Sementara suasana di dalam hutan. Dekat tempat tinggal Arthur, terlihat ada beberapa kelompok pria yang menggunakan pakaian hitam, merah, dan coklat, membawa senjata tajam seperti kapak dan panahan. Mereka menyusuri hutan untuk melakukan perburuan, langkah kaki mereka terlihat sangat tenang dan hati-hati, kemudian setelah beberapa saat berjalan sepasang retina hitam menyala, membelalakan sepasang matanya sambil menghentikan langkah kaki dengan terpaksa.
"Astaga!?" kata, salah seorang lelaki yang pada saat itu menggunakan pakaian berwarna merah dengan rambut ikal sebahu, tubuh kekar yang terlihat tegap dan gagah.
"Ada apa, Kak ketua? Ada masalah apa?" tanya, beberapa rekan lain yang juga menjadi sangat terkejut dan menatap jelas wajah dari lelaki yang berdiri di depan jalan membelakangi tubuhnya.
"Kalian lihatlah sendiri, bagaimana mungkin ini semua dapat terjadi, siapa yang telah melakukannya? Hewan-hewan yang mati secara mendadak dengan bentuk yang sudah tragis," ucap seorang lelaki yang disebut kak ketua, sebelumnya oleh beberapa rekan yang ikut bersama dengan dia.
Kemudian pria lain memalingkan wajahnya, mengedarkan pandangan dengan saksama, dia melihat dengan jelas di ujung depan sana, ada sebuah semak belukar yang cukup tinggi, tiba-tiba bergoyang yang membuat sepasang mata lelaki itu membulat lebar ketika melihat seekor kijang langsung datang menerobos semak belukar.
"Wah, ada Kijang! Sungguh kesempatan!" dalam benak lelaki itu yang terlihat sangat excited, segera dia mengeluarkan busur dan panah untuk dapat menembak hewan buruan yang ada di hadapan lelaki itu.
Akan tetapi tiba-tiba pria itu mendadak menghentikan apa yang hendak dia lakukan, karena mengetahui kondisi dari kijang yang berada di hadapan lelaki itu terlihat sangat aneh. "Apa yang sebenarnya telah terjadi? Mengapa Kijang ini seperti tidak waras?" kata, Lelaki itu yang terlihat tidak jadi memanah, dia menurunkan benda tajam dalam genggamnya.
Melihat tingkah dari Kijang itu yang aneh, dan berjalan asal-asalan, hewan itu pun tidak menghindar dan takut saat melihat sekelompok pemburu yang datang. Hewan itu malah terus berjalan dan sekarang sudah mendekati wajah seorang lelaki yang sebelumnya akan memanahnya.
Kijang itu menghentikan langkah kaki dan menatap tajam wajah lelaki yang berada tepat di hadapannya, kemudian mengeluarkan suara yang cukup nyaring dan terdengar sangat mengerikan. Menunjukkan tatapan gila yang tidak bisa disembunyikan.
Lelaki itu tentu saja merasa panik, karena Kijang itu tiba-tiba mengangkat kaki dan menendang wajahnya.
"Sialan! Hewan ini benar-benar sudah gila, enyahlah! Sampah!" kata, lelaki itu yang segera menendang balik tubuh dari Hewan malang itu. Hingga membuat tubuh dari Kijang bercorak putih itu terpental cukup jauh, dan menabrak dahan pohon besar yang kokoh. Hingga mati.
"Argh! Sialan, bagaimana bisa menjadi seperti ini?! Aku sungguh sangat marah," ucap lelaki bertubuh kekar yang tidak bisa menerima apa yang sudah terjadi pada saat itu.
Hingga tidak lama kemudian, seorang pria yang menggunakan pakaian coklat rambut cepak hitam, sepasang retina coklat tajam memalingkan wajahnya, dia melirik ke arah samping kanan dan melihat ada ilalang yang menutupi jalan. Lelaki itu terlihat cukup penasaran, kemudian dia berjalan ke arah tempat itu, saat beberapa temannya terlihat sangat marah dan kecewa.
