Share

Bab 6

Penulis: Mhammadtaufiq
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Terima kasih, Bi. Aku menyayangimu." Ia memeluk Fasha dan wanita tua yang dipeluknya juga membalas dengan lembut.

Emely pun keluar dari istana, mencari keberadaan Aralt yang tak ada di rumah tersebut. Ketika ia mencari-cari, banyak pasang mata yang memandanginya begitu lekat, ia sendiri menggaruk kepala karena terheran, apakah ada sesuatu yang salah dalam dirinya? Ataukah penampilannya aneh setelah memakai pakaian Bibi Fasha? Tidak dan tidak sama sekali! Karena pakaian Bibi Fasha adalah pakaian yang paling nyaman dipakainya dari semua pakaian yang ia coba, dan juga, pakaian Bibi Fasha seperti daster yang memiliki kain dingin.

Yang membuatnya menjadi pusat perhatian adalah, pakaian yang ia pakai membuatnya terlihat imut, sekaligus seksi dikarenakan area di atas dadanya, terekspos begitu saja, apalagi dengan kulit putih dan mulus itu.

"Permisi, Nona. Apa Anda melihat Alpha Aralt di sekitaran sini? Atau Anda pernah melihatnya baru saja atau beberapa menit, bahkan jam yang lalu?" tanyanya ke seseorang yang kebetulan lewat di depannya.

"Alpha berada di luar pack, Nona. Di sebelah selatan sana, sepertinya ia tidak jauh dari pintu gerbang," jawabnya.

"Terima kasih."

"Sama-sama."

Emely menuju arah selatan dan mencari-cari di mana gerbang tersebut berada, ketika ia melihatnya, dirinya pun segera ke sana hingga akhirnya telah sampai dan tak menemukan siapa pun di sini.

"Aralt, kau di mana?"

"Aralt!" teriaknya dan terus memanggil alpha tersebut hingga dia sendiri tidak sadar telah keluar dari perbatasan pack.

"Haish, dia tidak ada, lebih baik aku pulang sekarang." Ketika ia berbalik, jantungnya berdebar kencang karena bingung, di mana dirinya sekarang.

"Hutan, di mana ini?" Ia berusaha mengingat-ingat jalan kembali, tapi pikirannya blank dan langsung kosong.

"Kenapa aku bodoh sekali? Mencarinya sampai keluar jalur sejauh ini. Aralt, Aralt! Tolong aku."

"Argh, seandainya aku punya kemampuan layaknya serigala atau makhluk lain yang dapat bergerak dengan cepat, aku tidak akan kesusahan seperti ini," resahnya, mengembuskan napas kasar kemudian menendang daun-daun yang ada di depannya.

Lelah berdiri, ia pun duduk di sebelah batang pohon yang besar dan menunggu seseorang yang akan lewat di sini, baik secara kebetulan atau memang keberuntungannya untuk selamat dari ketersesatan. Namun ia yakin, jika Aralt akan mencarinya.

"Di mana Emely?!" Aralt bertanya ke omega yang sedang bekerja di dapur. Semuanya menggeleng tidak tahu, Aralt menghela napas khawatir, dirinya mencari keberadaan Fasha. "Bibi, di mana?"

"Nak, kamu mencari apa? Kenapa khawatir seperti itu?"

"Bi, Emely tidak ada di kamar, dan aku terus mencarinya dari sore sampai sekarang, dan dia tidak kutemukan!"

Fasha langsung panik seketika. "Bibi pun tidak tahu, Nak. Terakhir kali dia datang tadi siang dan meminjam baju Bibi."

"Baju Bibi berwarna apa yang dia pinjam?"

"Warna merah, Nak."

"Terima kasih, Bi. Aku akan terus mencarinya."

Aralt terus mencari keberadaan Emely, juga berusaha menemukan suatu informasi atau sebuah petunjuk dengan mengunjungi semua rumah rakyatnya, hingga ia mendapatkan jawaban dari seorang wanita yang mengatakan, "Dia mencari alpha di gerbang pack bagian selatan."

"Kapan?!"

"Si-siang tadi, Alpha. Sekitar jam tiga."

