Share

Chapter 18

Kegelapan yang menyelubunginya berangsur-angsur memudar dan pada akhirnya menghilang. Bertepatan dengan itu, Jihan membuka matanya. Pemandangan serba putih serta infus yang ada di tangannya memberi satu clue. Ia berada di rumah sakit rupanya.

"Alhamdullilah, kamu sudah sadar, Han."

Suara ibunya.

"Kenapa Jihan ada di sini, Bu?"

"Kamu pingsan di warung, Han. Makanya kamu dibawa ke sini." Jihan mengumpulkan ingatan. Pertengkaran Tommy dan Azzam. Ia mengambil seember air. Selanjutnya  kegelapanlah yang ia rasakan. Ia tidak sadarkan diri setelahnya ternyata.

"Perasaanmu bagaimana, Han? Mana yang sakit?" Wajah penuh rasa khawatir ibunya mengait kembali emosi Jihan. Jihan sedih saat teringat pada kelakuan ayahnya dan anak abege di kafe tadi siang. Jihan terisak. Sungguh, bukan sakit fisik yang membuatnya cengeng, tapi sakit hati. Ia menangis untuk ibunya.<

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dani Sugi Sulaiman
sukaaaaa bange3eet
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status