Lelaki itu menebas ilalang yang menghadang menggunakan kapak besar yang sangat tajam. Hingga pria itu membelalakan sepasang matanya dengan berbinar ketika melihat ada sebuah rumah di dalam hutan yang cukup baik, "hei, berhenti mengeluh, kak ketua lihatlah apa yang sudah aku temukan!" kata, pria itu yang terlihat sedang tersenyum licik.
Mendengar apa yang diucapkan oleh lelaki itu tentu saja membuat ke empat rekan lainnya memalingkan wajah mereka dengan serentak, terlihat sangat penasaran dan mereka dikejutkan akan penemuan yang tidak diduga. "Mari kita mulai berburu, hahaha!" ucap, lelaki yang memiliki rambut ikal, dia melangkahkan kaki jenjangnya dan mendekati ke arah rumah Arthur.
Ke empat pemburu lain segera mengikuti langkah kaki dari lelaki itu, hingga mereka sampai tepat di depan rumah Arthur yang sederhana. Mereka mengendap masuk ke dalam rumah itu, membuka pintu yang tidak dikunci pada saat Arthur meninggalkan rumah sebelumnya.
Hingga ke lima pemburu itu pun saat ini susah berhasil masuk rumah, mereka mencuri barang yang ditinggalkan dan beberapa hewan peliharaan yang Arthur miliki. "Hahaha! Aku mendapatkan hewan buruanku!" kata, seorang lelaki dengan suara yang terdengar sangat bangga, sambil menarik satu hewan ternak milik Arthur.
"Kalau begitu aku akan mengambil makanannya, hahahah! Pemburuan hari ini ternyata sangat mudah dan menyenangkan!" balas, lelaki lain yang melihat buah-buahan segar yang saat itu berada di atas meja.
Mendengar suara yang sangat gaduh di ruang tamu dan kandang, membuat seorang lelaki dewasa yang sudah agak tua terbangun dari tidurnya, lelaki itu terlihat sangat curiga dan penasaran. Menggunakan pakaian hitam panjang, dan celana bahan panjang polos, tubuh kurus tinggi, sepasang mata ber-Retina hijau tajam. Memperhatikan pintu kamar.
Lelaki itu segera bangkit dari pembaringannya, kemudian melangkahkan kaki jenjang dan berjalan ke arah pintu kamar perlahan lelaki itu membuka pintu menggenggam daun pintu dan menariknya ke dalam.
Ayah Arthur memperhatikan sekeliling, hingga dia kembali dikejutkan dengan suara yang kembali berisik, Ayah Arthur semakin yakin pasti ada yang tidak beres di dalam rumahnya. Kemudian Ayah Arthur memalingkan wajahnya ke arah samping kiri, dia melihat dengan jelas ada besi tajam yang tersimpan di dekat tembok kamarnya. Pria itu langsung mengambil dan kini dia sudah berbekal senjata tajam dalam genggaman.
Ayah Arthur berjalan dengan perlahan dan hati-hati. Hingga saat dia hendak mengintip ke arah tempat makan, Ayah Arthur dikejutkan lagi dengan suara berisik dari ruangan lain, "siapa mereka? Apa yang sebenarnya mereka inginkan?!" dalam benak Ayah Arthur yang terlihat memiliki wajah tegas dan tampan seperti Arthur.
Sampai pada akhirnya Ayah Arthur mengintip ruang makan, dia melihat ada seorang lelaki yang sedang mencuri. Karena marah dan kesal, Ayah Arthur tidak bisa menerima itu, dia berjalan lagi dan memukul kepala pria itu menggunakan besi yang dia bawa. Hingga lelaki itu terkejut, dan langsung memalingkan tubuhnya, darah mengucur saat itu dia belum mati, dan langsung membelalakan sepasang mata lalu mengangkat kapak tajam dan menebas perut Ayah Arthur beberapa kali.
