Cuaca sangat panas, matahari bagaikan bola api yang memanggang permukaan bumi.Dengan suara berderit, sebuah pintu kayu dibuka.Hansen keluar dengan lesu, Chandra pun segera bertanya, "Bagaimana?""Kurang baik. Aku sudah mengambil sampel darah untuk diperiksa, kali ini Tuan Harvey terkena racun langka. Racun ini seharusnya adalah racun yang diekstraksi dari beberapa jenis racun mematikan.""Bisakah kamu mengetahui jenis racunnya?""Aku sudah menghubungi laboratorium untuk lembur dan mempercepat tesnya. Meskipun hasil tesnya keluar, mungkin solusinya nggak ada. Untuk sementara, aku hanya bisa menyuntikkannya obat untuk memperlambat racunnya mencapai jantung. Bukankah Tuan Harvey biasanya sangat berhati-hati? Kenapa kali ini dia ceroboh sekali?"Alex menghela napas. "Ini semua ulah para bedebah itu, mereka sengaja mencari wanita yang mirip dengan Nyonya. Kamu tahu sendiri, selama beberapa tahun ini Bos memang nggak mengatakan apa-apa, tapi sebenarnya dia sudah gila karena rindu pada Nyon
Desa Paisley adalah sebuah desa kuno yang terletak di pinggiran hutan primitif. Tempat ini tidak berada di bawah yurisdiksi negara mana pun, karena di sekitarnya terdapat banyak tanaman dan serangga beracun. Jarang juga ada orang yang mengganggu tempat ini.Waktu itu, Afraska secara kebetulan dibawa oleh gurunya ke dalam Desa Paisley. Dia masih ingat cara masuk ke desa tersebut.Di luar desa terdapat lapisan kabut beracun, sementara di sebelah utaranya terdapat tebing dan jurang.Jika orang biasa sembarangan masuk ke desa itu, maka orang itu akan mati entah karena digigit hewan berbisa atau keracunan oleh kabut beracun.Dengan persiapan yang telah lebih dulu disiapkan oleh Afraska, semua orang mengenakan pakaian pelindung dan masker gas. Mereka mengangkat Harvey dan dengan berani memasuki tempat tersebut.Kondisi Harvey makin memburuk, dia makin tidak sadarkan diri.Kembali ke tempat aneh seperti ini, Alex juga merasa cemas.Meskipun dia memakai perlengkapan lengkap, dia masih bisa mel
Kabut, hutan, ular raksasa dan seorang anak perempuan.Seberkas cahaya jatuh melewati pohon raksasa di atas dan menyinari tubuh gadis kecil itu.Kulitnya sangat putih, wajahnya kecil dan cantik. Yang paling istimewa adalah matanya yang berwarna hijau! Wajahnya sangat cantik dan mirip dengan wajah orang barat.Anak itu mengenakan pakaian berwarna cerah dengan gaya kuno. Anehnya, dia tidak memakai alas kaki dan hanya berjalan dengan kaki telanjang.Kakinya dihiasi dengan dua gelang yang terbuat dari benang sutra berwarna-warni, di gelang tersebut juga terdapat beberapa lonceng kecil.Gadis kecil ini sangat cantik dan berwajah seperti orang dari barat, tetapi dia memancarkan aura yang kuno dan misterius.Dia duduk tinggi di atas ular merah besar tersebut, wajahnya tidak menunjukkan kepolosan yang biasa dimiliki anak seusianya. Akan tetapi di samping keangkuhannya, dia tampak mulia seperti seorang dewi musik.Apalagi, cahaya yang jatuh di atas tubuhnya membuatnya terlihat lebih suci.Dia s
Meskipun kecil, dapat dilihat bahwa anak ini memiliki posisi yang tinggi di antara anak-anak desa. Penduduk desa yang lewat akan dengan sendirinya menyapa anak tersebut.Chandra menyadari bahwa orang-orang tidak memperlakukan gadis kecil itu seperti anak-anak, mereka semua memiliki ekspresi penuh hormat. Mereka berdiri tegak seolah-olah sedang menghormatinya, lalu memanggil, "Nona."Gadis kecil itu hanya menganggukkan kepalanya dengan lembut, tetapi dia masih tidak berbicara.Mereka semua mengikutinya ke sebuah hutan bambu. Sesampainya di sana, dia memberi isyarat kepada mereka untuk berhenti dan menunggu.Kemudian dia pun masuk ke dalam hutan bambu seorang diri. Di samping hutan bambu, ada sebuah sungai kecil dengan jembatan batu yang sangat indah.Tidak jauh dari sana, terdapat sebuah pohon yang sangat besar dan tua. Pohon tua itu tampak telah hidup selama ratusan tahun.Di pohon tersebut, tergantung beberapa pita merah. Di ujung pita diikatkan lonceng kecil yang berdenting saat angi