Dirinya memang sempat ada di sana. Namun, ia telah pulang di jam tersebut. Aralt berterima kasih kemudian menuju gerbang selatan dan terus meneriaki nama Emely.

"Emely!" Tak ada jawaban.

"Jason, keluarlah. Aku membutuhkan bantuanmu sialan!"

Jason terbangun. Mengetahui isi pikiran Aralt, instingnya tajam begitu saja dengan menggunakan indra penciumannya dan berhasil menghirup aroma Emely walau terasa samar.

"Dia keluar dari pack ini dan kurasa, mate kita berada di luar, lebih tepatnya memasuki area hutan."

Telepati dari wolf-nya membuat Aralt semakin panik, ia berubah dalam sekejap dalam mode serigala dan berlari begitu cepat menerobos hutan yang begitu luas dan terus mengendus aroma yang membekas dari mate-nya.

"Eungh, Aralt? Kau kah itu?" gumam Emely, ia tertidur dengan bersandar di batang pohon, punggungnya tentu terasa pegal, ia pun segera membuka mata dan hutan telah menggelap dengan kicauan burung hantu yang mendengung di telinganya.

"Aku masih di sini? Dan ke mana Aralt? Apa dia tidak mencariku?" tanyanya dengan nada yang sedikit takut. Emely menyesal mencari Aralt sampai sejauh ini, bahkan lupa untuk berpikir jika kemungkinan, saat ia datang ke gerbang itu, Aralt sudah pulang.

Napas Emely tersekat, ia mendengar sesuatu, sebuah langkah yang menginjak dedaunan begitu terdengar kasar, ia menutup mulut serta matanya, untuk meredam suara. Suara tersebut semakin mendekat, dan ia berusaha meredam isak tangisnya karena sudah terlalu takut.

Tolongkah aku, siapa pun. Bagaimana jika di belakang sana adalah monster? A-aku tidak ingin meninggal dalam keadaan mengenaskan!

"Siapa di sana?" Emely membulatkan mata, setelah dia mendengar suara tersebut, ia mendengar pula geraman serigala ketika seseorang telah berada di depannya yang merupakan, pelaku dari pertanyaan tadi.

"Aku tak dapat menebak, bahwa kau ini seorang apa? Kau ... argh, sulit ditebak. Namun, aku akan mengurusmu nanti, karena hewan di belakangku ini begitu mengganggu, sepertinya dia membutuhkan daging untuk mengisi perutnya yang keroncong," ujar pria itu, tanpa berlama-lama, ia diterkam begitu saja oleh hewan di belakangnya karena terlalu berbasa-basi. Bagaimana dengan Emely? Wanita ini telah memejamkan mata terlebih dahulu, dan ia tidak akan membuka mata sekarang karena sudah yakin jika teriakan itu menunjukkan betapa sakitnya koyakan dari seekor serigala.

Emely tak mendengar apa pun lagi, apakah pria itu sudah tamat? Kemungkinan iya, dan apakah selanjutnya, dia yang menjadi korban? Karena sekarang, suara geraman begitu jelas di pendengarannya.

"Siapapun, tolong aku," lirih Emely, pasrah dengan hidupnya yang berada di ujung tanduk.

Tak ada sakit sama sekali, yang terasa hanyalah sebuah sentuhan dari bulu yang agak halus menerpa wajah Emely. Wanita itu membuka matanya pelan-pelan, ketika pandangannya terbuka, ia menatap serigala berbulu keemasan dengan mata hijau yang jernih dan menenangkan.

Dirinya menyentuh wajah serigala tersebut dan mendapatkan respon yang lucu ketika hewan buas di depannya langsung menoel-noelkan diri.

"Kenapa kau tidak melukaiku?"

Serigala tersebut menggeleng, kemudian menjilat pipi Emely yang membuat wanita itu hanya memejamkan mata walau dalam dirinya, terbesit sedikit perasaan jijik. Tapi itu sementara waktu saja, karena Emely langsung menghapusnya dengan senyum yang terbit di sudut bibir.

"Jangan takut mate," ucap serigala-Jason-menenangkan wanitanya. Emely cukup terkejut, mendengar kata mate, mengingatkan dirinya kepada Aralt.

"Aralt?"

