Share

Bab 7

Author: Mhammadtaufiq
last update Last Updated: 2020-12-23 19:42:43

"Pegang yang erat."

"Eum, apakah tidak sakit kalau aku menarik bulumu ini?"

"Tidak, mate." Emely mengangguk mendengarnya kemudian berpegang erat, tak menarik bulu Jason, melainkan memeluk leher serigala tersebut sembari menikmati sisiran bulunya yang hangat.

Sesampainya di Canavaro Pack, Jason memilih masuk ke kamarnya dulu karena tentu dia akan telanjang jika berganti shift di hadapan Emely, sebenarnya tidak masalah juga di depan mate-nya, hanya saja ... dia tidak ingin orang lain menikmati kegagahan tubuhnya selain Emely seorang.

Fasha, dia memeluk Emely dengan erat dan terus bertanya mengenai keadaan wanita tersebut. "Astaga, Nak. Kamu buat Bibi khawatir, dari mana aja? Dan kamu gak apa-apa, kan?"

"Aku baik-baik saja, Bi. Walau sempat diriku ketakutan ketika tersesat di tengah hutan, untunglah Aralt segera datang dengan wujud serigalanya."

Fasha menghela napas lega. "Lain kali tidak usah mencarinya sampai sejauh itu, dia akan kembali, Nak."

"Maafkan aku, Bi. Telah membuatmu khawatir, lain kali takkan seperti ini lagi," balasnya penuh janji dan Fasha mengangguk percaya.

Tak lama kemudian, Aralt pun kembali, menarik mate-nya kemudian mencari luka di sekujur tubuh wanita tersebut yang berakhir dia merasa lega.

"Kenapa sangat berani keluar, hm? Kau ingin membuatku mati?" tanya Aralt.

"Eum, maafkan aku. Aku mencarimu tadi dan tidak sadar masuk terlalu jauh di hutan," jawab Emely. Aralt pun mengerutkan kening, lalu bertanya kembali, "Kenapa kau mencariku? Kenapa tidak menunggu saja?"

Emely terdiam, dia pun tidak tahu untuk apa ia mencari pria ini? Kemungkinan juga dirinya lupa, dan ... kini Emely sadar dengan wajah yang meronanya, bahwa ia sedang merindukan Aralt. Tapi, apakah ia harus mengungkapkannya? Sementara dirinya begitu malu untuk melontarkan kalimat tersebut.

"Mate? Apa yang kau pikirkan? Kau tersenyum sendiri," heran Aralt.

"Maaf, aku pun tidak tahu kenapa bisa mencarimu, tapi a-aku akan jujur, bahwa aku sedikit merindukanmu," jawabnya.

Bukannya senang, Aralt menampilkan raut wajah yang agak sedih. "Sedikit merindukanku? Hanya sedikit? Padahal ... aku jauh merindukanmu setiap malam, agar dapat memelukmu di ranjangku hingga terbitnya fajar, tapi, itu tidak mungkin kulakukan sebelum dirimu benar-benar siap untuk kutandai," ujarnya, membuat Emely agak tidak percaya, serta ia selalu bertanya pada pikirannya, apakah mungkin ia mendapatkan mate lagi?

Untuk membunuh perasaan itu, Emely segera bertanya ke Aralt. "Begini, mate merupakan belahan jiwa yang dimiliki sekali oleh para kaum serigala, yang ingin kupertanyakan, mengapa aku memiliki mate lagi? Padahal sebelumnya, aku telah mendapatkannya."

Aralt langsung patah hati, ia merasa bahwa dirinya telah ditolak oleh Emely. Kenapa dia mempertanyakan itu? Padahal, bukan dirinya yang menentukan akan adanya mate atau tidak.

"Jadi? Apakah aku tidak akan memiliki mate setelah kau menolakku, Emely?" Nadanya berubah drastis, yang ada hanyalah keputusasaan dari lemahnya suara pria tersebut saat bertanya.

Emely pun terpaku, sepertinya ia salah dalam berucap, ia terus berpikir keras bagaimana cara menjawab pertanyaan Aralt. Namun, beberapa detik yang lalu, saking lamanya Emely berpikir membuat Aralt menghela napas berat kemudian meninggalkan wanita tersebut.