"Pencuri jangan ambil makanan kami!" ucap, Ayah Arthur yang sudah bersimbah darah dan kini tubuhnya jatuh di atas lantai.
Mengetahui hal tersebut tentu membuat rekan lain terkejut, dan langsung datang, "ada apa ini?" tanya, salah seorang rekan lain.
"Bukan apa-apa mari kita pergi!" jawab, ketua dengan sorot mata tajam. Mereka meninggalkan rumah Arthur.
Hingga Robby tidak bisa lagi menahan tubuhnya dan tewas seketika karena terlalu banyak mengeluarkan darah segar.
**
Selama perjalanan perasaan Arthur tiba-tiba tidak enak, ia segera memecut kudu untuk segera berpacu cepat.
Arthur sudah berada di depan rumah, pintu yang terbuka seperti ada seseorang yang telah masuk ke dalam rumah. Mana mungkin Robby lupa hanya untuk menutup pintu.
Arthur melangkah perlahan ia masuk ke dalam rumah hingga dia kejutan akan penampakan yang luar biasa mengerikan, suasana berantakan.
"Hah?! Ada apa ini?!" tanya, Arthur seorang diri yang tampak kebingungan, hal itu membuat Arthur mencemaskan nasib Ayahnya yang dia tinggalkan. Arthur menerobos masuk ke dalam, semua sudah berantakan dan tercium aroma darah segar. Perasaan Arthur kacau dan cukup kalang kabut, hingga pandangan Arthur langsung bulat tajam raut wajahnya pusat, melihat Ayahnya telah dibunuh oleh orang jahat.
"Ayah, Ayah!" Arthur memangku kepala Robby yang sudah tak bernapas.
"Tidak! Tidak! Ayah jangan tinggalkan aku!" teriak Arthur seraya mengusap wajah Robby.
***
Bersambung
Suilven Mountain, 100 tahun yang lalu. Tempat yang penuh dengan hamparan dedaunan yang sudah bertebaran. Dedaunan itu sudah kering, ranting pepohonan sudah mengering, dunia sedang tidak baik-baik saja.Di atas batu yang bertuliskan sebuah mantra untuk mengantarkan Dark Invader ke neraka. Raja White dari bangsa elf, seorang pria paruh baya, ia memakai pakaian putih tulang, rambutnya panjang hingga siku tangannya. Halis dan juga jenggotnya ikut memutih. Ia sedang melakukan ritual dengan membacakan sebuah mantra, ia berdiri persis di atas kepala Dark Invader yang sedang berbaring kesakitan, dijemput kematian.Raja White beserta raja lain; Raja Joe dari bangsa dwarf, Raja Santiago dari bangsa manusia dan Ratu Ellie dari bangsa Elf. Ada lima penguasa di Last Earth yang akan mengantarkan Dark Invader ke neraka karena sudah menghancurkan dunia menjadi sarang kegelapan.Di tengah-tengah komat-kamit para penguasa, Suilven Mountain yang memiliki batu kembar membelah diri, ia mengeluarkan cahay
Angin berderu semakin cepat siklusnya, pakaian Red Vader tersapu perasaan dingin yang mengadakan datang bercampur panas yang tidak tertahankan. Sepasang mata Red Vader menatap jelas ke arah depan, dia melihat ada sebuah kabut merah yang tiba-tiba datang namun Red Vader tetap fokus pada pandangan. Dengan perlahan kabut merah mulai menyusut, angin yang datang perlahan mereda, rasa panas dan sesak terus menyelimuti. Entah bagaimana Red Vader dapat bertahan, di tengah situasi seperti itu.Kemudian muncul sesosok makhluk yang cukup aneh dengan jubah hitam seluruh tubuhnya berwarna hitam, kecuali sepasang mata yang merah merekah bak bara api yang menyala. Makhluk itu di kenal dengan sebutan Dark Invader yang berasal dari neraka, konon katanya Dark sudah hidup di dalam neraka selama 100 tahun. Bentuk dari makhluk itu seperti manusia pada umumnya namun tubuhnya yang diselimuti jubah hitam, kulit pun hitam hanya retina merah yang mengerikan, terlihat di setiap pergelangan kaki dan tangannya te
