Malam hari di Kastil Arundel, sunyi dan senyap. Suara burung bersahutan menemani keheningan gulitanya malam, gemerlap bintang menghiasi kota di bawah kekuasaan Ratu Moana yang terlahir sebagai Elf, ia masih satu saudara dengan Raja Liam Payne. Namun, karena Raja Liam Payne merupakan setengah manusia dan setengah Elf, ia diberikan sebuah pilihan apakah akan menjadi manusia atau menjadi Elf.
Raja Liam Payne memilih menjadi manusia dan menjadi Raja di bangsa manusia. Moana adalah gadis cantik dengan memilih telinga runcing seperti bangsa Elf lainnya, ia juga berparas cantik seperti peri, rambutnya panjang berwarna pirang dengan warna gradasi mencolok putih. Ia sudah hidup selama 50 tahun, bangsa Elf terlahir hidup dengan umur yang panjang dan awet muda.
Moana sedang tertidur di atas ranjang dengan pakaian berwarna putih tulang. Paras wajahnya terlihat gelisah, kepalanya menggeser ke kiri dan ke kanan untuk mencari posisi yang nyaman.
'Moana! Moana!' panggil Raja Liam Payne.
'Tidak! Tidak!' Moana tersentak ia bangkit dari tidurnya dengan mata terbuka.
'Liam! Apa itu kau?' teriak Moana.
Hembusan angin malam begitu kencang hingga menerosbok ke kamar Moana, pintu kamar terbuka. Moana bangkit dari ranjang dan berjalan perlahan ke jendela.
Matanya meneteskan air mata, Moana segera menyekanya dan mengambil jubah lalu mengenakan. Moana berjalan setengah berlari menyusuri lorong Kastil dan sampai di tempat bawah tanah.
Moana menatap dalam-dalam dan memeluk kotak, ia membukanya perlahan. Terpancar cahaya berwarna biru, ia Moana sedang melihat salah satu Magic Stone berwarna biru berbentuk lonjong, di dalamnya ada sebuah gambar pedang.
Moana kembali mengingat pertemuan terakhirnya dengan Liam Payne, Moana dan Liam Payne melakukan pertemuan di Kastil Low Awe.
Moana dan Liam Payne berada di taman, ia sedang duduk dan menikmati secangkir teh.
"Ada apa yang membuatmu kemari, Moana?" tanya Liam Payne. Karena Moana dan Liam sudah jarang sekali bertemu, jarak antara Kastil Arundel dan Kastil Low Awe juga yang tidak dekat harus melewati dua perkampungan dan melewati bukit. Butuh waktu satu minggu untuk bisa sampai ke sana. Namun, karena Moana adalah seorang Elf sangat gampang baginya bertemu lewat jasad dan berbicara dengan Liam Payne, tetapi kali ini Moana ingin sekali bertemu dengan Liam.
"Aku sudah beberapa kali melihat Dark Invader," lirik Moana dengan menghembuskan napasnya sangat pelan.
"Apa ini sudah saatnya?" tanya Liam.
"Apa kau sudah tidak pernah tahu kabar kerajaan Santiago? Kabarnya sekarang sudah tidak berbentuk kerajaannya. Pemimpin yang menggantikan Santiago sudah hancur akibat perang antar saudara. Apa itu sudah tidak menjadi bukti bahwa Last Earth sudah dalam masa transisi kegelapan?" terang Moana.
"Semenjak Santiago memilih untuk tidak bergabung lagi pada Circle Kingdom, kita sudah tidak ada hubungannya lagi mengenai hal kerajaannya. Apa kau tidak ingat pada saat kita berkunjung ke sana apa jamuan dari Santiago?" Liam Payne menelan salivanya.
"Kau benar, tetapi aku sangat khawatir akhir-akhir ini. Kilatan itu terus tergambar pada mataku, bahwa kehancuran Santiago adalah sebuah jembatan seorang Dark Invader," seru Moana seraya bangkit dari duduk, ia menyilang kedua tangannya.
Moana kembali merasakan kilatan kegelapan di dalam matanya. Ia segera menepisnya dengan mengedipkan mata.
"Jika saatnya tiba, Magic Stone jangan sampai jatuh di tangan Dark Invader," pesan Moana sebelum ia pulang ke Kastil Arundel.