"Aralt, kau belum mendengar jawabanku!" teriak Emely, Aralt tak berbalik, ia terus melangkah hingga punggungnya menghilang. Sementara Fasha, wanita itu tak ingin mencampuri urusan mereka, akan tetapi ... mendengar ucapan Emely tadi, telah membuat putra angkatnya terpuruk dan dia harus menjelaskan ini.

"Nak," panggilnya, menepuk bahu Emely dengan pelan, kemudian melanjutkan ucapannya ketika wanita tersebut berbalik, "belahan jiwa hanya terjadi sekali, ketika belahan jiwa kita masih ada. Namun, jika dia telah tiada, Dewi Bulan dapat memutarnya kembali bukan? Dia akan menentukan kepada siapa kita akan berlabuh, dan kepada siapa pula takdir kita berada di hatinya," jelas Fasha, membuka pikiran Emely lebih luas lagi hingga membuatnya menyesal telah mengatakan itu.

"Terima kasih, Bi. Aku akan mengejarnya."

Fasha memandang lirih kepergian Emely, semoga saja dia dapat membujuk Aralt, karena hati pria itu tidak mudah untuk luluh.

Emely mencari keberadaan pria tersebut, dirinya mengetuk pintu kamar Aralt berulangkali dan tak mendapat jawaban dari dalam. Ia memutuskan memutar gagang pintu dan bersyukur ketika pintunya terbuka. Yah, Aralt berada di kamar tersebut dan pandangannya begitu kosong mengarah depan cermin. Rasa bersalah pun kian menghantui batin Emely yang semakin menjadi, dengan pelan ia menghampiri pria itu, lalu duduk di sampingnya.

"Maaf, perkataanku begitu keterlaluan, aku tak berhak mengatakannya bahwa belahan jiwa hanya terjadi dalam sekali. Aku bingung, heran, sekaligus takut, karena belahan jiwaku telah tiada, ia pun tiada dan aku tak berada di sampingnya, menyedihkan bukan? Waktu itu, aku sedang keluar bersama sang beta karena ingin belajar berburu, sementara mate-ku terkapar sakit di pack, aku pasangan yang bodoh dan dirimu tak pantas mendapatkanku karena kesalahan itu. Tak ada niat untuk menolakmu Aralt, kau sempurna dengan segala hal yang ada, wajah tampan dan tahta kau miliki, sementara aku? Aku bisa dibilang seorang manusia yang tak memiliki kemampuan selain berlari, meminta tolong, dan berteriak." Emely mengingat semua tingkah buruk dan kekeraskepalaannya sewaktu dia ingin belajar berburu, padahal mate-nya sedang tidak sehat dan ingin ia berada di sampingnya. Ketika dirinya telah pulang, barulah ia mendapatkan kabar tersebut bahwa sang alpha di red moon pack telah mengembuskan napas terakhirnya.

Aralt tetap diam, mendengar segala keluh kesah dan kesedihan Emely. Tapi, itu tak berdampak padanya, karena ia sedang merenungi nasibnya yang tidak mungkin mendapatkan mate.

"Aralt, tolong ... berbicaralah, aku sangat menyesal dan bersalah kepadamu, aku meminta maaf, dan aku pun ingin bersamamu jika aku benar-benar mate-mu, aku hanya, hanya trauma pada masa laluku," lirihnya di akhir kalimat, berharap Aralt akan membalas, tapi sepertinya, tak ada tanda-tanda lagi sehingga membuat Emely sadar betapa menjengkelkannya ia ketika pria itu menanti jawaban atas pertanyaannya tadi.

Emely tak menyerah, ia mengguncang tubuh Aralt. Pria itu pun tak bergeming, ia tetap diam dengan pandangannya yang kosong, hingga Emely hampir menyerah dan hanya memiliki satu cara saja, yaitu ... mengecup bibir pria itu dengan lembut, lalu mengalungkan tangannya di leher Aralt.

Cara yang dilakukan oleh Emely benar-benar berhasil, tangan Aralt bergerak dan menarik tengkuk wanita tersebut untuk memperdalam kecupannya, serta bibir mereka yang saling berpagutan. Emely tersenyum, ia menikmati cumbuan dari Aralt, terlebih lagi pria itu mengangkatnya dan membuatnya berbaring di ranjang, dengan dia yang sedang berada di atasnya.

