Sudah lima hari Bianca masih belum sadar. Setiap harinya Arthur tidak pernah meninggalkan Bianca. Arthur membawa semua pekerjaan ke rumah sakit. Semua masalah kantor ditangani oleh Alvin. Terkadang jika memang harus Arthur terpaksa meninggalkan Bianca, Elena selalu datang menjaga Bianca. Tidak hanya Elena tapi Viola dan Caroline sering bergantian untuk menjaga Bianca. Sedangkan Robert sering mengunjungi cucunya. Arthur memutuskan nama panggilan putranya adalah Justin. Setelah menjaga Bianca, Elena juga sering melihat cucunya. Elena melihat wajah Justin begitu mirip dengan Arthur saat Arthur bayi. Annabeth sejak dua hari yang lalu bisa pulang. Caroline menitipkan Annabeth pada Steven. Caroline sering menjenguk Bianca. Caroline takut, Annabeth akan merasakan kesepian. Akhirnya Caroline memutuskan untuk menitipkan Annabeth pada Steven. Kini Arthur tengah duduk sambil menatap istrinya yang masih memejamkan matanya. Meskipun Bianca belum sadar, tapi setidaknya Arthur masih mendengar de
Clarissa duduk di ruang kerjanya sambil melihat hasil laporan yang diberikan oleh direktur keuangan. Perusahaannya kini sudah hampir kembali normal. Meskipun masih belum seperti kemarin, tapi setidaknya Clarissa puas. Altov menyuntikan dana sangat besar pada perusahaan Clarissa. Tidak percuma Clarissa memiliki sepupu yang hebat. Altov memang pria yang sangat hebat. Altov selalu membantu Clarissa di masa sulit. Clarissa tidak perlu takut lagi pada ancaman Arthur. Jika Altov beradai disisi Clarissa, tentu Clarissa tidak akan takut apapun. Beruntung Pauline ibu Clarissa memiliki saudara kembar yang menikah dengan pria hebat. Itulah yang membuat Clarissa semakin menyukai Arthur. Clarissa akan memilih pria hebat yang bersanding dengannya. Clarissa tidak pernah mau menikah dengan pria yang tidak sebanding dengannya. Bagi Clarissa, dia harus mendapatkan pria yang berada jauh diatasnya. Dulu saat Clarissa masih menjalin hubungan dengan Arthur, Clarisa memang sangat mencintai Arthur. Tapi u
Kondisi Bianca kini sudah mulai membaik, luka tembaknya sudah mengering. Setiap harinya Arthur selalu setia menemani Bianca. Bahkan di depan ruang rawat Bianca sudah di penuhi dengan anak buah Arthur. Kali ini Arthur tidak ingin lengah. Meski dia tahu Alex sudah mati di tangannya, tapi Arthur tetap harus waspada. Tidak hanya Bianca yang mendapatkan penjagaan ketat dari Arthur. Tapi Justin juga dalam penjagaan ketat Arthur. Bahkan untuk masuk ke dalam ruangan Justin, Arthur hanya memperbolehkan dokter kepercayaannya, Elena, Roberts, Caroline, Steven, Richo, Viola dan Alvin. Di luar nama itu, Arthur tidak mengizinkan siapapun melihat anaknya. Hari ini Arthur harus beberapa rekan bisnisnya yang memaksa untuk bertemu. Dengan terpaksa Arthur harus meninggalkan Bianca. Namun Bianca tidak hanya sendiri, Viola dan Elena dengan setia selalu menemani Bianca. Elena selalu datang setiap hari ke rumah sakit. Begitu pun dengan Viola. Setidaknya Arthur sedikit lebih tenang. Elena memang sangat men