***
Di tempatnya saat ini Moana sedang duduk memeluk Magic Stone, 'Liam, kau mungkin sekarang sedang tidak baik-baik saja,' gumam Moana.
Moana teringat pada sebuah buku mengenai kebangkitan Dark Invader.
Ia berdiri dan menyusuri deretan rak buku yang ada di ruangannya saat ini. Magic Stone berkilau saat semakin dekat dengan buku itu.
Moana berhenti di satu buku, tangan kanannya meraih buku tersebut. Tertulis Bangkitnya Kegelapan.
Tangannya membuka halaman pertama, diceritakan bahwa akan ada bangsa manusia yang bersumpah kepada Dark Invader untuk membangkitkannya dari neraka. Di sana tertulis juga bahwa yang akan menyelamatkan Last Earth juga masih satu keturunan dengan orang yang sudah membangkitkan Dark Invader.
'Apakah Santiago memiliki dua anak?' batin Moana.
***
Keesokan harinya, cuaca pagi di Kastil Arundel begitu berbeda, udara kali ini tidak sesegar biasanya, banyak sekali burung gagak berseliweran di kota yang sangat aman ini.
Terlihat kawanan prajurit menunggangi kuda, pengawal kerajaan Moana sudah tahu siapa yang datang. Yaz Raja Willy mendatangi Kastil Arundel menemui Moana. Gerbang utama telah dibuka dan cepat-cepat ditutup karena Moana sejak pagi buta sudah memberikan perintah menjaga ketat keamanan dari berbagai pintu dan gerbang istana dan kota.
Raja Willy turun dari kuda, ia sudah disambut oleh Moana di depan kediamannya.
"Aku sudah tahu!" imbuh Moana sebelum Willy mengatakan sesuatu.
Moana berjalan mendahului Willy dan memberikan isyarat untuk mengikutinya. Moana membawa Willy ke ruang bawah tanah, tempat semalam Moana.
Moana memperlihatkan sebuah buku kepada Willy. Willy membawa lembar demi lembar dan mencerna setiap yang tertulis di dalam buku.
"Aku mengetahui soal ini. Santiago memiliki anak kembar bernama Martin dan Marciano. Raja terakhir itu bernama Marciano dan rumor yang aku tahu keturunan Marciano yang sudah membangkitkan Dark Invader," kata Willy dengan posisi duduk seraya tangannya masih membuka lembaran buku.
"Lalu, bagaimana dengan keturunan Martin?" tanya Moana.
"Seharusnya yang naik tahta adalah Martin. Namun, karena keserakahan seorang Marciano, ia membunuh Santiago dan membunuh Martin juga. Kabarnya istrinya meninggal pada saat perjalanan ke tempat kelahirannya dan anaknya tidak diketahui," papar Willy.
Moana menghembus napas dan memejamkan matanya.
"Kita harus segera menuju Kastil Low Awe. Aku akan berangkat melalui jalur ragaku dan berinteraksi dengan bangsa Elf yang lain. Kau segera ke sana dan selamatkan orang-orang yang tersisa di kastilmu," imbuh Moana.
"Moana, aku punya ide."
"Apa itu?"
"Mari kita temukan anak Martin, aku yakin dia masih hidup. Aku akan membuat sebuah selebaran Sayembara untuk para pria, mereka kita latih bertarung dan dengan cara ini juga kita akan menemukan anak Martin," tawar Willy.
"Aku setuju!" Moana sepakat dengan yang diucapkan Willy.
