Kondisi Bianca kini sudah mulai membaik, luka tembaknya sudah mengering. Setiap harinya Arthur selalu setia menemani Bianca. Bahkan di depan ruang rawat Bianca sudah di penuhi dengan anak buah Arthur. Kali ini Arthur tidak ingin lengah. Meski dia tahu Alex sudah mati di tangannya, tapi Arthur tetap harus waspada. Tidak hanya Bianca yang mendapatkan penjagaan ketat dari Arthur. Tapi Justin juga dalam penjagaan ketat Arthur. Bahkan untuk masuk ke dalam ruangan Justin, Arthur hanya memperbolehkan dokter kepercayaannya, Elena, Roberts, Caroline, Steven, Richo, Viola dan Alvin. Di luar nama itu, Arthur tidak mengizinkan siapapun melihat anaknya. Hari ini Arthur harus beberapa rekan bisnisnya yang memaksa untuk bertemu. Dengan terpaksa Arthur harus meninggalkan Bianca. Namun Bianca tidak hanya sendiri, Viola dan Elena dengan setia selalu menemani Bianca. Elena selalu datang setiap hari ke rumah sakit. Begitu pun dengan Viola. Setidaknya Arthur sedikit lebih tenang. Elena memang sangat men
Keesokan hari, Arthur sudah memiliki jadwal bertemu dengan Altov Lucero. Alvin mengatur pertemuan Arthur dan Altov di salah satu restaurant mewah di Manhattan. Arthur memang sengaja meminta untuk tidak bertemu di kantor. Sebelumnya tadi pagi Arthur sudah menemui Bianca dan Justin terlebih dulu. Hari ini Marissa dan Elena akan menemani Bianca selama Artur tidak ada. Bernard dan anak buah Arthur yang lain berjaga di depan ruang rawat Bianca. Bernard akan melaporkan pada Arthur siapa saja yang datang berkunjung. Biasanya yang datang hanya Lily assiatant Bianca, Viola dan juga Caroline. Arthur berjalan keluar dari lobby perusahaannya. Mobil sudah menjemput, Alvin yang melihat Arthur mendekat ke arah mobil ia langsung membuka pintu untuk tuannya. Alvin juga ikut dalam pertemuan Arthur dan Altov. Setelah Arthur masuk ke dalam mobil. Alvin masuk dan duduk di kursi depan. Kini mobil milik Arthur sudah berjalan meninggalkan perusahaan."Alvin, apa Altov Lucero sudah datang?" tanya Arthur. "
Kini Bianca dan Justin sudah diperbolehkan untuk pulang. Kondisi Justin sudah lebih kuat. Sebelumnya Bianca tidak ingin pulang duluan, Bianca ingin bersama dengan Justin. Rasanya Bianca tidak bisa meninggalkan Justin. Meski Justin lahir prematur, tapi Justin terlihat sangat berisi. Justin mendapatkan asupan gizi yang sangat baik. ASI Bianca juga sudah lancar, jadi Bianca sudah bisa memberikan ASI untuk Justin. Semua barang-barang sudah di rapihkan oleh Marissa. Elena jdan Robert juga datang untuk menjemput kepulangan menantu dan cucu mereka. Arthur juga meninggalkan pekerjaannya hari ini. Karena hari ini adalah kepulangan Bianca, Arthur ingin menghabiskan waktunya bersama dengan istri dan anaknya. "Arthur, Justin dimana?" tanya Bianca saat melihat Arthur berjalan masuk ke dalam ruang rawat. "Justin sedang bersama dengan mama." jawab Arthur dan Bianca mengangguk. "Kita pulang sekarang, apa kau ingin makan sesuatu?" tanya Arthur."Hem, aku sepertinya ingin pasta aglio olio dan sirl
