Selena berbaring di tepi kolam mata air. Dia mengangkat tangannya untuk mengusap kepala Winnie dengan lembut dan tersenyum lembut kepadanya. "Anak baik, Ibu mau tidur sebentar."Winnie mengangguk. Dia menjatuhkan diri di atas rumput untuk mencium pipi Selena.Beberapa kupu-kupu kecil beterbangan di sekitar keduanya. Jika ada kamera yang merekam, hasilnya pasti akan sangat indah.Selena benar-benar mengantuk setelah bergadang selama beberapa hari. Itu sebabnya, dia berbaring di tepi kolam dan tertidur. Rambut panjangnya tergerai. Tanpa topeng yang menutupi wajahnya, kulitnya tampak kuning langsat dan jauh lebih cantik dari sebelumnya.Winnie juga patuh. Dia tidak mengganggu Selena dan hanya mengumpulkan tanaman obat di sekitar.Hewan-hewan kecil di pegunungan sangat menyukai Winnie. Bahkan, rusa kecil yang sering datang akan berbaring di depannya dan membiarkan Winnie mengelus-elusnya.Hari-hari yang sederhana dan indah.Tubuh Harvey lemah. Bagian terburuknya adalah penglihatannya belum
Kehidupan Michelle berjalan mulus. Satu-satunya hal yang tidak mulus mungkin hanya kehidupan cintanya saja.Sejak Harvey menyelamatkannya, Michelle sudah bersumpah untuk menikahi Harvey ketika dia dewasa nanti.Sejak kecil hingga dewasa, di mana pun Michelle berada, dia tidak pernah merasakan penderitaan. Setiap orang tunduk di hadapannya, memuja dan menghormatinya.Meskipun Michelle menginginkan bintang dan bulan di langit, ada orang yang akan memetik dan memberikannya padanya.Sekarang, dia benar-benar ditampar dua kali oleh seorang wanita, apa yang istimewa dari keahlian medisnya? Wanita itu sangat jelek. Bahkan, tidak sebanding dengan seruas jari tangannya sendiri.Michelle berlari ke tepian sungai dan memandangi wajahnya di air sungai yang jernih. Wanita itu menamparnya dengan begitu keras, wajahnya pasti membengkak karenanya.Dua tamparan hari ini, pasti akan dibalasnya seribu kali lipat!Michelle begitu asyik memandangi wajahnya, hingga sama sekali tidak menyadari bahaya yang me
Makin banyak ular yang bermunculan dari segala arah. Alex melemparkan Michelle dari punggungnya. Sebelum Michelle dapat menyadari apa yang terjadi, Alex sudah terlebih dahulu menekan kepala Michelle ke tanah dengan sekuat tenaga.Michelle menjadi sangat marah. "Apa yang kamu lakukan ...""Tutup mulutmu!" Alex memerintah dengan tegas dan langsung memohon. "Anak baik, berhentilah menyombongkan diri. Dia sudah menyadari kesalahannya dan nggak akan pernah berani melakukannya lagi. Tolong suruh ular-ular ini berhenti."Alex merendahkan suaranya dan mengancam Michelle, "Kalau kamu nggak mau mati, cepat minta ampun! Kalau nggak, hari ini kita nggak akan bisa keluar dari desa ini."Ssss ...Suara ular yang datang dan pergi makin terdengar jelas di hutan itu. Michelle belum pernah melihat situasi seperti ini sebelumnya. Dia juga tidak mengenakan pakaian pelindung apa pun hari ini.Michelle juga tidak peduli lagi dengan harga dirinya. Dia buru-buru memohon maaf sambil menangis, "Maaf, maaf. Tolo
"Dia memang bilang begitu, tapi hanya kalau Michelle nggak mau minta maaf. Padahal, waktu itu Michelle sudah meminta maaf, 'kan?"Chandra menggelengkan kepalanya. "Apa menurutmu Michelle benar-benar tulus meminta maaf waktu itu?""Kayaknya nggak masalah deh. Kalau benar Vanessa yang melakukan semua ini, apa yang harus kita lakukan?"Chandra menghela napas. "Siapa pun yang memulai suatu masalah, dia sendiri yang harus menyelesaikannya. Biarkan Michelle pergi meminta maaf secara langsung pada Nenek Wilma dengan sungguh-sungguh."Setelah berkata demikian, Chandra masuk ke dalam kamar. Harvey sedang berbaring di tempat tidur karena fisiknya yang lemah. Dia tidak mengetahui apa yang terjadi di luar sana.Setiap kali masuk, Chandra selalu memberitahukan dirinya terlebih dahulu, "Bos, ini aku.""Aku tahu." Harvey bisa mendengar suara langkah kaki kedua orang itu. Dia tidak selemah yang dibayangkan Chandra."Bagaimana keadaanmu hari ini, Bos?"Harvey memejamkan mata dan mengerutkan kening. "Ng
