Selesai menerima telepon dari momy Lindsey, dilemparkannya begitu saja handphone itu keatas ranjang.
"Mana pakaian tidurku!" "Ini Tuan," Seperti biasa Arabella akan berbalik ketika Stanley menurunkan handuknya dan mulai memakai pakaiannya. Hal itu membuat Stanley geleng-geleng kepala, pasalnya selama ini gadis-gadis yang dia temui justru akan lompat kegirangan jika bisa melihat bentuk tubuhnya yang kekar, tetapi Arabella justru sebaliknya gadis itu tidak tertarik sama sekali melihat tubuh kekar Stanley. "Apa kau tidak pernah penasaran dengan tubuhku?" "Untuk apa aku penasaran," "Tubuhku kekar dan menarik, semua wanita pasti menginginkan untuk melihat atau bahkan merasakan otot-otot tubuhku, kau tidak ingin?" Sebenarnya Arabella sudah kesal sekali dengan pertanyaan-pertanyaan Stanley yang sangat tidak berbobot, apalagi sikap narsisnya yang berlebihan. Padahal tidak semua wanita akan tertarik dengan tubuh kekarnya. "Maaf Tuan, aku tidak menyukai tubuhmu sama sekali," "Wow, oh ya? Bagaimana jika kau coba sekali, aku jamin setelah mencobanya kau akan ketagihan," "Maaf Tuan aku tidak mau!" "Saat ini aku akan membiarkanmu lolos tapi tidak dengan nanti, jika aku sudah tidak tahan tubuhmu itu akan aku mainkan sesukaku kau ingat itu!" Deg. Kenapa setiap kalimat yang keluar dari mulut Stanley selalu terdengar mengerikan. "Cepat pijat aku!" perintah Stanley. Sambil berjalan menuju sofa dan menyilangkan kedua kakinya, Arabella pun menurut dan menghampiri Stanley lalu duduk disamping Stanley untuk memijatnya. "Siapa yang menyuruhmu untuk duduk?" "Bukankah kau meminta aku untuk memijatmu, kalau aku tidak duduk lalu aku bagaimana?" "Berdiri!" "Hah, berdiri?" "Tapi, itu akan membuatku sangat pegal dan sulit untuk memijatmu, Tuan," "Kau itu protes terus, sudah bagus aku mengizinkanmu tinggal di istanaku," Benar juga apa yang dikatakan oleh Stanley, daripada dirinya hidup menjadi gelandangan dijalanan saat ini memang sudah sepatutnya Arabella menurut pada perintah Stanley. Arabella segera mengambil posisi duduk menghadap Stanley lalu mulai memijat-mijat kepala Stanley, karena posisi Stanley yang duduk disofa sehingga Arabella yang berdiri memijat pun harus membungkukkan posisi tubuhnya. Bukan Stanley Limson namanya jika tidak punya seribu akal cerdik demi melihat apa yang ingin dia lihat, Stanley sengaja meminta Arabella memijitnya dengan posisi dia berdiri begini karena otomatis Arabella akan membungkuk, membuat lingkar dada kaos yang dikenakan Arabella itu ikut menurun. Sebuah pemandangan nyata terpampang dihadapan Stanley, saat ini Stanley bisa dengan jelas melihat pabrik melon import yang berada tidak jauh dari wajahnya. Sementara itu, Arabella tidak menyadari sama sekali ternyata ini akal licik Stanley demi melihat kedua melon import miliknya. Glek.. Terlihat pabrik melon import itu masih sangat segar, murni alami, dan belum tersentuh oleh tangan manapun. Sungguh terlihat kencang, dan fresh membuat Stanley merasakan semakin gelisah semakin dia pandangi pabrik melon import itu. "Kau pernah tidur dengan laki-laki?" "Pernah!" dengan polosnya. "Apa? Jadi kau juga sama saja dengan wanita-wanita murahan diluar sana? Aku pikir kau adalah gadis polos ternyata," Arabella langsung menghentikan memijat Stanley. "Apa maksudmu Tuan? Aku akan tidur dengan ayahku (laki-laki), jika ada petir dan hujan deras memangnya itu salah? Dan bisa dikatakan wanita murahan?" "Astaga!" Stanley baru sadar ternyata Arabella tidak masuk kedalam