***
Bersambung
Di Castle Low Awe, bangunan yang sudah rusak parah setengahnya itu. Para ksatria dan Willy mencoba menyelamatkan warga yang terkena puing bangunan dan para pengawal yang tersisa.Mereka dibawa ke tempat khusus untuk mendapatkan perawatan.Selesai menyelamatkan warga dan orang-orang tersisa, Willy memasuki ruangan Liam Payne. Willy menggunakan kertas dan kuas untuk membuat selebaran yang akan disebarkan ke seluruh Last Earth. Willy menuliskan dengan penuh harap agar pria bisa bergabung berperang melawan sihir hitam, kekuatan penggabungan elemen dan kekuatan elemen baik akan bisa menghancurkan Dark Invader. Selesai membuat selebaran, Willy memerintahkan pasukannya untuk menyebarkan sayembara ini dengan imbalan tentunya."Sebarkan pada seluruh pria yang ingin bergabung melawan Dark Invader. Untuk kembalikan kejayaan dan keamanan Last Earth!" sorak Willy di depan pasukan Dwarf dan pasukan bangsa manusia.Semua mengikuti sorakan Willy, mereka siap berperang dan menjadi hidup matinya demi
Moana sudah beberapa kali mencoba memberikan sebuah sinyal kepada Liam Payne. Namun, tidak berhasil juga, Moana begitu khawatir.Moana keluar dari Castle Arundel, ia berjalan ke taman untuk membuat dirinya lebih tenang dan bisa berkonsentrasi kembali berkomunikasi dengan Liam Payne. Moana menarik semilir angin di tamannya yang begitu asri banyak pepohonan hijau yang sudah menguning karena musim gugur. Moana menutup matanya, pikirannya hampir membuat sebuah sketsa keadaan Old Forest, tempat di mana Liam Payne di sekap."Moana! Moana!" panggil Liam dengan lirih, ia terlihat begitu letih, wajahnya sudah hampir tidak pucat. Namun, Moana masih bisa mengenali Liam Payne.Moana tersenyum dalam jiwa yang berhasil menemukan Liam Payne."Moana, aku ingin memberitahumu siapa yang sudah membangkitkan Dark Invader. Adam anak dari Martin, ia kini berganti nama menjadi Red Vader. Moana, kamu harus menemukan anaknya Martin dia lahir belum sempat diberitakan nama oleh Martin. Dia akan menjadi salah sa
Arhur dan rombongan elf menuruni lembah yang dangkal. Pepohonan di sana semakin jarang. Ada jalanan di tengah-tengah pepohonan, itu adalah jalan utama menuju ke pasar dan pedesaan. Tak heran jika permukaannya mulus dan terawat.Arthur memberikan pesan terakhir kepada para elf untuk berhati-hati di jalan. Sementara elf-elf itu menembus pepohonan di seberang jalan, Arthur justru mengambil jalan utama yang akan membawanya sampai ke pasar.Di tangan laki-laki itu terdapat sebuah kertas, kertas yang ditingalkan sang ayah sebelum meninggal. Sejak dia membaca bagian kertas itu, hidupnya merasa tak tenang. Dia tidak mengerti, bagaimana mungkin kisah hidupnya yang membosankan, yang bisa diringkas dengan sebuah kalimat justru ditulis orang lain dengan silisilah rumit yang tidak dia mengerti sama sekali. Lebih anehnya lagi, silsilah itu sama sekali tidak mencantumkan nama ayahnya yang baru meninggal dua hari yang lalu. Itu semakin membuatnya khawatir, bahwa orang yang selama ini merawatnya sejak
Di bawah cakrawala biru yang masih gelap membentang lebar begitu terang terlihat di bumi sana ada sebuah tempat tinggal kecil dan sederhana, keluar seorang lelaki yang menggunakan pakaian cokelat rapi, tidak lupa terlihat beberapa buah yang masih sangat segar dan terlihat sudah tertata rapi di dalam keranjang yang dia bawa pada genggaman tangan kanannya. Pria itu menutup pintu yang baru dia buka sebagai tempat di mana dia jadikan jalan keluar, pria muda itu diketahui bernama Arthur. Dia tinggal bersama dengan seorang pria paruh baya yaitu Ayahnya sendiri bernama Robby, di hutan terpencil Dumfries, pada abad ke 20. Keseharian Arthur adalah berburu binatang di dalam hutan yang luas, Arthur pun sering turun ke pasar untuk menjajalkan dagangan atau berbelanja kebutuhan yang lain. Pagi itu Arthur harus mencari uang. "Ayah! Aku akan kembali setelah buah yang aku bawa habis," kata Arthur dengan suara yang terdengar cukup lantang kepada seseorang. Robby melihat keberangkatan anaknya den