Pikiran Harvey penuh dengan kenangan akan tiap detail dari diri Selena pada hari itu. Tiba-tiba saja, muncul suatu pemikiran di benak Harvey.Bagaimana jika yang kemarin itu bukan mimpi, melainkan kenyataan yang benar-benar ada dan terjadi?Jika demikian, wanita yang ada di depan Harvey sekarang adalah Selena!Memikirkan hal tersebut, Harvey merasa begitu bersemangat hingga darahnya mendidih.Selena menggunakan stetoskop untuk memeriksa detak jantung Harvey.Selena mengerutkan kening dan bergumam dalam hati, "Kenapa detak jantungnya begitu cepat?"Selena menyelimuti Harvey. Kemudian, dia duduk di kursi dan menarik keluar salah satu lengan Harvey."Bernapaslah seperti biasanya, aku akan memeriksa denyut nadimu."Selena tidak tahu jika Harvey tengah diliputi kebahagiaan saat ini.Harvey mulai memikirkan segala sesuatu yang terjadi. Kenapa dokter terkenal ini datang tepat waktu, membantunya tanpa syarat apa pun dan bahkan rela bergadang selama tiga hari tiga malam guna meracik obat untuk
Saat saling cinta, dulu keduanya akan bergandengan tangan dengan erat, tidak menghiraukan penampilan, sifatnya bisa berubah, bahkan tatapannya pun saling terhubung tanpa orang lain sadari.Namun, satu-satunya hal yang tidak bisa diubah adalah ukuran tangan.Bagaimana bisa dia lupa dengan tangan yang sering digandengnya itu?Di telapak tangannya yang besar, tangan kecil Selena terasa sangat pas.Namun telapak tangan Selena tidak sehalus dulu, ada banyak kapalan, mungkin beberapa tahun ini hidupnya sulit.Tiba-tiba, Selena melepas tangan Harvey dengan kasar, sementara Harvey tampak merasa bersalah, "Maaf kalau aku melakukan sesuatu yang nggak sopan padamu, barusan aku teringat mantan istriku," jelasnya.Sambil menatap wajahnya, Selena mendapati bahwa ekspresi Harvey tidak berubah banyak, bahkan matanya juga tidak bersinar.Mungkin dirinya terlalu banyak berpikir."Nggak apa-apa.""Sebenarnya aku ini kenapa?""Kemungkinan besar efek sampingnya muncul karena dosisnya terlalu tinggi. Mulai
Usai meraih tangannya, Selena memeriksa jari Harvey dan mendapati sayatan panjang di ujung jarinya."Ini bukan apa-apa, aku sudah sering luka-luka, ini cuma luka kecil saja," ujar Harvey yang tidak peduli seraya menarik tangannya."Bentar."Selena buru-buru mengambil kotak obat dan menghentikan pendarahan."Selesai, usahakan dua hari ini nggak kena air. Sini aku bantu ke kasur.""Nggak usah, aku bisa sendiri kok."Harvey mendorongnya, kemudian kembali ke kasur dengan menyeret tubuhnya yang lemah.Sebenarnya dia juga ingin tetap dekat dengan Selena, tetapi Selena terlalu cerdas, karena dia akan mengetahuinya hanya dengan sedikit saja kecerobohan, makanya Harvey hanya bisa berusaha keras menahan diri, berpura-pura tidak mengenalnya dan sengaja menjaga jarak.Dengan kesal, Selena mengernyit, "Mau laki-laki atau perempuan itu sama saja, di sini cuma ada dokter dan pasien. Kalau kamu bersikeras menjaga jarak denganku, aku nggak akan mendetoksifikasi racunmu," jelasnya.Sementara itu, Harvey
Selama ini, Harvey menganggapnya seperti anak kecil, dia menjaga sebisanya. Waktu itu, dia tidak sengaja menyelamatkannya, tidak disangka malah akan terlibat dengannya.Dulu saat hendak pergi bertugas, Winnie bersikeras ingin ikut. Waktu itu karena melihatnya masih muda dan berpikir dia ingin berlatih demi mempersiapkan promosinya di masa depan, dan juga karena dia melakukan transfusi darah pada saat-saat kritis, Harvey berniat untuk membantunya.Seiring bertumbuh dewasa, perasaan Winnie terhadap dirinya menjadi semakin jelas, kemudian Harvey pun memberitahunya bahwa dia sudah menikah.Sesudah berusaha untuk tenang selama beberapa tahun, Winnie mulai mencari masalah lagi semenjak perceraiannya menjadi perbincangan hangat.Mau sekeras apapun Harvey menolak, dia tetap mengikutinya.Kesabaran Harvey kali ini sudah habis, bahkan perasaannya yang menghargai Winnie karena telah menolongnya juga dihiraukannya."Bos, sakitnya sudah separah ini, kalau nggak diobati dan cuma diantar pulang, damp