pertanyaannya! Yang dimaksud Stanley tidur dengan laki-laki itu kan tidur dengan pacarnya, tetapi Arabella justru menganggap jika ayahnya juga termasuk laki-laki yang dimaksud Stanley. "Bukan itu maksudku, apa kau tidak pernah berpacaran?" "Pacar? Tidak pernah, mendiang ayah dan ibuku bilang aku hanya boleh berpacaran ketika sudah lulus kuliah!" Setelah mendengar jawaban Arabella, terlihat Stanley tersenyum kecil. "Bagus, ayah dan ibumu itu benar," "Lalu apa aku lanjut memijatmu lagi Tuan?" "Tidak perlu, kau tidur saja istirahat!" "Terimakasih Tuan, kebetulan tanganku sudah kebas," "Lain kali bukan hanya tanganmu yang aku buat kebas tapi bagian lain dari tubuhmu juga akan aku buat kebas!" "Hah? Apa maksudmu Tuan?" "Nanti kau akan mengerti setelah aku memutuskan untuk melakukannya, sekarang kau tidurlah!" kata Stanley yang berdiri dari sofa menuju tempat tidurnya. Tanpa mempedulikan lagi maksud dari Stanley yang sulit dia mengerti, Arabella merebahkan tubuhnya diatas sofa yang cukup lebar untuk menampung tubuhnya yang kecil itu. Bught.. "Aww," Baru saja mau memejamkan kedua matanya, ada yang melemparkan satu buah bantal dan selimut kearah Arabella. Saat menengok rupanya Stanley yang melemparkannya dari ranjang tempat dia berada. "Dasar tidak sopan, memangnya tidak bisa diberikan baik-baik?" "Bawel, sudah untung aku berikan bantal dan selimut," "Tapi dilempar dan mengenai wajahku, itukan tidak sopan Tuan," "Mau tidak? Kalau kau tidak terima, biar aku ambil lagi agar tubuhmu kedinginan sepanjang malam," "Ja-jangan Tuan, iya aku terima bantal dan selimutnya terimakasih Tuan," Hmm.. Pagi harinya Stanley sudah berpakaian rapih memakai kemeja, dasi, dan jas sementara Arabella belum juga bangun dari tidurnya. "Hei bangun!" kata Stanley, dipencetnya hidung Arabella hingga membuatnya kesulitan bernafas. "Emmm," seketika itu juga Arabella merasa dirinya kesulitan bernafas, hingga Arabella pun terbangun dan mendapati tangan besar Stanley yang memencet hidungnya. Setelah Arabella terbangun Stanley pun menyingkirkan tangannya dari hidung Arabella. "Tuan, apa tidak bisa lebih baik lagi membangunkan aku selain menekan hidungku sampai aku tidak bisa bernafas?" "Itu cara jitu agar gadis pemalas sepertimu cepat bangun!" "Hmm, anda sudah rapih Tuan? Memangnya mafia mengurusi pekerjaannya pagi-pagi?" "Kau pikir aku tidak memiliki bisnis legal? Perusahaanku tidak perlu aku urus?" "Iya juga ya, dulu ayahku pernah bilang jika group Limson itu memiliki banyak bisnis," "Cepat mandi lalu ikut aku," "Ikut kemana Tuan?" "Bukankah kau masih ingin kuliah?" "Iya mau Tuan, tapi aku takut orang-orang itu akan mengejarku sampai di kampus," "Aku akan taruh beberapa anggota group Limson selama kau di kampus!" sambil memakai jam tangan. "Benarkah? Terimakasih Tuan ternyata kau baik sekali," "Ini tidak gratis," sambil memperhatikan lekuk tubuh Arabella tanpa berkedip, membuat Arabella mengerti apa arti kata tidak gratis yang diucapkan oleh Stanley. "Apa? Aku harus membayar dengan tubuhku? Jangan begitu Tuan, aku akan menjadi pelayanmu mulai sekarang tapi tidak perlu sampai dengan tubuhku untuk membayarnya," "Dengar, kau tidak berhak mengatur seorang ketua group Limson! Bibirmu, dan seluruh anggota tubuhmu sudah dicap sebagai milikku," Arabella hanya bisa menghela nafas setiap kali mendengar ucapan mengerikan Stanley. Keduanya sarapan bersama terlebih dahulu lalu setelah mobil disiapkan oleh supir pribadi Stanley, mereka berdua masuk kedalam