Seketika Arabella langsung buru-buru memalingkan wajahnya dari Stanley.
"Kau terlalu percaya diri Tuan," "Mengaku sajalah, dengar ya! Kau bebas menikmati ketampanan wajahku ini, asal jangan pernah jatuh cinta padaku," "Itu tidak mungkin Tuan, kau galak dan kejam sedangkan aku menyukai laki-laki yang lemah lembut dan baik!" kata Arabella. Membuat supir pribadi yang sedang fokus menyetir pun menahan senyum setelah mendengar Arabella mengatakan hal itu. "Cih dasar gadis jual mahal," Tibalah Arabella di kampus tempat dia kuliah, sesuai ucapannya Stanley menugaskan dua orang anggota group Limson untuk berjaga-jaga disekitar kampus kalau-kalau anggota group black cat masih mengincar Arabella. Sementara itu Stanley kembali melanjutkan perjalanannya menuju perusahaan iklan milik group Limson, meskipun dia bukan CEO di perusahaan tersebut karena sudah ada saudara kembarnya Steiner yang mengurus disini tetap saja Stanley akan membantu. "Tumben kau datang pagi!" kata Steiner. "Ya aku harus mengontrol karyawanku disini, apakah dia becus atau tidak!" "Siapa yang kau maksud karyawanmu?" "Kau dan semua orang yang ada disini adalah karyawanku, karena akulah ketua group Limson pemegang kendali semua bisnis group Limson!" "Baru diangkat jadi ketua saja sudah sombong, pikirkan nyawamu itu! Kau kan setiap waktu dalam bahaya," "Persetan!!! Kau pikir aku payah, siapapun yang berani menyerangku tidak akan aku biarkan dia mati dengan mudah!" "Terserah kau saja! Keluar sana dari ruanganku, aku sedang sibuk!" "Berikan aku laporan bulan kemarin biar aku cek, setelah itu aku akan pergi!" Dengan bermalas-malasan Stainer pun memberikan beberapa berkas untuk Stanley periksa. "Ku dengar hari ini Momy dan Dady memintamu pulang untuk memilihkan jodoh untukmu?" "Benar," "Sudah berumur masih saja dijodohkan, lucu!" kata Steiner. "Diam kau! Aku hanya malas mencari jodoh sendiri, lagipula wanita-wanita yang berada didekatku hanyalah mainanku saja tidak untuk aku nikahi! Jadi biarkan saja momy atau Dady yang mencarikannya," "Bilang saja kau tidak becus mencari gadis baik-baik," "Hei kau bicara seperti itu seolah kau telah memiliki kekasih saja!" Steiner pun garuk-garuk kepala, apa yang dikatakan Stanley memang benar! Steiner malah mengolok-ngolok Stanley padahal dia sendiri saja menyandang status jomblo akut karena masih fokus bekerja. Setelah memastikan tidak ada masalah di perusahaan ini! Stanley pergi meninggalkan kantor menuju tempat casino milik group Limson, hari ini beberapa tamu VVIP yang berasal dari Spanyol akan hadir dan berjudi dengan master yang berasal dari Beijing dan Hongkong. Kegiatan Stanley sebenarnya sangat padat tetapi karena orangtuanya meminta Stanley untuk datang terlebih dahulu, Stanley pun menurut. Sore hari setelah melihat pertandingan judi antar master dari berbagai negara ditempat casino milik group Limson! Stanley pergi menemui orangtuanya. "Momy ada?" tanya Stanley saat dia baru turun dari mobil dan disambut oleh seorang security. "Ada Tuan, Tuan Nick juga ada didalam," Segera Stanley masuk kedalam rumah untuk menemui kedua orangtuanya. Rupanya Momy Lindsey sedang memetik beberapa bunga dihalaman belakang rumah, sementara Dady Domanick terlihat diujung halaman tengah duduk sambil menikmati secangkir kopi hangat. "Aku pulang," lalu memeluk momy Lindsey dari belakang, dan mencium pipi momy Lindsey. "Hei Stan lepaskan momyku itu! Dia milikku," ujar Dady Domanick. Tetapi Stanley