Terlarut dalam kemesraan, membuat Aralt membuka pakaian atasnya dan menampilkan otot yang siap diraba oleh Emely. Otot keras yang terdiri dari enam itu, sedang tersusun rapi agar membuat Emely semakin bergairah untuk menerima beberapa cumbuan maut dari bibirnya.

Penandaan belum siap melandas dikarenakan Aralt akan benar-benar melakukannya ketika Emely telah jatuh hati padanya di saat ia wanita itu sangat yakin, bukan di saat dia merasa bersalah, karena kemungkinan ... pikiran Emely berubah pada suatu saat nanti.

Aralt pun melepas cumbuannya, napas mereka saling menyapa dan senyum dari keduanya saling menerbit kemudian menimbulkan kekehan kecil dari mulut Emely. "Sudah tenang, serigala buas?"

Aralt mengangguk, lalu mengecup bibir Emely sekali lagi, kemudian berbaring di sampingnya.

Jika Aralt yang menindih Emely tadi, maka sekarang, terbaliklah posisi tersebut, karena Emelylah yang menindih Aralt saat ini. Pria tersebut terkejut dengan apa yang ingin dilakukan oleh mate-nya.

"Ternyata tetap keras, bagaimana bisa dirimu memperoleh tubuh seindah ini, Aralt?" tanyanya, kemudian kembali berbaring di samping pria itu, sembari meraba-raba sedikit perut Aralt.

"Tentunya melatih otot tubuhku dengan berolahraga," jawab Aralt.

Tak sengaja, Emely melihat ada luka di lengan kanan mate-nya, dan ia baru menyadari ini. "Luka ini lumayan panjang sayatannya, apa penyebabnya?"

"Aku pernah bertarung melawan iblis, dan pedang terkutuknya melukai lenganku, dan luka ini tak dapat disembuhkan."

"Ke mana iblis itu?"

"Telah tiada, dia berhasil melukaiku di saat terakhirnya, itu pun dibantu oleh seorang penyihir jahat untuk menggerakkan pedang iblis tersebut ke tangannya," jawab Aralt.

Related chapters

  • Aroma Manis    Bab 8

    Iblis dalam dunia immortal, sering disebut demon, kekuatan mereka sangat besar dan beruntung Aralt dapat mengalahkannya ketika musuh tersebut sedang lengah karena menyombongkan diri."Kenapa kalian bisa bertarung?""Aku sedang berburu, dan dia menginginkan buruanku, tentu aku tidak mau, kebetulan pula dia bersama dengan temannya yang merupakan penyihir dan aku pun beruntung jika Reinard pun menemaniku di saat itu, lalu ... terjadilah sebuah pertengkaran yang hampir berakibat fatal pada diriku dan juga Reinard," jawab Aralt.Emely pun mengangguk, tangannya yang masih setia meraba perut Aralt, kini beralih ke dagu pria tersebut sembari mengusap-usapnya. "Hm, di dagumu ada sedikit rambut, ini menggelikan, tapi aku suka," kikiknya kemudian. Aralt terkekeh pelan, memejamkan mata sambil menikmati usapan mate-nya yang sangat lembut."Aralt, aku ingin tidur bersamamu," ucap Emely. Mata Aral

    Last Updated : 2020-12-23
  • Aroma Manis    Bab 9

    "Baiklah, cukup pembicaraannya Alpha Aralt dan King Sean. Silakan duduk."Setelah keduanya duduk. Hadley pun mengumumkan, "Kerja sama antara kedua pack dengan wilyah red blood dari kerajaan vampire, telah diresmikan."Berbagai jamuan telah disiapkan secara khusus, terutama kepada King Hadley bersama anggotanya yang disediakan darah sebagai pelega mereka."Bagaimana King Sean?""Terima kasih, Alpha Hadley, darah ini sangat segar, kami menyukainya," jawab pria itu, menjilat sisa-sisa darah yang masih melekat pada bibirnya. Reinard yang melihat moment tersebut, berusaha menahan kerutan dari keningnya agar kaum mereka tidak tersinggung.Berbicara mengenai perbincangan mereka, semuanya membahas mengenai belahan jiwa, tentu Aralt hanya terkekeh saja apalagi mengingat mate-nya yang begitu menggemaskan di pack."Bagaimana dengan Anda Alpha Aralt? Anda sudah menemukan