Keesokan hari, Bianca baru saja memberikan ASI pada Justin. Meski memiliki babbysitter, Bianca ingin selalu merawat Justin. Hari ini Arthur mengajak Bianca dan Justin akan ikut bersama Arthur ke perusahaan. Bianca juga sudah siap dengan balutan mini dress yang sangat indah ditubuhnya. Perlengkapan Justin sudah disiapkan oleh Ella babysitter Justin. Bianca melangkah menuju walk in c;loset, Bianca tahu Arthur pasti sedang memasang dasi dan memilih arloji. Karena pagi tadi Bianca harus memberikan susu pada Justin, itu kenapa Arthur mengurus dirinya sendiri. Tapi setelah Justin selesai minum susu, Bianca langsung berjalan menghampiri Arthur. Melihat Arthur sedang memasang dasi, Bianca langsung mengambil alih. "Maaf, aku harus mengurus Justin dulu." ucap Bianca sambil memasang dasi Arthur. Arthur memeluk pinggang Bianca. "Ya, aku tahu sekarang aku memiliki saingan baru." jawab Arthur. "Itu putra mu sendiri Arthur!" tukas Bianca.Arthur mengulum senyumannya. "Aku tahu, tapi aku sering c
Di dalam kamar pribadi milik Arthur di ruang kerjanya, Bianca kini sedang memberikan ASI pada Justin. Bianca tersenyum melihat perkembangan Justin. Justin sudah berusia tiga bulan, tubuh Justin sangat menggemaskan. Pipi yang chubby dan terlihat sangat sehat. Meski memiliki babysitter, Bianca tidak ingin melewatkan tumbuh kembang Justin. Butik miliknya sudah di tangani oleh Lily. Bianca hanya menerima laporan email yang dikirimkan oleh Lily. Bianca sudah tidak datang lagi ke butik, hanya terkadang dia datang untuk memeriksa. Tapi tidak seperti dulu, prioritas utama Bianca adalah keluarganya. Terutama Justin yang masih sangat membutuhkan dirinya. Arthur baru saja selesai meeting, ia masuk ke dalam ruang kerjanya. Berjalan menghampiri anak dan istrinya yang berada di dalam kamar pribadinya. Saat ia masuk, pintu tidak tertutup rapat. Ia melihat pemandangan yang begitu menyentuh hatinya. Melihat istrinya memberikan ASI langsung pada Justin. Arthur tersenyum, lalu berjalan menghampiri ist
Arthur dan Bianca kini sudah tiba mansion mereka. Sejak kejadian penyerangan Bianca, Arthur langsung membawa Bianca pulang. Arthur meninggalkan semua pekerjaannya. Justin sudah di bawa oleh Ella masuk ke dalam kamarnya.Arthur menggeram menahan emosinya, ia sudah tidak bisa lagi tahan dengan sikap Clarissa. Arthur sudah meminta anak buahnya untuk mengawasi pergerakan Clarissa. Arthur merasa marah karena dirinya tadi tidak bisa melindungi istrinya. Arthur tidak menyangka Clarissa berniat menyiram air keras kewajah Bianca. Arthur dan Bianca masuk ke dalam kamar, dengan penuh emosi Arthur melempar jasnya dengan kasar. Bianca mengerti Arthur pasti sangat marah. Bianca melangkah mendekat ke arah Artur, membantu Arthur melelpaskan dasinya. Bianca mengelus rahang Arhur. "Jangan marah, aku tidak apa-apa." ucap Bianca yang berusaha menenangkan Arthur. Ia bisa mlihat wajah Arthur begitu marah.Arthur membuang napas kasar. "Maaf aku terlambat melindungi mu, aku tidak suka ada pria lain yang me
Pagi hari, Arthur sudah berada di kantor. Kini ia duduk di kursi kerjanya dengan punggung yang bersandar di kursi kerjanya. Hari ini Arthur memang berangkat lebih awal. Saat ia berangkat istrinya masih tertidur lelap.Arthur masih terus memikirkan perkataan Alvin. Rasanya dirinya tidak tenang sebelum menemukan bukti. Arthur berharap Bianca bukan bagian dari mereka. Arthur tidak mempermasalahkan Bianca lahir dari keluarga biasa bahkan meski bukan dari keluarga kaya Arthur tidak perduli. Hanya