mobil! Arabella duduk dibangku belakang bersama dengan Stanley karena ada supir yang mengemudikan mobil tersebut. Sepanjang perjalanan, Stanley fokus pada tablet ditangannya sementara Arabella sesekali melirik kearah Stanley. "Sebenarnya dia itu kejam atau baik sebenarnya? Kenapa seperti memiliki kepribadian ganda, kadang baik kadang jahat." Dalam hati Arabella. "Kau diam-diam memerhatikan wajahku yang tampan ini rupanya," kata StanleySeketika Arabella langsung buru-buru memalingkan wajahnya dari Stanley."Kau terlalu percaya diri Tuan,""Mengaku sajalah, dengar ya! Kau bebas menikmati ketampanan wajahku ini, asal jangan pernah jatuh cinta padaku,""Itu tidak mungkin Tuan, kau galak dan kejam sedangkan aku menyukai laki-laki yang lemah lembut dan baik!" kata Arabella.Membuat supir pribadi yang sedang fokus menyetir pun menahan senyum setelah mendengar Arabella mengatakan hal itu."Cih dasar gadis jual mahal,"Tibalah Arabella di kampus tempat dia kuliah, sesuai ucapannya Stanley menugaskan dua orang anggota group Limson untuk berjaga-jaga disekitar kampus kalau-kalau anggota group black cat masih mengincar Arabella.Sementara itu Stanley kembali melanjutkan perjalanannya menuju perusahaan iklan milik group Limson, meskipun dia bukan CEO di perusahaan tersebut karena sudah ada saudara kembarnya Steiner yang mengurus disini tetap saja Stanley akan membantu."Tumben kau datang pagi!" kata Steiner."Ya aku harus mengo
Stanley semakin menghimpit tubuh Arabella dibawah sana! Setiap kali berdekatan dengan Arabella selalu saja Stanley merasakan nafsunya memuncak dan menuntut untuk dipuaskan, sayangnya gadis lugu itu selalu berusaha menghentikan aksi Stanley.Tapi tidak untuk sore ini, Stanley tidak mau menunggu lagi dia sudah sangat horny dan ingin mencicipi tubuh gadis lugu yang pastinya masih perawan! Selama ini Stanley sendiri tidak pernah meniduri gadis perawan, yang dia tiduri kebanyakan wanita-wanita yang entah sudah berapa banyak dimasuki oleh kejantanan para laki-laki.Rasa penasaran Stanley terhadap tubuh Arabella semakin menguat kala melihat tubuh mungil itu tetapi seperti menyembunyikan kedua bongkahan besar dibalik kaos yang dia kenakan!"Dari luar saja aku melihat payudaramu sangat besar, tubuhmu mungil tapi kenapa payudaramu berukuran sekitar 38D?""A-aku tidak mengerti, tolong lepaskan aku Tuan!"Saat Arabella berbicara Stanley memperhatikan gerakan bibirnya yang basah, sedikit tebal bib
Melihat wajah lugu Arabella begitu terkejut dan tercengang sampai membuka mulutnya ketika melihat lobak import miliknya itu mengeras dengan ukuran sangat panjang! Stanley semakin bergairah ingin secepatnya Arabella bisa menikmati bagaimana nikmatnya lobak import sejuta umat miliknya.Kenapa dikatakan lobak import sejuta umat? Karena sudah banyak dinikmati oleh banyak wanita."Tidak! Kasihanilah aku Tuan!" kata Arabella."Kasihan? Untuk apa aku kasihan padamu? Aku sudah terlalu baik padamu, bukankah sudah seharusnya kau memberikan hadiah untukku?"Ditariknya kembali kedua pangkal paha Arabella hingga kedua pangkal paha itu terbuka selebar-lebarnya dihadapan Stanley, sambil memainkan lobak importnya dengan tangan sendiri Stanley memandangi bagaimana bagian inti Arabella yang sangat basah dibawah sana.Tok.Tok.Tok."Sit!! Sial! Siapa yang berani mengganguku?" kata Stanley.Rasanya Arabella bisa bernafas lega untuk beberapa saat karena ada orang yang mengetuk pintu kamar itu! Stanley be