Malam hari di Kastil Arundel, sunyi dan senyap. Suara burung bersahutan menemani keheningan gulitanya malam, gemerlap bintang menghiasi kota di bawah kekuasaan Ratu Moana yang terlahir sebagai Elf, ia masih satu saudara dengan Raja Liam Payne. Namun, karena Raja Liam Payne merupakan setengah manusia dan setengah Elf, ia diberikan sebuah pilihan apakah akan menjadi manusia atau menjadi Elf.Raja Liam Payne memilih menjadi manusia dan menjadi Raja di bangsa manusia. Moana adalah gadis cantik dengan memilih telinga runcing seperti bangsa Elf lainnya, ia juga berparas cantik seperti peri, rambutnya panjang berwarna pirang dengan warna gradasi mencolok putih. Ia sudah hidup selama 50 tahun, bangsa Elf terlahir hidup dengan umur yang panjang dan awet muda.Moana sedang tertidur di atas ranjang dengan pakaian berwarna putih tulang. Paras wajahnya terlihat gelisah, kepalanya menggeser ke kiri dan ke kanan untuk mencari posisi yang nyaman.'Moana! Moana!' panggil Raja Liam Payne.'Tidak! Tidak
Di Castle Low Awe, bangunan yang sudah rusak parah setengahnya itu. Para ksatria dan Willy mencoba menyelamatkan warga yang terkena puing bangunan dan para pengawal yang tersisa.Mereka dibawa ke tempat khusus untuk mendapatkan perawatan.Selesai menyelamatkan warga dan orang-orang tersisa, Willy memasuki ruangan Liam Payne. Willy menggunakan kertas dan kuas untuk membuat selebaran yang akan disebarkan ke seluruh Last Earth. Willy menuliskan dengan penuh harap agar pria bisa bergabung berperang melawan sihir hitam, kekuatan penggabungan elemen dan kekuatan elemen baik akan bisa menghancurkan Dark Invader. Selesai membuat selebaran, Willy memerintahkan pasukannya untuk menyebarkan sayembara ini dengan imbalan tentunya."Sebarkan pada seluruh pria yang ingin bergabung melawan Dark Invader. Untuk kembalikan kejayaan dan keamanan Last Earth!" sorak Willy di depan pasukan Dwarf dan pasukan bangsa manusia.Semua mengikuti sorakan Willy, mereka siap berperang dan menjadi hidup matinya demi
Moana sudah beberapa kali mencoba memberikan sebuah sinyal kepada Liam Payne. Namun, tidak berhasil juga, Moana begitu khawatir.Moana keluar dari Castle Arundel, ia berjalan ke taman untuk membuat dirinya lebih tenang dan bisa berkonsentrasi kembali berkomunikasi dengan Liam Payne. Moana menarik semilir angin di tamannya yang begitu asri banyak pepohonan hijau yang sudah menguning karena musim gugur. Moana menutup matanya, pikirannya hampir membuat sebuah sketsa keadaan Old Forest, tempat di mana Liam Payne di sekap."Moana! Moana!" panggil Liam dengan lirih, ia terlihat begitu letih, wajahnya sudah hampir tidak pucat. Namun, Moana masih bisa mengenali Liam Payne.Moana tersenyum dalam jiwa yang berhasil menemukan Liam Payne."Moana, aku ingin memberitahumu siapa yang sudah membangkitkan Dark Invader. Adam anak dari Martin, ia kini berganti nama menjadi Red Vader. Moana, kamu harus menemukan anaknya Martin dia lahir belum sempat diberitakan nama oleh Martin. Dia akan menjadi salah sa
