Bukan, bukan. Alur cerita macam apa ini?Awalnya, Selena mengira ketika Harvey melihat dirinya, Harvey akan patuh dan membiarkan Selena memeriksanya. Apa maksud Harvey dengan menciumnya begitu mereka bertemu?Selain itu, baru sehari lalu Chandra meminumkan obat kepada Harvey melalui mulutnya. Itu sebabnya, Selena merasa tidak nyaman.Entah kenapa, Selena merasa jika dia sudah menciptakan bencana bagi dirinya sendiri."Harvey, lepaskan aku!"Harvey seperti koala yang memeluk Selena dengan erat, sama sekali tidak ingin melepaskannya. "Seli, tahukah kamu berapa lama aku mencarimu? Aku memikirkanmu sepanjang hari. Aku benar-benar bodoh. Seandainya aku tahu kamu akan menghilang tanpa jejak, harusnya sejak awal aku nggak pernah membiarkanmu pergi."Selena terkejut. Pantas saja dia merasa kepergiannya saat itu begitu lancar.Ternyata begitu dirinya pergi, ada orang yang langsung mengejarnya. Harvey mengetahui rencananya selama ini.Jika Harvey ingin menghentikannya, dia bisa saja menghentikan
Dengan susah payah, akhirnya Selena berhasil mengalihkan perhatiannya dari perut Harvey yang berotot itu. Selena mengamati dengan saksama. Kemudian, dia mengeluarkan stetoskop untuk mendengarkan detak jantung Harvey."Seli, apa yang dingin-dingin ini?" tanya Harvey sambil berbisik. "Kenapa mimpi ini begitu nyata?""Sst, jangan bicara." Selena terlalu malas untuk menjelaskan.Setelah selesai mendengarkan detak jantung Harvey, Selena membuka mata Harvey dan mengamati kondisi matanya. Pupil mata Harvey tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan sedikit pun. Sulit untuk memperkirakan kondisi di dalamnya melalui visual. Satu-satunya cara adalah menyembuhkan racunnya dan membiarkan Harvey pergi keluar untuk melakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat.Selama racunnya bisa ditawarkan, organ lainnya akan pulih secara perlahan-lahan.Harvey buru-buru menutup mulutnya. Meskipun dia tahu ini semua hanya mimpi, jika bisa membuat Selena tinggal lebih lama, setidaknya dia bisa memiliki lebih banyak k
Selena memikirkan masa-masa awal pernikahannya dengan Harvey. Harvey selalu berdiam diri. Bahkan, di tempat tidur, Harvey hanya fokus pada pekerjaannya. Dia jarang menunjukkan ekspresinya, apalagi mengungkapkan perasaannya sendiri.Jika bukan karena Harvey selalu membuat dirinya terlalu lelah sampai tidak bisa bangun dari tempat tidur, Selena pasti akan meragukan apakah Harvey benar-benar menyukainya.Harvey selalu menyembunyikan semua perasaannya di dalam hati dan tidak membiarkan siapa pun mengetahuinya.Setelah melewati perdebatan selama beberapa tahun, posisi mereka berdua tampaknya telah tertukar.Selena menyembunyikan semua perasaannya, sementara Harvey justru menjadi sangat rendah hati.Harvey tidak lagi menyembunyikan perasaannya.Harvey layaknya seekor anjing besar yang suka menempel dan penuh gairah. Dia mengetahui setiap bagian sensitif di tubuh Selena.Bibir yang basah itu bergerak turun dari leher dan meninggalkan jejak air."Seli, aku merindukanmu. Memikirkanmu membuatku
Chandra menjawab tanpa daya, "Ini aku, Bos."Harvey mengulurkan tangan dan meraba-raba. "Mana Seli?""Bos mimpi lagi.""Mimpi?" Harvey mengerutkan kening. Akan tetapi, kenapa dia merasa jika mimpi itu begitu nyata. Saking nyatanya, hingga Harvey bisa merasakan dengan jelas elastisitas, tekstur, dan suhu kulit Selena. Suara Selena juga sepertinya masih terdengar di telinganya."Ya. Nyonya mungkin masih berada di tempat yang sangat jauh dari sini. Bagaimana mungkin dia bisa muncul di sini?"Harvey merasa hampa di dalam hati. Seolah-olah dia baru saja mendapatkan harta yang diperolehnya dengan susah payah. Namun, pada akhirnya, dia menyadari jika semua ini hanya mimpi belaka.Harvey menundukkan kepalanya. Bibirnya menyunggingkan senyuman getir yang penuh keputusasaan. "Ya. Mana mungkin aku benar-benar bisa bertemu dengannya?""Makanlah sesuatu kalau sudah bangun." Terdengar suara dingin Selena.Baru pada saat itulah Harvey menyadari jika selain Chandra, masih ada dokter itu di sini. Apa d
