#Arisan Bodong Keluarga Bab 61 ( Kepergok Manda ) Setelah pamit pada Bu Siska aku langsung menaiki motorku. Nuri mengekoriku dari belakang. " Mas bantuin aku masang helm dong kayaknya macet deh jetrekannya " Dia mendekatkan wajahnya padaku, kami langsung berhadapan dengan jarak yang sangat dekat. Uugghh apa sih ini maksudnya, aku kan laki laki normal kenapa sih dia seperti sedang menggodaku. Saking dekatnya jarak kami nafasnya terasa menerpa wajahku, buru buru ku jetrekan besi pengait helmya " Nih udah ya " Wajahnya yang mendongak padaku membuatku jadi tambah salting. Untung saja Ibunya sudah masuk ke dalam. Jangan sampai melihat adegan ini, aku takut Ibunya berpikir yang tidak tidak padaku. " Makasih Mas maaf aku ngerepotin ya " Aku hanya tersenyum tak menanggapi, Nuri masih berdiri tak menaiki motor. " Kenapa? " tanyaku. " Mas boleh gak kalau makan baso dulu di ruko depan aku lapar. Belum sempat sarapan " wajahnya seperti memohon. Ya sallam ini perempuan ap
# Arisan Bodong Keluarga Bab 62 ( Pamer Motor Baru ) Pov Diki Sepanjang perjalanan menuju rumahku tangannya terus melingkar diperutku. Kalau orang pacaran sih enak nah ini kalau anak buahku yang lihat bisa jadi gosip santapan Ibu-ibu ghibah. " Nur aku turun depan gang ya " ucapku ketika mulai memasuki daerah rumahku. " Sampai rumah saja Mas gak papa kok. Kasian Mas Diki bawa barang banyak " jawabnya. Bisa saja, bilang saja kamu gak mau pisah dari aku hehee. Motor sudah mulai memasuki gang rumahku beberapa meter lagi akan sampai di depan rumah. Sudah kuduga pasti bakal banyak orang yang berkumpul karena ini hari libur. Jangankan hari libur hari biasa pun pasti ada saja yang nongkrong terutama geng Yati CS. Aku pun turun dari motor dan mengambil belanjaanku yang tadi di simpan di bawah kakiku. " Eh ada Nuri, habis belanja ya. Ayo sini masuk " ajak Amah. Aku tak tahu kalau Amah juga sedang ngobrol dengan tetangga di depan rumah. Mendengar ajakan Amah, Nuri langsung tersenyum
# Arisan Bodong Keluarga Bab 63 ( Dasar Riya ) Akhirnya Diki bisa tidur dengan nyenyak malam ini, hari ini dia ingin istirahat dan tidur nyenyak agar besok bisa pamer motor baru di pabriknya. Walaupun tadi sore dia sempat kesal dengan drama Nuri yang ingin di antar pulang. Walau tak bicara secara langsung tapi Diki paham. Cuma dia berlaga tak paham saja. Amah yang tahu situasi dia langsung memaksa Diki agar mengantar pulang Nuri. Diki pun mengajak Ikbal agar membawa motor Bapak dan mengikuti dari belakang. Supaya nanti mereka pulang berboncengan. Dan supaya tak ada lagi drama ' Motornya boleh dipakai Mas Diki dulu nanti kalau aku ada perlu dan Mas Diki ada waktu tolong antar aku ya '. Diki sudah tahu drama apa yang akan dilakukan Nuri untuk mengikatnya. Andai saja masih lajang mungkin Diki gak akan berfpikir dua kali untuk menerimanya, tapi Diki masih bingung dengan statusnya. Malam ini bukan Diki saja yang bisa tidur nyenyak, Amah pun sama. Keinginannya memiliki motor baru s
# Arisan Bodong keluarga Bab 64 ( Janda Muda ) Pov Candra Selesai memarkirkan mobil aku melewati parkiran motor karyawan. Keadaan pun sudah lengang karena memang sudah jam bekerja. Bel pun sudah berkali kali berbunyi. Aku heran mengapa di jam bekerja aku masih melihat ada karyawan di parkiran motor. Jalanku langsung berbelok menuju dua orang tersebut berniat menegur mereka. Samar samar aku dengar mereka