Arhur dan rombongan elf menuruni lembah yang dangkal. Pepohonan di sana semakin jarang. Ada jalanan di tengah-tengah pepohonan, itu adalah jalan utama menuju ke pasar dan pedesaan. Tak heran jika permukaannya mulus dan terawat.Arthur memberikan pesan terakhir kepada para elf untuk berhati-hati di jalan. Sementara elf-elf itu menembus pepohonan di seberang jalan, Arthur justru mengambil jalan utama yang akan membawanya sampai ke pasar.Di tangan laki-laki itu terdapat sebuah kertas, kertas yang ditingalkan sang ayah sebelum meninggal. Sejak dia membaca bagian kertas itu, hidupnya merasa tak tenang. Dia tidak mengerti, bagaimana mungkin kisah hidupnya yang membosankan, yang bisa diringkas dengan sebuah kalimat justru ditulis orang lain dengan silisilah rumit yang tidak dia mengerti sama sekali. Lebih anehnya lagi, silsilah itu sama sekali tidak mencantumkan nama ayahnya yang baru meninggal dua hari yang lalu. Itu semakin membuatnya khawatir, bahwa orang yang selama ini merawatnya sejak
Di bawah cakrawala biru yang masih gelap membentang lebar begitu terang terlihat di bumi sana ada sebuah tempat tinggal kecil dan sederhana, keluar seorang lelaki yang menggunakan pakaian cokelat rapi, tidak lupa terlihat beberapa buah yang masih sangat segar dan terlihat sudah tertata rapi di dalam keranjang yang dia bawa pada genggaman tangan kanannya. Pria itu menutup pintu yang baru dia buka sebagai tempat di mana dia jadikan jalan keluar, pria muda itu diketahui bernama Arthur. Dia tinggal bersama dengan seorang pria paruh baya yaitu Ayahnya sendiri bernama Robby, di hutan terpencil Dumfries, pada abad ke 20. Keseharian Arthur adalah berburu binatang di dalam hutan yang luas, Arthur pun sering turun ke pasar untuk menjajalkan dagangan atau berbelanja kebutuhan yang lain. Pagi itu Arthur harus mencari uang. "Ayah! Aku akan kembali setelah buah yang aku bawa habis," kata Arthur dengan suara yang terdengar cukup lantang kepada seseorang. Robby melihat keberangkatan anaknya den
Arhur dan rombongan elf menuruni lembah yang dangkal. Pepohonan di sana semakin jarang. Ada jalanan di tengah-tengah pepohonan, itu adalah jalan utama menuju ke pasar dan pedesaan. Tak heran jika permukaannya mulus dan terawat.Arthur memberikan pesan terakhir kepada para elf untuk berhati-hati di jalan. Sementara elf-elf itu menembus pepohonan di seberang jalan, Arthur justru mengambil jalan utama yang akan membawanya sampai ke pasar.Di tangan laki-laki itu terdapat sebuah kertas, kertas yang ditingalkan sang ayah sebelum meninggal. Sejak dia membaca bagian kertas itu, hidupnya merasa tak tenang. Dia tidak mengerti, bagaimana mungkin kisah hidupnya yang membosankan, yang bisa diringkas dengan sebuah kalimat justru ditulis orang lain dengan silisilah rumit yang tidak dia mengerti sama sekali. Lebih anehnya lagi, silsilah itu sama sekali tidak mencantumkan nama ayahnya yang baru meninggal dua hari yang lalu. Itu semakin membuatnya khawatir, bahwa orang yang selama ini merawatnya sejak