Michelle menyadari perubahan ekspresi Wilma dan segera berkata, "Nenek Wilma, apakah Nenek mengenalnya?"Wilma menatap wajah Michelle dan Harvey dengan ragu. "Apa hubungan kalian berdua?"Michelle segera menjawab sebelum Chandra dan yang lainnya sempat membuka mulut, "Aku adalah tunangannya, tolong selamatkan dia! Dia sangat penting bagiku, aku nggak bisa hidup tanpanya. Kalau perlu darah, ambillah darahku. Golongan darah kami sama."Chandra dan yang lainnya mengerutkan kening, mereka semua merasa bahwa jawaban Michelle kurang pantas. Akan tetapi, saat ini nyawa Harvey sedang dalam bahaya. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk menjelaskan hal-hal ini."Kamu sangat mencintanya?" Wilma lanjut bertanya.Entah apakah ini hanya imajinasi Afraska atau tidak, tetapi sejak tadi, rasanya ada yang tidak beres dengan raut wajah Wilma."Ya, aku sudah mencintainya selama bertahun-tahun. Walaupun aku harus mengorbankan nyawaku, aku akan menyelamatkannya.""Pasangan yang malang." Wilma hampir bertepu
Michelle terbelalak, bagaimana bisa Nenek Wilma tidak mengikuti pola yang dia duga?"Apa lihat-lihat seperti itu? Kamu pikir kamu sedang berakting di drama televisi?" Wajah Wilma menunjukkan sarkasme. "Cepat pergi, jangan kotori tempatku."Sambil berbicara, dia menutup mata Winnie. "Jangan lihat, matamu bisa kotor."Michelle kembali dengan tubuh basah kuyup dan memaki dengan keras, "Apa-apaan wanita tua aneh itu? Kalau nggak mau menolong, ya sudah. Apa yang dia siramkan padaku? Kenapa bau sekali?"Alex menutup hidungnya dan menjauh. "Kak Michelle, sebaiknya kamu menjauh. Sepertinya ini urine yang sudah lama disimpan, jangan sampai Bos pingsan karena baunya."Michelle rasanya ingin menangis tanpa air mata. "Urine? Bagaimana bisa dia menyiramku dengan urine!"Afraska agak tak berdaya. "Urine di sini sepertinya digunakan untuk mengusir roh jahat.""Nggak, dia menggunakan urine untuk mengusirku? Aku ini manusia hidup!""Tapi ini semua karena omong kosongmu! Bibi Wilma berbicara dengan sang
Melihat ini, Hansen segera berkata dengan sopan, "Nak, apa kamu punya cara untuk menyelamatkannya?"Winnie menggelengkan kepalanya, lalu mengisyaratkan sesuatu dengan tangannya. Hansen bisa menebak sebagian maksudnya. "Kamu bilang kamu nggak bisa, tapi ada seseorang yang bisa?"Winnie mengangguk lagi."Siapa? Apakah itu Nenek Wilma?"Winnie menggelengkan kepalanya, kali ini Hansen dapat memahami gerakan isyarat yang dia lakukan. "Orang yang kamu bicarakan ini adalah ibumu?"Winnie mengangguk.Mata Hansen langsung berbinar, dia pun cepat-cepat bertanya, "Lalu di mana ibumu sekarang?"Winnie mengisyaratkan sesuatu dengan tangannya lagi."Kamu bilang dia pergi ke tempat yang jauh dan nggak tahu kapan dia akan kembali? Bagaimana ini? Bos hanya memiliki waktu sehari. Winnie, bisakah kamu mencari cara untuk memperpanjang waktu hidupnya? Dengan begitu, kami juga bisa menunggu ibumu kembali."Winnie menatap Harvey. Pendengaran Harvey juga telah terpengaruh racun dan bermasalah, seperti ada ket
Winnie mengatupkan bibirnya dan tidak menjawab. Wilma meraih tangan Winnie dan mengelus kepalanya. "Anak malang, kamu harus tahu bahwa dulu ibumu harus berjuang untuk meninggalkannya. Kalau pria itu tahu bahwa kamu dan ibumu masih hidup, dia pasti akan mengurung ibumu lagi. Apakah kamu ingin seperti itu?"Winnie menggelengkan kepalanya."Kalau begitu kamu harus pura-pura nggak mengenalnya. Pokoknya, ibumu nggak ada di desa ini. Apakah dia bisa bertahan dari bencana ini atau nggak, itu tergantung pada nasibnya sendiri."Wilma menghela napas. "Di masa lalu, ibumu telah menderita banyak kesulitan, terutama saat melahirkanmu. Waktu itu dia hampir kehilangan nyawanya. Kamu harus bersyukur pada ibumu, hargailah hidup yang didapatkan dengan susah payah ini."Winnie dengan patuh mengangguk.Anehnya setelah Harvey meminum darah Winnie, dalam beberapa saat, dia dapat merasakan bahwa mata dan telinganya sedikit membaik. Bahkan, dia bisa mengeluarkan suara-suara sederhana.Sebelumnya setiap jam, g