seperti sedang cekcok. Sepertinya mereka pasangan suami istri. Aku mulai mendekati mereka, tapi sepertinya aku mengenal suara perempuan itu. Ya dia Novia bawahanku, berarti yang satunya lagi pasti Diki suaminya. Aku pun lebih mendekat karena khawatir, takutnya Diki lepas kontrol dan KDRT pada Novia. Sebelumnya aku pun pernah melihat Diki melempar kunci motor ke wajah Novia untung saja waktu itu Novia bisa menghindar kalau tidak pasti wajahnya terluka. Saking seriusnya mereka berdebat sampai tidak sadar akan kehadiranku. Benar saja pertengkaran mereka makin memanas, Diki men
# Arisan Bodong Keluarga Bab 65 ( Acara Lamaran Kah? ) Pov Diki Semenjak kejadian ribut dengan Novia aku banyak berdiam diri tak mau bercerita pada siapapun kalau aku sudah mentalaknya. Sebenarnya aku menyesal mengapa bisa terbawa emosi. Padahal dalam hatiku terdalam aku masih mencintainya. Apalagi ada anak di antara kami. Entah setan apa yang merasukiku sehingga dengan mudahnya mengucap talak pada Novia. Bahkan sebelumnya aku sempat hendak menampar Novia, untung saja dihalangi Candra. Ya Allah aku sangat menyesal, apakah sebaiknya aku datang ke rumah Novia dan meminta maaf? Aku berjanji akan merubah diri menjadi lebih baik. Tapi aku takut Novia tidak memaafkanku. Ini benar benar membuatku dilema. Aku tak mau bercerita pada Amah, dia pasti akan senang sekali mendengar aku sudah mentalak Novia. Dia sangat menginginkan perpisahan kami. Sebenci itukah Amah pada istriku. Apalagi Amah makin gencar menyuruhku menerima Nuri. Hampir setiap hari Nuri ke rumah dengan banyak alasan. Sem
# Arisan Bodong Keluarga Bab 66 ( Acara Pengajian ) Hampir seminggu setelah kejadian pertengkarannya dengan Diki di pabrik, Novia menyibukan diri untuk opening tokonya yang diberi nama Keyla Fashion. Rencananya hari Sabtu malam Minggu ini akan diadakan pengajian untuk selamatan dan memberi santunan pada anak yatim. Novia izin tidak masuk kerja dengan alasan untuk persiapan pengajian dan opening tokonya besok. Untungnya Candra memberinya izin dan mengerti dengan kepentingan Novia. Bahkan dia mendukung Novia, sesuai dengan nasehatnya Novia akan berjuang untuk anaknya. " Vi semua sudah ready kan? " tanya Manda. " Udah Teh tinggal nunggu tamu undangan saja. Hari ini yang aku undang Pak Ustadz untuk pimpin do'a, Ibu-ibu dan Bapak-bapak pengajian dan anak anak yatim " jawabnya. " Alhamdulillah semoga rezekinya berkah dan toko kamu makin maju ya " ucap Manda sambil memeluk Novia. " Aamiin, makasih Teh. Kita harus siap siap sebentar lagi mereka bakal tiba " Tak berselang lama para
# Arisan Bodong Keluarga Bab 67 ( Opening Keyla Collection ) Pagi ini di rumah Novia begitu sibuk karena akan mengadakan Opening untuk tokonya. Untung saja Candra dan Adrian tadi malam membantu membereskan rumah setelah acara pengajian sehingga pagi ini mengurangi pekerjaan Novia dan keluarganya. " Udah siap ayo kita ke toko 1 jam lagi toko dibuka, kita cek dulu takutnya ada yang terlewat " ucap Novia pada Manda. " Vi Ibu sama Keyla agak siang ya, mereka belum bangun " " Iya gapapa Bu, nanti nyusul saja. Do'akan openingnya lancar " Manda dan Novia pun pamit pada Ibunya untuk pergi ke toko satu jam lebih awal. Dari rumah Novia ke toko bisa berjalan kaki karena ruko Novia berjajar dengan gerbang masuk komplek perumahan Novia. Banyak cara Novia lakukan untuk menarik minat pembeli di