Moana sudah beberapa kali mencoba memberikan sebuah sinyal kepada Liam Payne. Namun, tidak berhasil juga, Moana begitu khawatir.Moana keluar dari Castle Arundel, ia berjalan ke taman untuk membuat dirinya lebih tenang dan bisa berkonsentrasi kembali berkomunikasi dengan Liam Payne. Moana menarik semilir angin di tamannya yang begitu asri banyak pepohonan hijau yang sudah menguning karena musim gugur. Moana menutup matanya, pikirannya hampir membuat sebuah sketsa keadaan Old Forest, tempat di mana Liam Payne di sekap."Moana! Moana!" panggil Liam dengan lirih, ia terlihat begitu letih, wajahnya sudah hampir tidak pucat. Namun, Moana masih bisa mengenali Liam Payne.Moana tersenyum dalam jiwa yang berhasil menemukan Liam Payne."Moana, aku ingin memberitahumu siapa yang sudah membangkitkan Dark Invader. Adam anak dari Martin, ia kini berganti nama menjadi Red Vader. Moana, kamu harus menemukan anaknya Martin dia lahir belum sempat diberitakan nama oleh Martin. Dia akan menjadi salah sa
Di Castle Low Awe, bangunan yang sudah rusak parah setengahnya itu. Para ksatria dan Willy mencoba menyelamatkan warga yang terkena puing bangunan dan para pengawal yang tersisa.Mereka dibawa ke tempat khusus untuk mendapatkan perawatan.Selesai menyelamatkan warga dan orang-orang tersisa, Willy memasuki ruangan Liam Payne. Willy menggunakan kertas dan kuas untuk membuat selebaran yang akan disebarkan ke seluruh Last Earth. Willy menuliskan dengan penuh harap agar pria bisa bergabung berperang melawan sihir hitam, kekuatan penggabungan elemen dan kekuatan elemen baik akan bisa menghancurkan Dark Invader. Selesai membuat selebaran, Willy memerintahkan pasukannya untuk menyebarkan sayembara ini dengan imbalan tentunya."Sebarkan pada seluruh pria yang ingin bergabung melawan Dark Invader. Untuk kembalikan kejayaan dan keamanan Last Earth!" sorak Willy di depan pasukan Dwarf dan pasukan bangsa manusia.Semua mengikuti sorakan Willy, mereka siap berperang dan menjadi hidup matinya demi
Malam hari di Kastil Arundel, sunyi dan senyap. Suara burung bersahutan menemani keheningan gulitanya malam, gemerlap bintang menghiasi kota di bawah kekuasaan Ratu Moana yang terlahir sebagai Elf, ia masih satu saudara dengan Raja Liam Payne. Namun, karena Raja Liam Payne merupakan setengah manusia dan setengah Elf, ia diberikan sebuah pilihan apakah akan menjadi manusia atau menjadi Elf.Raja Liam Payne memilih menjadi manusia dan menjadi Raja di bangsa manusia. Moana adalah gadis cantik dengan memilih telinga runcing seperti bangsa Elf lainnya, ia juga berparas cantik seperti peri, rambutnya panjang berwarna pirang dengan warna gradasi mencolok putih. Ia sudah hidup selama 50 tahun, bangsa Elf terlahir hidup dengan umur yang panjang dan awet muda.Moana sedang tertidur di atas ranjang dengan pakaian berwarna putih tulang. Paras wajahnya terlihat gelisah, kepalanya menggeser ke kiri dan ke kanan untuk mencari posisi yang nyaman.'Moana! Moana!' panggil Raja Liam Payne.'Tidak! Tidak
Angin berderu semakin cepat siklusnya, pakaian Red Vader tersapu perasaan dingin yang mengadakan datang bercampur panas yang tidak tertahankan. Sepasang mata Red Vader menatap jelas ke arah depan, dia melihat ada sebuah kabut merah yang tiba-tiba datang namun Red Vader tetap fokus pada pandangan. Dengan perlahan kabut merah mulai menyusut, angin yang datang perlahan mereda, rasa panas dan sesak terus menyelimuti. Entah bagaimana Red Vader dapat bertahan, di tengah situasi seperti itu.Kemudian muncul sesosok makhluk yang cukup aneh dengan jubah hitam seluruh tubuhnya berwarna hitam, kecuali sepasang mata yang merah merekah bak bara api yang menyala. Makhluk itu di kenal dengan sebutan Dark Invader yang berasal dari neraka, konon katanya Dark sudah hidup di dalam neraka selama 100 tahun. Bentuk dari makhluk itu seperti manusia pada umumnya namun tubuhnya yang diselimuti jubah hitam, kulit pun hitam hanya retina merah yang mengerikan, terlihat di setiap pergelangan kaki dan tangannya te