Sementara suasana di dalam hutan. Dekat tempat tinggal Arthur, terlihat ada beberapa kelompok pria yang menggunakan pakaian hitam, merah, dan coklat, membawa senjata tajam seperti kapak dan panahan. Mereka menyusuri hutan untuk melakukan perburuan, langkah kaki mereka terlihat sangat tenang dan hati-hati, kemudian setelah beberapa saat berjalan sepasang retina hitam menyala, membelalakan sepasang matanya sambil menghentikan langkah kaki dengan terpaksa."Astaga!?" kata, salah seorang lelaki yang pada saat itu menggunakan pakaian berwarna merah dengan rambut ikal sebahu, tubuh kekar yang terlihat tegap dan gagah."Ada apa, Kak ketua? Ada masalah apa?" tanya, beberapa rekan lain yang juga menjadi sangat terkejut dan menatap jelas wajah dari lelaki yang berdiri di depan jalan membelakangi tubuhnya."Kalian lihatlah sendiri, bagaimana mungkin ini semua dapat terjadi, siapa yang telah melakukannya? Hewan-hewan yang mati secara mendadak dengan bentuk yang sudah tragis," ucap seorang lelaki
Suilven Mountain, 100 tahun yang lalu. Tempat yang penuh dengan hamparan dedaunan yang sudah bertebaran. Dedaunan itu sudah kering, ranting pepohonan sudah mengering, dunia sedang tidak baik-baik saja.Di atas batu yang bertuliskan sebuah mantra untuk mengantarkan Dark Invader ke neraka. Raja White dari bangsa elf, seorang pria paruh baya, ia memakai pakaian putih tulang, rambutnya panjang hingga siku tangannya. Halis dan juga jenggotnya ikut memutih. Ia sedang melakukan ritual dengan membacakan sebuah mantra, ia berdiri persis di atas kepala Dark Invader yang sedang berbaring kesakitan, dijemput kematian.Raja White beserta raja lain; Raja Joe dari bangsa dwarf, Raja Santiago dari bangsa manusia dan Ratu Ellie dari bangsa Elf. Ada lima penguasa di Last Earth yang akan mengantarkan Dark Invader ke neraka karena sudah menghancurkan dunia menjadi sarang kegelapan.Di tengah-tengah komat-kamit para penguasa, Suilven Mountain yang memiliki batu kembar membelah diri, ia mengeluarkan cahay
Angin berderu semakin cepat siklusnya, pakaian Red Vader tersapu perasaan dingin yang mengadakan datang bercampur panas yang tidak tertahankan. Sepasang mata Red Vader menatap jelas ke arah depan, dia melihat ada sebuah kabut merah yang tiba-tiba datang namun Red Vader tetap fokus pada pandangan. Dengan perlahan kabut merah mulai menyusut, angin yang datang perlahan mereda, rasa panas dan sesak terus menyelimuti. Entah bagaimana Red Vader dapat bertahan, di tengah situasi seperti itu.Kemudian muncul sesosok makhluk yang cukup aneh dengan jubah hitam seluruh tubuhnya berwarna hitam, kecuali sepasang mata yang merah merekah bak bara api yang menyala. Makhluk itu di kenal dengan sebutan Dark Invader yang berasal dari neraka, konon katanya Dark sudah hidup di dalam neraka selama 100 tahun. Bentuk dari makhluk itu seperti manusia pada umumnya namun tubuhnya yang diselimuti jubah hitam, kulit pun hitam hanya retina merah yang mengerikan, terlihat di setiap pergelangan kaki dan tangannya te