Bab 10 Tubuhku milikmuMeskipun dalam hatinya Diva sangat dongkol atas apa yang dilakukan Stanley padanya, mana pernah Diva diturunkan oleh laki-laki dijalanan seperti ini.Tapi karena Diva sangat ingin menjadi istri Stanley tentu saja Diva harus selalu menuruti apapun yang diperintahkan oleh Stanley, banyak wanita yang ingin berada diposisi Diva saat ini.Bisa dijodohkan dengan pewaris group Limson yang sangat tampan dan bertubuh macho, wanita mana yang akan menolak?Sementara itu Arabella akan pulang pada pukul 00.00 malam karena tugas jaganya di minimarket 24 jam itu berakhir tengah malam.Pemilik minimarket datang saat Arabella hendak pulang."Ra, sebelum pulang kau ambilah kopi dulu, itu gratis matamu sudah kelihatan ngantuk sekali!" ujar pemilik toko."Iya Nyonya , terimakasih banyak aku seduh kopi dulu setelah itu aku langsung pulang,""Iya, ambil saja roti yang expired hari ini untuk kau ngemil di rumah!""Baik Nyonya, anda sungguh baik!"Dengan senang Arabella membuat segelas
Saat sudah berada didalam kamar Stanley, seperti biasanya Arabella akan menyiapkan air hangat untuk Stanley berendam! Kemudian menyiapkan juga pakaian tidurnya."Ayo," kata Stanley."Ayo kemana Tuan?""Ikutlah mandi bersamaku,"Dengan entengnya Stanley mengajak Arabella mandi bersama, padahal kata-kata enteng yang keluar dari bibir Stanley itu terdengar sangat menakutkan bagi Arabella.Seumur hidupnya dia tidak pernah mandi bareng apalagi dengan seorang laki-laki dewasa.Glek.."Ingat janjimu padaku Arabella! Aku sudah menyelamatkan nyawamu, dan aku janji kau akan tetap mendapatkan bayaran dariku setiap kali aku menyentuh tubuhmu!""Baiklah,"Saat ini Arabella memang harus menepati janjinya karena Stanley sudah menyelamatkannya dari tangan anggota black cat. Meskipun berada didalam kamar Stanley sama saja harus menyerahkan tubuhnya, akan tetapi bukankah ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan Arabella digilir dipakai beramai-ramai oleh para anggota black cat.Keduanya berjalan ma
Berbeda dengan Stanley yang keheranan karena Arabella cepat akrab dan membuat semua anggota group Limson ceria bermain permainan ala anak kecil bersamanya, Austin justru merasa sosok Arabella spesial karena jarang wanita cantik yang bisa membuat para laki-laki tertawa riang seperti itu."Nona Ara, ternyata kau selain cantik juga lucu ya!" goda Austin.Kemudian Austin mengulurkan tangannya kehadapan Arabella, membuat Stanley tiba-tiba meradang melihat asisten pribadinya itu bertingkah genit pada Arabella."Kenalkan, aku Austin! Aku asisten pribadi Tuan Stanley,"Baru saja Arabella hendak menjabat tangan Austin, tiba-tiba Stanley menepak tangan Austin hingga tangan itupun tidak jadi berkenalan dengan Arabella."Bukankah ada banyak pekerjaan yang harus kau cross check?" tanya Stanley.Austin pun tersenyum sambil buru-buru mengambil langkah seribu sebelum bosnya itu memecatnya tanpa pesangon."Dan kau gadis genit! Cepat bangun!""Gadis genit? Memang di markas ini ada gadis lain lagi?" tan
Setibanya di kediaman mewah miliknya! Stanley melihat ada mobil milik orangtuanya sudah terparkir di halaman depan rumahnya.Setelah turun dari mobilnya! Stanley bergegas masuk kedalam rumah, di ruangan tamu sudah ada momy Lindsey, Dady Domanick dan juga Arabella yang sedang mengobrol bersama."Nah itu dia anakanya," kata momy Lindsey melihat Stanley sudah tidak."Mom, Dad, kok engga memberi kabar dulu?""Memangnya kami ini orang asing Stan? Sampai-sampai mau menemui putranya sendiri saja harus memberi kabar dulu!""Bukan begitu mom, kalau tau momy dan Dady mau kemari, aku kan bisa pulang daritadi,""Halah, bilang saja karena kami datang mendadak jadi tidak sempat menyembunyikan gadis yang ada didalam rumahmu ini kan?" ujar Dady Domanick.Stanley pun menengok kearah Arabella yang terlihat sangat canggung ditengah-tengah orangtuanya."Ara, sana pergi ke kamar!""Baik Tuan, mari Tuan, Nyonya,""Iya Ara, terimakasih sudah menemani mengobrol,""Sama-sama,"Setelah Arabella pergi, Stanley
