"Maaf, bukan peraturan aneh, tapi pack kami memang terkenal akan rasa penyayangnya, jadi ... tidak ada ego saat memandang kasta, baik siapa pun itu, selama rasa hormat masih dijunjung," balas Emely, tak terima jika peraturan pack-nya direndahkan.
"Apa posisimu di pack itu, hm?"
"Aku seorang luna, tapi tidak lagi setelah meninggalkannya karena aku menyerahkan status alpha ke beta-ku," jawab Emely, raut wajahnya berubah sedih karena mengingat Glourius harus menanggung beban seorang diri.
Maafkan aku, kumohon ... jika aku kembali di pack, tolong terima diriku dengan baik.
Aralt seketika berpikir, menimbang-nimbang peraturan pack milik Emely yang terbilang menarik, sementara Reinard, dia cukup terkejut ketika mengetahui orang asing ini merupakan luna di pack-nya, tapi itu tiada arti ketika dia telah melepasnya.
"Luna atau apa pun itu, aku tak peduli, aneh tetap aneh."
Emely mendengus, mengabaikan ucapan beta itu yang sangat menyebalkan, jika diladeni, dia pasti menjadi-jadi.
"Peraturannya tidak aneh, itu unik Reinard, dan sekarang ... para omega boleh bergabung makan karena kursi pun masih banyak yang kosong." Keputusan Aralt membuat Reinard hampir stress, ada apa dengan alphanya? Omega merupakan kasta terendah di pack, dan para omega itu akan bergabung dengan mereka?
"Alpha, harga diri kita akan menyamai mereka?"
"Bukan menyamai. Ini bentuk prihatin, walaupun kasta berbeda, omega ini sama dengan kalian, mereka juga merasakan lapar dan itu akan berefek pada kerja mereka nantinya," ujar Emely, mengambil alih hak Aralt untuk menjawab lantaran terlalu kesal dengan beta yang angkuhnya agak jahat.
"Bukan kau yang kutanya, orang asing!"
"Ekhem, sudah kuputuskan bahwa mereka ikut bergabung di sini, dan Emely, silakan duduk di sampingku, sayang."
"Aku tidak mau, aku ingin di samping Bibi Fasha saja."
Mendengar jawaban tersebut, Aralt menghela napasnya. "Kenapa?"
"Kau jahil dan penggoda, aku sedikit takut," jawab Emely.
Reinard melongo, ia tak salah dengar bukan? Bahwa alpha-nya menyebut wanita itu dengan sayang? Dan dengan mudahnya, si Emely ini menolak ajakan pemimpin Canavaro?
"Ck, tidak tahu berterima kasih, pergi saja jika kau tak taat aturan, karena seorang alpha tak ada yang boleh menolak perintahnya," ujar Reinard. Emely tersenyum sinis, dengan mata yang dimicingkan menatap pria itu, kemudian membalas, "Selama perintahnya menguntungkan dan tidak membuatku was-was, akan kulakukan, Beta Canavaro."
"Sudahlah, Reinard. Biarkan saja, dia belum terbiasa dengan ketampananku," ucap Aralt dan Emely memandangnya dengan malas.
"Narsis lagi."
Reinard akan menyahut lagi, begitupun dengan Aralt. Namun, peringatan dari Fasha langsung membungkam mulut mereka. "Makan! Tak ada pembicaraan lagi, mengerti?"
"Me-mengerti, Bibi," balas Reinard, yang sedikit ketakutan. Sama halnya dengan Aralt, Reinard pun selalu dirawat oleh Fasha ketika dia bermain bersama Aralt sejak kecil, jadi, jangan heran jika alpha dan beta itu, begitu penurut dengan bibi tersebut.
Emely, sekarang dia menahan tawa melihat mereka semua langsung terdiam, akan tetapi, tatapan dari pria menyebalkan itu terus melekatinya, seakan ingin menelanjangi Emely pada detik ini juga, dan tatapan itu berasal dari Aralt.
Selesai acara makan, Emely berniat untuk jalan-jalan bersama Fasha, ketika ia ingin meminta hal tersebut ke wanita itu, sebuah tangan menariknya dengan pelan, membawa tubuh kecilnya begitu pas dalam pelukan seseorang yang terasa hangat. "Ingin ke mana? Sebutkan saja, aku yang akan mengantarmu, honey," tanya Aralt.