Keesokan hari, Arthur sudah memiliki jadwal bertemu dengan Altov Lucero. Alvin mengatur pertemuan Arthur dan Altov di salah satu restaurant mewah di Manhattan. Arthur memang sengaja meminta untuk tidak bertemu di kantor. Sebelumnya tadi pagi Arthur sudah menemui Bianca dan Justin terlebih dulu. Hari ini Marissa dan Elena akan menemani Bianca selama Artur tidak ada. Bernard dan anak buah Arthur yang lain berjaga di depan ruang rawat Bianca. Bernard akan melaporkan pada Arthur siapa saja yang datang berkunjung. Biasanya yang datang hanya Lily assiatant Bianca, Viola dan juga Caroline. Arthur berjalan keluar dari lobby perusahaannya. Mobil sudah menjemput, Alvin yang melihat Arthur mendekat ke arah mobil ia langsung membuka pintu untuk tuannya. Alvin juga ikut dalam pertemuan Arthur dan Altov. Setelah Arthur masuk ke dalam mobil. Alvin masuk dan duduk di kursi depan. Kini mobil milik Arthur sudah berjalan meninggalkan perusahaan."Alvin, apa Altov Lucero sudah datang?" tanya Arthur. "
Kini Bianca dan Justin sudah diperbolehkan untuk pulang. Kondisi Justin sudah lebih kuat. Sebelumnya Bianca tidak ingin pulang duluan, Bianca ingin bersama dengan Justin. Rasanya Bianca tidak bisa meninggalkan Justin. Meski Justin lahir prematur, tapi Justin terlihat sangat berisi. Justin mendapatkan asupan gizi yang sangat baik. ASI Bianca juga sudah lancar, jadi Bianca sudah bisa memberikan ASI untuk Justin. Semua barang-barang sudah di rapihkan oleh Marissa. Elena jdan Robert juga datang untuk menjemput kepulangan menantu dan cucu mereka. Arthur juga meninggalkan pekerjaannya hari ini. Karena hari ini adalah kepulangan Bianca, Arthur ingin menghabiskan waktunya bersama dengan istri dan anaknya. "Arthur, Justin dimana?" tanya Bianca saat melihat Arthur berjalan masuk ke dalam ruang rawat. "Justin sedang bersama dengan mama." jawab Arthur dan Bianca mengangguk. "Kita pulang sekarang, apa kau ingin makan sesuatu?" tanya Arthur."Hem, aku sepertinya ingin pasta aglio olio dan sirl
Keesokan hari, Bianca baru saja memberikan ASI pada Justin. Meski memiliki babbysitter, Bianca ingin selalu merawat Justin. Hari ini Arthur mengajak Bianca dan Justin akan ikut bersama Arthur ke perusahaan. Bianca juga sudah siap dengan balutan mini dress yang sangat indah ditubuhnya. Perlengkapan Justin sudah disiapkan oleh Ella babysitter Justin. Bianca melangkah menuju walk in c;loset, Bianca tahu Arthur pasti sedang memasang dasi dan memilih arloji. Karena pagi tadi Bianca harus memberikan susu pada Justin, itu kenapa Arthur mengurus dirinya sendiri. Tapi setelah Justin selesai minum susu, Bianca langsung berjalan menghampiri Arthur. Melihat Arthur sedang memasang dasi, Bianca langsung mengambil alih. "Maaf, aku harus mengurus Justin dulu." ucap Bianca sambil memasang dasi Arthur. Arthur memeluk pinggang Bianca. "Ya, aku tahu sekarang aku memiliki saingan baru." jawab Arthur. "Itu putra mu sendiri Arthur!" tukas Bianca.Arthur mengulum senyumannya. "Aku tahu, tapi aku sering c
Di dalam kamar pribadi milik Arthur di ruang kerjanya, Bianca kini sedang memberikan ASI pada Justin. Bianca tersenyum melihat perkembangan Justin. Justin sudah berusia tiga bulan, tubuh Justin sangat menggemaskan. Pipi yang chubby dan terlihat sangat sehat. Meski memiliki babysitter, Bianca tidak ingin melewatkan tumbuh kembang Justin. Butik miliknya sudah di tangani oleh Lily. Bianca hanya menerima laporan email yang dikirimkan oleh Lily. Bianca sudah tidak datang lagi ke butik, hanya terkadang dia datang untuk memeriksa. Tapi tidak seperti dulu, prioritas utama Bianca adalah keluarganya. Terutama Justin yang masih sangat membutuhkan dirinya. Arthur baru saja selesai meeting, ia masuk ke dalam ruang kerjanya. Berjalan menghampiri anak dan istrinya yang berada di dalam kamar pribadinya. Saat ia masuk, pintu tidak tertutup rapat. Ia melihat pemandangan yang begitu menyentuh hatinya. Melihat istrinya memberikan ASI langsung pada Justin. Arthur tersenyum, lalu berjalan menghampiri ist