    Last Updated : 2020-12-23
  • Aroma Manis    Bab 10

    "Eum, kenapa mereka terus melihatku?""Kau tak sadar jika pakaianmu mengundang tatapan mereka yang siap menjelajahi keseksianmu sayang, lain kali, tidak usah memakai pakaian Bibi Fasha karena aku sendiri yang akan membelikanmu pakaian dan memasanginya.""Hei, enak saja. Lakukan jika kau ingin sesuatu yang buruk terjadi.""Sesuatu yang buruk? Ayolah sayang, jangan terlalu jahat kepada pria tampanmu ini, karena aku tak ingin tahu bahwa dirimu harus ke istana sekarang dan mengganti pakaian, mengerti?""Aralt, aku nyaman dengan pakaian ini, aku bebas bergerak dan selalu merasa dingin," balas Emely."Pakai saja jika kau berada di kamarku, tapi untuk keluar, aku jelas melarangmu sayang.""Ish, pokoknya tidak mau!""Harus, kalau tidak maka aku akan mengganti pakaianmu langsung, mau?""Tentu tidak.""Maka dari itu, menurutlah."

    Last Updated : 2020-12-23
  • Aroma Manis    Bab 11

    Di sisi lain, Emely menemui mate-nya yang sedang berbicara dengan Reinard di taman pack, mereka nampak santai dengan minuman hangat yang menemani percakapan kedua pria itu.Kehadiran Emely disadari oleh sang beta, lalu mengode sang alpha untuk melihat, siapa di belakangnya."Emely?""Eum, aku hanya ingin memberitahu, bahwa omega yang baru tiba itu ternyata mengasyikkan juga, aku baru saja berbincang dengannya, serta membantunya membereskan beberapa piring yang telah dicuci," jawab Emely, mengutarakan kesan pengalamannya terhadap Aralt."Sayang, bukannya aku melarangmu, akan tetapi ... biarkan mereka yang bekerja, jika seperti ini terus, kau sama saja dengan seorang omega, lebih baik dirimu selalu berada di sampingku, bagaimana?" tawar Aralt tapi Emely menolak permintaan pasangannya karena Emely rasa, perkataan Aralt sungguh berlebihan."Tidak, kau selalu menggodaku, jadi ... aku

    Last Updated : 2020-12-23
  • Aroma Manis    Bab 12

    "Apa maksudmu? Asupan vitamin apa?"Emely melototkan matanya, kemudian menggerutu pelan, "Ish ... tentu dengan para warrior yang latihan, menunjukkan otot tubuh mereka yang benar-benar menawan, dan aw, sangat seksi, jadi setiap hari aku tak boleh melewatkan sesi latihan ini," ujarnya kemudian tersenyam senyum, membuat Aralt melongo juga semakin cemburu karena wanitanya tergoda oleh para warrior yang sedang latihan."Mate, kau membuatku cemburu!""Kenapa harus cemburu, kan aku hanya melihat mereka tanpa berkeinginan untuk menyentuh otot-otot yang perkasa itu, kecuali kau mengizinkanku untuk menyentuhnya dan aku akan sangat berterima kasih Araltku sayang," balas Emely sembari menyentuh rahang mate-nya dengan lembut."Baiklah, sayangku. Aku takkan menahannya lagi, sekarang kita ke istana, dan kalian semua!" Tunjuknya kepada warrior. "Aku harus mengurusi mate-ku terlebih dahulu, baru ka

    Last Updated : 2020-12-23
  • Aroma Manis    Bab 13

    "Kalau begitu, sampai jumpa Fall, aku ingin kembali ke mate-ku, nikmati malammu dengan pandangan yang begitu menakjubkan di sana," pamit Emely, meninggalkan Fall yang memutar bola matanya, dan tidak peduli dengan perkataan wanita itu.Aralt memandang Emely yang kini duduk di samping dan bersandar di bahunya. "Dari mana?""Menghampiri Fall, ternyata dia menonton juga di tempat ini.""Fall?""Yah, omega yang bekerja di sini."Wanita itu menjadi perbincangannya bersama Reinard di siang tadi dan ia harus mempercayai perkataan betanya dengan cara, tidak mendekatkan Emely dengan Fall, beserta dirinya yang akan bertanya langsung ke omega itu, apakah dia benar-benar menyukai dirinya atau tidak.Latihan warrior pun telah selesai, beberapa omega lainnya dipanggil oleh Aralt untuk menemani Emely sampai di istana, karena ia ada sesuatu yang harus diselesaikan, sesuai perkata