justru tetap memeluk momy Lindsey. "Momy sedang apa?" "Tentu saja momy sedang memetik bunga-bunga ini dan menunggumu datang sejak tadi," "Sekarang aku sudah datang, mau momy apakan aku, dengan senang hati aku akan pasrah!" "Stan, momy mau kau tinggal disini bersama momy Dady, dan Steiner," "Tidak bisa dong mom," "Kenapa?" "Aku tidak bebas membawa wanita-wanitaku kedalam rumah ini! Sudahlah kak Naura saja tidak tinggal disini, masa aku harus tinggal disini," "Loh kakakmu itu kan sudah menikah wajar dia ikut suaminya! Kau itu lajang dan masih milik momy," "Stan janji akan sering-sering kesini menemui Momy, oke kita berhenti membahas ini lagi ini lagi!" "Stan kemari!" teriak Dady Domanick. Akhirnya Stanley menggandeng momy Lindsey untuk duduk dikursi bersama dengan Dady Domanick. Baru saja bokong Stanley menyentuh kursi, Dady Domanick sudah menjejerkan beberapa foto-foto beberapa wanita cantik diatas meja. "Wow, wanita-wanita ini seksi-seksi dan cantik-cantik Dad! Siapa mereka? Berapa tarif semalamnya?" Plak. Aww.. Dady Domanick memukul belakang kepala Stanley karena bicaranya yang asal. "Ini adalah wanita-wanita yang harus kau pilih, mereka ini bukan wanita bayaran seperti yang biasanya kau pakai itu!" "Kenapa aku harus memilih jika aku bisa mendapatkan semuanya," "Sit kau ini keturunan siapa Stan kenapa watakmu aneh begitu?" tanya Dady Domanick. Dia tidak sadar jika sikap tengil dan playboy Stanley itu diturunkan darinya, Dady Domanick seolah lupa jejak masa muda dia sebelum menikahi momy Lindsey persis seperti Stanley sekarang. "Tentu saja keturunanmu Dad, seperti orang amnesia saja!" kata momy Lindsey sambil mendelik heran. Membuat Dady Domanick menggaruk-garuk kepalanya. "Ya sudahlah, Stan jadi kau pilih yang mana? Ini semua putri dari beberapa rekan bisnis Dady, mereka berpendidikan dan wanita baik-baik untuk bisa melahirkan keturunanmu kelak!" "Terserah momy dan Dady saja yang penting kalian bahagia, "Loh kok kami Stan, pilih yang kau suka!" "Tidak ada yang aku suka mom, semua biasa saja seperti wanita-wanita bayaran yang sering aku pakai," "Anak ini benar-benar duplikatku sekali," kata Dady Domanick. "Ya sudah, biar momy yang pilihkan ya!" Untuk beberapa saat momy Lindsey melihat satu persatu foto-foto tersebut, lama menimbang-nimbang pilihan momy Lindsey jatuh pada putri pemilik perusahaan handphone. "Nah ini saja, namanya Diva Lady sky putri pemilik perusahaan handphone di negara kita!" "Temui dia saat weekend dan ajak dia berkencan!" "Oke Dad, ya sudah jika tidak ada lagi hal penting lainnya aku harus buru-buru pergi sekarang mom, dad," "Stan, ini kan baru sebentar kau bahkan belum minum," protes momy Lindsey. "Nanti Stan kesini lagi mom, sekarang sedang banyak urusan momy tidak lupa kan kalau aku ini ketua group Limson, pekerjaanku sangat banyak mom!" Stanley mencium pipi momy Lindsey kemudian sebelum pergi, Stanley mengambil bunga-bunga tulip yang tadi sudah dipetik oleh momy Lindsey. "Dah mom!" "Hei nak, nanti Dady kirimkan alamat rumah Diva!" "Oke Dad!" Sementara itu di kampus Arabella baru saja selesai mata kuliah terakhirnya, saat sedang merapihkan buku-buku kedalam tas! Teman-teman Arabella menghampiri Arabella untuk mengajaknya nongkrong seperti biasa. "Ra, nongkrong yuk bareng anak-anak lain juga!" "Sorry aku engga bisa deh sementara waktu ini," "Kenapa memang?" "Lagi ada urusan keluarga, lain kali aja ya!" Boro-boro untuk nongkrong-nongkrong