#Arisan Bodong Keluarga Bab 26 ( Manda VS Ayu ) " Assalammu alaikum semua nya " ucap Novia sambil tersenyum. " Ada Amah, lagi belanja ya Mah. Tumben Ayu juga ikut Amah belanja? " lanjutnya lagi sambil tetap memperlihatkan senyumya. " I - iya Amah lagi belanja sama Ayu " Bu Murni menjawab pertanyaan Novia dengan terbata bata dan tersenyum getir. " Tumben soak, biasanya kalau ngomong kayak raja singa mengaum terus udah berasa paling jago " Novia bergumam dalam hatinya. " Kamu mau belanja juga Vi, jauh jauh dari rumah kamu kesini, emang gak ada pasar disana ya " Ayu berkata ketus untuk menutupi ketakutannya. " Emang kenapa kalau belanja kesini, gak boleh? ini kan untuk umum. Novia gak akan belanja kesini tapi dia mau lihat warungnya yang disewakan jadi toko kelontong oleh Bu Ningsih " Manda menjawab pertanyaan Ayu tak kalah ketusnya. Mendengar ucapan Manda, Bu Murni dan Ayu menelan ludahnya kasar. Kemudian Ayu membuang muka sembarang, sedangkan Bu Murni melihat ke ara
# Arisan Bodong Keluarga Bab 27 ( Ancaman Penjara ) Selepas semua pergi mereka duduk di dalam warung melepas ketegangan. Dengan disuguhi air botol mineral oleh Bu Ningsih " Bu disini ada cctv gak ? " tiba tiba Manda bertanya pada Bu Ningsih. " Ada, kebetulan ibu pasang 2 yang 1 ada di dalam, yang 1 lagi ada diluar. Itu sengaja ibu pasang karena waktu itu banyak kejadian barang hilang " jawab Bu Ningsih. " Bagus kalau gitu, seingat saya kemarin Bu Murni kesini kan bareng menantunya untuk minta uang sewa. Nah Bu saya minta rekamannya ya, yang hari ini sama hari kemarin luar dalam ya bu. Terus saya mau minta foto kuitansi bukti Bu Murni menerima uang 1 juta kemarin " pinta Manda pada Bu Ningsih. " Oh ada di laci kalau kuitansi, kalau rekaman ada di hp saya. Kalau mau sekarang bisa." suami Bu Ningsih menjawab permintaan Manda. " Baiklah saya minta sekarang saja semuanya " mereka pun segera memfoto kuitansi yang di tanda tangani Bu Murni. Serta menyalin video cctv yang berisi adeg
# Arisan Bodong Keluarga Bab 28 ( Ancaman Balik ) Pov Author Melihat Keenan yang berubah diam Vity merasa heran " Mas kok diam saja, kenapa? gak suka ya makan disini. Makanan disini enak kok. Aku sering makan disini bareng teman " " Enggak kok gak ada apa apa " jawab Keenan sambil terus menunduk tapi matanya sering melihat ke arah meja samping yang di duduki 2 wanita. Karena merasa curiga vity pun melihat ke arah samping " Mas kamu apaan sih mentang mentang ada cewek lihat lihat terus ke samping. Awas ya kamu! " " Nggak kok, ayo kita makan bukannya sesudah ini kita mau nonton, ayo buruan makannya " Keenan berusaha mengalihkan Vity agar tidak marah. Tak lama Novia dan Manda pun selesai makan. Mereka segera bersiap pulang. Novia tak mau melihat ke arah Keenan karena dia pernah berkenalan dengan Vity, khawatir Vity akan menyapanya. Dia tak mau tahu lebih banyak agar tak terseret masalah ke depannnya nanti. Lainnnya halnya dengan Manda dia terus memandangi Keenan dengan pandangan
#Arisan Bodong KeluargaBab 29 ( Kebohongan Baru )Pulang dari pasar Bu Murni dan Diki pulang dengan berjalan kaki, sedangkan Ayu dibawa Robi menggunakan motor yang tadi digunakan berboncengan dengan Diki. Sepanjang jalan pulang Ayu menangis manja. Sampai sampai banyak orang di sepanjang jalan melihat ke arah mereka.Ayu terlihat begitu miris dengan rambut acak acakan seperti singa, make up yang