saja, Arthur mengharapkan Bianca bukan bagian dari Lucero. Tidak lama kemudian, terdengar interkom masuk dari Martha sekretaris Arthur. Arthur membuang napas kasar, padahal dirinya tidak ingin diganggu. "Ada apa?" suara Arthur terdengar begitu dingin saat menekan tombol."Tuan, maaf ada Tuan Steven datang. Beliau memaksa ingin bertemu dengan tuan." ucap Marsha."Minta dia untuk masuk." jawab Arthur, dingin dan langsung menekan tombol untuk mengakhiri panggilan. Steven melangkah masuk ke dalam ru
Pesawat Viola baru mendarat di Bandara Internasional Jhon F Kennedy. Ia baru kembali setelah beberapa minggu di Korea. Perusahaanya kini sudah jauh lebih baik, Viola selalu ingat setiap penghinaan Clarissa. Itu yang membuat Viola semakin berjuang keras membesarkan perusahaannya. Viola ingin menunjukan pada Clarissa, dirinya akan hebat. Viola ingin sekali menampar wajah Clarissa, ketika wanita itu menyombongkan keluarganya yang terkenal hebat. Jika mengingat Clarissa Steele, Viola ingin sekali menarik rambutnya. Wanita itu benar-benar wanita tersombong yang pernah Viola temui. Viola melirik arlojinya kini sudah pukul satu siang. Ia mengambil ponselnya, ia ingin mengirim pesan pada Bianca untuk menanyakan kabar Justin. Bayi tampan dan menggemaskan itu selalu ada dipikiran Viola. Viola : Bianca, aku sudah di New York. Bagaimana kabar Justin? apa dia merindukan auntynya yang cantik ini?Bianca : Justin baik, dia tentu merindukan auntynya.Viola : Kau dimana sekarang? ah aku ingin memel
Justin turun dari mobil, dia mengancingkan jasnya masuk ke dalam perusahaan ayahnya. Hari ini, Justin menggantikan posisi Arthur. Ya, di usianya yang ke dua puluh delapan tahun, Arthur meminta Justin mengambil alih perusahannya. Tidak hanya Afford Company, tapi perusahaan perfilman milik Lucero Company berada dalam kendali Justin. Sang adik Nathan juga memiliki posisi yang tak kalah penting dengan Justin. Nathan memegang kendali perusahaan Afford Company dalam bidang property dan majalah. Untuk Lucero Company, Drake khusus meminta Nathan menangani perusahaan teknologinya. Sebelumnya Justin menetap di Barcelona selama dua tahun, untuk memperlajari Lucero Company. Namun, sekarang Justin memilih untuk menetap di New York. Karena bagaimanapun dia memiliki tanggung jawab perusahaan ayahnya.Joseph dan Hazel, adik kembar Justin yang kini berusia dua puluh tahun, mereka tengah menyelesaikan master degree di Oxford University. Diusia yang masih sangat muda, Joseph dan Hazel berhasil menyeles
Suara tangis bayi memecahkan kesunyiaan dalam ruang operasi. Bianca meneteskan air matanya, kala mendengar suara tangis bayi kembarnya. Persalinan berjalan dengan lancar, anak mereka lahir dengan selamat dan sempurna. Arthur selalu mencium Bianca selama proses persalinan. Kebahagian Bianca dan Arthur begitu lengkap ketika mengetahui anak kembar mereka sepasang laki-laki dan perempuan. Kali ini, keinginan Arthur sudah terwurjud, memiliki anak perempuan."Nyonya Bianca, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungil itu dalam gendongan Bianca. Semua tim medis kini sudah membersihkan alat medis di dalam ruang operasi. Mereka semua kemudian pergi setelah melakukan pemeriksaan terhadap Bianca dan bayi kembarnya.Arthur meminta perawat untuk segera memindahkan Bianca di ruang rawat VVIP. Setelah proses IMD, tidak lama kemudian Bianca di pindahkan di ruang rawat VVIP sesuai permintaan Arthur.Kini seluruh keluarga Arthur dan keluarga Bianca masuk ke dalam ruang rawat Bianca. N