Jason menggeram, sementara Aralt sedang tertawa kencang sembari berkata, "Ha ha, Emely ternyata mengingat wajah tampanku."

"Diam kau, bodoh!" balas Jason melalui telepati, sementara Aralt tetap tertawa, puas melihat serigalanya yang amat kesal.

"Jason, panggil aku Jason. Jangan si pria bodoh itu," ucap serigala itu dengan nada yang sedikit merengek. Emely sempat tertegun, dirinya tersenyum kemudian dan merasa agak lucu mendengar Jason yang kesal kepada Aralt.

"Kau serigala yang gagah, maafkan aku tidak bisa merasakan kehadiran kalian, bukan kejadian ini saja, bahkan pertemuan pertama dengan mate-ku sebelumnya, aku pun tak merasakan kehadirannya, entah ... ada apa dengan diriku ini?" heran Emely, ia tak memiliki kemampuan spesial, yang bisa dikatakan, ia tak lebih dari seorang manusia biasa.

Jason dan Aralt terdiam, Emely adalah mate-nya, mereka yakin itu, cuman ... Emely tak dapat merasakan hal yang sama, begitupun dengan pasangan yang sebelumnya, jadi kedua raga dalam satu tubuh itu menyimpulkan, bahwa tak ada keraguan dalam mereka lagi, untuk menandai Emely.

Yah, Aralt akan melakukan itu dengan syarat, Emely telah siap.

"Mate, naiklah ke punggungku, kau tidak takut berada di sini terus?" tanya Jason. Emely mengangguk, benar pertanyaan Jason, kenapa dia tetap ingin di sini? Apalagi suasana hutan sangatlah sepi dan terangnya bulan hanya nampak sedikit-sedikit dikarenakan lebatnya hutan begitu menghalangi.

Emely berdiri, dan berusaha naik ke tubuh serigala besar itu, bahkan Jason harus menurunkan punggungnya terlebih dahulu agar mate-nya mudah menggapai.

Bab terkait

  • Aroma Manis    Bab 7

    "Pegang yang erat.""Eum, apakah tidak sakit kalau aku menarik bulumu ini?""Tidak, mate." Emely mengangguk mendengarnya kemudian berpegang erat, tak menarik bulu Jason, melainkan memeluk leher serigala tersebut sembari menikmati sisiran bulunya yang hangat.Sesampainya di Canavaro Pack, Jason memilih masuk ke kamarnya dulu karena tentu dia akan telanjang jika berganti shift di hadapan Emely, sebenarnya tidak masalah juga di depan mate-nya, hanya saja ... dia tidak ingin orang lain menikmati kegagahan tubuhnya selain Emely seorang.Fasha, dia memeluk Emely dengan erat dan terus bertanya mengenai keadaan wanita tersebut. "Astaga, Nak. Kamu buat Bibi khawatir, dari mana aja? Dan kamu gak apa-apa, kan?""Aku baik-baik saja, Bi. Walau sempat diriku ketakutan ketika tersesat di tengah hutan, untunglah Aralt segera datang dengan wujud serigalanya."Fasha

  • Aroma Manis    Bab 8

    Iblis dalam dunia immortal, sering disebut demon, kekuatan mereka sangat besar dan beruntung Aralt dapat mengalahkannya ketika musuh tersebut sedang lengah karena menyombongkan diri."Kenapa kalian bisa bertarung?""Aku sedang berburu, dan dia menginginkan buruanku, tentu aku tidak mau, kebetulan pula dia bersama dengan temannya yang merupakan penyihir dan aku pun beruntung jika Reinard pun menemaniku di saat itu, lalu ... terjadilah sebuah pertengkaran yang hampir berakibat fatal pada diriku dan juga Reinard," jawab Aralt.Emely pun mengangguk, tangannya yang masih setia meraba perut Aralt, kini beralih ke dagu pria tersebut sembari mengusap-usapnya. "Hm, di dagumu ada sedikit rambut, ini menggelikan, tapi aku suka," kikiknya kemudian. Aralt terkekeh pelan, memejamkan mata sambil menikmati usapan mate-nya yang sangat lembut."Aralt, aku ingin tidur bersamamu," ucap Emely. Mata Aral