Terlihat Stanley menyelipkan senyuman licik disudut bibirnya kala menatap wajah Arabella, tetapi lagi-lagi Arabella tidak mengerti akan maksud senyuman itu! Kedua mata Arabella hanya menatap wajah tampan Stanley.Rasanya laki-laki dihadapannya itu tidak pernah sekalipun terlihat jelek, dari kiri dari kanan bahkan dari hanya melihat punggungnya saja, Stanley sudah sangat terlihat tampan.Secara perlahan Stanley mengangkat gelas berisi wine itu agak lebih tinggi dan sejajar dengan bagian inti Arabella, membuat nafas Arabella kian kembang kempis.Kemudian dimiringkannya gelas berisi wine yang hanya tinggal separuh itu oleh Stanley, sehingga wine didalam gelas itu turun kebawah.Curr..Wine tersebut mengenai bagian inti Arabella membuat Arabella terpejam lalu melipat bibirnya, tidak ingin kehilangan satu tetes pun wine favoritnya! Stanley langsung menyeruput wine yang tercecer dibagian inti Arabella."Ahhh Tuan! Ahhhhh!"Desahan panjang yang keluar dari bibir Arabella, membuat Stanley leb
Karena terlalu merindukan Damnatio membuat Lexie menjadi liar tidak terkendali seperti saat ini, leher Damnatio telah habis dihisapnya hingga meninggalkan jejak-jejak merah dileher Damnatio, pintu lift terbuka keduanya kemudian melangkah keluar dari dalam lift dengan Lexie yang terus menciumi dada bidang Damnatio!Jas serta kemeja milik Damnatio yang telah berhasil dilepaskan oleh Lexie itu pun dilempar begitu saja, kini keduanya berada dilantai sembilan hotel tersebut! Sebenarnya ada banyak kamar hotel disamping kanan dan kiri Lexie juga Damnatio, tapi entah kenapa keduanya justru memilih untuk tetap melanjutkan aksinya dilorong-lorong hotel.Lexie menjulurkan lidahnya untuk menjilati bagian atas tubuh Damnatio, puting Damnatio pun tak lepas dari incaran lidah Lexie yang meliuk-liuk disana!"Oughttt Lexie kau sangat liar, ah aku menyukai tingkah liarmu ini sayang!"Lidah Lexie terus menjilati tubuh Damnatio hingga turun kearea bawah, secepat kilat Lexie berjongkok kemudian meloloskan
Setelah semuanya siap, Stanley menggandeng Lexie untuk bertemu dengan Damnatio diatas altar yang telah disediakan, rasanya seperti baru kemarin mendengar tangisan kecil saat Lexie masih menjadi bayi tapi kini Stanley sudah harus mengantarkan putri angkatnya itu untuk dinikahi oleh Damnatio.Setidaknya Stanley dan Arabella merasa bersyukur karena Lexie dinikahi oleh putra kandung mereka, dengan begitu mereka yakin jika Damnatio tidak akan mungkin menyakiti Lexie! Damnatio adalah laki-laki terbaik Nyang dipilih Tuhan untuk mencintai Lexie selamanya.Langkah kaki Lexie dan Stanley semakin dekat dengan tempat dimana Damnatio berdiri menunggu kehadiran mereka, wajah cantik dan bersinar Lexie pun mulai semakin terlihat jelas dihadapan Damnatio! Gadis itu tersenyum malu ketika berjalan dengan seluruh pasang mata para tamu undangan yang tertuju melihat kecantikan wajah Lexie dan keindahan gaun super mahal miliknya.Damnatio terlihat menyelipkan senyum tipis dibibirnya, meskipun masih kesal ka
