Share

113. Pengorbanan

Anak panah yang dilepaskan Jenar dari busur Anantara melesat cepat membelah udara pagi Wana Praya. Lesatannya nyaris tak terlihat oleh prajurit yang sibuk berdesakan demi naik ke anak tangga, satu-satunya jalan menyerang Rakajiwa. Tak ada yang menyadari, termasuk Warasena sendiri. Pria itu masih sibuk mengendalikan pedang Candralawa manakala sebuah anak panah menembus dadanya.

Warasena terpaksa mengakhiri Candralawa yang sudah melukai Senopati Jatiwungu dan beberapa murid Rakajiwa. Dua pedangnya luruh ke tanah, bersamaan dengan tubuh mantan Raja Candikapura itu. Ia ambruk cukup keras dari atas kudanya. Para prajurit yang berada di sekitarnya panik dan berteriak memberitahu punggawa terdekat agar menggantikannya memimpin pasukan.

“Berhasil!” seru Jenar dengan senyum lebar.

“Luar biasa, Gusti!” puji Senopati Jatiwungu yang belum juga beranjak dari sisi Jenar. Luka sayatan di kedua tangannya sudah dibalut dengan kain putih. Pria itu merasa sudah mampu untuk bertarung lagi.

“Akurasi yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status