Share

20. Sebuah Keinginan

Tatapan mata Jenar mendadak kosong. Jemarinya bergetar, tampak saat menyeka rambut yang menjuntai ke wajah. Setelahnya ia hanya duduk untuk beberapa masa. Entah apa yang ia pikirkan. Sedang Patih Danapati terus menunggu sepatah kata yang keluar dari mulutnya.

“Akhirnya dia mati juga,” lirih Jenar.

“Apa yang harus kita lakukan, Gusti?” tanya Patih Danapati.

Jenar menoleh kepada patihnya itu. Matanya kembali terisi oleh kebencian dan hilangnya simpati. “Kau tak bisa menemukan dia, bukan? Maka hentikan pencarian dan nyalakan kembali api itu?” titahnya.

“Api Cundhamani? Bagaimana mungkin aku mendapatkan api itu?” tanya Patih Danapati.

“Bodoh!” potong Jenar. “Siapa yang tahu itu api Cundhamani atau bukan? Api itu hanya simbol Astagina dilindungi kekuatan Arya. Nyalakan kembali, terserah dengan api apa!” titahnya.

“Sendika, Gusti!” sahut Patih Danapati.

Lelaki itu segera meninggalkan raja sekaligus sepupunya itu. Entah sudah berapa kali ia merasa tak dihargai seperti ini. Rasa sesal menerim
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
pestol m16
eeeh kok mampet....?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status