Arhur dan rombongan elf menuruni lembah yang dangkal. Pepohonan di sana semakin jarang. Ada jalanan di tengah-tengah pepohonan, itu adalah jalan utama menuju ke pasar dan pedesaan. Tak heran jika permukaannya mulus dan terawat.Arthur memberikan pesan terakhir kepada para elf untuk berhati-hati di jalan. Sementara elf-elf itu menembus pepohonan di seberang jalan, Arthur justru mengambil jalan utama yang akan membawanya sampai ke pasar.Di tangan laki-laki itu terdapat sebuah kertas, kertas yang ditingalkan sang ayah sebelum meninggal. Sejak dia membaca bagian kertas itu, hidupnya merasa tak tenang. Dia tidak mengerti, bagaimana mungkin kisah hidupnya yang membosankan, yang bisa diringkas dengan sebuah kalimat justru ditulis orang lain dengan silisilah rumit yang tidak dia mengerti sama sekali. Lebih anehnya lagi, silsilah itu sama sekali tidak mencantumkan nama ayahnya yang baru meninggal dua hari yang lalu. Itu semakin membuatnya khawatir, bahwa orang yang selama ini merawatnya sejak
Moana sudah beberapa kali mencoba memberikan sebuah sinyal kepada Liam Payne. Namun, tidak berhasil juga, Moana begitu khawatir.Moana keluar dari Castle Arundel, ia berjalan ke taman untuk membuat dirinya lebih tenang dan bisa berkonsentrasi kembali berkomunikasi dengan Liam Payne. Moana menarik semilir angin di tamannya yang begitu asri banyak pepohonan hijau yang sudah menguning karena musim gugur. Moana menutup matanya, pikirannya hampir membuat sebuah sketsa keadaan Old Forest, tempat di mana Liam Payne di sekap."Moana! Moana!" panggil Liam dengan lirih, ia terlihat begitu letih, wajahnya sudah hampir tidak pucat. Namun, Moana masih bisa mengenali Liam Payne.Moana tersenyum dalam jiwa yang berhasil menemukan Liam Payne."Moana, aku ingin memberitahumu siapa yang sudah membangkitkan Dark Invader. Adam anak dari Martin, ia kini berganti nama menjadi Red Vader. Moana, kamu harus menemukan anaknya Martin dia lahir belum sempat diberitakan nama oleh Martin. Dia akan menjadi salah sa
Di Castle Low Awe, bangunan yang sudah rusak parah setengahnya itu. Para ksatria dan Willy mencoba menyelamatkan warga yang terkena puing bangunan dan para pengawal yang tersisa.Mereka dibawa ke tempat khusus untuk mendapatkan perawatan.Selesai menyelamatkan warga dan orang-orang tersisa, Willy memasuki ruangan Liam Payne. Willy menggunakan kertas dan kuas untuk membuat selebaran yang akan disebarkan ke seluruh Last Earth. Willy menuliskan dengan penuh harap agar pria bisa bergabung berperang melawan sihir hitam, kekuatan penggabungan elemen dan kekuatan elemen baik akan bisa menghancurkan Dark Invader. Selesai membuat selebaran, Willy memerintahkan pasukannya untuk menyebarkan sayembara ini dengan imbalan tentunya."Sebarkan pada seluruh pria yang ingin bergabung melawan Dark Invader. Untuk kembalikan kejayaan dan keamanan Last Earth!" sorak Willy di depan pasukan Dwarf dan pasukan bangsa manusia.Semua mengikuti sorakan Willy, mereka siap berperang dan menjadi hidup matinya demi
Malam hari di Kastil Arundel, sunyi dan senyap. Suara burung bersahutan menemani keheningan gulitanya malam, gemerlap bintang menghiasi kota di bawah kekuasaan Ratu Moana yang terlahir sebagai Elf, ia masih satu saudara dengan Raja Liam Payne. Namun, karena Raja Liam Payne merupakan setengah manusia dan setengah Elf, ia diberikan sebuah pilihan apakah akan menjadi manusia atau menjadi Elf.Raja Liam Payne memilih menjadi manusia dan menjadi Raja di bangsa manusia. Moana adalah gadis cantik dengan memilih telinga runcing seperti bangsa Elf lainnya, ia juga berparas cantik seperti peri, rambutnya panjang berwarna pirang dengan warna gradasi mencolok putih. Ia sudah hidup selama 50 tahun, bangsa Elf terlahir hidup dengan umur yang panjang dan awet muda.Moana sedang tertidur di atas ranjang dengan pakaian berwarna putih tulang. Paras wajahnya terlihat gelisah, kepalanya menggeser ke kiri dan ke kanan untuk mencari posisi yang nyaman.'Moana! Moana!' panggil Raja Liam Payne.'Tidak! Tidak