luntur karena menangis terus.Mereka tiba terlebih dahulu di rumah sambil menangis, pintu rumah di bukakan Pak Imam dengan raut kaget " Loh ini kenapa, kok pulang dari pasar nangis mana acak acakan begitu. Mana amah tadi kalian berangkat berdua kan? "Ayu langsung duduk di kursi sambil menyeka air matanya, mengambil cermin dan mengusap rambutnya." Ini semua gara gara mantu kesayangan Ayah hiks hiks " Ayu menjawab pertanyaan mertuanya di iringi tangis.Pak Imam tambah heran " maksudnya gimana? " " Ini tuh kerjaan Novia sama kakaknya Yah. Mereka ribut di warung kelontong Bu Ningsih " Robi men
# Arisan Bodong Keluarga Bab 30 ( Panik ) Sejenak Diki rehat karena lelah, motor pun sebentar lagi beres. Dia membuka ponsel iseng membuka status berharap Novia memposting fotonya dan Keyla. Tapi tak ada status Novia, lanjut melihat status yang lain. Ada status Ayu yang belum lama di posting. Foto lengannya yang lebam sambil memegang rambutnya yang terlepas akibat jambakan Manda. Postingan berikutnya ada gambar foto kantor Polsek. " Ini maksudnya apa ya? kok mereka gak diskusi dulu nanya pendapatku " gumam Diki dalam hati. Diki bergegas membereskan barang barangnya. Merapihkan semua peralatan bengkelnya. Kakinya melangkah menuju rumah Ibunya. " Ayu, Robi ini maksudnya apa? kok ada status kantor Polsek kenapa gak nanya dulu pendapatku? " Diki bertanya pada Ayu dan Robi yang sedang berada di ruang TV. Kini Ayu sudah terlihat lebih baik rambutnya sudah tidak acak acakan lagi. " Gak apa apa Diki, itu sudah minta persetujuan Amah. Tadi Robi ngajak Ayu lapor ke Polisi tapi Ayu
#Arisan Bodong Keluarga Bab 31 ( Penyesalan Diki ) Dengan perasaan kesal dan kecewa Diki pulang ke rumahnya. Dia bersandar di headboard merenungi semua hal yang terjadi. " Vi kamu pasti sangat marah padaku, bagaimana caranya agar kamu mau kembali ke rumah ini dan kita berkumpul menjadi keluarga kecil bahagia " Diki bergumam sendiri. Matanya menatap langit langit kamar. Diki jadi teringat putrinya Keyla, dia menyesal jarang menghabiskan waktu bersamanya. Karena dia lebih sering menghabiskan waktu bersama orang tua dan adik adiknya. Flash back on " Vi nanti kamu ke rumah ya, Amah mau ke rumah paman Dika yang di Sumedang " hari itu Novia sedang berada di rumah Neneknya bersama Keyla. Diki menelpon memintanya untuk pulang ke rumah mereka. Padahal Novia jarang ke rumah neneknya karena sibuk bekerja dan diwaktu libur waktunya dihabiskan untuk membereskan rumah. Novia izin menginap 2 malam disana, tapi baru saja semalam esok paginya Diki sudah meneleponnya untuk kembali. Rencana
# Arisan Bodong Keluarga Bab 32 ( Kekecewaan Pak Imam ) Setelah Diki pergi Pak Imam masih berada disana. Tatapannya seakan menghakimi. " Ayah kecewa pada kalian, apa kalian gak punya malu berbuat seperti itu? Amah juga harusnya sebagai orang tua, kewajiban Amah nasehatin mereka. Ini malah mendukung kelakuan buruk mereka. Amah sering bilang malu sama tetangga, justru Ayah lihat Amah lah yang sering mempermalukan diri sendiri. Kurang apa Novia sama Amah? Dia selalu menurut dan lebih banyak mengalah. Dan kamu Yu, posisimu sama dengan Novia sebagai menantu di keluarga ini. Seharusnya kalian bisa lebih dekat. Apalagi kamu dan Robi yang sudah menggunakan uang Novia harusnya kalian meminta maaf, ini malah mau ambil haknya Novia lagi " Pak Imam berbicara panjang lebar meluapkan rasa