Emely mendongak, mendengus sebal ke arah pria itu dan menolak permintaannya secara mentah-mentah, "Maaf, tidak bisa. Dan kumohon, jangan memanggilku honey, karena ... argh, itu menggelikan, Aralt."
"Baiklah, aku takkan memanggilmu honey, tapi horny, bagaimana?" tawarnya dengan alis yang dinaikturunkan.
"Selain angkuh, ternyata sifatmu mesum juga, aku semakin takut karena bisa-bisa kau akan memperkosaku, Alpha," jawab Emely dan Aralt langsung tertawa. "Aku akan melakukan itu, jika kau berselingkuh."
"Hei, mana ada? Aku bukan kekasihmu!"
"Maka dari itu, jadilah kekasihku!"
"Tidak mau!"
"Mau!"
"Tidak!
"Tidak!"
"Mau!" Aralt tersenyum puas mendengarnya, ia langsung membenamkan wajahnya di cekuk leher Emely sambil menoel-noelkan hidungnya dengan gemas di sana. Emely sendiri tak tahan karena kegelian membuat bulu romanya merinding.
"Hentikan Aralt, ini sangat geli."
Aralt tersenyum, ia menghentikan aktifitas tersebut, tapi menggantinya dengan hal baru, yaitu mengecup lembut leher Emely yang menciptakan sensasi lain, yaitu nyaman dan menggairahkan.
"Serigala mesum, hentikan, atau aku menyubitmu!"
"Baik, baiklah, jangan menyubitku sayang. Takkan kulakukan lagi untuk sementara waktu."
Emely menatapnya tajam dan Aralt terkekeh karena melihat mata wanita itu yang sedikit bulat, tak membuatnya takut, melainkan semakin menyukai tatapan gadis tersebut, apalagi dengan bola mata yang sedikit berwarna hijau jernih, membuatnya sedikit tenang dan masuk ke dalamnya.
"Kau benar-benar indah, aku semakin menyukaimu, entah kapan kau mengakuiku sebagai mate," lirih Aralt dan Emely mendengar ujaran sedih itu dan ia merasa bersalah seketika, tapi ... mau bagaimana lagi? Ia memang tak merasakannya.
Selanjutnya, Aralt membawa Emely ke tempat latihan para warrior yang sedang mengasah kemampuan bertarung mereka. Lapangannya begitu luas, bahkan persenjataan tersedia di sana, membuat Emely ingin memegangnya. "Aralt, boleh aku ke sana?"
Aralt mengangguk, menggandeng tangan Emely kemudian membawanya ke lapangan. Hal tersebut, menghentikan sejenak aktifitas para warrior yang sedang fokus berlatih karena perhatian mereka yang terpikat.
"Siapa dia? Aku baru melihatnya?"
"Teman alpha?"
"Hm, kurasa bukan, mereka lebih dekat lagi, coba lihat tangan alpha yang menggandeng lengan wanita cantik itu."
"Apakah dia mate-nya?"
"Tepat sekali, alpha telah menemukan mate-nya." Sahut salah satu warrior membuat semuanya seketika bersorak kencang membuat Aralt menautkan kening ketika mendengar suara kebahagiaan itu, apalagi melihat mereka yang kini berkumpul menghampirinya.
"Selamat Alpha, Anda telah menemukan mate, dan dia sangat cantik."
Aralt langsung tersenyum bangga dan langsung memeluk Emely ke dekapannya. "Dia memang mate-ku, tapi sayang ... dia tak merasakan hal yang sama."
Para warrior menggaruk kepala mereka karena tak mengerti, bagaimana mungkin wanita itu tak merasakan kehadiran serigala tuannya.
"Doakan saja, dan kembalilah berlatih agar kemampuan kalian semakin kuat karena kita tidak tahu, kapan musuh akan menyerang dan seberapa besarnya kekuatan mereka!" tegas Aralt, semuanya langsung menunduk hormat dan kembali berlatih. Beberapa detik Emely terpesona dengan kewibawaan Aralt yang sangat berkharisma, barusan, dia melihat sosok lain dari Aralt ketika raut wajahnya berubah.