Arthur dan Bianca kini sudah tiba mansion mereka. Sejak kejadian penyerangan Bianca, Arthur langsung membawa Bianca pulang. Arthur meninggalkan semua pekerjaannya. Justin sudah di bawa oleh Ella masuk ke dalam kamarnya.Arthur menggeram menahan emosinya, ia sudah tidak bisa lagi tahan dengan sikap Clarissa. Arthur sudah meminta anak buahnya untuk mengawasi pergerakan Clarissa. Arthur merasa marah karena dirinya tadi tidak bisa melindungi istrinya. Arthur tidak menyangka Clarissa berniat menyiram air keras kewajah Bianca. Arthur dan Bianca masuk ke dalam kamar, dengan penuh emosi Arthur melempar jasnya dengan kasar. Bianca mengerti Arthur pasti sangat marah. Bianca melangkah mendekat ke arah Artur, membantu Arthur melelpaskan dasinya. Bianca mengelus rahang Arhur. "Jangan marah, aku tidak apa-apa." ucap Bianca yang berusaha menenangkan Arthur. Ia bisa mlihat wajah Arthur begitu marah.Arthur membuang napas kasar. "Maaf aku terlambat melindungi mu, aku tidak suka ada pria lain yang me
Satu minggu kemudian...Bianca tengah duduk di sofa sembari menyusui Nathan. Bianca tersenyum melihat bayi mungilnya. Wajahnya sungguh mirip dengan Justin saat Justin masih bayi. Bianca mengusap pelan pipi Nathan. Kini hidupanya benar-benar sempurna. Memiliki suami yang mencintainya dan memiliki dua putra yang sangat tampan. Suara dering ponsel terdengar, Bianca mengambil ponselnya dengan tangan kanannya. Tangan Kiri Bianca tengah menopang kepala Nathan yang masih menyusu padanya. Bianca menatap ke layar ponsel, tertera nama Irina di layar ponselnya. Kening Bianca berkerut dalam ketika melihat nama Irina. Tidak biasanya Irina menghubungi dirinya. Tanpa menunggu lama, Bianca mengusap tombol hijau untuk menerima panggilan. Sebelum kemudian, Bianca meletakan ponselnya di telinganya. "Irina?" sapa Bianca saat panggilan terhubung. "Bianca? Kau masih menyimpan nomorku?" tanya Irina dari seberang line. "Tentu Irina, aku masih menyimpannya. Apa kabar Irina?" "Aku baik, bagaimana denganmu
Beberapa bulan kemudian.. Di ruang operasi, Arthur terus berada di samping Bianca. Bayi dalam kandungan Bianca, tidak dalam posisi yang tepat. Hingga akhirnya dokter menyarankan untuk Bianca kembali operasi caesar. Arthur terus mengecupi kening Bianca saat dokter melakukan proses operasi. Sudut mata Bianca mengeluarkan air mata haru, dia kembali bisa melahirkan buah cintanya dengan Arthur. Oeee...Oee.... Sura tangis bayi pecah di ruang operasi. Air mata Bianca menetes ketika mendengar bayinya menangis. Arthur mengecup kening istrinya. Mata Arthur tidak mampu lagi menahan, air matanya menetes saat mendengar suara bayi. "Terima kasih sayang," bisik Arhur. "Bayi laki-laki," ucap sang dokter. Tidak perduli apa jenis kelaminya, terpenting bagi Bianca dan Arthur anaknya lahir dengan selamat. Kehamilan yang kedua ini, Bianca memang sengaja tidak memeriksa jenis kelamin bayinya. "Nyonya Bianca, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungil itu dalam gendongan Bianca. Me