    Last Updated : 2020-12-23
  • Aroma Manis    Bab 14

    Tak lama kemudian, Emely pun menyusul dengan memakai pakaian Fasha sembari menunggu mate-nya yang sedang mandi. Aralt pun selesai dan mendapati Emely yang sedang menatap arah luar melalui jendela kamar, ia memeluk mate-nya kemudian bertanya, "Apa yang kau perhatikan di luar sana?""Hanya memandangi orang-orang yang tengah bekerja, rasanya damai sekali di sini dan membuatku dengan pack-ku yang dulu. Oh iya, aku ingin kembali ke sana, menyampaikan hal ini kepara Glourius karena aku telah mendapatkan kebahagiaanku," jawabnya membuat Aralt mengerutkan kening dan sedikit takut jika mate-nya ini ingin pergi."Benarkah kau ingin kembali ke sana?""Benar, Aralt. Aku mendapatkan kebahagiaanku, dan aku telah berjanji pula dengan Glourius jika aku akan kembali," jawabnya lagi."Siapa itu Glourious?""Dia alpha di red moon pack yang sebelumnya seorang beta karena telah kuangkat

    Last Updated : 2020-12-23
  • Aroma Manis    Bab 15

    "Glourius, terima kasih telah mengurus pack ini, aku akan tinggal dalam beberapa waktu lama. Namun, aku pun harus kembali pula di sana, karena diriku telah memiliki mate, jadi ... otomatis aku selalu mengikutinya pula.""Saya mengerti, Luna. Namun, jika luna tak memercayakan pack ini kepada saya, saya tidak akan pernah tahu bahwa saya biss mencapai hal ini, terima kasih, terima kasih banyak," balas Glourius menunduk hormat."Sama-sama, Glourius."Glourious atau pun Glourius tentu berbeda, tapi, Glourious memilih yang simple saja jadi dirinya menyuruh orang-orang untuk memanggilnya dengan nama kedua, dan lunanya pun seperti itu, karena dialah yang merekomendasikan nama Glourius, dan satu hal yang ingin ia katakan. Saya suka nama itu.Memandang Emely, Glourius sedikit terpana dengan kecantikan lunanya yang begitu natural, apalagi dengan pakaian yang ia pakai sekarang, menampakkan kemolekan t

    Last Updated : 2020-12-23

Latest chapter

  • Aroma Manis    Bab 40 "EKSTRA CHAPTER (2)"

    Para anak-anak kini beranjak menjadi dewasa setelah melewati beberapa tahun yang menyenangkan sedari anak-anak ke remaja, dan meranjak ke usia yang sebenarnya.Xavier Canavaro kini berada di red moon pack, dirinya menjadi alpha di sana, sementara sang kakak, jelas memimpin di canavaro pack. Para pendahulunya telah pensiun, di mana Aralt dan Emely, serta Reinard dan Lisa tinggal menikmati masa tua mereka, walau di umur yang tua, mereka tetap awet muda, terutama Emely yang masih cantik seperti tahun-tahun sebelumnya, yang membuat Aralt maupun Jason, semakin hari pula, semakin mencintai sang mate."Sayang, kenapa waktu begitu tidak terasa? Anak yang kita gendong belasan tahun yang lalu, sudah beranjak dewasa, terutama Xavier, padahal ... aku masih menganggap kakak-beradik itu anak-anak," ujar Aralt. Emely mengangguk setuju atas apa yang mate-nya katakan, ia merasa bahwa kemarin dirinya menggendong Xavier, tapi kini, ia telah menjadi alpha di

  • Aroma Manis    Bab 39 "EKSTRA CHAPTER"