  • Aroma Manis    Bab 9

    "Baiklah, cukup pembicaraannya Alpha Aralt dan King Sean. Silakan duduk."Setelah keduanya duduk. Hadley pun mengumumkan, "Kerja sama antara kedua pack dengan wilyah red blood dari kerajaan vampire, telah diresmikan."Berbagai jamuan telah disiapkan secara khusus, terutama kepada King Hadley bersama anggotanya yang disediakan darah sebagai pelega mereka."Bagaimana King Sean?""Terima kasih, Alpha Hadley, darah ini sangat segar, kami menyukainya," jawab pria itu, menjilat sisa-sisa darah yang masih melekat pada bibirnya. Reinard yang melihat moment tersebut, berusaha menahan kerutan dari keningnya agar kaum mereka tidak tersinggung.Berbicara mengenai perbincangan mereka, semuanya membahas mengenai belahan jiwa, tentu Aralt hanya terkekeh saja apalagi mengingat mate-nya yang begitu menggemaskan di pack."Bagaimana dengan Anda Alpha Aralt? Anda sudah menemukan

  • Aroma Manis    Bab 10

    "Eum, kenapa mereka terus melihatku?""Kau tak sadar jika pakaianmu mengundang tatapan mereka yang siap menjelajahi keseksianmu sayang, lain kali, tidak usah memakai pakaian Bibi Fasha karena aku sendiri yang akan membelikanmu pakaian dan memasanginya.""Hei, enak saja. Lakukan jika kau ingin sesuatu yang buruk terjadi.""Sesuatu yang buruk? Ayolah sayang, jangan terlalu jahat kepada pria tampanmu ini, karena aku tak ingin tahu bahwa dirimu harus ke istana sekarang dan mengganti pakaian, mengerti?""Aralt, aku nyaman dengan pakaian ini, aku bebas bergerak dan selalu merasa dingin," balas Emely."Pakai saja jika kau berada di kamarku, tapi untuk keluar, aku jelas melarangmu sayang.""Ish, pokoknya tidak mau!""Harus, kalau tidak maka aku akan mengganti pakaianmu langsung, mau?""Tentu tidak.""Maka dari itu, menurutlah."

  • Aroma Manis    Bab 11

    Di sisi lain, Emely menemui mate-nya yang sedang berbicara dengan Reinard di taman pack, mereka nampak santai dengan minuman hangat yang menemani percakapan kedua pria itu.Kehadiran Emely disadari oleh sang beta, lalu mengode sang alpha untuk melihat, siapa di belakangnya."Emely?""Eum, aku hanya ingin memberitahu, bahwa omega yang baru tiba itu ternyata mengasyikkan juga, aku baru saja berbincang dengannya, serta membantunya membereskan beberapa piring yang telah dicuci," jawab Emely, mengutarakan kesan pengalamannya terhadap Aralt."Sayang, bukannya aku melarangmu, akan tetapi ... biarkan mereka yang bekerja, jika seperti ini terus, kau sama saja dengan seorang omega, lebih baik dirimu selalu berada di sampingku, bagaimana?" tawar Aralt tapi Emely menolak permintaan pasangannya karena Emely rasa, perkataan Aralt sungguh berlebihan."Tidak, kau selalu menggodaku, jadi ... aku

  • Aroma Manis    Bab 12

    "Apa maksudmu? Asupan vitamin apa?"Emely melototkan matanya, kemudian menggerutu pelan, "Ish ... tentu dengan para warrior yang latihan, menunjukkan otot tubuh mereka yang benar-benar menawan, dan aw, sangat seksi, jadi setiap hari aku tak boleh melewatkan sesi latihan ini," ujarnya kemudian tersenyam senyum, membuat Aralt melongo juga semakin cemburu karena wanitanya tergoda oleh para warrior yang sedang latihan."Mate, kau membuatku cemburu!""Kenapa harus cemburu, kan aku hanya melihat mereka tanpa berkeinginan untuk menyentuh otot-otot yang perkasa itu, kecuali kau mengizinkanku untuk menyentuhnya dan aku akan sangat berterima kasih Araltku sayang," balas Emely sembari menyentuh rahang mate-nya dengan lembut."Baiklah, sayangku. Aku takkan menahannya lagi, sekarang kita ke istana, dan kalian semua!" Tunjuknya kepada warrior. "Aku harus mengurusi mate-ku terlebih dahulu, baru ka