"Kenapa tidak seperti itu saja? Kau nampak jauh lebih tampan dan berkharisma, tidak seperti sebelumnya yang jahil dan sok tampan," ucap Emely dan Aralt langsung tertawa.
"Akhirnya kau mengaku juga, pesonaku memang sulit terbantahkan, bukan?"
Emely tersenyum, kemudian mengangguk. "Aku takkan berbohong dan kali ini mengakui pesonamu yang sangat memikat," balasnya dan membuat Aralt semakin senang lalu mengecup bibir wanita di depannya dengan refleks.
Aralt sebenarnya tidak menyangka jika bibirnya bergerak sendiri, ia ingin melepaskan pautan tersebut, tapi ... sebuah tangan menahan tengkuknya agar benda kenyalnya tetap menyatu dengan bibir Emely, dan ... Aralt suka ini, dia melumat bibir wanitanya dengan lembut sembari memejamkan mata. Sebaliknya, Emely pun sama, dia mengalungkan tangan pada leher Aralt, didukung oleh kaki yang bertumpu kuat untuk menahan tekanan bibir di atasnya, serta mengabaikan hiruk pikuk yang sedang menonton, bersama kicauan mereka yang memuji.
"Eum ... Aralt, cukup, aku baru sadar jika orang-orang melihat kita," ucap Emely. Aralt melepaskan pagutannya, tapi menutup dengan sebuah kecupan singkat karena sedikit tidak rela melepaskan cumbuannya.
"Bibirmu lembut, pas dengan bibirku yang menggairahkan. Bahkan, Jason terus meraung bahagia, membuat kepalaku sedikit pusing," balas Aralt. Emely tersanjung akan hal itu, tak menutup kemungkinan dengan pipinya yang pasti nampak merona sekarang.
Keduanya menuju tempat persenjataan, sesuai keinginan Emely untuk menyentuh benda tersebut. Sebuah pedang, berada pada genggaman Aralt, dengan pelan ia memberikan benda tersebut ke Emely dan Emely merasa bahwa pedang di genggamannya sekarang, benar-benar berat.
Aralt terkekeh, ia segera membelakangi Emely kemudian menuntun wanita tersebut untuk mengayunkan pedang sembari mengajarinya cara bertarung dengan baik ketika menggunakan pedang ini.
"Cukup ikuti tuntunanku sayang, tanganku akan membuat gerakan yang mampu membuatmu terpukau dan merasa nyaman," ucap Aralt. Sesuai perkataannya, tuntunan dari pria tersebut Emely ikuti sehingga ia bagaikan kesatria yang sedang bertarung.
Cukup lama Aralt melatih Emely bermain pedang sehingga wanita itu mulai kelelahan dan Aralt pun menghetikan latihannya.
"Puas?"
"Sangat, terima kasih, Aralt."
"Tentu, kuharap kau tidak memedangku ketika pandai memainkan benda ini," balas Aralt, kemudian terkekeh. Emely tertawa kecil dan menatap jahil pria di depannya. "Kemungkinan diriku melakukan itu, ketika kau terus menjahiliku Aralt."
"Aku terus menjahilimu, akan selalu karena itu hobiku."
"Hei, sejak kapan?"
"Sejak aku melihatmu."