Angin berderu semakin cepat siklusnya, pakaian Red Vader tersapu perasaan dingin yang mengadakan datang bercampur panas yang tidak tertahankan. Sepasang mata Red Vader menatap jelas ke arah depan, dia melihat ada sebuah kabut merah yang tiba-tiba datang namun Red Vader tetap fokus pada pandangan. Dengan perlahan kabut merah mulai menyusut, angin yang datang perlahan mereda, rasa panas dan sesak terus menyelimuti. Entah bagaimana Red Vader dapat bertahan, di tengah situasi seperti itu.Kemudian muncul sesosok makhluk yang cukup aneh dengan jubah hitam seluruh tubuhnya berwarna hitam, kecuali sepasang mata yang merah merekah bak bara api yang menyala. Makhluk itu di kenal dengan sebutan Dark Invader yang berasal dari neraka, konon katanya Dark sudah hidup di dalam neraka selama 100 tahun. Bentuk dari makhluk itu seperti manusia pada umumnya namun tubuhnya yang diselimuti jubah hitam, kulit pun hitam hanya retina merah yang mengerikan, terlihat di setiap pergelangan kaki dan tangannya te
Suilven Mountain, 100 tahun yang lalu. Tempat yang penuh dengan hamparan dedaunan yang sudah bertebaran. Dedaunan itu sudah kering, ranting pepohonan sudah mengering, dunia sedang tidak baik-baik saja.Di atas batu yang bertuliskan sebuah mantra untuk mengantarkan Dark Invader ke neraka. Raja White dari bangsa elf, seorang pria paruh baya, ia memakai pakaian putih tulang, rambutnya panjang hingga siku tangannya. Halis dan juga jenggotnya ikut memutih. Ia sedang melakukan ritual dengan membacakan sebuah mantra, ia berdiri persis di atas kepala Dark Invader yang sedang berbaring kesakitan, dijemput kematian.Raja White beserta raja lain; Raja Joe dari bangsa dwarf, Raja Santiago dari bangsa manusia dan Ratu Ellie dari bangsa Elf. Ada lima penguasa di Last Earth yang akan mengantarkan Dark Invader ke neraka karena sudah menghancurkan dunia menjadi sarang kegelapan.Di tengah-tengah komat-kamit para penguasa, Suilven Mountain yang memiliki batu kembar membelah diri, ia mengeluarkan cahay
Sementara suasana di dalam hutan. Dekat tempat tinggal Arthur, terlihat ada beberapa kelompok pria yang menggunakan pakaian hitam, merah, dan coklat, membawa senjata tajam seperti kapak dan panahan. Mereka menyusuri hutan untuk melakukan perburuan, langkah kaki mereka terlihat sangat tenang dan hati-hati, kemudian setelah beberapa saat berjalan sepasang retina hitam menyala, membelalakan sepasang matanya sambil menghentikan langkah kaki dengan terpaksa."Astaga!?" kata, salah seorang lelaki yang pada saat itu menggunakan pakaian berwarna merah dengan rambut ikal sebahu, tubuh kekar yang terlihat tegap dan gagah."Ada apa, Kak ketua? Ada masalah apa?" tanya, beberapa rekan lain yang juga menjadi sangat terkejut dan menatap jelas wajah dari lelaki yang berdiri di depan jalan membelakangi tubuhnya."Kalian lihatlah sendiri, bagaimana mungkin ini semua dapat terjadi, siapa yang telah melakukannya? Hewan-hewan yang mati secara mendadak dengan bentuk yang sudah tragis," ucap seorang lelaki
Di bawah cakrawala biru yang masih gelap membentang lebar begitu terang terlihat di bumi sana ada sebuah tempat tinggal kecil dan sederhana, keluar seorang lelaki yang menggunakan pakaian cokelat rapi, tidak lupa terlihat beberapa buah yang masih sangat segar dan terlihat sudah tertata rapi di dalam keranjang yang dia bawa pada genggaman tangan kanannya. Pria itu menutup pintu yang baru dia buka sebagai tempat di mana dia jadikan jalan keluar, pria muda itu diketahui bernama Arthur. Dia tinggal bersama dengan seorang pria paruh baya yaitu Ayahnya sendiri bernama Robby, di hutan terpencil Dumfries, pada abad ke 20. Keseharian Arthur adalah berburu binatang di dalam hutan yang luas, Arthur pun sering turun ke pasar untuk menjajalkan dagangan atau berbelanja kebutuhan yang lain. Pagi itu Arthur harus mencari uang. "Ayah! Aku akan kembali setelah buah yang aku bawa habis," kata Arthur dengan suara yang terdengar cukup lantang kepada seseorang. Robby melihat keberangkatan anaknya den