Viola duduk di tepi ranjang, menatap Richo yang masih terus menutup matanya. Dokter memang mengatakan peluru tidak mengenai jantung Richo, tapi hingga detik ini Richo masih juga belum sadar. Beberapa hari ini, Viola menjalani harinya begitu berat. Viola merasa kehilangan sosok Richo yang setiap hari selalu mengganggunya. Viola menyentuh tangan Richo, mengelus pelan."Richo, kapan kau bangun? Aku merindukan mu Richo..." air mata Viola tidak mampu lagi tertahan. Dia sungguh merindukan kekasihnya itu. Rasanya beberapa hari tanpa Richo dia benar-benar merasakan tidak lagi bernyawa. "Selama ini aku selalu menutupi perasaan ku. Aku menyukai cara mu yang tidak pernah menyerah mendapatkan ku. Aku sungguh menyukai setiap cara mu Richo. Kau tidak pernah lelah mengejar ku. Bahkan berkali-kali aku mengusir mu dari kehidupan ku, kau tetap meminta ku menjadi wanita mu. Andai waktu bisa di putar, sudah sejak awal aku menerima mu." "Masa lalu mu memang membuat ku ragu menerima mu. Tapi percayalah,
Beberapa hari kemudian... Altov turun dari mobil, dia melangkah masuk ke dalam rumah tempat dimana dia menyembunyikan Clarissa. Altov masih mengurung Clarissa sebelum menjebloskannya ke dalam penjara. Sebenarnya Arthur tidak setuju dengan apa yang di rencanakan Altov, tapi Altov memiliki alasan tersendiri mengurung Clarissa. Tidak hanya Clarissa, tapi Jesslyn yang turut membantu Clarissa juga di kurung oleh Altov. Alasannya karena permintaan dari Viola. Saat itu ketika Viola mendengar Jesslyn sudah berhasil di tangkap oleh Altov, Viola meminta waktu sebentar sebelum menjebloskan Jesslyn ke penjara. "Tuan," sapa Christian saat Altov melangkah masuk ke dalam. "Dimana Clarissa?" tanya Altov dingin. "Masih berada di kamarnya tuan," jawab Christin. Altov mengangguk, kemudian melanjutkan langkahnya masuk ke dalam kamar. Tempat dimana Clarissa di kurung. Setiap kali Altov bertemu dengan Clarissa, dia merasa dirinya tidak berguna. Harusnya sejak awal Altov menyeret paksa Clarissa meningg
Arthur dan Drake kini pergi ke tempat persembunyian Clarissa. Alvin sudah memberikan informasi saat ini Clarissa dan Jessly dalam perlindungan Jasson Steele. Itu artinya Arthur sendiri yang harus turun tangan. Tidak hanya Arthur, tapi Drake juga turun tangan. Drake ingin langsung berhadapan dengan Jasson. Jika sampai Jasson mempersulit, maka tidak ada pilihan lain bagi Drake untuk melakukan tindakan kekerasan. Mobil Arthur telah tiba di sebuah rumah yang jauh dari Manhattan. Arthur tahu, Jasson memang sengaja menyembunyikan Clarissa di tempat ini. Arthur dan Drake turun dari mobil. Beberapa pengawal Arthur dan Drake berada di belakang. Arthur tersenyum melihat penjagaan ketat demi menyelamatkan Clarissa. Tapi Arthur tidak perduli sedikit pun. Arthur dan Drake tetap melangkah masuk ke dalam. Langkah Arthu terhenti ketika pengawal Jasson menghadang dirnya. Alrthur tersenyum sinis menatap para pengawal Jasson yang menghalanginya. Rupanya Jasson memang berniat untuk melawan dirinya. Sun
Perlahan Bianca mulai membuka matanya, dia menatap ruangan putih. Bianca menoleh dan melihat ada Arthur dan Paula yang berjaga di sisinya. Mereka sama-sama tersenyum saat Bianca sudah membuka matanya. "Bianca? Kau mendengar ku?" Arthur mengelus dengan lembut pipi Bianca. "Arthur kenapa aku di sini?" Bianca mengerutkan keningnya. Dia berusaha mengingat kenapa dirinya berada di rumah sakit. Namun, ketika Bianca mengingat sesuatu. Ingatan di kepalanya begitu jelas tentang Tasya, Richo dan Ella yang tergeletak dengan berlumuran darah. Wajah Bianca langsung memucat, saat dia mengingat semuanya. "Arthur? Bagaimana keadaan Tasya? Richo dan Ella bagaimana?" Bianca semakin panik, kepalanya semakin sakit dan memberat."Ssst, jangan pikirkan itu Bianca. Aku yakin mereka akan selamat," Arthur membawa tangannya mengusap lembut perut istrinya. "Aku minta pada mu, jangan memikirkan hal berat, Dokter mengatakan kandungan mu lemah. Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada anak kita." Sebelumnya dokter