Aralt Canavaro, pria yang telah kesepian ketika ia masih kecil-berumur tiga tahun-Fasha, wanita itu dipercaya oleh orang tua Aralt untuk menjaganya karena mereka harus pergi suatu tempat. Seiring tumbuh kembangnya anak tersebut, Fashalah yang memberinya kasih sayang dan terus menunggu kepulangan alpha dan lunanya. Namun, sampai sekarang, tak ada kabar baik maupun buruk yang diterima, bahkan orang-orang telah menganggap orang tua Aralt telah meninggal, sementara Fasha, terus mengatakan tidak dan memberitahu pria itu bahwa mereka akan kembali.Sewaktu Aralt berumur 17 tahun, pria itu dinobatkan sebagai alpha, bukan apanya ... walau terbilang begitu muda, Canavaro jelas membutuhkan alpha, maka terpaksalah Aralt menjadi pemimpin di pack tersebut. Dia tahu diri bahwa di umurnya seperti ini, ia belum cukup kuat ketika terjadi peperangan, tetapi Aralt terus bersyukur jika pack-nya sampai saat ini sudah tenang dan menjadi salah satu pack terkuat. Di umurnya yan
"Terima kasih, Bi. Aku menyayangimu." Ia memeluk Fasha dan wanita tua yang dipeluknya juga membalas dengan lembut.Emely pun keluar dari istana, mencari keberadaan Aralt yang tak ada di rumah tersebut. Ketika ia mencari-cari, banyak pasang mata yang memandanginya begitu lekat, ia sendiri menggaruk kepala karena terheran, apakah ada sesuatu yang salah dalam dirinya? Ataukah penampilannya aneh setelah memakai pakaian Bibi Fasha? Tidak dan tidak sama sekali! Karena pakaian Bibi Fasha adalah pakaian yang paling nyaman dipakainya dari semua pakaian yang ia coba, dan juga, pakaian Bibi Fasha seperti daster yang memiliki kain dingin.Yang membuatnya menjadi pusat perhatian adalah, pakaian yang ia pakai membuatnya terlihat imut, sekaligus seksi dikarenakan area di atas dadanya, terekspos begitu saja, apalagi dengan kulit putih dan mulus itu."Permisi, Nona. Apa Anda melihat Alpha Aralt di sekitaran sini? Atau Anda pernah meliha
"Pegang yang erat.""Eum, apakah tidak sakit kalau aku menarik bulumu ini?""Tidak, mate." Emely mengangguk mendengarnya kemudian berpegang erat, tak menarik bulu Jason, melainkan memeluk leher serigala tersebut sembari menikmati sisiran bulunya yang hangat.Sesampainya di Canavaro Pack, Jason memilih masuk ke kamarnya dulu karena tentu dia akan telanjang jika berganti shift di hadapan Emely, sebenarnya tidak masalah juga di depan mate-nya, hanya saja ... dia tidak ingin orang lain menikmati kegagahan tubuhnya selain Emely seorang.Fasha, dia memeluk Emely dengan erat dan terus bertanya mengenai keadaan wanita tersebut. "Astaga, Nak. Kamu buat Bibi khawatir, dari mana aja? Dan kamu gak apa-apa, kan?""Aku baik-baik saja, Bi. Walau sempat diriku ketakutan ketika tersesat di tengah hutan, untunglah Aralt segera datang dengan wujud serigalanya."Fasha
Iblis dalam dunia immortal, sering disebut demon, kekuatan mereka sangat besar dan beruntung Aralt dapat mengalahkannya ketika musuh tersebut sedang lengah karena menyombongkan diri."Kenapa kalian bisa bertarung?""Aku sedang berburu, dan dia menginginkan buruanku, tentu aku tidak mau, kebetulan pula dia bersama dengan temannya yang merupakan penyihir dan aku pun beruntung jika Reinard pun menemaniku di saat itu, lalu ... terjadilah sebuah pertengkaran yang hampir berakibat fatal pada diriku dan juga Reinard," jawab Aralt.Emely pun mengangguk, tangannya yang masih setia meraba perut Aralt, kini beralih ke dagu pria tersebut sembari mengusap-usapnya. "Hm, di dagumu ada sedikit rambut, ini menggelikan, tapi aku suka," kikiknya kemudian. Aralt terkekeh pelan, memejamkan mata sambil menikmati usapan mate-nya yang sangat lembut."Aralt, aku ingin tidur bersamamu," ucap Emely. Mata Aral
"Baiklah, cukup pembicaraannya Alpha Aralt dan King Sean. Silakan duduk."Setelah keduanya duduk. Hadley pun mengumumkan, "Kerja sama antara kedua pack dengan wilyah red blood dari kerajaan vampire, telah diresmikan."Berbagai jamuan telah disiapkan secara khusus, terutama kepada King Hadley bersama anggotanya yang disediakan darah sebagai pelega mereka."Bagaimana King Sean?""Terima kasih, Alpha Hadley, darah ini sangat segar, kami menyukainya," jawab pria itu, menjilat sisa-sisa darah yang masih melekat pada bibirnya. Reinard yang melihat moment tersebut, berusaha menahan kerutan dari keningnya agar kaum mereka tidak tersinggung.Berbicara mengenai perbincangan mereka, semuanya membahas mengenai belahan jiwa, tentu Aralt hanya terkekeh saja apalagi mengingat mate-nya yang begitu menggemaskan di pack."Bagaimana dengan Anda Alpha Aralt? Anda sudah menemukan
"Eum, kenapa mereka terus melihatku?""Kau tak sadar jika pakaianmu mengundang tatapan mereka yang siap menjelajahi keseksianmu sayang, lain kali, tidak usah memakai pakaian Bibi Fasha karena aku sendiri yang akan membelikanmu pakaian dan memasanginya.""Hei, enak saja. Lakukan jika kau ingin sesuatu yang buruk terjadi.""Sesuatu yang buruk? Ayolah sayang, jangan terlalu jahat kepada pria tampanmu ini, karena aku tak ingin tahu bahwa dirimu harus ke istana sekarang dan mengganti pakaian, mengerti?""Aralt, aku nyaman dengan pakaian ini, aku bebas bergerak dan selalu merasa dingin," balas Emely."Pakai saja jika kau berada di kamarku, tapi untuk keluar, aku jelas melarangmu sayang.""Ish, pokoknya tidak mau!""Harus, kalau tidak maka aku akan mengganti pakaianmu langsung, mau?""Tentu tidak.""Maka dari itu, menurutlah."