bebas diluaran sana, untuk masuk kuliah saja Arabella masih ketakutan karena takut anggota black cat mendatanginya sampai ke kampus. "Okelah," Arabella pun keluar kelas lalu berjalan menuju gerbang kampus, rencananya Arabella akan berjalan menuju halte bis tetapi saat berada di gerbang kampus satu buah tangan besar membekap mulut Arabella lalu menariknya kedalam pelukan. Eumm... Saat tangan besar itu melepaskan mulut Arabella dan Arabella berbalik untuk melihat sosok yang membekap mulutnya, Arabella dibuat terkejut. "Kau Tuan? Ya Tuhan aku pikir kau anggota black cat," Ckckck.. "Kau penakut sekali," "Kenapa kau bisa ada disini?" "Menjemputmu!" "Kenapa begitu?" "Aku takut tawanan kamarku melarikan diri makanya aku jemput, ini ambil!" diberikannya beberapa tangkai bunga tulip berwarna ungu dan merah muda. "Bunga tulip, wah indah sekali kau dapat darimana Tuan?" "Aku mencuri," "Hah?" "Itu dari rumah orangtuaku, tadinya mau aku buang tapi aku pikir kau mungkin saja mau, makanya aku berikan," "Terimakasih Tuan, aku suka sekali," "Yasudah cepat masuk mobil!" Keduanya sama-sama masuk kedalam mobil. Selama perjalanan Stanley melihat bagaimana Arabella tidak henti-hentinya tersenyum pada bunga tulip itu. "Usiamu berapa?" "Aku baru berusia 18 tahun Tuan," "Muda sekali," "Memang aku masih muda dan cantik," "Cih, narsis! Siapa namamu?" Arabella kemudian melirik kearah Stanley, setelah beberapa hari bersama memang keduanya belum saling berkenalan satu sama lain. Arabella mengulurkan tangannya pada Stanley. "Sebutkan saja namamu tidak perlu menjabat tanganku!" "Ya agar kita saling mengenal harus berjabat tangan Tuan!" Arabella meraih satu tangan Stanley dan menjabat tangan tersebut. "Aku Arabella, dan kau?" "Stanley Limson," "Senang berkenalan denganmu Tuan," Tapi buru-buru Stanley menarik tangannya dari Arabella. Tiba di kediaman Stanley, keduanya turun dari mobil lalu berjalan masuk kedalam kamar. Arabella melatakkan tasnya lalu berniat memasukkan bunga tulip kedalam salah satu vas bunga yang terdapat didalam kamar. "Tuan, kau mau aku buatkan minuman apa?" "Ambilkan aku satu botol wine," "Baik Tuan!" Sambil membawa tulip yang sudah dimasukkan kedalam Vas bunga kecil untuk diisi air, Arabella pergi menuju mini bar tempat botol-botol wine milik Stanley berjejer. Di sana juga ada seorang pelayan yang sedang mengelap botol-botol wine tersebut. "Permisi, wine mana yang biasanya Tuan Stanley minum?" Seorang pelayan laki-laki itupun mengambil salah satu wine lalu diberikannya pada Arabella. "Ini, jika sore hari Tuan biasanya minum jenis ini!" "Terimakasih! Kemudian Arabella membawa satu botol wine dan satu gelas serta vas bunga tersebut diatas satu nampan. Tiba didalam kamar, terlihat Stanley sedang duduk disofa sambil menghisap satu batang rokok! Tetapi tubuh bagian atasnya sudah tidak memakai pakaian apapun. Arabella pun langsung menundukkan kepalanya tidak mau melihat hal-hal yang selama ini tidak pernah dia lihat. "Ini Tuan," Stanley melirik ke gelas yang jumlahnya hanya satu. "Kenapa gelasnya satu?" "Karena hanya kau yang akan minum, Tuan," "Aku ingin kau temani aku minum sore ini," "Maaf Tuan tapi aku tidak terbiasa mabuk,," "Aku akan membuatmu terbiasa, kemarilah!" "Tidak Tuan, a-aku mau mandi saja," Tetapi dengan sigap satu tangan Stanley menarik pinggul Arabella hingga tubuh Arabella pun terjatuh kesofa, tepatnya dalam pelukan tubuh kekar Stanley. "Tu-tuan jangan," "Aku sedang