  • Aroma Manis    Bab 13

    "Kalau begitu, sampai jumpa Fall, aku ingin kembali ke mate-ku, nikmati malammu dengan pandangan yang begitu menakjubkan di sana," pamit Emely, meninggalkan Fall yang memutar bola matanya, dan tidak peduli dengan perkataan wanita itu.Aralt memandang Emely yang kini duduk di samping dan bersandar di bahunya. "Dari mana?""Menghampiri Fall, ternyata dia menonton juga di tempat ini.""Fall?""Yah, omega yang bekerja di sini."Wanita itu menjadi perbincangannya bersama Reinard di siang tadi dan ia harus mempercayai perkataan betanya dengan cara, tidak mendekatkan Emely dengan Fall, beserta dirinya yang akan bertanya langsung ke omega itu, apakah dia benar-benar menyukai dirinya atau tidak.Latihan warrior pun telah selesai, beberapa omega lainnya dipanggil oleh Aralt untuk menemani Emely sampai di istana, karena ia ada sesuatu yang harus diselesaikan, sesuai perkata

  • Aroma Manis    Bab 14

    Tak lama kemudian, Emely pun menyusul dengan memakai pakaian Fasha sembari menunggu mate-nya yang sedang mandi. Aralt pun selesai dan mendapati Emely yang sedang menatap arah luar melalui jendela kamar, ia memeluk mate-nya kemudian bertanya, "Apa yang kau perhatikan di luar sana?""Hanya memandangi orang-orang yang tengah bekerja, rasanya damai sekali di sini dan membuatku dengan pack-ku yang dulu. Oh iya, aku ingin kembali ke sana, menyampaikan hal ini kepara Glourius karena aku telah mendapatkan kebahagiaanku," jawabnya membuat Aralt mengerutkan kening dan sedikit takut jika mate-nya ini ingin pergi."Benarkah kau ingin kembali ke sana?""Benar, Aralt. Aku mendapatkan kebahagiaanku, dan aku telah berjanji pula dengan Glourius jika aku akan kembali," jawabnya lagi."Siapa itu Glourious?""Dia alpha di red moon pack yang sebelumnya seorang beta karena telah kuangkat

Bab terbaru

  • Aroma Manis    Bab 40 "EKSTRA CHAPTER (2)"

    Para anak-anak kini beranjak menjadi dewasa setelah melewati beberapa tahun yang menyenangkan sedari anak-anak ke remaja, dan meranjak ke usia yang sebenarnya.Xavier Canavaro kini berada di red moon pack, dirinya menjadi alpha di sana, sementara sang kakak, jelas memimpin di canavaro pack. Para pendahulunya telah pensiun, di mana Aralt dan Emely, serta Reinard dan Lisa tinggal menikmati masa tua mereka, walau di umur yang tua, mereka tetap awet muda, terutama Emely yang masih cantik seperti tahun-tahun sebelumnya, yang membuat Aralt maupun Jason, semakin hari pula, semakin mencintai sang mate."Sayang, kenapa waktu begitu tidak terasa? Anak yang kita gendong belasan tahun yang lalu, sudah beranjak dewasa, terutama Xavier, padahal ... aku masih menganggap kakak-beradik itu anak-anak," ujar Aralt. Emely mengangguk setuju atas apa yang mate-nya katakan, ia merasa bahwa kemarin dirinya menggendong Xavier, tapi kini, ia telah menjadi alpha di

  • Aroma Manis    Bab 39 "EKSTRA CHAPTER"