kecewanya. " Ayah jangan menyudutkan kami terus dong, itu semua ide Amah kan untuk pakai uang Novia. Kenapa kami terus yang dipojokan " Robi merasa kesal dan tak terima mendengar nasehat dari Ayahnya. " Gak t
# Arisan Bodong Keluarga Bab 33 ( Meluluhkan Hati Novia ) Pagi pagi sekali Diki sudah berangkat menuju tempatnya bekerja, dia berharap dapat bertemu Novia. Bahkan dia melewatkan sarapan pagi di rumah Ibunya. Walaupun mereka satu pabrik tapi pada saat bekerja mereka tak dapat bertemu sembarangan karena berbeda gedung. Sedangkan di jam istirahat semua orang menggunakan waktu untuk makan dan beristirahat ataupun beribadah. Sehingga akan sulit meluangkan waktu untuk mengobrol. Apalagi Novia akhir akhir ini menghindari pertemuan dengan Diki. Dari kejauhan Diki melihat Novia sedang berjalan masuki gerbang, dia segera berlari mendekati Novia. " Vi, Vi izinkan aku bicara sebentar, sebentaaar saja " pintanya. Diki mendekati Novia dan memohon. Novia terlihat berpikir, dan melihat wajah Diki yang begitu memohon " Mau bicara apa sih Mas mau nyalahin aku lagi, atauu mau nalak aku? " " Astagfirullah Vi, kamu jangan begitu aku gak mungkin nalak kamu. Aku masih cinta dan sayang kamu juga Key
# Arisan Bodong Keluarga Bab 149 ( Robi Melepas Motornya ) Buugghhh Terdengar suara hantaman keras menyusul suara tubuh yang terjatuh. " Mas Robiii " teriak Ayu histeris. " Robiiii " Bu Murni pun berteriak tak kalah keras dari Ayu. Robi jatuh terjengkang ke lantai terkena tendangan Diki. Rupanya sedari tadi Diki bersiaga ketika Cantika dan Robi beradu mulut. " Sudah sudah berhenti, malu saya sama tetangga. Dari tadi saya gak mau ikut campur urusan keluarga kalian tapi malah makin ribut " Suami Dina yang berada di dalam kamar ikut keluar, padahal awalnya dia tak mau ikut campur urusan keluarga istrinya karena semua tetangga berbeda RT pun tahu kalau keluarga Bu Murni sering ribut. Robi langsung berdiri di bantu Ayu. Diki pun sudah mundur kembali dan sekarang berdiri bersisian bersama Cantika. Melihat suami Dina marah, Pak Imam langsung meminta maaf. " Maaf Dhika, keluarga saya sudah bikin keributan disini. Saya juga tidak tahu kalau istri saya sering bertemu Robi disini "
# Arisan Bodong Keluarga Bab 148 ( Ribut Lagi ) " Diaammm " Robi berteriak menggema ke seluruh ruangan. Cantika memang terdiam, namun dia mengangkat wajahnya seakan menantang. " Apa maumu? " ucap Robi menatap tajam Cantika. " Kembalikan uang yang sudah kau makan, semua catatan dan bukti ada disana jadi kamu tak bisa mengelak lagi " Cantika menunjuk buku yang tadi dilempar menggunakan dagunya. " Hahaaa, kalau aku tak mau? " Robi tertawa dan balik menantang. " Tak masalah, pilihannya cuma ada 2. Kamu kembalikan semua uang yang sudah kau makan atau kalau tidak aku akan melaporkanmu ke Polisi agar kau di penjara " sahut Cantika dengan tegas. " Aku tak akan pernah mengembalikan uangnya. Aku rasa tak perlu karena itu uang Amah, bukan uangmu. Lagi pula aku yakin kamu juga pasti ikut memakai uang tersebut " " Apa kau punya bukti aku sudah memakai uang toko? jangan bermimpi untuk menuduhku. Maling teriak maling, Amah sudah mendengarkan apa yang ada di pikiran anak kesayangan Amah in
# Arisan Bodong Keluarga Bab 147 ( Pura Pura Pingsan ) Bluughhhh " Amaahhh " jerit Ayu. Semua langsung menoleh ke arah Bu Murni yang terkulai di lantai. Diki dan Cantika saling berpandangan. Ada