opening nanti. Dia membuat pemberitahuan di semua sosmednya. Untuk warga komplek dia memberitahukan di saat acara pengajian dan membagikannya di grup WA warga. Di Opening nanti Novia akan mengun
# Arisan Bodong Keluarga Bab 68 ( Keyla Collection ) Nuri melajukan mobilnya menuju rumah Diki, dibawanya baju dari toko Novia untuk diberikan pada Diki dan saudara saudaranya. Mobil melaju dengan kecepatan sedang, dia merindukan Diki sudah dua hari mereka tidak bertemu. Turun dari mobil dia mengambil tas belanjaan dari toko Keyla Collection. Dia berjalan dengan anggunnya sambil menenteng beberapa tas belanjaan melewati para tetangga yang sedang nongkrong dan bergosip. " Yati itu siapa sih perasaan kita baru lihat " tanya seorang Ibu yang sedang menggendong anaknya. Yati melihat ke arah perempuan itu " Oh itu pacar baru si Diki, aneh loh Bu Murni padahal si Diki kan belum bercerai tapi kayak sudah di restui gitu pacaran sama yang ini " " Wah masa sih, emang keluarga gak beres itu. Ibu sama anak sama sama sombong tukang pamer. Cuma Pak Imam aza yang berbeda. Tapi si Novia kuat juga ya bertahun tahun sama keluarga itu " sambung si Ibu. " Ya terlalu baik dia itu, tapi kayaknya
# Arisan Bodong Keluarga Bab 149 ( Robi Melepas Motornya ) Buugghhh Terdengar suara hantaman keras menyusul suara tubuh yang terjatuh. " Mas Robiii " teriak Ayu histeris. " Robiiii " Bu Murni pun berteriak tak kalah keras dari Ayu. Robi jatuh terjengkang ke lantai terkena tendangan Diki. Rupanya sedari tadi Diki bersiaga ketika Cantika dan Robi beradu mulut. " Sudah sudah berhenti, malu saya sama tetangga. Dari tadi saya gak mau ikut campur urusan keluarga kalian tapi malah makin ribut " Suami Dina yang berada di dalam kamar ikut keluar, padahal awalnya dia tak mau ikut campur urusan keluarga istrinya karena semua tetangga berbeda RT pun tahu kalau keluarga Bu Murni sering ribut. Robi langsung berdiri di bantu Ayu. Diki pun sudah mundur kembali dan sekarang berdiri bersisian bersama Cantika. Melihat suami Dina marah, Pak Imam langsung meminta maaf. " Maaf Dhika, keluarga saya sudah bikin keributan disini. Saya juga tidak tahu kalau istri saya sering bertemu Robi disini "
# Arisan Bodong Keluarga Bab 148 ( Ribut Lagi ) " Diaammm " Robi berteriak menggema ke seluruh ruangan. Cantika memang terdiam, namun dia mengangkat wajahnya seakan menantang. " Apa maumu? " ucap Robi menatap tajam Cantika. " Kembalikan uang yang sudah kau makan, semua catatan dan bukti ada disana jadi kamu tak bisa mengelak lagi " Cantika menunjuk buku yang tadi dilempar menggunakan dagunya. " Hahaaa, kalau aku tak mau? " Robi tertawa dan balik menantang. " Tak masalah, pilihannya cuma ada 2. Kamu kembalikan semua uang yang sudah kau makan atau kalau tidak aku akan melaporkanmu ke Polisi agar kau di penjara " sahut Cantika dengan tegas. " Aku tak akan pernah mengembalikan uangnya. Aku rasa tak perlu karena itu uang Amah, bukan uangmu. Lagi pula aku yakin kamu juga pasti ikut memakai uang tersebut " " Apa kau punya bukti aku sudah memakai uang toko? jangan bermimpi untuk menuduhku. Maling teriak maling, Amah sudah mendengarkan apa yang ada di pikiran anak kesayangan Amah in
# Arisan Bodong Keluarga Bab 147 ( Pura Pura Pingsan ) Bluughhhh " Amaahhh " jerit Ayu. Semua langsung menoleh ke arah Bu Murni yang terkulai di lantai. Diki dan Cantika saling berpandangan. Ada sorot