ingin, layani aku!" "Ti-tidak mau, aku tidak bisa tolong jangan Tuan," Satu tangan Stanley memegangi kedua tangan Arabella lalu meletakkannya diatas kepala Arabella sendiri, sementara tubuh Arabella segera ditindih oleh Stanley.Stanley semakin menghimpit tubuh Arabella dibawah sana! Setiap kali berdekatan dengan Arabella selalu saja Stanley merasakan nafsunya memuncak dan menuntut untuk dipuaskan, sayangnya gadis lugu itu selalu berusaha menghentikan aksi Stanley.Tapi tidak untuk sore ini, Stanley tidak mau menunggu lagi dia sudah sangat horny dan ingin mencicipi tubuh gadis lugu yang pastinya masih perawan! Selama ini Stanley sendiri tidak pernah meniduri gadis perawan, yang dia tiduri kebanyakan wanita-wanita yang entah sudah berapa banyak dimasuki oleh kejantanan para laki-laki.Rasa penasaran Stanley terhadap tubuh Arabella semakin menguat kala melihat tubuh mungil itu tetapi seperti menyembunyikan kedua bongkahan besar dibalik kaos yang dia kenakan!"Dari luar saja aku melihat payudaramu sangat besar, tubuhmu mungil tapi kenapa payudaramu berukuran sekitar 38D?""A-aku tidak mengerti, tolong lepaskan aku Tuan!"Saat Arabella berbicara Stanley memperhatikan gerakan bibirnya yang basah, sedikit tebal bib
Melihat wajah lugu Arabella begitu terkejut dan tercengang sampai membuka mulutnya ketika melihat lobak import miliknya itu mengeras dengan ukuran sangat panjang! Stanley semakin bergairah ingin secepatnya Arabella bisa menikmati bagaimana nikmatnya lobak import sejuta umat miliknya.Kenapa dikatakan lobak import sejuta umat? Karena sudah banyak dinikmati oleh banyak wanita."Tidak! Kasihanilah aku Tuan!" kata Arabella."Kasihan? Untuk apa aku kasihan padamu? Aku sudah terlalu baik padamu, bukankah sudah seharusnya kau memberikan hadiah untukku?"Ditariknya kembali kedua pangkal paha Arabella hingga kedua pangkal paha itu terbuka selebar-lebarnya dihadapan Stanley, sambil memainkan lobak importnya dengan tangan sendiri Stanley memandangi bagaimana bagian inti Arabella yang sangat basah dibawah sana.Tok.Tok.Tok."Sit!! Sial! Siapa yang berani mengganguku?" kata Stanley.Rasanya Arabella bisa bernafas lega untuk beberapa saat karena ada orang yang mengetuk pintu kamar itu! Stanley be
Bab 10 Tubuhku milikmuMeskipun dalam hatinya Diva sangat dongkol atas apa yang dilakukan Stanley padanya, mana pernah Diva diturunkan oleh laki-laki dijalanan seperti ini.Tapi karena Diva sangat ingin menjadi istri Stanley tentu saja Diva harus selalu menuruti apapun yang diperintahkan oleh Stanley, banyak wanita yang ingin berada diposisi Diva saat ini.Bisa dijodohkan dengan pewaris group Limson yang sangat tampan dan bertubuh macho, wanita mana yang akan menolak?Sementara itu Arabella akan pulang pada pukul 00.00 malam karena tugas jaganya di minimarket 24 jam itu berakhir tengah malam.Pemilik minimarket datang saat Arabella hendak pulang."Ra, sebelum pulang kau ambilah kopi dulu, itu gratis matamu sudah kelihatan ngantuk sekali!" ujar pemilik toko."Iya Nyonya , terimakasih banyak aku seduh kopi dulu setelah itu aku langsung pulang,""Iya, ambil saja roti yang expired hari ini untuk kau ngemil di rumah!""Baik Nyonya, anda sungguh baik!"Dengan senang Arabella membuat segelas