    Seorang anak berusia 8 tahun sedang memandang sang adik yang tengah menangis dalam gendongan sang ayah, bunga sweet alyssum berada pada genggamannya untuk memberikan hadiah kepada ibu karena telah memberinya adik baru."Mamah, bunga untukmu, kuharap kau menyukainya."Emely menatap sang putra dengan polosnya memberi setangkai bunga yang paling ia sukai."Ini bunga kesukaan Mamah, di mana kamu mendapatkannya?""Di taman, aku menyabutnya bersama Naori."Naori adalah anak dari Reinard dan Lisa, yah ... pria itu telah menemukan mate dan dianugerahi seorang anak kecil yang cantik, selalu mengikuti Fredo di mana pun ia pergi."Terima kasih sayang, lalu ... di mana Naori?" tanya Emely, mencari keberadaan anak cantik itu."Ada di luar, Mah. Dia menungguku, tapi aku tak bisa keluar dengan cepat karena aku masih ingin melihat adik kecil," jawabnya. Emely tersenyum, mengu

  • Aroma Manis    Bab 38 "END"

    Reinard dan Aralt menyusul, mereka mendapati empat musuh yang ternyata berhasil melewati mereka dengan keadaan yang telah mengembuskan napas terakhir, dan itu disebabkan oleh Ace yang sedang santai menjaga mate dan putranya."Semuanya telah dibereskan, tak ada yang perlu dikhawatirkan, selain 34 cylops di depan sana. Ck, aku pikir telah berakhir. Namun, musuh semakin banyak," ujar Ace. Sementara Freeze langsung berada di barisan depan dengan wajah yang tersenyum, lalu mengeluarkan kekuatannya dan membuat para monster mata satu itu membeku lalu perlahan hancur beserta daging yang terlepas dari tulang-tulang mereka."Begitu mudah untuk dihancurkan, akan tetapi ... musuh selalu datang dari mana saja. Ace, urus yang di sebelah selatan, sementara diriku mengurus di sebelah utara, mengerti?""Tentu, serahkan padaku."Sekarang, hanya ada Reinard, Aralt, dan beberapa warrior tingkat S yang menjaga Emely dan Fre

  • Aroma Manis    Bab 37

    Sungguh malang nasib Aralt yang telah dimarahi oleh Emely lantaran membuat Fredo menangis kencang. Tak ingin mendapatkan kemarahan yang berlanjut, Aralt langsung berganti posisi dengan Jason. Kau pasti bisa mengurus mate kita.Sialan kau, di saat Emely marah, kau baru mengingatku?Tak usah banyak bicara, lakukan saja.Ck."Ish, lihatlah ... Fredo terus menangis karenamu." Jason ditatap tajam oleh mate-nya, beberapa menit kemudian, Emely memerhatikan warna mata Aralt yang kini berbeda. Di saat itu, dirinya mengembuskan napas. "Jason?""Iyah, mate."

  • Aroma Manis    Bab 36

    "Emely, berbaliklah."Ketika Emely ingin berbalik, kepalanya ditahan pelan. Emely heran, apakah Fasha yang melakukan itu? Nyatanya tidak, melainkan seseorang yang amat ia rindukan."Emerald?!"Emerald tersenyum. Mulutnya berbicara, tapi tidak bersuara. Untungnya dewi bulan memberikan kesempatan agar ia bertemu dengan wanita kesayangannya, untuk terakhir kali, dan dia amat bersyukur dan bahagia ketika mate-nya telah mendapatkan kebahagiaan yang baru.Dewi bulan, kumohon ... izinkanlah Emely-mateku-untuk mendengar lirihan suaraku~pinta Emerald~Emerald pun berbicara, dan permintaannya terkabulkan oleh sang dewi bulan yang sedang tersenyum saat ini, memandang moment mengharukan tersebut."Mate, aku selalu memaafkanmu, dan aku telah tenang bersama dewi bulan di sana. Aku selalu merindukanmu, dan teruslah merindukanku, sebagai hadiah ... tanda diriku yang berada di le