Di sisi lain, Emely menemui mate-nya yang sedang berbicara dengan Reinard di taman pack, mereka nampak santai dengan minuman hangat yang menemani percakapan kedua pria itu.Kehadiran Emely disadari oleh sang beta, lalu mengode sang alpha untuk melihat, siapa di belakangnya."Emely?""Eum, aku hanya ingin memberitahu, bahwa omega yang baru tiba itu ternyata mengasyikkan juga, aku baru saja berbincang dengannya, serta membantunya membereskan beberapa piring yang telah dicuci," jawab Emely, mengutarakan kesan pengalamannya terhadap Aralt."Sayang, bukannya aku melarangmu, akan tetapi ... biarkan mereka yang bekerja, jika seperti ini terus, kau sama saja dengan seorang omega, lebih baik dirimu selalu berada di sampingku, bagaimana?" tawar Aralt tapi Emely menolak permintaan pasangannya karena Emely rasa, perkataan Aralt sungguh berlebihan."Tidak, kau selalu menggodaku, jadi ... aku
"Apa maksudmu? Asupan vitamin apa?"Emely melototkan matanya, kemudian menggerutu pelan, "Ish ... tentu dengan para warrior yang latihan, menunjukkan otot tubuh mereka yang benar-benar menawan, dan aw, sangat seksi, jadi setiap hari aku tak boleh melewatkan sesi latihan ini," ujarnya kemudian tersenyam senyum, membuat Aralt melongo juga semakin cemburu karena wanitanya tergoda oleh para warrior yang sedang latihan."Mate, kau membuatku cemburu!""Kenapa harus cemburu, kan aku hanya melihat mereka tanpa berkeinginan untuk menyentuh otot-otot yang perkasa itu, kecuali kau mengizinkanku untuk menyentuhnya dan aku akan sangat berterima kasih Araltku sayang," balas Emely sembari menyentuh rahang mate-nya dengan lembut."Baiklah, sayangku. Aku takkan menahannya lagi, sekarang kita ke istana, dan kalian semua!" Tunjuknya kepada warrior. "Aku harus mengurusi mate-ku terlebih dahulu, baru ka
Para anak-anak kini beranjak menjadi dewasa setelah melewati beberapa tahun yang menyenangkan sedari anak-anak ke remaja, dan meranjak ke usia yang sebenarnya.Xavier Canavaro kini berada di red moon pack, dirinya menjadi alpha di sana, sementara sang kakak, jelas memimpin di canavaro pack. Para pendahulunya telah pensiun, di mana Aralt dan Emely, serta Reinard dan Lisa tinggal menikmati masa tua mereka, walau di umur yang tua, mereka tetap awet muda, terutama Emely yang masih cantik seperti tahun-tahun sebelumnya, yang membuat Aralt maupun Jason, semakin hari pula, semakin mencintai sang mate."Sayang, kenapa waktu begitu tidak terasa? Anak yang kita gendong belasan tahun yang lalu, sudah beranjak dewasa, terutama Xavier, padahal ... aku masih menganggap kakak-beradik itu anak-anak," ujar Aralt. Emely mengangguk setuju atas apa yang mate-nya katakan, ia merasa bahwa kemarin dirinya menggendong Xavier, tapi kini, ia telah menjadi alpha di
Seorang anak berusia 8 tahun sedang memandang sang adik yang tengah menangis dalam gendongan sang ayah, bunga sweet alyssum berada pada genggamannya untuk memberikan hadiah kepada ibu karena telah memberinya adik baru."Mamah, bunga untukmu, kuharap kau menyukainya."Emely menatap sang putra dengan polosnya memberi setangkai bunga yang paling ia sukai."Ini bunga kesukaan Mamah, di mana kamu mendapatkannya?""Di taman, aku menyabutnya bersama Naori."Naori adalah anak dari Reinard dan Lisa, yah ... pria itu telah menemukan mate dan dianugerahi seorang anak kecil yang cantik, selalu mengikuti Fredo di mana pun ia pergi."Terima kasih sayang, lalu ... di mana Naori?" tanya Emely, mencari keberadaan anak cantik itu."Ada di luar, Mah. Dia menungguku, tapi aku tak bisa keluar dengan cepat karena aku masih ingin melihat adik kecil," jawabnya. Emely tersenyum, mengu