Saat sudah berada didalam kamar Stanley, seperti biasanya Arabella akan menyiapkan air hangat untuk Stanley berendam! Kemudian menyiapkan juga pakaian tidurnya."Ayo," kata Stanley."Ayo kemana Tuan?""Ikutlah mandi bersamaku,"Dengan entengnya Stanley mengajak Arabella mandi bersama, padahal kata-kata enteng yang keluar dari bibir Stanley itu terdengar sangat menakutkan bagi Arabella.Seumur hidupnya dia tidak pernah mandi bareng apalagi dengan seorang laki-laki dewasa.Glek.."Ingat janjimu padaku Arabella! Aku sudah menyelamatkan nyawamu, dan aku janji kau akan tetap mendapatkan bayaran dariku setiap kali aku menyentuh tubuhmu!""Baiklah,"Saat ini Arabella memang harus menepati janjinya karena Stanley sudah menyelamatkannya dari tangan anggota black cat. Meskipun berada didalam kamar Stanley sama saja harus menyerahkan tubuhnya, akan tetapi bukankah ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan Arabella digilir dipakai beramai-ramai oleh para anggota black cat.Keduanya berjalan ma
Berbeda dengan Stanley yang keheranan karena Arabella cepat akrab dan membuat semua anggota group Limson ceria bermain permainan ala anak kecil bersamanya, Austin justru merasa sosok Arabella spesial karena jarang wanita cantik yang bisa membuat para laki-laki tertawa riang seperti itu."Nona Ara, ternyata kau selain cantik juga lucu ya!" goda Austin.Kemudian Austin mengulurkan tangannya kehadapan Arabella, membuat Stanley tiba-tiba meradang melihat asisten pribadinya itu bertingkah genit pada Arabella."Kenalkan, aku Austin! Aku asisten pribadi Tuan Stanley,"Baru saja Arabella hendak menjabat tangan Austin, tiba-tiba Stanley menepak tangan Austin hingga tangan itupun tidak jadi berkenalan dengan Arabella."Bukankah ada banyak pekerjaan yang harus kau cross check?" tanya Stanley.Austin pun tersenyum sambil buru-buru mengambil langkah seribu sebelum bosnya itu memecatnya tanpa pesangon."Dan kau gadis genit! Cepat bangun!""Gadis genit? Memang di markas ini ada gadis lain lagi?" tan
Setibanya di kediaman mewah miliknya! Stanley melihat ada mobil milik orangtuanya sudah terparkir di halaman depan rumahnya.Setelah turun dari mobilnya! Stanley bergegas masuk kedalam rumah, di ruangan tamu sudah ada momy Lindsey, Dady Domanick dan juga Arabella yang sedang mengobrol bersama."Nah itu dia anakanya," kata momy Lindsey melihat Stanley sudah tidak."Mom, Dad, kok engga memberi kabar dulu?""Memangnya kami ini orang asing Stan? Sampai-sampai mau menemui putranya sendiri saja harus memberi kabar dulu!""Bukan begitu mom, kalau tau momy dan Dady mau kemari, aku kan bisa pulang daritadi,""Halah, bilang saja karena kami datang mendadak jadi tidak sempat menyembunyikan gadis yang ada didalam rumahmu ini kan?" ujar Dady Domanick.Stanley pun menengok kearah Arabella yang terlihat sangat canggung ditengah-tengah orangtuanya."Ara, sana pergi ke kamar!""Baik Tuan, mari Tuan, Nyonya,""Iya Ara, terimakasih sudah menemani mengobrol,""Sama-sama,"Setelah Arabella pergi, Stanley
Terlihat Stanley menyelipkan senyuman licik disudut bibirnya kala menatap wajah Arabella, tetapi lagi-lagi Arabella tidak mengerti akan maksud senyuman itu! Kedua mata Arabella hanya menatap wajah tampan Stanley.Rasanya laki-laki dihadapannya itu tidak pernah sekalipun terlihat jelek, dari kiri dari kanan bahkan dari hanya melihat punggungnya saja, Stanley sudah sangat terlihat tampan.Secara perlahan Stanley mengangkat gelas berisi wine itu agak lebih tinggi dan sejajar dengan bagian inti Arabella, membuat nafas Arabella kian kembang kempis.Kemudian dimiringkannya gelas berisi wine yang hanya tinggal separuh itu oleh Stanley, sehingga wine didalam gelas itu turun kebawah.Curr..Wine tersebut mengenai bagian inti Arabella membuat Arabella terpejam lalu melipat bibirnya, tidak ingin kehilangan satu tetes pun wine favoritnya! Stanley langsung menyeruput wine yang tercecer dibagian inti Arabella."Ahhh Tuan! Ahhhhh!"Desahan panjang yang keluar dari bibir Arabella, membuat Stanley leb