"Arthur, kau ingat, kan hari ini kita harus ke rumah orang tuaku?" kata Bianca mengingatkan suaminya itu. Sejak tadi, dia melihat Arthur yang tengah fokus pada iPad di tangannya. "Iya sayang, aku ingat. Sebentar ada pekerjaan yang harus aku selesaikan," jawab Arthur. Tatapannya teteap menatap layar iPad. Bianca mendengus. Dia melangkah mendekat ke arah Arthur, dan duduk di samping suaminya itu. "Tadi pagi justin sudah menghubungiku, putramu itu terus mengingatkan kita untuk tidak terlambat."Kemarin, Justin dan Nathan sudah lebih dulu dijemput oleh assistant Drake. Tentu Bianca sudah tidak lagi terkejut, karena kedua putranya itu sangat dekat pada kakek mereka. Terlebih Drake selalu memanjakan Justin dan Nathan. Bahkan Drake telah membangun sebuah perusahaan untuk Justin dan Nathan.Arthur meletakan iPadnya ke atas meja, lalu dia mengalihkan pandangannya ke arah Bianca. "Kau tidak apa-apa keluar sekarang? Minggu depan kau sudah melahirkan, aku hanya takut terjadi sesuatu padamu, say
Suara keributan terdengar membuat Tasya yang tengah tertidur pulas, langsung terbangun. Tasya berlari keluar kamar menuju suara keributan itu."Astaga Alfred...Aldrich... Kenapa kalian berdua bertengkar?" Tasya mendekat ke arah dua putranya yang ribut. "Mommy, look. Ka Aldrich merusak robotku!" tunjuk Alfred pada robotnya yang telah rusak. "Aldrich, kenapa kau merusah robot Alfred?" Tasya menundukan kepalanya, dia mengelus lembut pipi gemuk Aldrich. "Aku tidak sengaja, Mommy.." ucap Aldrich dengan penuh penyesalan. Tasya mendesah pelan. Ini bukan pertama kali mainan Aldrich atau Alfred rusak. Hal yang membuat Tasya sakit kepala, adalah harga mainan milik Aldrich dan Alfred. Bagaimana tidak? Altov memberlikan mainan pada anak kembar mereka, denga harga yang fantastis. Seluruh mainan milik Alfred dan Aldrich adalah mainan termahal. Harga ratusan ribu dollar hingga jutaan dollar. Bahkan rasanya Tasya sulit bernapas setiap kali Altov memberikan anak kembarnya itu mainan dengan harga f
Viola mematut cermin. Dia melihat seluruh tubuhnya, memastikan tubuhnya sudah kembali seperti dulu. Ya, kehamilan pertama Viola, membuatnya mengalami kenaikan berat badan cukup parah. Bahkan Viola, tidak mau keluar rumah karena malu dengan bentuk tubuhnya. Meski Richo, tidak pernah mengeluh sedikitpun, Richo juga selalu mengatakan Viola sangat cantik. Tapi tetap saja, Viola tidak pernah percaya diri jika keluar rumah. Dengan Berolah raga dan melakukan rangkaian perawatan kecantikan, membuat bentuk tubuh Viola sudah kembali seperti dulu. Kini dirinya sudah percaya diri seperti sedia kala. "Mommy....." pekik Kylie melangkah mendekat ke arah Viola.Viola mengalihkan pandangannya, dia melihat putrinya mendekat ke arahnya. Namun, tatapan Viola melihat wajah muram putrinya itu. Dia langsung menundukan tubuhnya. "Hi sweetheat, kenapa wajahmu bersedih?" "Mommy, where is Ka Justin? I wanna meet Ka Justin.." Kylie mencebik, dia mengerutkan bibirnya. Viola tersenyum, dia mengelus pipi Kylie.