Reinard dan Aralt menyusul, mereka mendapati empat musuh yang ternyata berhasil melewati mereka dengan keadaan yang telah mengembuskan napas terakhir, dan itu disebabkan oleh Ace yang sedang santai menjaga mate dan putranya."Semuanya telah dibereskan, tak ada yang perlu dikhawatirkan, selain 34 cylops di depan sana. Ck, aku pikir telah berakhir. Namun, musuh semakin banyak," ujar Ace. Sementara Freeze langsung berada di barisan depan dengan wajah yang tersenyum, lalu mengeluarkan kekuatannya dan membuat para monster mata satu itu membeku lalu perlahan hancur beserta daging yang terlepas dari tulang-tulang mereka."Begitu mudah untuk dihancurkan, akan tetapi ... musuh selalu datang dari mana saja. Ace, urus yang di sebelah selatan, sementara diriku mengurus di sebelah utara, mengerti?""Tentu, serahkan padaku."Sekarang, hanya ada Reinard, Aralt, dan beberapa warrior tingkat S yang menjaga Emely dan Fre
Sungguh malang nasib Aralt yang telah dimarahi oleh Emely lantaran membuat Fredo menangis kencang. Tak ingin mendapatkan kemarahan yang berlanjut, Aralt langsung berganti posisi dengan Jason. Kau pasti bisa mengurus mate kita.Sialan kau, di saat Emely marah, kau baru mengingatku?Tak usah banyak bicara, lakukan saja.Ck."Ish, lihatlah ... Fredo terus menangis karenamu." Jason ditatap tajam oleh mate-nya, beberapa menit kemudian, Emely memerhatikan warna mata Aralt yang kini berbeda. Di saat itu, dirinya mengembuskan napas. "Jason?""Iyah, mate."
"Emely, berbaliklah."Ketika Emely ingin berbalik, kepalanya ditahan pelan. Emely heran, apakah Fasha yang melakukan itu? Nyatanya tidak, melainkan seseorang yang amat ia rindukan."Emerald?!"Emerald tersenyum. Mulutnya berbicara, tapi tidak bersuara. Untungnya dewi bulan memberikan kesempatan agar ia bertemu dengan wanita kesayangannya, untuk terakhir kali, dan dia amat bersyukur dan bahagia ketika mate-nya telah mendapatkan kebahagiaan yang baru.Dewi bulan, kumohon ... izinkanlah Emely-mateku-untuk mendengar lirihan suaraku~pinta Emerald~Emerald pun berbicara, dan permintaannya terkabulkan oleh sang dewi bulan yang sedang tersenyum saat ini, memandang moment mengharukan tersebut."Mate, aku selalu memaafkanmu, dan aku telah tenang bersama dewi bulan di sana. Aku selalu merindukanmu, dan teruslah merindukanku, sebagai hadiah ... tanda diriku yang berada di le
"Dia adik iparku, Bi. Adik dari mantan mate-ku, Emerald. Dia begitu menyayangi kakaknya yang telah meninggal, kemungkinan ... penyerangan ini terjadi disebabkan oleh rasa dendamnya kepadaku, yah ... ini semua karenaku, karena mate-ku tak melihatku ketika ia mengembuskan napas terakhir," jawab Emely, dan tangisnya pun pecah dan terus menyalahkan diri, ia amat egois karena terus merengek ke Glourius untuk ikut berburu, sementara Emerald sangat membutuhkannya. Ia tak berguna, bahkan tanda yang telah diberikan oleh Emerald masih berada pada dalam dirinya, ketika dirinya bercermin, ia selalu memandang tanda tersebut dan terus merindukan Emerald."Nak, jangan salahkan dirimu, yang berlalu merupakan takdir dari dewi bulan, kita hanya dapat menjalani. Jangan menangis dan terus merasa bersalah, karena kau sedang mengandung saat ini, ingat anakmu, juga anak Aralt dan Jason, mengerti?"Emely berusaha mengontrol diri, dirinya menghirup udara kemudian mengembusk