Supir pribadi Stanley Limson itu hanya menggaruk-garuk kepalanya saat ditanyai oleh Stanley perihal dia yang terkesan membela Arabella yang sudah jelas-jelas uang cash dan kartu black cardnya juga.Akan tetapi Stanley pun merasa senang ketika melihat Arabella turun dari mobilnya dengan sangat gembira membawa uang cash dan kartu tersebut, gadis itu sepertinya tidak sabar menunggu waktu siang agar segera pulang kuliah dan pergi berbelanja.Mobil yang ditumpangi oleh Stanley pun melaju meninggalkan kampus! Sementara Stanley menghubungi Austin sang asisten pribadinya."Halo Tuan ketua!" sapa Austin ditelepon."Austin, taruh dua orang anggota di kampus Arabella dan awasi dia karena nanti siang dia akan pergi ke pasar dan pusat perbelanjaan lainnya!""Dua orang Tuan?""Ya, yang paling mahir bertarung! Aku tidak mau gadis itu tertangkap oleh group black cat!""Baik Tuan!"Setelah memerintahkan Austin lewat telepon, Stanley pun merasa lega untuk mengurus pekerjaannya! Stanley tidak perlu risa
Karena terlalu merindukan Damnatio membuat Lexie menjadi liar tidak terkendali seperti saat ini, leher Damnatio telah habis dihisapnya hingga meninggalkan jejak-jejak merah dileher Damnatio, pintu lift terbuka keduanya kemudian melangkah keluar dari dalam lift dengan Lexie yang terus menciumi dada bidang Damnatio!Jas serta kemeja milik Damnatio yang telah berhasil dilepaskan oleh Lexie itu pun dilempar begitu saja, kini keduanya berada dilantai sembilan hotel tersebut! Sebenarnya ada banyak kamar hotel disamping kanan dan kiri Lexie juga Damnatio, tapi entah kenapa keduanya justru memilih untuk tetap melanjutkan aksinya dilorong-lorong hotel.Lexie menjulurkan lidahnya untuk menjilati bagian atas tubuh Damnatio, puting Damnatio pun tak lepas dari incaran lidah Lexie yang meliuk-liuk disana!"Oughttt Lexie kau sangat liar, ah aku menyukai tingkah liarmu ini sayang!"Lidah Lexie terus menjilati tubuh Damnatio hingga turun kearea bawah, secepat kilat Lexie berjongkok kemudian meloloskan
Setelah semuanya siap, Stanley menggandeng Lexie untuk bertemu dengan Damnatio diatas altar yang telah disediakan, rasanya seperti baru kemarin mendengar tangisan kecil saat Lexie masih menjadi bayi tapi kini Stanley sudah harus mengantarkan putri angkatnya itu untuk dinikahi oleh Damnatio.Setidaknya Stanley dan Arabella merasa bersyukur karena Lexie dinikahi oleh putra kandung mereka, dengan begitu mereka yakin jika Damnatio tidak akan mungkin menyakiti Lexie! Damnatio adalah laki-laki terbaik Nyang dipilih Tuhan untuk mencintai Lexie selamanya.Langkah kaki Lexie dan Stanley semakin dekat dengan tempat dimana Damnatio berdiri menunggu kehadiran mereka, wajah cantik dan bersinar Lexie pun mulai semakin terlihat jelas dihadapan Damnatio! Gadis itu tersenyum malu ketika berjalan dengan seluruh pasang mata para tamu undangan yang tertuju melihat kecantikan wajah Lexie dan keindahan gaun super mahal miliknya.Damnatio terlihat menyelipkan senyum tipis dibibirnya, meskipun masih kesal ka