    Seorang anak berusia 8 tahun sedang memandang sang adik yang tengah menangis dalam gendongan sang ayah, bunga sweet alyssum berada pada genggamannya untuk memberikan hadiah kepada ibu karena telah memberinya adik baru."Mamah, bunga untukmu, kuharap kau menyukainya."Emely menatap sang putra dengan polosnya memberi setangkai bunga yang paling ia sukai."Ini bunga kesukaan Mamah, di mana kamu mendapatkannya?""Di taman, aku menyabutnya bersama Naori."Naori adalah anak dari Reinard dan Lisa, yah ... pria itu telah menemukan mate dan dianugerahi seorang anak kecil yang cantik, selalu mengikuti Fredo di mana pun ia pergi."Terima kasih sayang, lalu ... di mana Naori?" tanya Emely, mencari keberadaan anak cantik itu."Ada di luar, Mah. Dia menungguku, tapi aku tak bisa keluar dengan cepat karena aku masih ingin melihat adik kecil," jawabnya. Emely tersenyum, mengu

  • Aroma Manis    Bab 38 "END"

    Reinard dan Aralt menyusul, mereka mendapati empat musuh yang ternyata berhasil melewati mereka dengan keadaan yang telah mengembuskan napas terakhir, dan itu disebabkan oleh Ace yang sedang santai menjaga mate dan putranya."Semuanya telah dibereskan, tak ada yang perlu dikhawatirkan, selain 34 cylops di depan sana. Ck, aku pikir telah berakhir. Namun, musuh semakin banyak," ujar Ace. Sementara Freeze langsung berada di barisan depan dengan wajah yang tersenyum, lalu mengeluarkan kekuatannya dan membuat para monster mata satu itu membeku lalu perlahan hancur beserta daging yang terlepas dari tulang-tulang mereka."Begitu mudah untuk dihancurkan, akan tetapi ... musuh selalu datang dari mana saja. Ace, urus yang di sebelah selatan, sementara diriku mengurus di sebelah utara, mengerti?""Tentu, serahkan padaku."Sekarang, hanya ada Reinard, Aralt, dan beberapa warrior tingkat S yang menjaga Emely dan Fre

  • Aroma Manis    Bab 37

    Sungguh malang nasib Aralt yang telah dimarahi oleh Emely lantaran membuat Fredo menangis kencang. Tak ingin mendapatkan kemarahan yang berlanjut, Aralt langsung berganti posisi dengan Jason. Kau pasti bisa mengurus mate kita.Sialan kau, di saat Emely marah, kau baru mengingatku?Tak usah banyak bicara, lakukan saja.Ck."Ish, lihatlah ... Fredo terus menangis karenamu." Jason ditatap tajam oleh mate-nya, beberapa menit kemudian, Emely memerhatikan warna mata Aralt yang kini berbeda. Di saat itu, dirinya mengembuskan napas. "Jason?""Iyah, mate."

  • Aroma Manis    Bab 36

    "Emely, berbaliklah."Ketika Emely ingin berbalik, kepalanya ditahan pelan. Emely heran, apakah Fasha yang melakukan itu? Nyatanya tidak, melainkan seseorang yang amat ia rindukan."Emerald?!"Emerald tersenyum. Mulutnya berbicara, tapi tidak bersuara. Untungnya dewi bulan memberikan kesempatan agar ia bertemu dengan wanita kesayangannya, untuk terakhir kali, dan dia amat bersyukur dan bahagia ketika mate-nya telah mendapatkan kebahagiaan yang baru.Dewi bulan, kumohon ... izinkanlah Emely-mateku-untuk mendengar lirihan suaraku~pinta Emerald~Emerald pun berbicara, dan permintaannya terkabulkan oleh sang dewi bulan yang sedang tersenyum saat ini, memandang moment mengharukan tersebut."Mate, aku selalu memaafkanmu, dan aku telah tenang bersama dewi bulan di sana. Aku selalu merindukanmu, dan teruslah merindukanku, sebagai hadiah ... tanda diriku yang berada di le

