudah tersungkur ke lantai.

“Ra, kamu kenapa?!” pekik Bram cemas. “Jangan bercanda seperti ini. Tidak lucu!”

Sebelah tangan lelaki itu menopang bahu Andra. Sementara tangan yang lain menepuk-nepuk pipi gadis itu. Wajah Andra terlihat pucat.

Semua orang bangkit dari kursinya. Alena dan Gilang mendekat ke tempat Andra. Sedangkan Kevin, Ranggi, dan Niken diam terpaku di posisi masing-masing.

“Apa dia pingsan?” selidik Stanley. Lelaki itu mendadak mematung. Baru kali ini Stanley mendapati Bram terlihat begitu panik.

“Buka pintunya!” perintah Bram yang segera dituruti oleh Ranggi.

Bram mengangkat tubuh Andra dan membawanya ke luar ruang meeting procurement. Di depan ruangan terdapat sebuah sofa panjang. Lelaki itu merebahkan Andra di atasnya. Tentu saja dengan bobot tak mencapai 50 kg, tubuh gadis itu terasa ringan baginya.

Alena berinisiatif mengambil minyak angin di tas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status