Setelah ditenangkan oleh Mommy Arabella akhirnya Lexie pun berhenti menangis."Hari ini kau ada syuting iklan, sebaiknya kau sarapan dulu agar ada tenaga!""Aku tidak nafsu makan mom, melihat sikap kak Dam seperti itu aku jadi malas makan dan syuting,""Dam itu hanya sedang marah sedikit padamu, nanti beberapa hari lagi juga marahnya hilang! Kau harus tau Dam meminta Mommy mempersiapkan pernikahan kalian secepatnya, dia meminta dengan konsep outdoor dipinggir pantai!" kata Mommy Arabella."Benarkah? Mommy tidak bohong kan?""Untuk apa Mommy bohong, Dam menginap disini untuk membicarakan hal itu dengan Mommy,"Lexie pun sampai senyum-senyum sendiri mendengar hal itu, ternyata dibalik sikap cuek Damnatio saat ini dia tidak goyah sedikitpun untuk segera menikahi Lexie, bahkan diam-diam meminta kedua orangtuanya untuk mempersiapkan pesta yang begitu menarik. Pikiran Lexie pun langsung melayang-layang sudah membayangkan bagaimana rasanya nanti ketika mengucap janji suci bersama Damnatio di
Dengan wajah yang ditekuk, bibir mengerucut dan kedua tangan yang bertolak pinggang! Lexie terlihat kesal dan gemas karena Damnatio tidak pernah mengangkat teleponnya setelah meninggalkan rumah begitu saja kemarin. Rasanya ingin sekali Lexie menerkam ketua mafia itu, akan tetapi Damnatio masih berlagak cuek dan malah melanjutkan sarapannya."Aku tidak mau ikut-ikutan, sayang aku berangkat ke markas sekarang ya!" kata Stanley."Aku antar kedepan Dad," kata mommy Arabella.Keduanya kemudian berdiri dari kursi lalu menghampiri Lexie, dikecupnya pipi Lexie kanan dan kirinya oleh Stanley dan Arabella."Putri Daddy yang malang, jika ada yang menjual stok kesabaran beli lah agar kau kuat menghadapinya!" kata Stanley."Dad, jangan seperti kompor cepat kedepan!" kata Arabella.Stanley dan Arabella pun pergi, hanya tinggal Lexie yang masih berdiri namun belum berkata-kata, Damnatio pun mengandalkan sudut matanya untuk melihat apakah Lexie sudah bergerak dari tempat dia berdiri, sampai dua menit
Damnatio mabuk cukup parah sehingga untuk berjalan saja dia sempoyongan padahal sudah dipapah oleh Daddy Stanley, mulut Damnatio pun terus berbicara aneh-aneh dan tidak mau diam sepanjang perjalanan didalam mobil."Kau tau kan Dad, aku sangat mencintai Lexie jadi aku tidak bisa marah padanya! Bagaimana jika kau saja yang aku marahi?""Apa kau ini Dam, memangnya aku salah apa sampai mau kau marahi? Ada-ada saja! Sudah tutup mulutmu!""Diam," teriak Damnatio.Membuat Stanley pun terkejut mendengar teriakan Damnatio."Kau harus aku marahi, kau itu kan laki-laki yang sering membuat mommyku merintih-merintih sepanjang malam, iya kan? Aku sering mendengarnya,""Iya, besok-besok mommymu bukan hanya aku buat merintih tapi menjerit-jerit,"Mendengar jawaban Stanley, Damnatio yang masih dalam pengaruh alkohol langsung menarik jaket Stanley, kedua tangannya itu mencengkram leher Stanley."Apa kau bilang? Kau benar-benar laki-laki jahat, aku akan menembakmu!""Anak ini benar-benar pemabuk yang pa
Disaat berusaha untuk mengejar Damnatio, saat hendak meminta pada salah satu supir pribadinya justru Lexie dihalangi oleh kedua anggota group Limson yang stay didepan pintu utama rumah tersebut."Apa ini?""Maaf nona, tapi Tuan Dam meminta kami agar menahan anda di rumah! ini sudah larut malam, sebaiknya anda kembali masuk kedalam dan beristirahat!""Tidak bisa, dia marah padaku! Bahkan sangat marah, aku harus menjelaskan padanya!""Percuma saja nona, Tuan Dam tidak ingin diganggu untuk saat ini!"Percuma saja melawan karena tenaga Lexie tidak mungkin kuat menerobos kedua anggota group Limson bertubuh besar itu! Akhirnya Lexie pun pasrah dan kembali masuk kedalam rumah.Didalam kamarnya, Lexie tidak ada henti-hentinya mengutuk dirinya sendiri dan merasa sangat bersalah pada Damnatio!"Aku harus bagaimana? Kak Dam pasti sangat membenciku sekarang, mommy! Iya, aku harus menelpon mommy!"Lexie pun mengambil handphone miliknya kemudian menelpon mommy Arabella, mommy Arabella yang baru saj