mata keraguan di hati Cantika dan Diki. Dalam hati mereka mengira kalau Bu Murni berpura pura, tapi bagaimana kalau misal benaran pingsan? Mereka pun sedikit khawatir. Cantika dan Diki dilema, mereka terlihat menelan ludah kasar. Ayu dan Robi posisinya paling dekat dengan Bu Murni otomatis mereka yang paling pertama mendekat. " Lihat gara gara kalian Amah pingsan, kalau ada apa apa sama Amah kalian harus bertanggung jawab " Robi berteriak sangat kuat. " Huaaa huuaa Amaaah " Ayu berteriak tak kalah histerisnya. Para tetangga mulai masuk karena penasaran mendengar teriakan Robi dan tangisan Ayu. Salah satu dari mereka bertanya " Ada apa, apa ada masalah? " " Aduh ternyata banyak tetangga, padahal niatnya cuma menahan Diki dan Cantika supaya gak lapor Polisi, gimana ini ? " Bu
# Arisan Bodong Keluarga Bab 146 ( Perkelahian Diki Dan Robi ) Klotak " Haaa, Di-Ki Ti-ka " suara Dina tercekat. " Hai Bi, gak usah kaget seperti itu " ucap Cantika sambil menerobos masuk ke dalam. " Tik " ucap Dina ingin menarik tangan Cantika. Namun Diki menghalangi adik Ibunya tersebut. " Sudah Bi, kami ada urusan penting. Aku harap Bibi gak ikut campur ya " Diki memegang tangan Bibinya. " Kamu jangan gak sopan sama Bibi ya Ki, ini rumah Bibi " bentak Dina pada Diki. " Aku tahu Bi, aku kecewa sama Bibi sudah menutupi semua. Andai Bibi tak mengizinkan Amah membawa Robi kemari aku juga tak akan mengganggu kenyamanan Bibi " balas Diki telak. Dina langsung terdiam tak bisa menjawab, andai bukan permintaan kakaknya dia juga tak akan mengizinkan kakak dan anaknya bertemu di rumahnya. " Aarrghhh " terdengar teriakan di dalam ruang makan membuat Diki dan Dina berlari untuk melihatnya. Diki berlari terlebih dahulu dia melihat Cantika sedang menjambak Ayu dan Robi sedang berusah
# Arisan Bodong Keluarga Bab 145 ( Dimana Amah? ) " Pantas saja emas si Ayu tambah banyak, belum lagi sering pasang story lagi makan di cafe mahal bareng si Robi. Dasar pasangan gak ada akhlak " umpat Diki sambil menggebrak meja. " Jadi kapan kita akan meminta pertanggung jawabannya? aku sudah gak sabar buat menghajar dia " tambah Diki nampaknya dia marah sekali dengan perbuatan adiknya. Sedikitnya Diki memiliki dendam pribadi pada Robi karena secara tidak langsung Robi yang menghancurkan rumah tangganya. Gara gara pernikahan Robi yang menggunakan uang arisan istrinya kini dia yang harus menanggung akibatnya, berpisah dengan anak istrinya. " Kamu punya dendam pribadi ya Mas sama dia sampe semangat gitu hehee " Cantika tersenyum miring melihat tingkah kakak laki lakinya. Dikii sedikit malu mendengarnya karena ternyata nampak sekali amarah dan dendamnya. " Apa salah kalau aku marah, kamu bayangkan saja sendiri kalau kamu ada di posisiku. Berpisah dengan anak dan suami mu karena
# Arisan Bodong KeluargaBab 144 ( Robi Dan Ayu Korupsi )Pulang dari tempat kerja Diki langsung menuju ke toko Cantika, lebih tepatnya toko Ibunya hanya saja dikelola oleh Cantika.Diki pulang dengan diselimuti rasa kesal setelah sebelumnya dia sempat bersitegang dengan Novia di parkiran motor." Sombong sekali Novia mentang mentang sudah dapat penggantiku, dia kira cuma dia saja yang laku? Haaahh aku juga punya Nuri " Diki menggerutu sepanjang jalan di motornya.Dulu motornya paling bagus di parkiran karena model terbaru dan harganya mahal, kini gelar motor terbagus diambil Novia bahkan