Setelah ditenangkan oleh Mommy Arabella akhirnya Lexie pun berhenti menangis."Hari ini kau ada syuting iklan, sebaiknya kau sarapan dulu agar ada tenaga!""Aku tidak nafsu makan mom, melihat sikap kak Dam seperti itu aku jadi malas makan dan syuting,""Dam itu hanya sedang marah sedikit padamu, nanti beberapa hari lagi juga marahnya hilang! Kau harus tau Dam meminta Mommy mempersiapkan pernikahan kalian secepatnya, dia meminta dengan konsep outdoor dipinggir pantai!" kata Mommy Arabella."Benarkah? Mommy tidak bohong kan?""Untuk apa Mommy bohong, Dam menginap disini untuk membicarakan hal itu dengan Mommy,"Lexie pun sampai senyum-senyum sendiri mendengar hal itu, ternyata dibalik sikap cuek Damnatio saat ini dia tidak goyah sedikitpun untuk segera menikahi Lexie, bahkan diam-diam meminta kedua orangtuanya untuk mempersiapkan pesta yang begitu menarik. Pikiran Lexie pun langsung melayang-layang sudah membayangkan bagaimana rasanya nanti ketika mengucap janji suci bersama Damnatio di
Dengan wajah yang ditekuk, bibir mengerucut dan kedua tangan yang bertolak pinggang! Lexie terlihat kesal dan gemas karena Damnatio tidak pernah mengangkat teleponnya setelah meninggalkan rumah begitu saja kemarin. Rasanya ingin sekali Lexie menerkam ketua mafia itu, akan tetapi Damnatio masih berlagak cuek dan malah melanjutkan sarapannya."Aku tidak mau ikut-ikutan, sayang aku berangkat ke markas sekarang ya!" kata Stanley."Aku antar kedepan Dad," kata mommy Arabella.Keduanya kemudian berdiri dari kursi lalu menghampiri Lexie, dikecupnya pipi Lexie kanan dan kirinya oleh Stanley dan Arabella."Putri Daddy yang malang, jika ada yang menjual stok kesabaran beli lah agar kau kuat menghadapinya!" kata Stanley."Dad, jangan seperti kompor cepat kedepan!" kata Arabella.Stanley dan Arabella pun pergi, hanya tinggal Lexie yang masih berdiri namun belum berkata-kata, Damnatio pun mengandalkan sudut matanya untuk melihat apakah Lexie sudah bergerak dari tempat dia berdiri, sampai dua menit
Damnatio mabuk cukup parah sehingga untuk berjalan saja dia sempoyongan padahal sudah dipapah oleh Daddy Stanley, mulut Damnatio pun terus berbicara aneh-aneh dan tidak mau diam sepanjang perjalanan didalam mobil."Kau tau kan Dad, aku sangat mencintai Lexie jadi aku tidak bisa marah padanya! Bagaimana jika kau saja yang aku marahi?""Apa kau ini Dam, memangnya aku salah apa sampai mau kau marahi? Ada-ada saja! Sudah tutup mulutmu!""Diam," teriak Damnatio.Membuat Stanley pun terkejut mendengar teriakan Damnatio."Kau harus aku marahi, kau itu kan laki-laki yang sering membuat mommyku merintih-merintih sepanjang malam, iya kan? Aku sering mendengarnya,""Iya, besok-besok mommymu bukan hanya aku buat merintih tapi menjerit-jerit,"Mendengar jawaban Stanley, Damnatio yang masih dalam pengaruh alkohol langsung menarik jaket Stanley, kedua tangannya itu mencengkram leher Stanley."Apa kau bilang? Kau benar-benar laki-laki jahat, aku akan menembakmu!""Anak ini benar-benar pemabuk yang pa
Disaat berusaha untuk mengejar Damnatio, saat hendak meminta pada salah satu supir pribadinya justru Lexie dihalangi oleh kedua anggota group Limson yang stay didepan pintu utama rumah tersebut."Apa ini?""Maaf nona, tapi Tuan Dam meminta kami agar menahan anda di rumah! ini sudah larut malam, sebaiknya anda kembali masuk kedalam dan beristirahat!""Tidak bisa, dia marah padaku! Bahkan sangat marah, aku harus menjelaskan padanya!""Percuma saja nona, Tuan Dam tidak ingin diganggu untuk saat ini!"Percuma saja melawan karena tenaga Lexie tidak mungkin kuat menerobos kedua anggota group Limson bertubuh besar itu! Akhirnya Lexie pun pasrah dan kembali masuk kedalam rumah.Didalam kamarnya, Lexie tidak ada henti-hentinya mengutuk dirinya sendiri dan merasa sangat bersalah pada Damnatio!"Aku harus bagaimana? Kak Dam pasti sangat membenciku sekarang, mommy! Iya, aku harus menelpon mommy!"Lexie pun mengambil handphone miliknya kemudian menelpon mommy Arabella, mommy Arabella yang baru saj