Dibawah sana kedua jari-jari Damnatio terus mengobok-obok bagian inti Lexie sementara satu tangannya lagi mulai menurunkan resleting celananya karena Damnatio sudah tidak sanggup lagi menahan gejolak nafsunya yang semakin meronta-ronta."Ah kak, sudah mau dimasukkan sekarang?""Ya, maafkan aku Lexie aku tidak akan membuatmu klimaks dengan jari-jariku, aku tidak sanggup lagi menahan birahiku sendiri!"Kedua jari itupun langsung dikeluarkan oleh Damnatio, dan detik selanjutnya ada pengganti yang bentuknya jauh lebih besar dan lebih panjang lagi ketimbang dua jari yang tadi memasuki miliknya, tubuh Lexie pun terhentak ketika lobak import yang berotot dan sudah sangat keras itu mulai ditekan semakin masuk kedalam lubangnya."Ouh ahhh Lexie, kau dapat merasakan milikku?""Yes ahh, kakak aku merasakannya ahhh terus kak sampai dalam,"Damnatio pun menekan habis lobak importnya hingga benar-benar mentok didalam sana, rasanya sungguh membuat Damnatio melayang-layang ke surga saat miliknya yang
Jari-jari tangan Damnatio memelintir-lintir kedua puting payudara Lexie yang sudah mengeras akibat terangsang oleh sentuhan-sentuhan yabg dilakukan oleh Damnatio, sambil kembali meraup bibir ranum Lexie jari-jari itu terus memainkan kedua puting Lexie hingga membuat tubuh Lexie meliuk-liuk keenakan.Seorang pelayan yang tadinya hendak membersihkan kaca-kaca di ruangan televisi yang letaknya menghadap langsung ke kolam renang, segera memalingkan wajahnya begitu tak sengaja melihat kegiatan yang tengah dilakukan oleh kedua majikannya didekat kolam renang.Buru-buru pelayan tersebut tidak jadi membersihkan kaca jendela yang berada disana, lalu pergi berlalu agar tidak menggangu kedua makhluk yang sama-sama tengah saling memberikan kenikmatan satu sama lain!"Beritahu semua pelayan agar tidak melakukan kegiatan apapun didekat kolam renang," ujar pelayan tadi pada sesama pelayan yang juga bekerja di rumah ini."Memang ada apa?""Pokoknya beritahu saja siapapun jangan ada yang mendekat kear
Saat tiba di kediaman mewahnya! Lexie buru-buru turun dari dalam mobil sementara mommy Arabella memutuskan untuk langsung melanjutkan perjalanan pulang ke rumahnya! Saking tidak sabarnya bertemu dengan Damnatio, Lexie berlarian masuk kedalam rumah berharap jika Damnatio sudah pulang dan menunggunya didalam kamar.Akan tetapi saat pintu kamarnya dibuka, tidak ada sosok Damnatio didalamnya karena masih penasaran Lexie pun mengelilingi rumah siapa tau Damnatio berada di ruangan lain."Nona, ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang pelayan yang kebetulan berpapasan dengan Lexie."Apa Tuan Dam sudah pulang?""Belum nona, sejak tadi saya tidak melihat Tuan Dam!""Baiklah,"Padahal sudah sangat merindukan Damnatio tapi rupanya Damnatio belum juga tiba di rumah, Lexie kemudian membuka layar handphonenya dan tidak mendapati pesan atau telepon masuk dari laki-laki pujaannya itu."Bahkan sekedar mengirimkan pesan saja dia tidak! Dasar so sibuk!" umpatnya.Karena penasaran dengan keberadaan Damna