Novia membeli cash walaupun itu hadiah. Sementara Diki dia mengambil dengan cara kredit untung saja gak ambil tenor lama karena Diki takut tiba tiba dia tak bisa membayarnya.Diki sudah tiba di depan toko Cantika dia langsung memarkirkan motornya kemudian masuk ke dalam." Mi dimana Cantika? " Diki bertanya pada Umi, bisa dibilang Umi ini orang kepercayaan Cantika.Di antara yang lain dia termasuk
# Arisan Bodong Keluarga Bab 143 ( Kedatangan Keluarga Adrian ) Novia pulang terburu buru, karena dia ingin mengunjungi dulu tokonya sebelum ke rumah neneknya. Dia ingin memastikan keadaan toko dan mengecek laporan sambil menunggu jam kedatangan orang tua Adrian. Satu jam Novia berada di tokonya setelah dirasa cukup dia hendak ke rumah neneknya yang hanya butuh waktu beberapa menit. Karena ruko Novia berada di jajaran gerbang komplek, sedangkan rumah neneknya ada di dekat gerbang dengan berjalan kaki oun sebenarnya cukup dekat. Ting Ketika Novia berdiri ponselnya berbunyi dan melihat ada pesan masuk dari Adrian. [ Assalammu Alaikum, Yang dimana? ] Novia yang sudah berdiri kembali duduk dan berniat membalas pesan tersebut. [ Waalaikum salam, aku lagi di toko baru mau pulang ke rumah buat siap siap nyambut calon mertuaku ] [ Aiihhh pintar menggoda sekarang ya. Kamu hati hati minta antar pegawaimu ya. Harusnya kamu jangan ke toko dulu, aku takut Nuri tiba tiba muncul lagi ]
# Arisan Bodong Keluarga Bab 142 ( Mantan Aneh ) Pov Novia Sepagi ini sudah ada yang minta di dongengin. Gara gara dapat kiriman foto kebersamaan ku dengan Adrian dan anak anak yang entah dari siapa. Tak apalah segala sesuatunya tak akan bisa di tutupi selamanya. Mau nanti atau mau sekarang sama saja. Yang jadi masalah adalah posisi pekerjaan kami. Aku takut pihak management berpikiran buruk. Semoga saja Pak Candra bisa membantu menjelaskan, lagipula Adrian sudah tidak bekerja disini. Dia pun bekerja jadi audit hanya sebagai freelancer. Benar kata Lori, orang selalu ada yang pro dan kontra. Bahkan ada saja suara sumbang yang menyebut aku berselingkuh dari A'Diki. Tapi bagi yang mengetahui keseharian dan masalah kami, pasti mereka akan paham. Biarlah waktu yang akan menjawab semuanya. Hari ini pekerjaan berjalan seperti biasa. Adrian berkali kali mengirim pesan dan mengingatkan aku banyak hal. Jangan telat makan lah, jangan melamun, hati hati bekerja. Ya ampun berasa jadi a
# Arisan Bodong Keluarga Bab 141 ( Dapat Ganti sultan ) " Heheee gak kok, kami masih betah masih cape lah Yang perjalanan jauh dari sana " ujar Adrian sambil memelas. " Huhuu tadi saja nakutin kita " ucap Novia sambil mencebikan bibirnya. " Becanda Yang hehee" jawab Adrian sambil terkekeh. " Jangan marah dong masa marah gak kasian gitu sama aku hari ini mengalami hal seram " wajah Adrian memelas. Arif langsung duduk diantara mereka lalu bertanya " Memangnya ada apa? " " Seram Paman tadi Pas main ke rumah Bi Nania " ucap Manda. Kali ini Manda yang bercerita dan semua menyimak dengan serius. " Makanya kalian kalau ke tempat baru harus permisi. Walau bagaimana pun kita ini sebagai tamu harus bersikap sopan. Beruntung tadi Adrian langsung menemui Pak Ustadz. Sudah sekarang kita siap siap sholat maghrib ya " Semua mengangguk setuju, Arif langsung berdiri dua keponakannya pun ikut berdiri dan mengikutinya. Mereka seperti anak kecil yang mengikuti induknya. Bahkan mereka saling