sorot mata keraguan di hati Cantika dan Diki. Dalam hati mereka mengira kalau Bu Murni berpura pura, tapi bagaimana kalau misal benaran pingsan? Mereka pun sedikit khawatir. Cantika dan Diki dilema, mereka terlihat menelan ludah kasar. Ayu dan Robi posisinya paling dekat dengan Bu Murni otomatis mereka yang paling pertama mendekat. " Lihat gara gara kalian Amah pingsan, kalau ada apa apa sama Amah kalian harus bertanggung jawab " Robi berteriak sangat kuat. " Huaaa huuaa Amaaah " Ayu berteriak tak kalah histerisnya. Para tetangga mulai masuk karena penasaran mendengar teriakan Robi dan tangisan Ayu. Salah satu dari mereka bertanya " Ada apa, apa ada masalah? " " Aduh ternyata banyak tetangga, padahal niatnya cuma menahan Diki dan Cantika supaya gak lapor Polisi, gimana ini ? " Bu
# Arisan Bodong Keluarga Bab 146 ( Perkelahian Diki Dan Robi ) Klotak " Haaa, Di-Ki Ti-ka " suara Dina tercekat. " Hai Bi, gak usah kaget seperti itu " ucap Cantika sambil menerobos masuk ke dalam. " Tik " ucap Dina ingin menarik tangan Cantika. Namun Diki menghalangi adik Ibunya tersebut. " Sudah Bi, kami ada urusan penting. Aku harap Bibi gak ikut campur ya " Diki memegang tangan Bibinya. " Kamu jangan gak sopan sama Bibi ya Ki, ini rumah Bibi " bentak Dina pada Diki. " Aku tahu Bi, aku kecewa sama Bibi sudah menutupi semua. Andai Bibi tak mengizinkan Amah membawa Robi kemari aku juga tak akan mengganggu kenyamanan Bibi " balas Diki telak. Dina langsung terdiam tak bisa menjawab, andai bukan permintaan kakaknya dia juga tak akan mengizinkan kakak dan anaknya bertemu di rumahnya. " Aarrghhh " terdengar teriakan di dalam ruang makan membuat Diki dan Dina berlari untuk melihatnya. Diki berlari terlebih dahulu dia melihat Cantika sedang menjambak Ayu dan Robi sedang berusah
# Arisan Bodong Keluarga Bab 145 ( Dimana Amah? ) " Pantas saja emas si Ayu tambah banyak, belum lagi sering pasang story lagi makan di cafe mahal bareng si Robi. Dasar pasangan gak ada akhlak " umpat Diki sambil menggebrak meja. " Jadi kapan kita akan meminta pertanggung jawabannya? aku sudah gak sabar buat menghajar dia " tambah Diki nampaknya dia marah sekali dengan perbuatan adiknya. Sedikitnya Diki memiliki dendam pribadi pada Robi karena secara tidak langsung Robi yang menghancurkan rumah tangganya. Gara gara pernikahan Robi yang menggunakan uang arisan istrinya kini dia yang harus menanggung akibatnya, berpisah dengan anak istrinya. " Kamu punya dendam pribadi ya Mas sama dia sampe semangat gitu hehee " Cantika tersenyum miring melihat tingkah kakak laki lakinya. Dikii sedikit malu mendengarnya karena ternyata nampak sekali amarah dan dendamnya. " Apa salah kalau aku marah, kamu bayangkan saja sendiri kalau kamu ada di posisiku. Berpisah dengan anak dan suami mu karena
# Arisan Bodong KeluargaBab 144 ( Robi Dan Ayu Korupsi )Pulang dari tempat kerja Diki langsung menuju ke toko Cantika, lebih tepatnya toko Ibunya hanya saja dikelola oleh Cantika.Diki pulang dengan diselimuti rasa kesal setelah sebelumnya dia sempat bersitegang dengan Novia di parkiran motor." Sombong sekali Novia mentang mentang sudah dapat penggantiku, dia kira cuma dia saja yang laku? Haaahh aku juga punya Nuri " Diki menggerutu sepanjang jalan di motornya.Dulu motornya paling bagus di parkiran karena model terbaru dan harganya mahal, kini gelar motor terbagus diambil Novia bahkan