Dibawah sana kedua jari-jari Damnatio terus mengobok-obok bagian inti Lexie sementara satu tangannya lagi mulai menurunkan resleting celananya karena Damnatio sudah tidak sanggup lagi menahan gejolak nafsunya yang semakin meronta-ronta."Ah kak, sudah mau dimasukkan sekarang?""Ya, maafkan aku Lexie aku tidak akan membuatmu klimaks dengan jari-jariku, aku tidak sanggup lagi menahan birahiku sendiri!"Kedua jari itupun langsung dikeluarkan oleh Damnatio, dan detik selanjutnya ada pengganti yang bentuknya jauh lebih besar dan lebih panjang lagi ketimbang dua jari yang tadi memasuki miliknya, tubuh Lexie pun terhentak ketika lobak import yang berotot dan sudah sangat keras itu mulai ditekan semakin masuk kedalam lubangnya."Ouh ahhh Lexie, kau dapat merasakan milikku?""Yes ahh, kakak aku merasakannya ahhh terus kak sampai dalam,"Damnatio pun menekan habis lobak importnya hingga benar-benar mentok didalam sana, rasanya sungguh membuat Damnatio melayang-layang ke surga saat miliknya yang
Jari-jari tangan Damnatio memelintir-lintir kedua puting payudara Lexie yang sudah mengeras akibat terangsang oleh sentuhan-sentuhan yabg dilakukan oleh Damnatio, sambil kembali meraup bibir ranum Lexie jari-jari itu terus memainkan kedua puting Lexie hingga membuat tubuh Lexie meliuk-liuk keenakan.Seorang pelayan yang tadinya hendak membersihkan kaca-kaca di ruangan televisi yang letaknya menghadap langsung ke kolam renang, segera memalingkan wajahnya begitu tak sengaja melihat kegiatan yang tengah dilakukan oleh kedua majikannya didekat kolam renang.Buru-buru pelayan tersebut tidak jadi membersihkan kaca jendela yang berada disana, lalu pergi berlalu agar tidak menggangu kedua makhluk yang sama-sama tengah saling memberikan kenikmatan satu sama lain!"Beritahu semua pelayan agar tidak melakukan kegiatan apapun didekat kolam renang," ujar pelayan tadi pada sesama pelayan yang juga bekerja di rumah ini."Memang ada apa?""Pokoknya beritahu saja siapapun jangan ada yang mendekat kear
Saat tiba di kediaman mewahnya! Lexie buru-buru turun dari dalam mobil sementara mommy Arabella memutuskan untuk langsung melanjutkan perjalanan pulang ke rumahnya! Saking tidak sabarnya bertemu dengan Damnatio, Lexie berlarian masuk kedalam rumah berharap jika Damnatio sudah pulang dan menunggunya didalam kamar.Akan tetapi saat pintu kamarnya dibuka, tidak ada sosok Damnatio didalamnya karena masih penasaran Lexie pun mengelilingi rumah siapa tau Damnatio berada di ruangan lain."Nona, ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang pelayan yang kebetulan berpapasan dengan Lexie."Apa Tuan Dam sudah pulang?""Belum nona, sejak tadi saya tidak melihat Tuan Dam!""Baiklah,"Padahal sudah sangat merindukan Damnatio tapi rupanya Damnatio belum juga tiba di rumah, Lexie kemudian membuka layar handphonenya dan tidak mendapati pesan atau telepon masuk dari laki-laki pujaannya itu."Bahkan sekedar mengirimkan pesan saja dia tidak! Dasar so sibuk!" umpatnya.Karena penasaran dengan keberadaan Damna