Suara teriakan Annabet begitu keras membuat Steven dan Caroline yang masih tertidur, langsung membuka mata mereka dan segera menghampiri suara teriakan Annabeth. Mereka beranjak dari tempat tidur, lalu berlari keluar kamar. "Sayang, kau kenapa berteriak sepagi ini?" Caroline melangkah, mendekat ke arah Annebth yang kini menangis. "Ada apa sayang? Kenapa kau menangis?" "Adam, menyembunyikan bonekaku!" tunjuk Annabeth pada adiknya. Tangisnya, sesegukan. Sedangkan Caroline langsung menatap putra bungsunya yang tersenyum lebar memperlihatkan gigi putihnya. Adam Steven Evans, putra Caroline dan Steven yang berusia empat tahun ini begitu aktif. Tidak heran, melihat tingkahnya yang hampir setiap hari membuat Annabeth menangis. Caroline dan Steven, hampir setiap hari mendengar suara tangis Caroline. Alasannya? Tentu saja karena Adam selalu mengambil barang-barang kesukaan Ananbeth dan menyembunyikannya. Steven membuang napas kasar, dia mengusap kepala putranya. "Boy, Daddy sudah mengataka
Pantai Jimbaran - BALI, INDONESIABianca dan Arthur tengah duduk di sebuah restoran yang ada di Pantai Jimbaran. Mereka tengah menikmatin makanan khas bali. Terlihat Bianca begitu menyukai makanan khas bali. Tapi berbeda dengan Arthur. Suaminya itu tidak bisa makan masakan pedas. Bianca sering menertawakan Arthur, yang wajahnya langsung memerah ketika makan makanan pedas. "Sayang, jangan di makan. Itu semua cabai. Nanti terjadi sesuatu pada anak kita," ujar Arthur dengan tatapan dingin melihat istrinya melahap masakan khas bali."Ini sambal khas dari bali. Ikan bakarnya juga sangat enak. Aku sepertinya menyukai tinggal di sini," balas Bianca dengan antusias, "Jangan bicara yang tidak-tidak Bianca," jawab Arthur malas. "Aku tidak mungkin bisa tinggal di kota yang panas ini." Bianca mencebik kesal. "Apa kau tidak lihat? Sejak tadi Justin dan Nathan terus bermain di pantai. Itu artinya kedua putramu menyukai Bali." "Mereka memang sudah bermain. Tidak hanya di Bali, saat kita berlibur
Lima tahun kemudian... BALI - INDONESIABianca menatap kedua putranya yang tengah berlari menelusuri Pantai Nusa Dua. Setelah menunda liburan ke bali, akhinya Bianca dan Arthur bisa berlibur. Dengan kaki telanjang dan perut membuncit Bianca menelusuri pantai indah itu. Ya, kini, Bianca tengah mengandung anak ketiganya dengan Arthur. Di kehamilan kali ini, Bianca merasa senang karena bisa merasakan babbymoon. Karena sebelumnya ketika mengandung Justin dan Nathan, begitu banyak masalah yang menghampiri mereka. Hingga membuat Bianca mengurungkan niatnya untuk babbymoon. "Justin... Nathan.. Jangan berlari kencang, nanti kalian jatuh!" teriak Bianca keras ke arah Justin dan Natha yang tengah berlari sembari bermain pasir di pantai."Biarkan sayang." Arthur memeluk pinggang istriny. Menikmati Pantai Nusa Dua yang begitu indah. Bianca menghela napas dalam. "Arthur, setelah ini aku tidak ingin hamil lagi! Sudah cukup! Justin, Nathan dan sekarang bayi kembar kita. Jika terus hamil, kapan ak
Beberapa bulan kemudian..Richo duduk di kursi kebesaraannya, membaca dokumen kerja sama perusahaan miliknya dengan perusahaan keluarga milik Viola. Kini Richo memimpin perusahaan keluarga Viola. Karena sejak awal, Richo memang tidak memperbolehkan Viola terlalu lelah bekerja. Richo masih membiarkan Viola, jika istrinya itu masih datang ke perushaaan. Hanya saja, Richo tidak ingin Viola fokus pada perusahaan. Setelah menikah, Richo menginginkan Viola lebih banyak di rumah. Meski Richo tahu, sejak Viola hanya di rumah, istrinya lebih sering ikut arisan bersama Bianca, Tasya dan Caroline. Tidak hanya itu, Viola juga selalu berbelanja setiap harinya demi menghilangkan rasa bosan. Bagi Richo, kebahagaian Viola adalah prioritasnya. Richo akan melakukan apa pun yang membuat istrinya selalu bahagia. Tidak perduli, berapa banyak uang yang harus Richo keluarkan yang terpenting istrinya selalu bahagia.Saat Richo tengah membaca membaca dokumen di hadapanya, dia terkejut melihat Davin assistant