  • Aroma Manis    Bab 35

    "Dia adik iparku, Bi. Adik dari mantan mate-ku, Emerald. Dia begitu menyayangi kakaknya yang telah meninggal, kemungkinan ... penyerangan ini terjadi disebabkan oleh rasa dendamnya kepadaku, yah ... ini semua karenaku, karena mate-ku tak melihatku ketika ia mengembuskan napas terakhir," jawab Emely, dan tangisnya pun pecah dan terus menyalahkan diri, ia amat egois karena terus merengek ke Glourius untuk ikut berburu, sementara Emerald sangat membutuhkannya. Ia tak berguna, bahkan tanda yang telah diberikan oleh Emerald masih berada pada dalam dirinya, ketika dirinya bercermin, ia selalu memandang tanda tersebut dan terus merindukan Emerald."Nak, jangan salahkan dirimu, yang berlalu merupakan takdir dari dewi bulan, kita hanya dapat menjalani. Jangan menangis dan terus merasa bersalah, karena kau sedang mengandung saat ini, ingat anakmu, juga anak Aralt dan Jason, mengerti?"Emely berusaha mengontrol diri, dirinya menghirup udara kemudian mengembusk

  • Aroma Manis    Bab 34

    Di umur 27 tahun, Emerald menemui mate-nya yang bernama Emely, lalu hidup bahagia tapi sayangnya, Emerald belum melakukan sesi penyatuan karena ia telah meninggal ketika terkena racun. Namun, beruntung karena pada awalnya, Emerald telah menandai mate-nya terlebih dahulu. Konflik pun terjadi ketika Emerald sedang sakit dan Emely memilih ikut untuk berburu dengan Glourius, Emerald mengizinkan, padahal dirinya sudah tahu bahwa ia tidak akan bertahan lebih lama lagi. Itu semua dia lakukan agar mate-nya merasa senang, hingga pria itu benar-benar mengembuskan napas terakhir tanpa ada seorang mate di sampingnya, melainkan Castiel yang berteriak pilu ketika sang kakak meninggal dunia.Sekarang, Castiel tak ingin menunggu lebih lama lagi untuk menyerang canavaro pack. Para pengikut yang ia kumpulkan, berasal dari para makhluk liar yang tidak memiliki sebuah pack atau kerajaan, mereka buntu dan tidak tahu ingin ke mana, sehingga Castiel menemukan mereka di hutan

  • Aroma Manis    Bab 33

    "Bersabarlah, jangan bertanya berapa lama atau pun kapan, karena kau akan semakin tidak sabar dan selalu merasa, bahwa waktu begitu lambat berjalan."Beberapa bulan kemudian, masa puasa seorang Aralt mau pun Jason telah usai, dan di canavaro pack tepatnya di kamar mereka, pasangan tersebut saling menyalurkan gelora kerinduan mereka. Ketika gelora tersebut telah usai, Aralt mengusap perut mate-nya yang telah membesar dan ia harus kembali bersabar dalam beberapa waktu dekat ini karena masa persalinan Emely yang tidak diketahui kapan tibanya.Emely dijaga begitu ketat, baik dari Aralt, mau pun yang lainnya, termasuk beta, warrior, omega, bahkan para rakyat pun turut membantu. Emely tidak lagi berada di red moon pack untuk sementara waktu karena dirinya tengah hamil besar dan besar pula kemungkinan resiko yang didapatkan ketika ia menuju sana, walau wanita itu terus merengek, Aralt tak mengizinkana atau menuruti kemauan pasangannya, lebih-l

  • Aroma Manis    Bab 32

    Sampainya di pack, hasil buruan diberikan kepada warrior dan para rakyat lainnya, sementara kelinci itu sudah duduk di pangkuan Emely. Aralt sedikit tercengang, pada saat kelinci itu bersamanya, ia pasti terus memberontak dan berusaha untuk kabur, akan tetapi, jika bersama mate-nya, kelinci itu malah merasa senang, bahkan berbaring di pangkuannya. Dan lihatlah sekarang, mate-nya sedang memangku dan menganggap kelinci itu sebagai anaknya."Tidurlah, malang sekali nasibmu, apakah kau sedang lapar?" tanya Emely, yang tentunya tidak akan dijawab oleh kelinci itu. Namun, Emely rasa bahwa hewan lucu ini sedang membutuhkan makanan. Ia pun beranjak dari kursi dan tetap menggendong hewan tersebut lalu menuju pintu untuk keluar, tapi, langkahnya harus terhenti ketika sang pasangan sedang menghalang dengan berupa pertanyaan pula."Ingin ke mana, sayangku?""Aku membutuhkan sayur berupa wortel atau pun kol untuk memberi kesayangank

DMCA.com Protection Status