Suilven Mountain, 100 tahun yang lalu. Tempat yang penuh dengan hamparan dedaunan yang sudah bertebaran. Dedaunan itu sudah kering, ranting pepohonan sudah mengering, dunia sedang tidak baik-baik saja.Di atas batu yang bertuliskan sebuah mantra untuk mengantarkan Dark Invader ke neraka. Raja White dari bangsa elf, seorang pria paruh baya, ia memakai pakaian putih tulang, rambutnya panjang hingga siku tangannya. Halis dan juga jenggotnya ikut memutih. Ia sedang melakukan ritual dengan membacakan sebuah mantra, ia berdiri persis di atas kepala Dark Invader yang sedang berbaring kesakitan, dijemput kematian.Raja White beserta raja lain; Raja Joe dari bangsa dwarf, Raja Santiago dari bangsa manusia dan Ratu Ellie dari bangsa Elf. Ada lima penguasa di Last Earth yang akan mengantarkan Dark Invader ke neraka karena sudah menghancurkan dunia menjadi sarang kegelapan.Di tengah-tengah komat-kamit para penguasa, Suilven Mountain yang memiliki batu kembar membelah diri, ia mengeluarkan cahay
Sementara suasana di dalam hutan. Dekat tempat tinggal Arthur, terlihat ada beberapa kelompok pria yang menggunakan pakaian hitam, merah, dan coklat, membawa senjata tajam seperti kapak dan panahan. Mereka menyusuri hutan untuk melakukan perburuan, langkah kaki mereka terlihat sangat tenang dan hati-hati, kemudian setelah beberapa saat berjalan sepasang retina hitam menyala, membelalakan sepasang matanya sambil menghentikan langkah kaki dengan terpaksa."Astaga!?" kata, salah seorang lelaki yang pada saat itu menggunakan pakaian berwarna merah dengan rambut ikal sebahu, tubuh kekar yang terlihat tegap dan gagah."Ada apa, Kak ketua? Ada masalah apa?" tanya, beberapa rekan lain yang juga menjadi sangat terkejut dan menatap jelas wajah dari lelaki yang berdiri di depan jalan membelakangi tubuhnya."Kalian lihatlah sendiri, bagaimana mungkin ini semua dapat terjadi, siapa yang telah melakukannya? Hewan-hewan yang mati secara mendadak dengan bentuk yang sudah tragis," ucap seorang lelaki
Di bawah cakrawala biru yang masih gelap membentang lebar begitu terang terlihat di bumi sana ada sebuah tempat tinggal kecil dan sederhana, keluar seorang lelaki yang menggunakan pakaian cokelat rapi, tidak lupa terlihat beberapa buah yang masih sangat segar dan terlihat sudah tertata rapi di dalam keranjang yang dia bawa pada genggaman tangan kanannya. Pria itu menutup pintu yang baru dia buka sebagai tempat di mana dia jadikan jalan keluar, pria muda itu diketahui bernama Arthur. Dia tinggal bersama dengan seorang pria paruh baya yaitu Ayahnya sendiri bernama Robby, di hutan terpencil Dumfries, pada abad ke 20. Keseharian Arthur adalah berburu binatang di dalam hutan yang luas, Arthur pun sering turun ke pasar untuk menjajalkan dagangan atau berbelanja kebutuhan yang lain. Pagi itu Arthur harus mencari uang. "Ayah! Aku akan kembali setelah buah yang aku bawa habis," kata Arthur dengan suara yang terdengar cukup lantang kepada seseorang. Robby melihat keberangkatan anaknya den