Novia membeli cash walaupun itu hadiah. Sementara Diki dia mengambil dengan cara kredit untung saja gak ambil tenor lama karena Diki takut tiba tiba dia tak bisa membayarnya.Diki sudah tiba di depan toko Cantika dia langsung memarkirkan motornya kemudian masuk ke dalam." Mi dimana Cantika? " Diki bertanya pada Umi, bisa dibilang Umi ini orang kepercayaan Cantika.Di antara yang lain dia termasuk
# Arisan Bodong Keluarga Bab 143 ( Kedatangan Keluarga Adrian ) Novia pulang terburu buru, karena dia ingin mengunjungi dulu tokonya sebelum ke rumah neneknya. Dia ingin memastikan keadaan toko dan mengecek laporan sambil menunggu jam kedatangan orang tua Adrian. Satu jam Novia berada di tokonya setelah dirasa cukup dia hendak ke rumah neneknya yang hanya butuh waktu beberapa menit. Karena ruko Novia berada di jajaran gerbang komplek, sedangkan rumah neneknya ada di dekat gerbang dengan berjalan kaki oun sebenarnya cukup dekat. Ting Ketika Novia berdiri ponselnya berbunyi dan melihat ada pesan masuk dari Adrian. [ Assalammu Alaikum, Yang dimana? ] Novia yang sudah berdiri kembali duduk dan berniat membalas pesan tersebut. [ Waalaikum salam, aku lagi di toko baru mau pulang ke rumah buat siap siap nyambut calon mertuaku ] [ Aiihhh pintar menggoda sekarang ya. Kamu hati hati minta antar pegawaimu ya. Harusnya kamu jangan ke toko dulu, aku takut Nuri tiba tiba muncul lagi ]
# Arisan Bodong Keluarga Bab 142 ( Mantan Aneh ) Pov Novia Sepagi ini sudah ada yang minta di dongengin. Gara gara dapat kiriman foto kebersamaan ku dengan Adrian dan anak anak yang entah dari siapa. Tak apalah segala sesuatunya tak akan bisa di tutupi selamanya. Mau nanti atau mau sekarang sama saja. Yang jadi masalah adalah posisi pekerjaan kami. Aku takut pihak management berpikiran buruk. Semoga saja Pak Candra bisa membantu menjelaskan, lagipula Adrian sudah tidak bekerja disini. Dia pun bekerja jadi audit hanya sebagai freelancer. Benar kata Lori, orang selalu ada yang pro dan kontra. Bahkan ada saja suara sumbang yang menyebut aku berselingkuh dari A'Diki. Tapi bagi yang mengetahui keseharian dan masalah kami, pasti mereka akan paham. Biarlah waktu yang akan menjawab semuanya. Hari ini pekerjaan berjalan seperti biasa. Adrian berkali kali mengirim pesan dan mengingatkan aku banyak hal. Jangan telat makan lah, jangan melamun, hati hati bekerja. Ya ampun berasa jadi a
# Arisan Bodong Keluarga Bab 141 ( Dapat Ganti sultan ) " Heheee gak kok, kami masih betah masih cape lah Yang perjalanan jauh dari sana " ujar Adrian sambil memelas. " Huhuu tadi saja nakutin kita " ucap Novia sambil mencebikan bibirnya. " Becanda Yang hehee" jawab Adrian sambil terkekeh. " Jangan marah dong masa marah gak kasian gitu sama aku hari ini mengalami hal seram " wajah Adrian memelas. Arif langsung duduk diantara mereka lalu bertanya " Memangnya ada apa? " " Seram Paman tadi Pas main ke rumah Bi Nania " ucap Manda. Kali ini Manda yang bercerita dan semua menyimak dengan serius. " Makanya kalian kalau ke tempat baru harus permisi. Walau bagaimana pun kita ini sebagai tamu harus bersikap sopan. Beruntung tadi Adrian langsung menemui Pak Ustadz. Sudah sekarang kita siap siap sholat maghrib ya " Semua mengangguk setuju, Arif langsung berdiri dua keponakannya pun ikut berdiri dan mengikutinya. Mereka seperti anak kecil yang mengikuti induknya. Bahkan mereka saling