Chandra pun menjelaskan, "Dia itu seorang dokter yang sangat terkenal. Dia nggak selalu tinggal di desa ini. Bos sendiri juga nggak mengenakan topeng di wajah. Jadi, nggak aneh kalau dia bisa mengenal Bos."Harvey agak mengerutkan kening. "Begitu ya?""Yah, mungkin dokter terkenal memang agak sombong." Chandra juga menambahkan. "Tapi, dia berusaha keras untuk menyembuhkan racunmu."Harvey merasakan perasaan yang tidak dapat diungkapkan. Dia selalu merasa sikap dokter itu berbeda dari orang biasa.Mungkin dia saja yang berpikiran macam-macam.Melihat Harvey hidup kembali, mata Michelle memerah dan dia ingin berlari menghampirinya. "Kak Owen, aku sangat mengkhawatirkanmu."Harvey sengaja bergeser sedikit ke samping, menghindari pelukan Michelle. "Aku baik-baik saja. Aku juga sudah menghabiskan banyak waktumu. Aku harus tinggal di sini untuk perawatan selanjutnya. Kamu pulang saja."Mulut Michelle menganga karena terkejut. Dia datang dengan susah payah. Namun, kalimat pertama yang diucapk
Selena menatap dingin pada semua orang, "Aku nggak peduli siapa kalian. Setelah datang ke desa ini, kalian harus mengikuti aturan desa ini. Kalau nggak mau, silakan pergi dari sini!"Afraska menahan Michelle yang pemarah ini. "Nak, berhentilah membuat masalah. Ini bukan di Kota Arama. Lagi pula, bukankah kamu ingin menyelamatkan bocah itu? Apa kamu benar-benar ingin menyinggung satu-satunya dokter yang bisa menyelamatkannya?"Demi Harvey, Michelle pun dengan enggan menghampiri Wilma dan berkata, "Nenek Wilma, ini semua salahku. Beberapa hari ini aku agak gelisah dan marah karena memikirkan racun Kak Owen. Kuharap Nenek mau memaafkanku."Wilma sudah berusia 80 tahun. Dia sama sekali tidak peduli dengan apa yang dikatakan seorang gadis kecil.Wilma hanya menatapnya dingin dan berkata, "Gadis kecil, jaga dirimu baik-baik."Selena menopang Wilma dan pergi tanpa melihat lagi pada yang lainnya.Michelle menatap tajam bagian belakang kepala Selena, sambil meraba wajahnya yang memerah akibat d
Selena berbaring di tepi kolam mata air. Dia mengangkat tangannya untuk mengusap kepala Winnie dengan lembut dan tersenyum lembut kepadanya. "Anak baik, Ibu mau tidur sebentar."Winnie mengangguk. Dia menjatuhkan diri di atas rumput untuk mencium pipi Selena.Beberapa kupu-kupu kecil beterbangan di sekitar keduanya. Jika ada kamera yang merekam, hasilnya pasti akan sangat indah.Selena benar-benar mengantuk setelah bergadang selama beberapa hari. Itu sebabnya, dia berbaring di tepi kolam dan tertidur. Rambut panjangnya tergerai. Tanpa topeng yang menutupi wajahnya, kulitnya tampak kuning langsat dan jauh lebih cantik dari sebelumnya.Winnie juga patuh. Dia tidak mengganggu Selena dan hanya mengumpulkan tanaman obat di sekitar.Hewan-hewan kecil di pegunungan sangat menyukai Winnie. Bahkan, rusa kecil yang sering datang akan berbaring di depannya dan membiarkan Winnie mengelus-elusnya.Hari-hari yang sederhana dan indah.Tubuh Harvey lemah. Bagian terburuknya adalah penglihatannya belum
Kehidupan Michelle berjalan mulus. Satu-satunya hal yang tidak mulus mungkin hanya kehidupan cintanya saja.Sejak Harvey menyelamatkannya, Michelle sudah bersumpah untuk menikahi Harvey ketika dia dewasa nanti.Sejak kecil hingga dewasa, di mana pun Michelle berada, dia tidak pernah merasakan penderitaan. Setiap orang tunduk di hadapannya, memuja dan menghormatinya.Meskipun Michelle menginginkan bintang dan bulan di langit, ada orang yang akan memetik dan memberikannya padanya.Sekarang, dia benar-benar ditampar dua kali oleh seorang wanita, apa yang istimewa dari keahlian medisnya? Wanita itu sangat jelek. Bahkan, tidak sebanding dengan seruas jari tangannya sendiri.Michelle berlari ke tepian sungai dan memandangi wajahnya di air sungai yang jernih. Wanita itu menamparnya dengan begitu keras, wajahnya pasti membengkak karenanya.Dua tamparan hari ini, pasti akan dibalasnya seribu kali lipat!Michelle begitu asyik memandangi wajahnya, hingga sama sekali tidak menyadari bahaya yang me