  • Aroma Manis    Bab 35

    "Dia adik iparku, Bi. Adik dari mantan mate-ku, Emerald. Dia begitu menyayangi kakaknya yang telah meninggal, kemungkinan ... penyerangan ini terjadi disebabkan oleh rasa dendamnya kepadaku, yah ... ini semua karenaku, karena mate-ku tak melihatku ketika ia mengembuskan napas terakhir," jawab Emely, dan tangisnya pun pecah dan terus menyalahkan diri, ia amat egois karena terus merengek ke Glourius untuk ikut berburu, sementara Emerald sangat membutuhkannya. Ia tak berguna, bahkan tanda yang telah diberikan oleh Emerald masih berada pada dalam dirinya, ketika dirinya bercermin, ia selalu memandang tanda tersebut dan terus merindukan Emerald."Nak, jangan salahkan dirimu, yang berlalu merupakan takdir dari dewi bulan, kita hanya dapat menjalani. Jangan menangis dan terus merasa bersalah, karena kau sedang mengandung saat ini, ingat anakmu, juga anak Aralt dan Jason, mengerti?"Emely berusaha mengontrol diri, dirinya menghirup udara kemudian mengembusk

  • Aroma Manis    Bab 34

    Di umur 27 tahun, Emerald menemui mate-nya yang bernama Emely, lalu hidup bahagia tapi sayangnya, Emerald belum melakukan sesi penyatuan karena ia telah meninggal ketika terkena racun. Namun, beruntung karena pada awalnya, Emerald telah menandai mate-nya terlebih dahulu. Konflik pun terjadi ketika Emerald sedang sakit dan Emely memilih ikut untuk berburu dengan Glourius, Emerald mengizinkan, padahal dirinya sudah tahu bahwa ia tidak akan bertahan lebih lama lagi. Itu semua dia lakukan agar mate-nya merasa senang, hingga pria itu benar-benar mengembuskan napas terakhir tanpa ada seorang mate di sampingnya, melainkan Castiel yang berteriak pilu ketika sang kakak meninggal dunia.Sekarang, Castiel tak ingin menunggu lebih lama lagi untuk menyerang canavaro pack. Para pengikut yang ia kumpulkan, berasal dari para makhluk liar yang tidak memiliki sebuah pack atau kerajaan, mereka buntu dan tidak tahu ingin ke mana, sehingga Castiel menemukan mereka di hutan

  • Aroma Manis    Bab 33

    "Bersabarlah, jangan bertanya berapa lama atau pun kapan, karena kau akan semakin tidak sabar dan selalu merasa, bahwa waktu begitu lambat berjalan."Beberapa bulan kemudian, masa puasa seorang Aralt mau pun Jason telah usai, dan di canavaro pack tepatnya di kamar mereka, pasangan tersebut saling menyalurkan gelora kerinduan mereka. Ketika gelora tersebut telah usai, Aralt mengusap perut mate-nya yang telah membesar dan ia harus kembali bersabar dalam beberapa waktu dekat ini karena masa persalinan Emely yang tidak diketahui kapan tibanya.Emely dijaga begitu ketat, baik dari Aralt, mau pun yang lainnya, termasuk beta, warrior, omega, bahkan para rakyat pun turut membantu. Emely tidak lagi berada di red moon pack untuk sementara waktu karena dirinya tengah hamil besar dan besar pula kemungkinan resiko yang didapatkan ketika ia menuju sana, walau wanita itu terus merengek, Aralt tak mengizinkana atau menuruti kemauan pasangannya, lebih-l

  • Aroma Manis    Bab 32

    Sampainya di pack, hasil buruan diberikan kepada warrior dan para rakyat lainnya, sementara kelinci itu sudah duduk di pangkuan Emely. Aralt sedikit tercengang, pada saat kelinci itu bersamanya, ia pasti terus memberontak dan berusaha untuk kabur, akan tetapi, jika bersama mate-nya, kelinci itu malah merasa senang, bahkan berbaring di pangkuannya. Dan lihatlah sekarang, mate-nya sedang memangku dan menganggap kelinci itu sebagai anaknya."Tidurlah, malang sekali nasibmu, apakah kau sedang lapar?" tanya Emely, yang tentunya tidak akan dijawab oleh kelinci itu. Namun, Emely rasa bahwa hewan lucu ini sedang membutuhkan makanan. Ia pun beranjak dari kursi dan tetap menggendong hewan tersebut lalu menuju pintu untuk keluar, tapi, langkahnya harus terhenti ketika sang pasangan sedang menghalang dengan berupa pertanyaan pula."Ingin ke mana, sayangku?""Aku membutuhkan sayur berupa wortel atau pun kol untuk memberi kesayangank

DMCA.com Protection Status