Di umur 27 tahun, Emerald menemui mate-nya yang bernama Emely, lalu hidup bahagia tapi sayangnya, Emerald belum melakukan sesi penyatuan karena ia telah meninggal ketika terkena racun. Namun, beruntung karena pada awalnya, Emerald telah menandai mate-nya terlebih dahulu. Konflik pun terjadi ketika Emerald sedang sakit dan Emely memilih ikut untuk berburu dengan Glourius, Emerald mengizinkan, padahal dirinya sudah tahu bahwa ia tidak akan bertahan lebih lama lagi. Itu semua dia lakukan agar mate-nya merasa senang, hingga pria itu benar-benar mengembuskan napas terakhir tanpa ada seorang mate di sampingnya, melainkan Castiel yang berteriak pilu ketika sang kakak meninggal dunia.Sekarang, Castiel tak ingin menunggu lebih lama lagi untuk menyerang canavaro pack. Para pengikut yang ia kumpulkan, berasal dari para makhluk liar yang tidak memiliki sebuah pack atau kerajaan, mereka buntu dan tidak tahu ingin ke mana, sehingga Castiel menemukan mereka di hutan
"Bersabarlah, jangan bertanya berapa lama atau pun kapan, karena kau akan semakin tidak sabar dan selalu merasa, bahwa waktu begitu lambat berjalan."Beberapa bulan kemudian, masa puasa seorang Aralt mau pun Jason telah usai, dan di canavaro pack tepatnya di kamar mereka, pasangan tersebut saling menyalurkan gelora kerinduan mereka. Ketika gelora tersebut telah usai, Aralt mengusap perut mate-nya yang telah membesar dan ia harus kembali bersabar dalam beberapa waktu dekat ini karena masa persalinan Emely yang tidak diketahui kapan tibanya.Emely dijaga begitu ketat, baik dari Aralt, mau pun yang lainnya, termasuk beta, warrior, omega, bahkan para rakyat pun turut membantu. Emely tidak lagi berada di red moon pack untuk sementara waktu karena dirinya tengah hamil besar dan besar pula kemungkinan resiko yang didapatkan ketika ia menuju sana, walau wanita itu terus merengek, Aralt tak mengizinkana atau menuruti kemauan pasangannya, lebih-l
Sampainya di pack, hasil buruan diberikan kepada warrior dan para rakyat lainnya, sementara kelinci itu sudah duduk di pangkuan Emely. Aralt sedikit tercengang, pada saat kelinci itu bersamanya, ia pasti terus memberontak dan berusaha untuk kabur, akan tetapi, jika bersama mate-nya, kelinci itu malah merasa senang, bahkan berbaring di pangkuannya. Dan lihatlah sekarang, mate-nya sedang memangku dan menganggap kelinci itu sebagai anaknya."Tidurlah, malang sekali nasibmu, apakah kau sedang lapar?" tanya Emely, yang tentunya tidak akan dijawab oleh kelinci itu. Namun, Emely rasa bahwa hewan lucu ini sedang membutuhkan makanan. Ia pun beranjak dari kursi dan tetap menggendong hewan tersebut lalu menuju pintu untuk keluar, tapi, langkahnya harus terhenti ketika sang pasangan sedang menghalang dengan berupa pertanyaan pula."Ingin ke mana, sayangku?""Aku membutuhkan sayur berupa wortel atau pun kol untuk memberi kesayangank