Bianca menatap cermin, kini tubuhnya sudah terbalut dengan gaun berwarna gold dengan model atas kemben. Hari ini adalah ulang tahun putranya, Justin. Bianca masih tidak menyangka usia Justin sudah satu tahun. Perjuangan yang Bianca hadapi dulu saat melahirkan putranya itu, tidak pernah bisa terlupakan. Beruntung Tuhan masih melindungi dirinya dan putra kesayangannya. Arthur yang melangkah masuk ke dalam kamar, dia menatap istrinya sudah terbalut dengan gaun yang membuat istrinya terlihat sangat cantik dan seksi. Arthur mendekat, dia langsung memeluk Bianca dari belakang. Memberikan kecupan di tenguk leher. hingga ke pundak mulus milik istrinya itu. "Kenapa kau selalu cantik hem?" bisik Arthur di sela-sela kecupannya. Bianca tersenyum, lalu membalikan tubuhnya menatap lekat wajah suaminya. Bianca mengelus lembut rahang Arthur. "Dan kau selalu tampan."Arthur mengeratkan pelukannya. "Aku rasanya tidak ingin keluar kamar. Aku ingin terus di sini bersama mu." "Kau ini bagaimana! Putra
Viola menyandarkan punggungnya di sofa. Sejak kejadian dirinya bertengkar dengan ayahnya, Viola lebih menyendiri. Daisy ibunya kini sudah mengetahui semuanya. Viola sengaja mengatakan langsung pada Daisy. Viola tidak ingin Daisy terus tertipu pada Carlos yang memberikan sebuah cinta palsu. Selama ini Carlos selalu menunjukan peran ayah yang terlihat begitu sempurna. Tapi kenyataan yang Viola dapatkan ayahnya sendiri berusaha mengahancurkan kehidupannya. Richo melangkah masuk ke dalam rumah, dia menatap Viola tengah melamun. Richo langsung berjalan mendekat ke arah Viola, dan langsung duduk di samping kekasihnya itu. "Kau sedang memikirkan apa?" tegur Richo yang membuat Viola menghentikan lamunannya. Viola mengalihkan pandangannya dan menatap Richo yang duduk di sampingnya. "Kau sudah pulang? Maaf aku tidak menyadari kau datang." "Ada yang kau pikirkan?" Richo kembali bertanya, dia menatap wajah kekasihnya terlihat begitu muram. "Tidak ada," jawab Viola yang berbohong. Dia tidak i
Hari ini hari dimana Viola meminta Richo menemani dirinya untuk bertemu dengan ayahnya. Viola sengaja meminta Richo untuk menemani dirinya. Viola ingin tahu apa reaksi dari ayahnya setelah dia mengetahui semuanya. "Apa kau yakin ingin bertemu dengan ayah mu?" tanya Richo yang kini berada di depan mobil. Sebelum masuk, dia kembali memastikan pada Viola. Viola mengangguk. "Kita harus menemuinya. Aku ingin langsung melihat tindakan apa yang dia ambil setelah melihat kita berdua." "Allright, dengan senang hari aku bertemu dengan calon mertua ku." Richo masuk ke dalam mobil. Begitu pun dengan Viola. Kemudian Richo mulai melanjukan mobilnya meninggalkan halaman parkir mansionnya. "Apa kau sudah tahu dimana rumah ayah ku yang baru?" Viola membuka suara ketika Richo tengah fokus melajukan mobil. "Lebih tepatnya itu adalah rumah lama ayah mu. Rumah itu tempat tinggal ayah mu dan Aria. Aku rasa Jesslyn juga berada di sana. Karena tadi aku meminta assistant ku dan melihat apartemen Jesslyn